MANAJEMEN PUSKESMAS
PERBANDINGAN
STANDAR VERSI 2015 DAN VERSI 2019
Bab I – PPP 3 13 59
Bab III –
1 7 32
PMMR
1.2 2 8 AKSES
• Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data kinerja
Puskesmas dan status kesehatan masyarakat termasuk data PISPK. ( Lihat juga KMP : 1.6.11, UKM : 2.1.1
dan 2.6.)
• Data yang dimaksud meliputi:
a) Data dasar
b) Data UKM esensial
c) Data UKM Pengembangan
d) Data UKPP
e) Data Keperawatan Kesehatan Masyarakat, laboratorium dan data kefarmasian
f) Kondisi keluarga di wilayah kerja Puskesmas yang diperoleh dari Profil Kesehatan Keluarga
(Prokesga) melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK).
(lihat juga KMP : 1.6.11 dan UKM: 2.1.1, 2.6.1, 2.6.2)
g) Data capaian Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota,
h) Kebijakan/ Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Kebijakan/ Pedoman dari dinas kesehatan
provinsi dan Kebijakan/Pedoman dari dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dan atau referensi lain
yang dapat dipertanggungjawabkan.
i) Hasil-hasil survei kepuasan, Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), dan kegiatan survei yang lain
• Jenis data sampai dengan tahapan analisis dilakukan merujuk pada ketentuan peraturan perundang-
POKOK PIKIRAN
• Dari data huruf a sampai huruf i maka ditentukan indikator keberhasilannya yang dituangkan ke dalam
indikator kinerja.
• Berdasarkan hasil penilaian kinerja Puskesmas maka dilakukan perumusan masalah terhadap
indikator yang tidak tercapai sebagai dasar penentuan indikator mutu. (lihat juga KMP: 1.1.3; 1.6.11;
1.8.1; PMKP: 5.1.2 )
• Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan tidak sama antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain, prioritas masalah kesehatan dapat berbeda antar daerah, oleh karena itu perlu
dilakukan analisis peluang pengembangan upaya dan kegiatan Puskesmas, serta perbaikan mutu dan
kinerja.
• Risiko yang pernah terjadi maupun berpotensi terjadi dalam penyelenggaraan pelayanan baik upaya
kesehatan masyarakat maupun Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang perlu diidentifikasi,
dianalisis dan dikelola agar pelayanan yang disediakan aman bagi masyarakat, petugas, dan
lingkungan.
• Hasil analisis risiko harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan, sehingga upaya pencegahan
dan mitigasi risiko sudah direncanakan sejak awal serta disediakan sumber daya yang memadai untuk
pencegahan dan mitigasi risiko. (lihat juga 5.2.1)
• Hasil identifikasi dan analisis untuk menetapkan jenis pelayanan dan penyusunan perencanaan
1.1.1 PERENCANAAN PUSKESMAS DILAKUKAN SECARA
T E R PA D U D E N G A N L I N TA S P R O G R A M D A N L I N TA S S E K T O R
SERTA SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANGA
• Dasar Perencanaan :
- Visi, misi, tujuan, tata nilai
- hasil analisis kebutuhan masyarakat
- analisis peluang pengembangan pelayanan
- analisis risiko pelayanan menjadi dasar perencanaan
- Renstra dinkes kab/kota
• Perencanaan Puskesmas dilakukan secara terpadu baik KMP, upaya kesehatan masyarakat (UKM), dan
Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang dan penunjang (UKPP).
• Berdasarkan rencana lima tahunan, Puskesmas menyusun Rencana Operasional Puskesmas yang
dituangkan dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk periode tahun yang akan datang yang
merupakan usulan ke Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota, dan menyusun Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK) untuk tahun berjalan berdasarkan anggaran yang tersedia untuk tahun tersebut.
• Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun secara terintegrasi melalui penetapan Tim Manajemen
Puskesmas, yang akan dibahas dalam musrenbang desa dan musrenbang kecamatan untuk kemudian
diusulkan ke Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota.
POKOK PIKIRAN 1.1.2
Lokakarya mini
perencanaan
Tim Manajemen
RPK
Kebijakan, SOP
Kesepakatan jadwal Bukti evaluasi
Bukti kesepakatan
Jika terjadi perubahan
Pelaksanaan kegiatan
PENJADWALAN
Lintas sektor
KRITERIA 1.1.5
1. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menetapkan struktur organisasi Puskesmas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan. (R)
2. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota menetapkan kebijakan pembinaan Puskesmas dan
program kerjanya secara periodik. (R, D)
3. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan secara terpadu
kepada Puskesmas yang berkesinambungan dengan menggunakan indikator pembinaan program
dan menyampaikan hasil pembinaan kepada Puskesmas. (D,W)
4. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan pendampingan penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas. (D, W)
5. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan pendampingan penyusunan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan sesuai dengan anggaran yang sudah ditetapkan. (D, W)
6. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menindaklanjuti pelaksanaan lokakarya mini
Puskesmas yang menjadi kewenangannya dalam rangka membantu menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak bisa diselesaikan di tingkat Puskesmas. (D, W)
7. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan verifikasi dan memberikan umpan
balik evaluasi kinerja Puskesmas. (D, W)
8. Puskesmas melakukan tindak lanjut terhadap hasil pembinaan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/
Kota. (D, W)
Standar 1. 2.
Pelaksanaan kegiatan Puskesmas harus
memperhatikan kemudahan akses
pengguna layanan
MASYARAKAT
LINTAS PROGRAM
Kejelasan LINTAS SEKTOR
Ketepatan
Akurasi
Konsistensi
Pemanfaatan tehnologi
1.2.1
Communication strategy:
• Menggunakan Bahasa sederhana
• Memanfaatkan tehnologi informasi
Mekanisme kerja/proses • Memperhatikan budaya masyarakat
pelayanan
KRITERIA 1.2.2
Masyarakat
Pertemuan-pertemuan
GKM
Lokakarya mini
Pertemuan Tinjauan
Manajemen
STANDAR 1.3
PUSKESMAS MEMENUHI PERSYARATAN
SUMBERDAYA SESUAI STANDAR BERDASARKAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGAN
• Yang dimaksud unit kerja yang lain adalah unit kerja yang tidak ada
kaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
Puskesmas.
• Ketersediaan bangunan yang memenuhi persyaratan dan dipelihara
dengan baik akan menjamin kelancaran dan keamanan dalam
pelaksanaan kegiatan (lihat juga KMP : 1.4.2)
• Ketersediaan ruang untuk pelayanan harus bersih dan sesuai dengan
jenis pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Puskesmas.
• Ruang yang minimal harus tersedia adalah: ruang pendaftaran dan
ruang tunggu, ruang administrasi, ruang pemeriksaan, ruang konsultasi
dokter, ruang tindakan, ruang farmasi, ruang laboratorium, ruang ASI,
kamar mandi dan WC, Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dimanfaatkan
POKOK PIKIRAN 1.3.1
• Pengaturan ruang memperhatikan fungsi, keamanan, kebersihan, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan untuk memudahkan pasien/keluarga pasien
untuk akses yang mudah termasuk memberi kemudahan dengan kebutuhan khusus,
antara lain: disabilitas, anak-anak, ibu hamil dan orang usia lanjut, termasuk jika ada
pasien dengan gaduh gelisah, pasien TB, penyalahgunaan zat, HIV/AIDS, korban
kekerasan/ penelantaran, gawat darurat, demikian juga memperhatikan keamanan,
kebutuhan akan privasi, dan kemudahan bagi petugas dalam memberikan pelayanan.
• Sebagai upaya pencegahan infeksi, pengaturan ruangan juga harus memperhatikan
zona pemeriksaan bagi orang sehat dan zona pemeriksaan bagi orang sakit.
• Untuk kelancaran dalam memberikan pelayanan dan menjamin kesinambungan
pelayanan maka Puskesmas harus dilengkapi dengan prasarana dan peralatan
Puskesmas sesuai dengan jenis pelayanan yang disediakan.
• Prasarana adalah alat, jaringan, dan sistem yang membuat suatu sarana dapat
berfungsi.
• Prasarana yang dipersyaratkan tersebut meliputi: sistem penyediaan air bersih,
sistem penghawaan (ventilasi), sistem pencahayaan, sistem sanitasi, sistem
POKOK PIKIRAN 1.3.1
• Peralatan Puskesmas terdiri dari alat kesehatan, perbekalan kesehatan
lain, bahan habis pakai, dan perlengkapan.
• Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia, dan/ atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
• Agar pelayanan diberikan dengan aman dan bermutu Peralatan
Puskesmas tersebut terpelihara, terjamin dan berfungsi dengan baik, dan
dikalibrasi untuk alat-alat ukur yang digunakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (lihat juga 1.4.1; 1.4.6)
• Alat kesehatan yang memerlukan perizinan harus memiliki izin yang
berlaku.
1.3.1 PUSKESMAS MEMENUHI PERSYARATAN SUMBERDAYA
SESUAI STANDAR BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANGAN
1. Ada bukti pendirian Puskesmas didasarkan pada analisis dengan
mempertimbangkan tata ruang daerah, rasio jumlah penduduk, aksesibilitas
(geografis) dan ketersediaan pelayanan kesehatan. (D)
2. Puskesmas diselenggarakan di atas bangunan yang permanen, tidak bergabung
dengan tempat tinggal atau unit kerja yang lain, dan memenuhi persyaratan
lingkungan sehat. (D,O)
3. Ketersediaan ruang memenuhi persyaratan minimal dan kebutuhan pelayanan.
(D,O)
4. Penataan ruang memperhatikan akses, keamanan, kebersihan, kenyamanan dan
ruang terbuka hijau. (D,O)
5. Penataan ruang memisahkan zona pemeriksaan orang sehat dari zona
pemeriksaan orang sakit. (D,O)
6. Tersedia prasarana dan peralatan Puskesmas sesuai standar berdasarkan
kebutuhan pelayanan. (D, O)
7. Alat kesehatan yang memerlukan izin memiliki kelengkapan izin edar sesuai
KRITERIA 1.3.2
Penyelenggaraan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan
Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan
untuk memastikan pemenuhan terhadap standar
sarana, prasarana, dan alat kesehatan.
.
POKOK PIKIRAN 1.3.2
1.3.2 PENYELENGGARAAN APLIKASI SARANA, PRASARANA, DAN ALAT
KESEHATAN (ASPAK) OLEH PUSKESMAS DILAKUKAN UNTUK
MEMASTIKAN PEMENUHAN TERHADAP STANDAR SARANA,
PRASARANA, DAN ALAT KESEHATAN
Elemen Penilaian
1. Ditetapkannya petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan input
data sarana, prasarana dan alat Kesehatan dalam ASPAK. (R)
2. Input data sarana, prasarana dan alat kesehatan dalam ASPAK dilakukan
sesuai ketentuan peraturan perundang -undangan dan divalidasi
oleh Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota. (D, O, W) (lihat juga KMP
:1.1.5)
3. Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan dalam ASPAK digunakan
untuk perencanaan Puskesmas. (D, W)
1.3.1 dan 1.3.2
Analisis
Kebutuhan:
Ratio thd juml
penduduk (renstra)
Ketersedian faskes
Bangunan permanen
Tidak bergabung
Persyaraatan sanitasi
ASPAK
Tat Ruang Daerah
Persyaratan sanitasi
1.3.1
Pengaturan ruangan termasuk
pemisahan zona sehat dan zona
sakit
Kebutuhan ruangan
Pengaturan ruang
Ramp
Kemudahan akses
Populasi Kursi roda
Orang dengan kebutuhan khusus
EVALUASI
Ruang bayi
Kekerasan
fisik
KRITERIA 1.3.3
.
POKOK PIKIRAN 1.3.3
.
POKOK PIKIRAN 1.3.4
1. Ditetapkan persyaratan kompetensi untuk tiap jabatan dan tiap jenis tenaga
yang dibutuhkan.(R)
2. Disusun pola ketenagaan berdasar analisis kebutuhan tenaga sesuai
dengan pelayanan yang disediakan.(D, W)
3. Ada rencana pengembangan tenaga sesuai dengan hasil analisis
kebutuhan tenaga. (D)
4. Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga sesuai dengan
rencana pengembangan tenaga yang disusun. (D)
STANDAR 1.5
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS
DILAKUKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
• Karyawan wajib mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dipersyaratkan untuk
1.5.6 menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas
• Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab upaya membina tata hubungan kerja dengan pihak
1.6.6 terkait lintas sektoral.
•Kebijakan, pedoman/panduan, kerangka acuan dan prosedur terkait pelaksanaan kegiatan
disusun, didokumentasikan, dan dikendalikan, serta dokumen bukti pelaksanaan kegiatan
1.6.7 dikendalikan.
STANDAR 1.6
1.6.1 • Adanya jaminan ketersediaan data dan informasi melalui terselenggaranya sistem
manajemen data dan informasi di Puskesmas
0
KRITERIA 1.6.1
Visi, misi, tujuan dan tata nilai dipahami oleh seluruh
petugas sebagai acuan dalam penyelenggaraan
Puskesmas dan dikomunikasikan kepada masyarakat
dan pihak terkait .
POKOK PIKIRAN 1.6.1
POKOK PIKIRAN 1.6.2
POKOK PIKIRAN 1.6.3
POKOK PIKIRAN 1.6.4
POKOK PIKIRAN 1.6.5
POKOK PIKIRAN 1.6.6
POKOK PIKIRAN 1.6.7
• Untuk menyusun, mendokumentasikan, dan mengendalikan seluruh dokumen perlu disusun
Pedoman tata naskah.
• Pedoman tata naskah sebagai acuan dalam penyusunan dokumen regulasi yang meliputi
kebijakan, pedoman, panduan, kerangka acuan, dan prosedur, maupun dalam pengendalian
dokumen dan dokumen bukti rekaman pelaksanaan kegiatan.
• Pedoman tata naskah mengatur antara lain:
• penyusunan, kajian dan persetujuan dokumen (kebijakan, pedoman, panduan, kerangka
acuan, dan prosedur) oleh orang yang ditunjuk
• proses dan frekuensi kajian dan keberlanjutan persetujuan
• pengendalikan dokumen
• perubahan dokumen dan identifikasi histori perubahan
• pemeliharaan identitas dan keterbacaan dokumen
• pengeloaan dokumen yang diperoleh dari luar Puskesmas
• retensi dokumen yang kadaluwarsa sesuai dengan perundangan yang berlaku, dengan tetap
menjamin agar dokumen tersebut tidak digunakan secara salah.
POKOK PIKIRAN 1.6.7
Penetapan indikator
TAHAPAN PENCAPAIAN
laokakarya
KEGIATAN P3
SESUAI PROSEDUR
Rapat penilian kinerja & ANALISIS
POKOK PIKIRAN 1.8.3
RENCANA AUDIT
INTERNAL
monitoring
Audit internal
TINDAK LANJUT
TIM AUDIT AUDIT
KRITERIA 1.8.4