Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN GOLDEN STANDAR STROKE

CT-scan dan MRI


Kemajuan dalam teknologi CT scan dan MRI telah sangat meningkatkan derajat
keakuratan diagnosis stroke iskemik akut. CT scan merupakan pemeriksaan baku
emas untuk membedakan infark dengan perdarahan. Apabila dilakukan kombinasi
pemeriksaan CT perfusi dan angiografi CT dalam 24 jam setelah awitan stroke, maka
terjadi peningkatan derajat akurasi dalam penentuan lokalisasi secara dini, lokalisasi
vaskular, dan diagnosis etiologi. Namun pembedaan antara kausa embolus dan
trombus pada stroke iskemik masih sulit dilakukan.
Diffusion wighted imaging ( DWI )
Yang didasarkan pada deteksi gerakan acak proton dalam molekul air adalah
penyempurnaan teknologi MRI. Gerakan ini terbatas dalam sel tetapi tidak terbatas
diruang ekstrasel. Pada stroke, saat jaringan saraf mengalami iskemia, integritas
membran sel terganggu sehingga kebebasan molekul air bergerak menjadi terbatas.
Berdasarkan perubahan terhadap gerakan molekul ini jaringan saraf yang mengalami
cedera dapat dideteksi dengan DWI, yg memperlihatkan daerah daerah yg
mengalami infark sebagai daerah putih terang. Teknik ini sangat sensitif, dapat
mengungkapkan kelainan perfusi pada lebih dari 95% pasien yang terbukti mengidap
stroke. Teknik ini sangat bermanfaat dalam identifikasi dini lesi lesi akut sehingga
jumlah, ukuran, lokasi, dan teritori vakular lesi otak dapat ditentukan. Terdapat
banyak bukti bahwa DWI juga bermanfaat dalam mendiagnosis cedera stroke
sekunder tipe lambat yang mungkin tidak memperlihatkan kelainan pada pemeriksaan
pencitraan yg dilakukan dalam beberapa jam pertama setelah serangan klinik iskemi
otak akut.
Perfusion weigted imaging ( PWI )
Adalah pemindahan sekuensial selama 30 detik setelah penyuntikan gadolinium.
Daerah daerah otak yang kurang mendapat perfusi akan lambat memperlihatkan
pemunculan zat warna kontras yg disuntikkan tersebut, dan aliran darah yang lambat
tampak putih. Pemindahan serial dapat mengungkapkan tiga tipe pola yg berlainan :
reperfusi dini, reperfusi lambat, dan defisit perfusipersisten
Analisis laboratorium
Mencakup urinalisis, laju endap darah ( LED ), panel metabolik dasar ( natrium.
kalium, klorida, bikarbonat, glukosa, nitrogen urea darah, dan kreatinin ), profil lemak
serym, dan serologis untuk sifilis. Pada pasien yg dicurigai mengalami stroke iskemik,
panel laboratorium yang mengevaluasi keadaan hiperkoagulasi termasuk perawatan

standar. Pemeriksaan yg lazim dilakukanadalah protrombin dengan rasio normalisasi


internasional ( INR ), waktu trmboplastin parsial, dan hitung trombosit. Pemeriksaan
lain yg dilakukan adalah antibodi antikardiolipin, protein C dan S, antitrombin III,
plasminogen faktor V leiden, dan resistensi protein C aktif
Pemeriksaan sinar-X toraks
Merupakan prosedur standar karena pemeriksaan ini dapat mendeteksi pembesaran
jantung ( kardiomegali ) dan infiltrat paru yg berkaitan dengan gagal jantung
kongestif.
Pungsi Lumbal
Melibatkan pemeriksaan CSS yg sering memberi petunjuk bermanfaat tentang kausa
stroke terutama apabila pasien datang dalam kedaan tidak sadar dan tidak dapat
memberikan anamnesis. Sebagai contoh, mungkin terdapat darah diCSS pada stroke
hemoragik, terutama pada perdarahan subaraknoid. Informasi yg akan diperoleh harus
ditimbang terhadap resiko melakukan punksi lumbal pada pasien koma. Yaitu pada
peningkatan TIK penurunan mendadak tekanan CSS ditingkat spinal bawah dapat
memicu gerakan kebawah isi kranium disertai herniasi kedalam batang otak dan
kematian mendadak.
Ultrasonografi karotis
Terhadap arteri karotis merupakan evaluasi standar untuk mendeteksi gangguan aliran
darah karotis dan kemungkinan memperbaiki kausa stroke
Angiografi Serebrum
Dapat memberi informasi penting dalam mendiagnosis kausa dan lokasi stroke.
Secara spesifik, angiografi serebrum dapat mengungkapkan lesi ulseratif, stenosis,
displasia fibromuskular, fistula atriovena, vaskulitis, dan pembentukan trombus
dipembuluh darah besar. Saat ini angiografi serebrum dianggap merupakan cara
paling kaurat untuk mengidentifikasi dan mengukur stenosis arteri arteri otak,
namun kegunaan metode ini agak terbatas, oleh penyulit yg dapat terjadi pada hampir
12% pasiennyg dicurigai mengidap stroke.
Droppler transkranium
Ultrasonografi yg menggabungkan citra dan suara, memungkinkan kita menilai lairan
didalam arteri dan mengidentifikasi stenosis yg mengancam aliran keotak. Teknologi
ini disebut juga transcranial droppler ( TCD), juga dapat digunakan untuk menilai
aliran darah kolateral, dan CBF total diaspek anterior dan posterior sirkulus wilisi.
Pemindaian dengan positron emission tomography
Dapat mengidentifikasi seberapa besar suatu daerah diotak menerima dan
memetabolisme glukosa serta luas cederadengan demikian daerah daerah yang
perfusinya berkurang dapat diidentifikasi
Ekokardiogram transesofagus

Sangat sensitif dalam mendeteksi sumber kardioembolus potensial dan telah menjadi
komponen rutin dalam evaluasi stroke iskemik apabila dicurigai kausa stroke adalah
kardioembolus tetapi fibrilasi atrium sudah disingkirkan sebagai penyebab embolisasi

Anda mungkin juga menyukai