SEMESTER III
PRAKTIKUM I
Identifikasi Tikus dan Pinjal
A. TUJUAN
1.
Tujuan Umum
a.
b.
2.
Tujuan Khusus
a.
B. METODE
Direct Preparat
C. PRINSIP
Tikus
D. DASAR TEORI
Tikus merupakan hewan yang hidup dekat dengan manusia. tikus dengan manusia
seringkali bersifat parasitisme, tikus mendapatkan keuntungan sedangkan manusia
sebaliknya. Tikus sering menimbulkan gangguan bagi manusia dibidang : kesehatan;
pertanian; peternakan; rumah tangga.
Menurut kamus besar bahasa indonesia pengetian tikus adalah binatang pengerat,
termasuk suku Muridae dan merupakan hama yang merugikan, baik di rumah maupun di
sawah, berbulu, berekor panjang, pada rahangnya terdapat sepasang gigi seri berbentuk
pahat, umumnya berwarna hitam dan kelabu, tetapi ada juga yang berwarna putih
Klasifikasi tikus
Takson
Dunia
Phyllum (Filum)
Sub filum
Golongan
Animalia
Chordata
Vertebrata (Craniata)
Kelas
Mammalia
Sub kelas
Infra Kelas
Ordo
Sub ordo
Famili
Sub family
Genus
Theria
Eutheria
Rodentia
Myomorpha
Muridae
Murinae
Bandicota
saja yang berbeda. Tikus ini banyak terdapat di daerah berrawa, padang alang-alang
dan kadang-kadang di kebun sekitar rumah, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Ciri-cirinya memiliki bulu yang kasar dan pendek, bagian punggung (dorsal)
dengan warna gelap ( coklat kehitaman dan kebu gelap) sedangkan pada bagian
perut(ventral) berwarna kelabu cerah dan coklat kekuningan. kaki belakangnya
mempunyai lima jari berkuku dan kaki depan mempunyai empat jari berkuku.
moncong dari tikus ini pendek dan lebar seakan bentuknya bulat dan ini berbeda
dengan tikus-tikus lainnya.
a. TL = 400 580 mm
b. T = 160 315 mm
c. HF = 47 53 mm
d. E = 29 32 mm
e. M = 12 buah (3 pasang + 3 pasang)
f. Warna bulu atas coklat hitam dan warna bulu pada bagian bawah berwarna
coklat hitam. H. Bandicota bengalenses (wirok kecil)
g. TL = 360 510 mm
h. T = 150 250 mm
6. Rattus tiomanicus (tikus belukar, tikus pohon)
Ukuran: panjang tubuh-kepala 140-188 mm, ekor 120-181, kaki belakang 2835 mm, berat 78-125 g.
Identifikasi: tubuh bag. atas beruban hijau kheki, bag bawah bervariasi, rambu
biasanya abu-abu pucat dgn ujung putih, bulu halus dan rapat, ekor seluruhnya coklat,
kaki lebar dgn pola tonjolan halus yg jelas. Puting susu 5 pasang (2+3).
Ekologi & Habitat: nokturnal dan sebagian besar terestrial walaupun sering
terdapat pada belukar-belukar pendek, makanan berbagai tumbuhan & binatang,
terdapat di hutan sekunder dan hutan pesisir, perkebunan, semak belukar, dan padang
rumput. Jarang ditemukan di rumah atau hutan yg tinggi.
sawah. Pada periode sawah bera, sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah
perkampungan dekat sawah dan akan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi
menjelang generatif.
Ukuran: panjang kepala-tubuh 140-210 mm, ekor 130-192 mm, berat 85-180 mm.
Identifikasi: tubuh bagian atas coklat pucat dgn bintik hitam halus, bagian
bawah abu-abu keperakan, sering dgn corengan berwarna gelap di sepanjang bagian
tengah, ekor seluruhnya coklat tua, kaki agak ramping dan telapak kaki halus, lebar
daun telinga 19-22 mm, putting susu 6 pasang (3+3).
Ekologi & Habitat: aktif di permukaan tanah, membuat liang & bersarang dlm
lubang di dlm tanah, makan tanaman & bulir padi, buah, dan bunga kelapa sawit, serta
serangga. Terdapat di persawahan, padang rumput, dan perkebunan.
8. Mus caroli (mencit ladang)
Ukuran: panjang kepala-badan 55-100 mm, ekor 45-90 mm, bobot tubuh 8-30
gram, telapak kaki belakang 12-18 mm.
Identifikasi: bagian atas berwarna kecoklatan abu-abu, bagian bawah keputihputihan, ekor gelap di atas dan pucat di bawah, jumlah putting susu 5 pasang (3_2),
lebar daun telinga 9-12 mm.
Ekologi & Habitat: makanan meliputih tumbuhan dan binatang, ditemukan di
persawahan dan padang rumput., tersebar di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Tikus dapat manimbulakn berbagai gangguan dan kerugian, antara lain dalah :
Menimbulkan karugian ekonomi karena tikus dapat merusak tanaman petani dan
memakan bahan-bahan makanan yang dihasilkan manusia. Serta Menimbulkan
kerusakan pada perabot rumah tangga dan juga kerusakan pada bangunan atau gudang
penyimpanan bahan makanan. Dari segi sosial budaya dapt menurunkan martabat
manusia karena dengan banyaknya tikus menandakan bahwa nilai kesehatan
penghuninya rendah. Dibidang kesehatan tikus-tikus tersebut berperan sebagai tuan
rumah perantara untuk beberapa jenis penyakit yang dikenal sebagai Rodent borne
diseases.
Penyakit-Penyakit Yang Tergolong Rodent Borne Diseases, Adalah :
a. Leptospirosis
Leptospira berkembang biak pada ginjal tikus. Kemudian Leptospira ini dikeluarkan
melalui urine dan akan tetap hidup untuk beberapa waktu lamanya di tanah yang
lembab/basah ataupun di air. Penularan kepada manusia terjadi melalui selaput lendir
atau luka di kulit. Pada dewasa ini penyakit tersebut sudah tidak begitu kelihatan lagi
namun diduga penyakit tersebut masih berkembang biak terus di hutan diantara
rodentia liar.
b. Scrub typhus
Seperti halnya pada penyakit pes, scrub typhus tidak hanya melibatkan tikus.
Penyakit ini disebabkan oleh Rickettsia yang hidup pada salah satu vektor (mite)
yang bernama Trombicula akamushi atau T. deliensis (Harrison, 1962). Bila seekor
tikus mengidap Rickettsia, maka panyakit ini akan berkembang biak dan terbawa pada
telur dan anak-anaknya. Larva yang baru diteteskan dalam keadaan lapar dapat
mencari host baru, mungkin saja larvanya yang membawa Rickettsia ini mengisap
darah manusia kerena tidak menemukan tikus. Pada waktu itu Rickettsia ditularkan
pada manusia yang akhirnya menderita penyakit Scrub typhus
c. Murine typhus
Penyebab penyakit ini adalah Rickettsia mooseri. Penyakit ini sangat dekat
hubungannya dengan penyakit Pes hingga mungkin sekali infeksinya terjadi secara
bersamaan, karena mempunyai vektor dan host yang sama terkenalnya yaitu X.
Cheopis dan R. r diardii
d. Rat bite fever
Penyakit ini adalah sejenis demam yang disebabkan oleh Spirillium minus yang
masuk melalui gigitan tikus. Penyakit ini walaupun dinyatakan ada di Indonesia,
tetapi belum banyak diketahui dan diperhatikan.
e. Penyakit Pes (Plague)
Penyakit ini ditularkan melalui pinjal tikus. Yang mengandung baksil per yaitu
Yersinia (Pasteurella) pestis. Pes ini pada manusia disebut pes bubo bubonic plague
dan disamping itu ada pula yang disebut pes paru-paru pneumonic plague atau lung
plague dan pes septichaemia septichaemic plague. Bila pes bubo ini dibiarkan
saja (tidak diobati), bisa menjalar ke paru-paru, timbullah pes paru-paru skunder
(secondary lung plague) yang sangat ditakuti, karena bisa menular melalui udara..
Pada keadaan yang luar biasa dimana baksil pes telah meracuni seluruh pembuluh
darah, bisa menyebabkan pes septichaemi. Penderita bisa meninggal secara tiba-tiba
dalam keadaan yang sangat mengerikan.
F. CARA KERJA
1) Pre Biting
a. Pasanglah berbagai makanan di halaman rumah dan di dapur yang akan
dipasang perangkap tikus. Hindarkan kemungkinan termakan oleh binatang.
b. Biarkan selama sehari semalam, kemudian amati jenis makanan yang paling
banyak dimakan oleh tikus.
2) Trapping
a. Pasanglah perangkap dibeberapa tempat dengan menggunakan umpan ikan
asin atau pindang.
b. Waktu pemasangan dilakukan sore atau siang hari, dilakukan secara
kondisional.
3) Identifikasi Tikus
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Mengamati warna bulu dan mata tikus yang akan diperiksa
c. Lakukan pembiusan pada tikus dengan cara masukkan tikus ke dalam kantong
plastic atau toples lalu pipet 2-3 ml chloroform ke dalam kantong plastic atau
toples tersebut, setelah itu diamkan sekitar 5 10 menit.
d. Amati tikus yang ada dalam kantong plastic atau toples selama pembiusan
berlangsung jangan sampai tikus kku.
e. Keluarkan tikus dari kantong plastk atau toples dan timbang. Catat hasil
pengukuran.
f. Sisir bulu tikus (untuk mengetahui ada atau tidaknya pinjal)
g. Letakkan tikus diatas kertas putih yang telah disiapkan. Amati jens kelamin
dan jumlah tetek tikus yang diperiksa. Catat
h. Ukur berapa panjang seluruhnya (total length) dari ujung moncong sampai
panjang ekor disingkat TL.
i. Ukur panjang kepala dan badan (head and body) dari ujung moncong sampai
ke anus yang disingkat HB
j. Ukur panjang ekor (tail) dari pangkal ekor atau anus sampi ujung ekor yang
disingkat T
k. Ukur panjang telapak kaki belakang (hind foot) dari tumit sampai ujung kuku
atau cakar yang disingkat HF
l. Ukur panjang telinga (ear) dari lekukan dibelakang telinga sampai ujung daun
telinga yang disingkat E
m. Ukur tengkorak (skull) dari ujung tulang hidung sampai tonjolan dibelakang
kepala yang disingkat Sk.
G. HASIL PENGAMATAN
I.
Identifikasi Tikus
Pengukuran Tikus
N
o.
1
Jenis
Pengamat
an
Berat
tikus
I
60g
II
60g
III
60g
IV
110g
120g
Gambar
Panjang
Tikus
(total)
24cm
26,8c
m
28cm
33cm
31cm
Panjang
Head dan
body
14cm
12,3c
m
14cm
17cm
16,5c
m
Panjang
telinga
1,7c
m
2cm
1,7cm 2cm
Panjang
tengkorak
4cm
4,5cm
Panjang
tumit
3,5c
m
3cm
1,8cm
Panjang
ekor
15cm
14,5c
m
14cm
16cm
14,5c
m
Tikus I
Tikus II
Tikus III
Tikus IV
Tikus V
Jenis
Kelamin
Betina
Betina
Betina
Jantan
Betina
Bulu
Punggung
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Bulu Dada
Kekuningan
Putih
Putih
Kekuningan
Abu-abu
Berbulu
Berbulu
Berbulu
Bersisik
Bersisik
Ditemukan
pinjal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Kelenjar
mamae
Tidak ada
Belum
terlihat
Belum
terlihat
Belum
terlihat
Belum
terlihat
Ekor
II.
Identifikasi Pinjal
H. PEMBAHASAN
Tikus
Tikus atau rodentia berasal dari bahasa latin rodere yang mempunyai arti
mengerat, jadi tikus merupakan binatang pengerat. Oleh karena kebiasaan tikus yang
suka mengerat benda-benda disekitarnya, maka tikus menjadi berperan sebagai hama
di daerah pertanian maupun perkotaan. Selain itu, tikus juga mempunyai peran
sebagai penyebar penyakit. Penyakit yang disebarkan oleh tikus antara lain adalah
penyakit
pes,
leptospirosis,
demam
semak
(shrup
typhus),
salmonellosis
(muntaber/tifus), radang otak, dan lain sebagainya.Pada praktikum kali ini dilakukan
identifikasi tikus dan juga pinjal dari tikus itu sendiri.
Identifikasi pertama dilakukan pada tikus yang sudah disediakan.Berdasarkan
hasil yang diperoleh, diamati beberapa ciri-ciri tikus yang telah berhasil ditangkap.
Ciri morfologi tikus yang lazim dipakai untuk keperluan tersebut di antaranya adalah :
berat badan ( BB ), panjang kepala ditambah badan(H&B), ekor (T), cakar (HF),
telinga (E), tengkorak (SK) dan susunan susu (M). Disamping itu, lazim pula untuk
diketahui bentuk moncong, warna bulu, macam buluekor, kulit ekor, gigi dan lainlain.
Insect
atau
ektoparasit
yang
menginfestasi
tikus
penting
untuk
tikus yang masih kecil. Tikus rumah (Rattus-rattus) pada umumnya bersarang di
dalam rumah, gedung-gedung tinggi dan disekitar pelabuhan. Tikus ini memiliki
kemampuan memanjat dan menyeberangi kabel-kabel yang menghubung bangunan
yang satu dengan yang lainnya.
Pada tikus keempat yang diindentifikasi memiliki ciri-ciri yaitu : berat badan
(BB) 110 gr, panjang total 33 cm, panjang kepala ditambah badan(H&B) 17 cm, ekor
(T) 16 cm, tumit 3,5 cm, telinga (E) 2 cm, tengkorak (SK) 4,5 cm dan susunan susu
(M) tidak ditemukan. Pada tikus kelima yang diindentifikasi memiliki ciri-ciri yaitu :
berat badan (BB) 120 gr, panjang total 31 cm, panjang kepala ditambah badan(H&B)
16,5 cm, ekor (T) 14 cm, tumit 4 cm, telinga (E) 1,8 cm, tengkorak (SK) 4 cm dan
susunan susu (M) tidak ditemukan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tikus empat dan lima, maka dapat
diketahui bahwa jenis tikus yang diamati adalah termasuk kedalam rattus nokrvegicus
(tikus roil/got). Hal ini dapat dilihat dari ciri yang mencolok yaitu: bentuk badan
yang besar panjang serta warnanya coklat ke abu-abuan. Pada tikus keempat
ditemukan skrotum, maka disimpulkan jenis kelamin jantan. Sedangkan pada tikus
kelima tidak ditemukan skrotum, sehingga berjenis kelamin betina. Namun pada tikus
kelima kelenjar mamae belm terlihat.
Tikus ini sangat cepat penyebarannya, dan paling merusak secara ekonomi.
Biasanya menyerang gudang, pabrik, supermarket, gedung dan lain-lain. Tikus ini
biasanya bersarang di lubang- lubang saluran atau got, dibawah bangunan, dibawah
timbunan sampah dan lain-lain. Hewan ini tergolong omnivora yang memakan semua
makanan manusia dan hewan. Tikus got (Rattus norvegicus) sangat bergantung pada
makanan dan air (Fanny, 2014).
Pinjal
Pinjal merupakan salah satu parasit yang pada umumnya banyak dijumpai
pada tikus,kucing atau anjing. Pinjal berukuran kecil dengan panjang 1,5-3,3 mm dan
bergerak cepat, berwarna gelap .Pinjal ini merupakan serangga bersayap dengan
bagian mulut seperti tabung yang digunakan untuk menghisap darah host. Kaki pinjal
berukuran panjang, sepasang kaki belakang digunakan untuk melompat, tubuh
bersifat lateral dikompresi yang memudahkan untuk bergerak diantara rambut atau
bulu tubuh inang. Kulit tubuhnya keras, ditutupi banyak bulu dan duri pendek, dimana
bulu dan duri berfungsi untuk memudahkan bergerak. Pinjal tikus oriental
(Xenopsylla cheopis) merupakan parasit dari hewan pengerat, terutama dari genus
Rattus, dan merupakan dasar vektor untuk penyakit pes dan murine tifus. Hal ini
terjadi ketika pinjal menggigit hewan pengerat yang terinfeksi, dan kemudian
menginfeksi menggigit manusia. Pinjal tikus oriental ini terkenal memberikan
kontribusi bagi black death
Berdasarkan hasil identifikasi pinjal, setelah dilakukan penyisiran tidak
ditemukan pinjal pada tubuh tikus rumah (Rattus rattus). Hal ini dikarenakan tikus
yang diidentifikasi masih sangatlah mudah dan terlihat agak bersih sehingga tidak
didapatkan pinjal. Sedangkan pada tikus got (Rattus norvegicus) ditemukan pinjal
sebanyak 3 ekor.
Setelah dilakukan identifikasi pada pinjal yang ditemukan, hasilnya adalah
spesies xenopsylla cheopis dan vexabillis hawallensis. Untk mengindentifikasi spesies
dan jenis kelamin dapat diamati pada bagian abdomen akhir pinjal. Pada pinjal
berjenis kelamin jantan, memiliki alat kelamin berupa seperti pedang panjang
(spermatheca). Sedangkan pada pinjal berjenis kelamin betina, memiliki alat kemain
yaitu resepta culum seminis.
Penyakit yang dibawa oleh vektor ini adalah penyakit pes (sampar = plague)
dan murine typhus yang dipindahkan dari tikus ke manusia. Disamping itu pinjal bisa
berfungsi sebagai penjamu perantara untuk beberapa jenis cacing pita anjing dan
tikus. Pinjal berukuran kecil dengan panjang 1,5-3,3 mm dan bergerak cepat,
berwarna gelap. Pinjal ini merupakan serangga bersayap dengan bagian mulut seperti
tabung yang digunakan untuk menghisap darah host. Kaki pinjal berukuran panjang,
sepasang kaki belakang digunakan untuk melompat, tubuh bersifat lateral dikompresi
yang memudahkan untuk bergerak diantara rambut atau bulu tubuh inang.
Penyakit yang diakibatkan oleh pinjal yang menginfeksi manusia antara lain:
a. Pes
Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent. Kuman
pes yang ada pada tikus sakit dapat ditularkan ke hewan lain atau manusia, apabila
ada pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung kuman pes, dan kuman
tersebut akan dipindahkan ke hewan lain atau manusia dengan cara melalui gigitan.
b. Murine typus, yang dipindahkan dari tikus ke manusia.
Cara Pencegahan Pinjal
a) Mekanik atau fisik.
SIMPULAN
Tikus merupakan hewan yang hidup dekat dengan manusia. tikus dengan
manusia seringkali bersifat parasitisme, tikus mendapatkan keuntungan sedangkan
manusia sebaliknya. Tikus sering menimbulkan gangguan bagi manusia dibidang :
kesehatan; pertanian; peternakan; rumah tangga.
Prinsip identifikasi tikus dan pinjal adalah Tikus dimatikan dengan kloroform
dilakukan penyisiran terhadap tikus diidentifikasi tikus pinjal yang
ditemukan dijadikan preparat diamati dan diidentifikasi pinjal yang ditemukan.
Insect
atau
ektoparasit
yang
menginfestasi
tikus
penting
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Nur riski , Ika. 2013. Laporan Praktikm Identifikasi Tikus dan Pinjal. [online].
tersedia: http://documents.tips/documents/laporan-praktikum-identifikasi-tikusdan-pinjalpdf.html
Rema. 2010. Tikus. [online]. tersedia: https://remapest.wordpress.com/facts_tikusbinatang-malam/Ichan
guevara.
2012.
Morfologi
tikus.
Tersedia:
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ml.scribd.com/doc/75056319/MorfologiTikus