Anda di halaman 1dari 6

Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko

1.

Memantau resiko-resiko bahaya yang jarang diketahui atau beberapa resiko bahaya
yang tidak dihiraukan dalam pekerjaan, padahal beresiko kecelakaan atau pada
kesehatan.

2.

Menentukan cara laksana kedali bahaya dan mengurangi resiko kecelakaan.

3.

Acuan dalam menentukan APD (Alat Pelindung Diri) dan dasar pengajuan ke
Manajemen.

4.

Tujuan akhir dari program ini adalah menurunkan angka kecelakaan kerja dan
meningkatkan produktifitas.

Melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko


1. Tentukan pekerjaan yang akan diperiksa potensi bahayanya.
Pekerjaan yang memerlukan JSA&RA adalah pekerjaan yang potensi bahaya yang
berdampak pada kecelakaan kerja
Merupakan pekerjaan baru dengan potensi bahaya untuk terjadi kecelakaan kerja
Pekerjaan lama dengan alat-alat baru sehingga menimbulkan perubahan pada langkah
kerja.
2. Pecahkan pekerjaan menjadi langkah-langkah kerja
Menetapkan langkah-langkah kerja sederhana yang akan dilaksanakan.
Batasi secara umum langkah-langkah kerja tersebut, misal : maksimal 10 langkah kerja
3. Tentukan tahap kerja kritis
Tahap kerja kritis adalah tahap kerja dimana pada tahap tersebut dinilai memiliki potensi
bahaya yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Kenali sumber bahaya
Sumber bahaya mekanik : Putaran mesin, angkat-angkut, roda gigi, rantai, beban,
handling,dll.
Sumber bahaya fisik&kimia : Listrik, Tekanan, Vibrasi, Suhu, Kebisingan, bahan kimiadll.
Pertimbangkan cidera akibat Jatuh, Ledakan, Paparan gas/kimia, asap, regangan otot, dll.
Pertimbangkan lingkungan kerja, peralatan, rekan kerja.
pertimbangkan kemungkinan personil yang dapat cidera yaitu pelaksana kerja tersebut
atau rekan kerja.
5. Pengendalian
Tentukan tindakan pengendalian bahaya berdasarkan hirarki pengendalian atau biasa
disebut urutan langkah pengendalian. antara lain :
Rekayasa teknik yaitu melakukan pengamanan terhadap mesin yang dinilai memiliki
bahaya berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
Administratif yaitu memberikan pelatihan dan sertifikasi, Briefing K3, rotasi kerja, dll.
Evaluasi cara kerjanya
Berikan Alat Pelindung diri
6. Pencatatan

IDENTIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RESIKO K3

|1

Urutkan langkah kerja


Jelaskan langkah kerja
Pengendalian
Dokumentasikan JSA&RA pada formulir.
7. Komunikasikan
Sosialisasikan kepada pelaksana pekerjaan
8. Tinjau Ulang
Lakukan peninjauan ulang JSA apabila terjadi hal-hal berikut :
Saat pekerjaan selesai
Ada sumber bahaya lain teridentifikasi
Ada metode pekerjaan yang berubah
dari langkah-langkah tersebut sudah bisa dilaksanakan sebuah program JSA&RA idealnya
pembuatan JSA&RA dapat dibentuk tim antara lain :
1. Atasan dari pelaksana pekerjaan
2. perwakilan pekerja yang melakukan pekerjaan
3. Ahli K3 Perusahaan.
Resiko (R) :
Merupakan suatu nilai yang ditetapkan untuk menentukan suatu tingkatan dampak/akibat
berdasarkan keparahan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja.
Level-1 (Sangat Ringan)

Level-2 (Ringan)

Level-3 (Sedang)

Level-4 (Berat)

Level-5 (Fatal)

Tidak ada cedera, kerugian biaya rendah, kerusakan


peralatan ringan.
Cedera ringan (hanya membutuhkan P3K), peralatan rusak
ringan.
Menyebabkan cidera yang memerlukan perawatan medis ke
rumah sakit, peralatan rusak sedang.
Menyebabkan cidera yang menyebabkan cacatnya angota
tubuh permanen, peralatan rusak berat.
Menyebabkan kematian 1 orang atau lebih, kerusakan berat
pada mesin sehingga mengganggu proses produksi.

Peluang (P) :
Merupakan suatu nilai yang ditetapkan sebagai untuk menentukan tingkat keseringan
terhadap kejadian kecelakaan.
Level-1 (Sangat Jarang)

Hampir tidak pernah terjadi

Level-2 (Jarang)

Frekuensi kejadian jarang terjadi waktu tahunan

Level-3 (Mungkin terjadi)

Frekuensi kejadian sedang dalam waktu bulanan

Level-4 (Sering)

Hampir 100 % terjadi kejadian tersebut.

IDENTIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RESIKO K3

|2

Level-5 (Pasti terjadi)

100 % kejadian pasti terjadi.

Tingkat Bahaya :
Merupakan hasil perkalian dari Resiko (R) dan Peluang (P) sehingga dapat ditetapkan
sebagai tingkat bahaya dari suatu pekerjaan yang dilakukan.
Tingkat Bahaya = R x P
Tingkat Bahaya

Score

Keterangan

Rendah

1-4

Sedang

5-10

Dikendalikan sampai batas toleransi

Tinggi

12-25

Pemantauan intensif & Pengendalian

Masih dapat ditoleransi

10

15

20

25

12

16

20

12

15

10

RxP

Klasifikasi Aktivitas
Kerja

Identifikasi Bahaya

Menentukan Resiko

Menyusun Prioritas
Tindak Lanjut

Sasaran yang tidak


masuk kriteria penting
disimpan untuk
program berikutnya

Membuat Program

Menerapkan Program

IDENTIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RESIKO K3

|3

Tinjauan

Gambar : Bagan Manajemen Risiko.

IDENTIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RESIKO K3

|4

IDENTIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RESIKO K3

|5

IDENTIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RESIKO K3

|6

Anda mungkin juga menyukai