Pendahuluan
Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan
oleh
mikroorganisme
(bakteri,
virus,
jamur, parasit)
tidak
termasuk
Mikobakterium tuberculosis (M.Tb). Sedangkan peradngan paru yang disebabkan oleh non
mikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik dll) disebut pneumonitis.
Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia/CAP) adalah pneumonia yang
didapat di masyarakat, dapat sebagai penyebab kematian utama di dunia, di Amerika
Serikat pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 dan nomor satu sebagai
penyebab kematian akibat penyakit infeksi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes
tahun 2001, penyakit infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke 2 sebagai penyebab
kematian di Indonesia. Diperkirakan insiden CAP 3,5 4 juta kasus pertahun dan 20% dari
penderita tersebut memerlukan perawatan di rumah sakit dengan mortality rate 12- 14%.
Penderita dirawat di ICU mempunyai mortality rate 15-20%.
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu bakteri,
virus, jamur dan protozoa. Pneumonia yang didapat di masyarakat luar negeri banyak
disebabkan oleh bakteri gram positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak
disebabkan oleh bakteri gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh
bakteri anaerob. Akhir-akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunujukkan hasil
pemeriksaan sputum penderita pneumonia komuniti adalah bakteri gram negatif. Berdasarkan
laporan 5 tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indoneasia dari hasil pemeriksaan
mikrobiologi bahan
sputum
didapatkan
hasil
sebagai
berikut
: Klebsiela
batukbatuk bertambah
pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki
Kar
akteristik penderita
jumlah point
Faktor demografi
- Usia : laki-laki
umur (tahun)
perempuan
umur (tahun) 10
- Perwatan di rumah
+10
- Penyakit penyerta
Keganasan
+30
Penyakit hati
+20
+10
Penyakit serebrovaskuler
+10
Penyakit ginjal
+10
Pemeriksaan fisis
- Perubahan status mental
+ 20
+ 20
+ 20
+15
+10
+ 30
+ 20
+ 20
+10
+ 10
+10
- Efusi pleura
+10
PORT
Menurut American Thoracic Society (ATS) kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu
atau lebih kriteria dibawah ini.
Kriteria minor adalah sebagai berikut :
- Frekuensi napas > 30 x/menit
- PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg
Kreatinin serum > 2 mg/dl atau peningkatamn > 2 mg/dl, pada penderita riwayat penyakit
ginjal atau gagal ginjal membutuhkan dialisis
Berdasarkan kesepakatan PDPI, kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap pneumonia
komuniti adalah :
1.
2.
Bila skor PORT < 70 maka penderita tetap perlu rawat inap bila dijumpai
salah satu dari kriteria dibawah ini.
Infectious Diseases Society of America (IDSA) mempublikasikan guideline tahun 1998 telah
direvisi tahun 2000 dan pada tahun 2003. British Thoracic Sociaty (BTS) tahun 1993,
Canadian Infectius Diseases sociaty tahun 1993.
Penatalaksanaan penderita pneumonia komuniti perhatian terhadap klinis penderita
sangat diperlukan. Ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat meningkatkan
resiko infeksi dengan mikroorganisme patogen yang spesifik misalnya S Pneumoniae yang
resisten penisilin. Yang termasuk faktor modifikasi adalah :
a.
pecandu alkohol
b.
c.
Pseudomonas aeruginosa
bronkiektasis
gizi kurang
Penatalaksanaan pneumonia komuniti dapat dibagi 3 bagian yaitu : penderita rawat
jalan, penderita rawat inap di ruang rawat biasa, penderita rawat inap di ruang rawat intensif.
Penderita rawat jalan diberikan terapi suportif/simtomatik, istirahat di tempat tidur, minum
secukupnya untuk mengatasi dehidrasi, dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran,
pemberian antibiotik harus diberikan kurang dari 8 jam. Penderita rawat inap di ruang rawat
biasa terapi suportif yang diberikan : terapi oksigen, pemasangan infus untuk rehidrasi dan
koreksi dan elektrolit, obat simptomatik seperti antipiretik, mukolitik, antibiotik harus
diberikan kurang dari 8 jam. Penderita yang dirawat di ICU bila ada indikasi penderita
dipasang ventilator mekanik. Petunjuk terapi empiris menurut PDPI dapat dilihat pada tabel
2.
klaritromisin, azitromosin)
Rawat inap
pada hari ke 4 digantu obat oral dan penderita dapat berobat jalan. Kriteria untuk perubahan
obat suntik ke oral pada pneumonia komuniti :
-
Faktor penderita
Faktor obat
Faktor bakteri
Gagal jantung
Emboli
Keganasan
Sarkoidosis
Kelainan lokal
Kuman resisten
Reaksi obat
Salah dosis/cara
Bakteri patogen
Perdarahan
pemberian obat
yang lain
Komplikasi
Komplikasi
Non bakteria
Reaksi obat
-empiema
DAFTAR PUSTAKA
1.
Perhimpunan
Dokter
Paru
Indonesia.
Pneumonia
Komuniti. Pedoman
diagnosis
3.
4.
Ausjesky D, Fine M.J. Does Guideline Adherence for Empeiric antibiotic therapy Reduce
Mortality in Community-Acquired Pneumonia ? Editorials. Am J respire Crit Care Med 2005;
172: 655-59.
5.