Anda di halaman 1dari 7

TUGAS : Individu

MATA KULIAH : KTI


DOSEN : Ricky.Z

Oleh :
NAMA : ASHAR ARIANDI
NIM : 19.004

PROGRAM D III KEPERAWATAN


YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR
2021/2022
Pendahuluan
Saat ini mulai banyak pemberitaan tentang adanya beberapa kasus plagiarisme yang

terjadi di lingkup perguruan tinggi dengan pelaku mahasiswa bahkan dosen sekalipun.

Tindakan plagiarisme ini tentu bukan hal yang bisa disepelekan, tindakan ini dapat

berdampak besar bagi pelakunya dan dapat mencoreng nama kita dalam dunia akademis.

Selain itu, kini hasil karya ilmiah ataupun penelitian akan dicurigai atau diragukan

keasliannya berkat banyaknya tindakan-tindakan tidak terpuji ini di kalangan masyarakat

akademis.

Kasus-kasus ini tentu saja harus menjadi perhatian kita dan menjadi tanggung jawab

kita agar plagiarisme ini dapat terhindarkan sehingga orang-orang yang berada di lingkup

akademis mampu membuat sebuah karya tulis tanpa unsur jiplakan dari karya orang lain

sehingga karya tulis yang dibuat tersebut menjadi suatu karya yang berkualitas.

Untuk menghindarkan diri dari unsur-unsur jiplakan/plagiat tersebut, perlu adanya

pemahaman dan pengetahuan bersama terkait plagiarisme tersebut. Mengakui dan

menghormati karya orang lain dengan menyebutkan sumber rujukan adalah suatu keharusan

dalam membuat suatu karya ilmiah. Kita juga perlu jujur apabila ide ataupun gagasan yang

kita pakai adalah terinspirasi dari karya ilmiah milik orang lain.

Maka dari itu, pembuatan buku Plagiarisme ini dirasa sangat dibutuhkan untuk

membantu khususnya masyarakat akademis dalam pengetahuan dan pemahaman tentang

plagiarisme.
CARA MENGHINDARI PLAGIARISME

tindakan tersebut dapat terjadi, diantaranya adalah karena kurangnya pengetahuan seseorang

dalam hal melakukan parafrase, malasnya seseorang untuk membaca untuk menganalisis

sumber referensi yang dipakai sehingga memicu adanya copyandpaste, dan sedikitnya

waktu yang dipunya untuk membuat karya ilmiah orang tersebut. Walaupun demikian, kita

tetap harus mencegah agar tindakan-tindakan plagiarisme tersebut dapat hilang dari kebiasaan

masyarakat khususnya masyarakat akademisi.

Untuk menghindari diri dalam melakukan tindakan-tindakan plagiarisme, berikut

pencegahan yang dapat dilakukan bersumber dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 6 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan

tinggi yang berisi sebagai berikut:

1.Pimpinan Perguruan Tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik

mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang ditetapkan oleh senat

perguruan tinggi/ orang lain yang sejenis, yang antara lain berisi kaidah

pencegahan dan penanggulangan plagiat.

2.Pimpinan Perguruan Tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya

selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni yang dikembangkan oleh

perguruan tinggi.

3.Pimpinan Perguruan Tinggi secara berkala mendiseminasikankode etik

mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai

agar tercipta budaya antiplagiat.

Selain itu juga beberapa pencegahan dapat dilakukan sebagai berikut yang bersumber

dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 7 tentang

pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi yang berisi:


1.Pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi harus

dilampirkan pernyataan yang ditandatangani oleh penyusunnya bahwa:

a.Karya ilmiah tersebut bebas plagiat

b.Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah tersebut,

maka penyusunnya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2.Pimpinan perguruan tinggi wajib mengunggah secara elektronik semua karya

ilmiah mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang telah dilampiri

pernyataan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) melalui portal Garuda

(Garba Rujukan Digital) sebagai titik akses terhadap karya ilmiah

mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan Indonesia, atau portal lain yang

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.

Bentuk pencegahan tindakan plagiarisme juga dapat dilakukan dalam bentuk lain,

yaitu dengan melakukan hal-hal berikut:

1.Teknik parafrasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa berarti pengungkapan kembali

suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi tuturan yang lain

tanpa mengubah pengertian, atau dapat juga memiliki arti sebagai penguraian

kembali suatu teks (karangan) dalan bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan

maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi. Definisi tersebut

mengartikan bahwa teknik parafrasa ini memungkinkan untuk seorang penulis

karya ilmiah menyebutkan tuturan yang berbeda dengan sumber yang dibacanya

namun makna dari gagasan tersebut tidak berubah dan mempunyai makna yang

sama. Teknik parafrasa ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

a.Membaca dan memahami seluruh isi dan tema dari sumber gagasan.

b.Membuat ide pokok yang ada pada setiap paragraf lalu mencatat ide-ide yang

telah ditemukan.

c.Pahami makna tersurat dan tersirat dari sumber bacaan.

d.Membedakan fakta-fakta dan wacana yang ada dalam sumber bacaan.

e.Tulislah kembali ide-ide dan inti tulisan dengan kalimat yang lebih sederhana

serta dapat mudah dipahami dan masih memiliki makna yang sama dengan

sumber gagasan.

f.Cantumkan sumber tulisan pada daftar pustaka.

Berikut adalah contoh penggunaan teknik parafrasa.


yang bahkan tidak dapat mereka kunjungi, termasuk laut yang paling dalam dan

.”

Parafrasa : Melalui internet, semua orang dapat berkeliling kemanapun tanpa

terkecuali termasuk laut dalam dan luar angkasa (Irene, 2019).

Hasil dari teknik parafrasa dapat membantu kita untuk menhindari tindakan-

tindakan plagiasi, sehingga kita memerlukan banyak latihan untuk menggunakan

teknik parafrasa yang baik.

2.Membuat kutipan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kutipan berarti pengambilalihan satu

kalimat atau lebih dari karya lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh

argumen dalam tulisan sendiri. Namun, ada beberapa hal yang patut kita

perhatikan dalam melakukan kutipan, yaitu sebagai berikut:

a.Memilih tulisan yang penting dan diperlukan untuk dikutip.

b.Mempertimbangkan jenis kutipan yang akan dibuat (Kutipan langsung/tidak

langsung).

c.Sebaiknya tidak menggunakan banyak kutipan langsung.

Jenis kutipan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

a.Kutipan langsung

Kutipan jenis ini berisi tulisan yang sama/identik dengan sumber rujukannya,

kutipan ini harus diapit oleh tanda petik dua/kutip (“...”) yang diikuti oleh nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman yang
menggunakan tanda

kurung.

Contoh kutipan langsung:

“Internet mampu membawa orang berkeliling ke tempat-tempat yang bahkan

tidak dapat mereka kunjungi, termasuk laut yang paling dalam dan luar
Atau menulis nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman yang

menggunakan tanda kurung sebelum kutipan seperti berikut:

(Irene, 2019:05-09) “Internet mampu membawa orang berkeliling ke tempat-

tempat yang bahkan tidak dapat mereka kunjungi, termasuk laut yang paling

dalam dan luar angkasa.”

b.Kutipan tidak langsung

Kutipan jenis ini berisi tulisan yang hanya mengandung kesimpulan/ringkasan

dari tulisan rujukannya dengan menggunakan bahasa yang lebih sederhana.

Kutipan ini dibuat menjadi sebuah kalimat yang tidak diapit oleh tanda petik

dua/kutip (“...”) yang kemudian mencantumkan sumber rujukan.

Contoh kutipan langsung :

Melalui internet, semua orang dapat berkeliling kemanapun tanpa terkecuali

termasuk laut dalam dan luar angkasa (Irene, 2019).

Atau mendahulukan sumber rujukan yang diikuti dengan kalimat kutipan,

seperti berikut:

(Irene,2019) berpendapat bahwa melalui internet, semua orang dapat

berkeliling kemanapuntanpa terkecuali termasuk laut dalam dan luar

angkasa.

Penggunaan software pencegahan plagiarisme

II.Penggunaan software pencegah plagiarism.

Dalam penulisan karya ilmiah sangat dibutuhkan referensi sebagai bahan acuan dalam

menyusun karya ilmiah. Kegiatan mengambil bahan dari hasil karya orang lain disebut

mengutp atau mensitasi. Bagian yang diambil biasanya berupa argument, ide, Analisa,

ataupun hasil penelitiannya. Dalam penyusunan karya ilmiah mensitasimemiliki peran

penting untuk mendukung argument yang digunakan. Sitasi dapat diambil dari berbagai

sumber, baik itu jurnal, artikel, buku, dan lain-lain. Tetapi perlu diingat ketikka mengambil

ide, hasil penelitian, maupun argumen orang lain harus dicantumkan asal-usul kutipan yang

digunakan sejelas-jelasnya dalam daftar pustaka. Tujuan dari penulisan sitasi dan daftar

pustaka selain menguatkan argument juga untuk menghindari plagiarisme.

Mendeley adalah sebuah perangkat lunak yang dikembangkan Elsevier yang digunakan untuk

mengelola, membagi Mendeley adalah sebuah perangkat lunak yang dikembangkan Elsevier yang digunakan untuk

mengelola, membagi dan mencari karya tulis ilmiah yang dikerjakan secara online. Mendeley

tersedia dalam bentuk web, desktop dan aplikasi. Ketiganya bisa terintegrasi dalam satu

pekerjaan penelitian baik perseorangan maupun kelompok.

mencari karya tulis ilmiah yang dikerjakan secara online. Mendeley

tersedia dalam bentuk web, desktop dan aplikasi. Ketiganya bisa terintegrasi dalam satu
pekerjaan penelitian baik perseorangan maupun kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Wijaya. H (2018). Pencegahan plagiarisme sebagai trobosan inovasi pendidikan dalam publikasi karya ilmia. Skripsi
online.1(3). 295-308.

Muchisin,R.(2019),anti plagiarisme dan menghidari pagiarisme https://www.kajianpustaka.com/2019/02/pagiarisme.html

Anda mungkin juga menyukai