Bab I – PPP 3 13 59
2.6 Pemeliharaan sarana dan 1.4 Manajemen Fasilitas & Keselamatan (Mfk)
prasarana (1 kriteria) & Lingkungan
PERBANDINGAN
STANDAR VERSI 2015 DAN VERSI 2019
DINKES
KAB/KOTA
TINDAK PENDAMPINGAN
LANJUT PENYUSUNAN
LOKMIN RUK
• MANAJEMEN SDM PUSKESMAS
1.5
• PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN
PENYUSUNAN
RPK
1.6 PUSKESMAS
1.2 2 8 AKSES
• Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data kinerja Puskesmas dan status
kesehatan masyarakat termasuk data PISPK. ( Lihat juga KMP : 1.6.11, UKM : 2.1.1 dan 2.6.)
• Data yang dimaksud meliputi:
a) Data dasar
b) Data UKM esensial
c) Data UKM Pengembangan
d) Data UKPP
e) Data Keperawatan Kesehatan Masyarakat, laboratorium dan data kefarmasian
f) Kondisi keluarga di wilayah kerja Puskesmas yang diperoleh dari Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) melalui
pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK). (lihat juga KMP : 1.6.11 dan UKM: 2.1.1,
2.6.1, 2.6.2)
g) Data capaian Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota,
h) Kebijakan/ Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Kebijakan/ Pedoman dari dinas kesehatan provinsi dan
Kebijakan/Pedoman dari dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dan atau referensi lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.
i) Hasil-hasil survei kepuasan, Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), dan kegiatan survei yang lain
• Jenis data sampai dengan tahapan analisis dilakukan merujuk pada ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Manajemen
Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Dari data huruf a sampai huruf i maka ditentukan indikator keberhasilannya yang dituangkan ke dalam indikator kinerja.
• Berdasarkan hasil penilaian kinerja Puskesmas maka dilakukan perumusan masalah terhadap indikator yang tidak tercapai
sebagai dasar penentuan indikator mutu. (lihat juga KMP: 1.1.3; 1.6.11; 1.8.1; PMKP: 5.1.2 )
• Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan tidak sama antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, prioritas
masalah kesehatan dapat berbeda antar daerah, oleh karena itu perlu dilakukan analisis peluang pengembangan upaya dan
kegiatan Puskesmas, serta perbaikan mutu dan kinerja.
• Risiko yang pernah terjadi maupun berpotensi terjadi dalam penyelenggaraan pelayanan baik upaya kesehatan masyarakat
maupun Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang perlu diidentifikasi, dianalisis dan dikelola agar pelayanan yang
disediakan aman bagi masyarakat, petugas, dan lingkungan.
• Hasil analisis risiko harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan, sehingga upaya pencegahan dan mitigasi risiko
sudah direncanakan sejak awal serta disediakan sumber daya yang memadai untuk pencegahan dan mitigasi risiko. (lihat
juga 5.2.1)
• Hasil identifikasi dan analisis untuk menetapkan jenis pelayanan dan penyusunan perencanaan Puskesmas terdiri dari : a)
kebutuhan dan harapan masyarakat, b) hasil identifikasi dan analisis peluang pengembangan pelayanan pada area prioritas,
dan c) hasil identifikasi dan analisis risiko penyelenggaraan pada unit-unit pelayanan baik dari sisi KMP, UKM, maupun
UKPP termasuk risiko terkait bangunan, prasarana, peralatan Puskesmas.
•
1.1.1 PERENCANAAN PUSKESMAS DILAKUKAN SECARA TERPADU DENGAN
LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR SERTA SESUAI DENGAN
PERATURAN PERUNDANGA
1. Ditetapkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai Puskesmas yang menjadi acuan
dalam penyelenggaraan Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan
kegiatan hingga evaluasi kinerja Puskesmas. (R) ( Lihat juga KMP : 1.6.1)
2. Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan sesuai dengan yang
diminta dalam pokok pikiran. (R)
3. Jenis-jenis pelayanan ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi dan analisis
sesuai dengan yang diminta pada pokok pikiran pada paragraf terakhir.
(D,W)
KRITERIA 1.1.2
Perencanaan Puskesmas disusun berdasarkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai
Puskesmas, analisis peluang pengembangan pelayanan, analisis risiko
pelayanan, capaian kinerja dan analisis kebutuhan masyarakat termasuk
umpan balik dari dinas kesehatan daerah kabupaten/kota yang diselaraskan
dengan rencana strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota serta
dapat direvisi sesuai dengan capaian kinerja dan apabila ada perubahan
kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
POKOK PIKIRAN 1.1.2
• Dasar Perencanaan :
- Visi, misi, tujuan, tata nilai
- hasil analisis kebutuhan masyarakat
- analisis peluang pengembangan pelayanan
- analisis risiko pelayanan menjadi dasar perencanaan
- Renstra dinkes kab/kota
• Perencanaan Puskesmas dilakukan secara terpadu baik KMP, upaya kesehatan masyarakat (UKM), dan Upaya Kesehatan
Perseorangan dan Penunjang dan penunjang (UKPP).
• Berdasarkan rencana lima tahunan, Puskesmas menyusun Rencana Operasional Puskesmas yang dituangkan dalam Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) untuk periode tahun yang akan datang yang merupakan usulan ke Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/ Kota, dan menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) untuk tahun berjalan berdasarkan anggaran yang
tersedia untuk tahun tersebut.
• Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun secara terintegrasi melalui penetapan Tim Manajemen Puskesmas, yang akan
dibahas dalam musrenbang desa dan musrenbang kecamatan untuk kemudian diusulkan ke Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/ Kota.
POKOK PIKIRAN 1.1.2
1. Ditetapkan kebijakan tentang perencanaan sesuai dengan yang diminta pada pokok pikiran (R)
2. Rencana Lima Tahunan disusun dengan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor serta
berdasarkan rencana strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota. (D)
3. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor,
berdasarkan rencana strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota, Rencana Lima Tahunan
Puskesmas dan hasil penilaian kinerja. (D)
4. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas disusun secara lintas program sesuai dengan
anggaran yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota. (D)
5. Ada kesesuaian antara Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dengan Rencana Usulan kegiatan
(RUK) dan rencana lima tahunan Puskesmas. (D,O,W)
6. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan disusun sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tahunan serta hasil pemantauan dan capaian kinerja bulanan. (D)
7. Apabila ada perubahan kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dilakukan revisi
perencanaan sesuai kebijakan yang ditetapkan. (D, W)
Visi, Misi, Tujuan, Tata Nilai
1.1.1 & 1.1.2
Hasil-hasil survei masyarakat
Peraturan/UU RUK
Kepala Puskesmas
Lokakarya mini
perencanaan
Tim Manajemen
RPK
• Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan tidak sama antara daerah yang satu
dengan daerah yang lain, prioritas masalah kesehatan dapat berbeda antar daerah, oleh
karena itu perlu diidentifikasi peluang pengembangan upaya dan kegiatan Puskesmas,
serta perbaikan mutu dan kinerja.(Lihat juga PMP 5.1)
• Keterbatasan sumber daya mengakibatkan tidak semua proses yang terjadi di
Puskesmas dapat diukur dan diperbaiki di waktu yang sama.
• Berdasarkan masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja sebagai hasil analisis
kebutuhan masyarakat tiap-tiap tahun ditetapkan area prioritas perbaikan untuk tingkat
Puskesmas yang menjadi fokus untuk melakukan inovasi perbaikan, dan didukung baik
oleh Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP), Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang (UKPP) (Lihat juga 1.1.1)
POKOK PIKIRAN
Kebijakan, SOP
Kesepakatan jadwal Bukti evaluasi
Bukti kesepakatan
Jika terjadi perubahan
Pelaksanaan kegiatan
PENJADWALAN
Lintas sektor
KRITERIA 1.1.5
• Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan pembinaan kepada Puskesmas sebagai unit
pelaksana teknis yang memiliki otonomi dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan daerah.
• Pencapaian tujuan pembangunan kesehatan daerah merupakan bagian dari tugas, fungsi dan tanggung
jawab Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota.
• Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab, Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota melakukan bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan evaluasi, dan pelaporan serta
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
• Pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam hal penyelenggaraan
Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kinerja Puskesmas
dilaksanakan secara periodik termasuk pembinaan dalam rangka pencapaian Program Prioritas
Nasional, khususnya yang tercantum dalam bab 4 dalam standar ini. (Lihat juga KMP : 1.6.2 dan 1.8;
UKM: 2.8.5 ; dan 2.8.6, serta PPN)
ELEMEN PENILAIAN 1.1.5
1. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menetapkan struktur organisasi Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan. (R)
2. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota menetapkan kebijakan pembinaan Puskesmas dan program kerjanya secara
periodik. (R, D)
3. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan secara terpadu kepada Puskesmas yang
berkesinambungan dengan menggunakan indikator pembinaan program dan menyampaikan hasil pembinaan kepada
Puskesmas. (D,W)
4. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan pendampingan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Puskesmas. (D, W)
5. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan pendampingan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan sesuai dengan anggaran yang sudah ditetapkan. (D, W)
6. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menindaklanjuti pelaksanaan lokakarya mini Puskesmas yang
menjadi kewenangannya dalam rangka membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak bisa diselesaikan di
tingkat Puskesmas. (D, W)
7. Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan verifikasi dan memberikan umpan balik evaluasi kinerja
Puskesmas. (D, W)
8. Puskesmas melakukan tindak lanjut terhadap hasil pembinaan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota. (D, W)
Standar 1. 2.
Pelaksanaan kegiatan Puskesmas harus
memperhatikan kemudahan akses pengguna
layanan
MASYARAKAT
LINTAS PROGRAM
Kejelasan LINTAS SEKTOR
Ketepatan
Akurasi
Konsistensi
Pemanfaatan tehnologi
1.2.1
Communication strategy:
• Menggunakan Bahasa sederhana
• Memanfaatkan tehnologi informasi
Mekanisme kerja/proses • Memperhatikan budaya masyarakat
pelayanan
KRITERIA 1.2.2
Masyarakat
Pertemuan-pertemuan
GKM
Lokakarya mini
Pertemuan Tinjauan
Manajemen
STANDAR 1.3
PUSKESMAS MEMENUHI
PERSYARATAN SUMBERDAYA SESUAI
STANDAR BERDASARKAN
KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANGAN
• Tersedia dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan lainnya, dan tenaga non
kesehatan dengan jumlah, jenis, dan kompetensi sesuai kebutuhan dan jenis
1.3.4 pelayanan yang disediakan
KRITERIA 1.3.1
Puskesmas memenuhi persyaratan lokasi,
sarana/bangunan, prasarana dan peralatan Puskesmas
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
POKOK PIKIRAN 1.3.1
• Setiap Puskesmas harus memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Pendirian Puskesmas perlu memperhatikan persyaratan lokasi: dibangun di setiap kecamatan,
memperhatikan kebutuhan pelayanan sesuai rasio ketersediaan pelayanan kesehatan dengan
jumlah penduduk, mudah diakses, dan mematuhi persyaratan kesehatan lingkungan.
• Dokumen analisis pendirian Puskesmas dibuat oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/
Kota dengan mempertimbangkan tata ruang daerah, dan rasio ketersediaan pelayanan
kesehatan, jumlah penduduk dan aksesibilitas (geografis) yang dituangkan dalam rencana
strategis atau rencana pembangunan Puskesmas.
• Untuk menghindari gangguan dan dampak keberadaan Puskesmas terhadap lingkungan dan
kepedulian terhadap lingkungan, maka pendirian Puskesmas perlu didirikan di atas bangunan
yang permanen dan tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja yang lain.
POKOK PIKIRAN 1.3.1
• Yang dimaksud unit kerja yang lain adalah unit kerja yang tidak ada kaitan langsung
dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan Puskesmas.
• Ketersediaan bangunan yang memenuhi persyaratan dan dipelihara dengan baik akan
menjamin kelancaran dan keamanan dalam pelaksanaan kegiatan (lihat juga KMP :
1.4.2)
• Ketersediaan ruang untuk pelayanan harus bersih dan sesuai dengan jenis pelayanan
kesehatan yang disediakan oleh Puskesmas.
• Ruang yang minimal harus tersedia adalah: ruang pendaftaran dan ruang tunggu, ruang
administrasi, ruang pemeriksaan, ruang konsultasi dokter, ruang tindakan, ruang
farmasi, ruang laboratorium, ruang ASI, kamar mandi dan WC, Ruang Terbuka Hijau
(RTH) yang dimanfaatkan untuk Taman Obat Keluarga (TOGA), dan ruang lain sesuai
kebutuhan pelayanan.
POKOK PIKIRAN 1.3.1
• Pengaturan ruang memperhatikan fungsi, keamanan, kebersihan, kenyamanan dan kemudahan dalam
pemberian pelayanan untuk memudahkan pasien/keluarga pasien untuk akses yang mudah termasuk
memberi kemudahan dengan kebutuhan khusus, antara lain: disabilitas, anak-anak, ibu hamil dan orang
usia lanjut, termasuk jika ada pasien dengan gaduh gelisah, pasien TB, penyalahgunaan zat, HIV/AIDS,
korban kekerasan/ penelantaran, gawat darurat, demikian juga memperhatikan keamanan, kebutuhan
akan privasi, dan kemudahan bagi petugas dalam memberikan pelayanan.
• Sebagai upaya pencegahan infeksi, pengaturan ruangan juga harus memperhatikan zona pemeriksaan
bagi orang sehat dan zona pemeriksaan bagi orang sakit.
• Untuk kelancaran dalam memberikan pelayanan dan menjamin kesinambungan pelayanan maka
Puskesmas harus dilengkapi dengan prasarana dan peralatan Puskesmas sesuai dengan jenis
pelayanan yang disediakan.
• Prasarana adalah alat, jaringan, dan sistem yang membuat suatu sarana dapat berfungsi.
• Prasarana yang dipersyaratkan tersebut meliputi: sistem penyediaan air bersih, sistem penghawaan
(ventilasi), sistem pencahayaan, sistem sanitasi, sistem kelistrikan, sistem komunikasi, sistem gas
medik, sistem proteksi petir, sistem proteksi kebakaran, sarana evakuasi, sistem pengendalian
kebisingan, dan kendaraan di Puskemas (lihat juga 1.4.7)
POKOK PIKIRAN 1.3.1
• Peralatan Puskesmas terdiri dari alat kesehatan, perbekalan kesehatan lain, bahan habis
pakai, dan perlengkapan.
• Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/
atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
• Agar pelayanan diberikan dengan aman dan bermutu Peralatan Puskesmas tersebut
terpelihara, terjamin dan berfungsi dengan baik, dan dikalibrasi untuk alat-alat ukur yang
digunakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (lihat
juga 1.4.1; 1.4.6)
• Alat kesehatan yang memerlukan perizinan harus memiliki izin yang berlaku.
• Pembelian, penggunaan dan pemusnahan alat kesehatan yang mengandung merkuri
tidak diperkenankan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
1.3.1 PUSKESMAS MEMENUHI PERSYARATAN SUMBERDAYA SESUAI
STANDAR BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGAN
1. Ada bukti pendirian Puskesmas didasarkan pada analisis dengan mempertimbangkan tata ruang
daerah, rasio jumlah penduduk, aksesibilitas (geografis) dan ketersediaan pelayanan kesehatan.
(D)
2. Puskesmas diselenggarakan di atas bangunan yang permanen, tidak bergabung dengan tempat
tinggal atau unit kerja yang lain, dan memenuhi persyaratan lingkungan sehat. (D,O)
3. Ketersediaan ruang memenuhi persyaratan minimal dan kebutuhan pelayanan. (D,O)
4. Penataan ruang memperhatikan akses, keamanan, kebersihan, kenyamanan dan ruang terbuka
hijau. (D,O)
5. Penataan ruang memisahkan zona pemeriksaan orang sehat dari zona pemeriksaan orang sakit.
(D,O)
6. Tersedia prasarana dan peralatan Puskesmas sesuai standar berdasarkan kebutuhan pelayanan.
(D, O)
7. Alat kesehatan yang memerlukan izin memiliki kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. (D, O)
8. Puskesmas memiliki izin yang berlaku. (D)
KRITERIA 1.3.2
Penyelenggaraan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat
Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan untuk
memastikan pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana,
dan alat kesehatan.
.
POKOK PIKIRAN 1.3.2
1.3.2 PENYELENGGARAAN APLIKASI SARANA, PRASARANA, DAN ALAT KESEHATAN
(ASPAK) OLEH PUSKESMAS DILAKUKAN UNTUK MEMASTIKAN PEMENUHAN
TERHADAP STANDAR SARANA, PRASARANA, DAN ALAT KESEHATAN
Elemen Penilaian
1. Ditetapkannya petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan input
data sarana, prasarana dan alat Kesehatan dalam ASPAK. (R)
2. Input data sarana, prasarana dan alat kesehatan dalam ASPAK dilakukan
sesuai ketentuan peraturan perundang -undangan dan divalidasi
oleh Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota. (D, O, W) (lihat juga KMP
:1.1.5)
3. Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan dalam ASPAK digunakan
untuk perencanaan Puskesmas. (D, W)
1.3.1 dan 1.3.2
Analisis Kebutuhan:
Ratio thd juml
penduduk (renstra)
Ketersedian faskes
Bangunan permanen
Tidak bergabung
Persyaraatan sanitasi
ASPAK
Tat Ruang Daerah
Persyaratan sanitasi
1.3.1
Pengaturan ruangan termasuk pemisahan
zona sehat dan zona sakit
Kebutuhan ruangan
Pengaturan ruang
Ramp
Kemudahan akses
Populasi Kursi roda
Orang dengan kebutuhan khusus
EVALUASI
Ruang bayi
Kekerasan
fisik
KRITERIA 1.3.3
.
POKOK PIKIRAN 1.3.3
• Agar Puskesmas dikelola dengan baik, efektif dan efisien, maka Puskesmas harus
dipimpin oleh tenaga kesehatan yang kompeten untuk mengelola fasilitas tersebut, sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan.
• Uraian tugas sebagai dasar bagi Kepala Puskesmas dalam melaksanakan tugas sebagai
pimpinan.
• Kepala Puskesmas adalah dokter/dokter gigi atau tenaga kesehatan lainnya paling
rendah strata 1 (S1) bidang kesehatan atau Diploma 4 (D4) bidang kesehatan ( Lihat UU
36/2014 tentang Tenaga Kesehatan, pasal 8 sampai dengan pasal 11)
• Untuk daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan, Kepala Puskesmas dapat dijabat oleh
tenaga kesehatan minimal dengan Jenjang Pendidikan D3.
Elemen Penilaian 1.3.3
Kepala Puskesmas adalah tenaga kesehatan yang kompeten
sesuai dengan peraturan perundangan
.
POKOK PIKIRAN 1.3.4
1. Ditetapkan persyaratan kompetensi untuk tiap jabatan dan tiap jenis tenaga
yang dibutuhkan.(R)
2. Disusun pola ketenagaan berdasar analisis kebutuhan tenaga sesuai dengan
pelayanan yang disediakan.(D, W)
3. Ada rencana pengembangan tenaga sesuai dengan hasil analisis kebutuhan
tenaga. (D)
4. Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga sesuai dengan
rencana pengembangan tenaga yang disusun. (D)
STANDAR 1.5
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSKESMAS DILAKUKAN SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
• Karyawan wajib mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dipersyaratkan untuk menunjang keberhasilan
1.5.6 pelaksanaan tugas
• Uraian tugas diperlukan oleh tiap karyawan sebagai acuan dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan. Setiap karyawan wajib memahami uraian tugas masing-masing
agar dapat menjalankan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
diemban.
• Uraian tugas karyawan berisi tugas pokok dan tugas tambahan.
• Tugas pokok adalah tugas yang sesuai dengan Surat Keputusan pengangkatan
sebagai jabatan fungsional yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
• Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada karyawan untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan
Elemen Penilaian 1.5.1
• Puskesmas wajib menyediakan file kepegawaian untuk tiap karyawan yang bekerja di
Puskesmas sebagai bukti bahwa karyawan yang bekerja memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dan dilakukan upaya pengembangan untuk memenuhi persyaratan tersebut.
• Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR),
dan atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
• File kepegawaian tiap karyawan berisi antara lain: bukti pendidikan, bukti dilakukan verifikasi
terhadap Pendidikan (ijazah), registrasi (STR) dan perizinan (SIP), bukti pendidikan dan
pelatihan, keterampilan, dan pengalaman yang dipersyaratkan, uraian tugas karyawan
dan/atau rincian kewenangan klinis tenaga kesehatan, hasil penilaian kinerja karyawan, dan
bukti evaluasi penerapan hasil pelatihan termasuk bukti orientasi.
ELEMEN PENILAIAN 1.5.2
• Asuhan klinis dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tepat dan kompeten.
• Untuk menjamin bahwa asuhan klinis dilakukan secara legal dan profesional maka harus ada
kejelasan tugas dan wewenang untuk tiap tenaga kesehatan yang memberikan asuhan klinis di
Puskesmas.
• Kewenangan klinis diberikan sesuai dengan kompetensi lulusan yang dimiliki berdasar bukti
pendidikan dan pelatihan yang dimiliki.
• Dalam kondisi tertentu, jika tenaga kesehatan yang memenuhi persyaratan tidak tersedia,
maka dapat ditetapkan tenaga kesehatan dengan pemberian kewenangan khusus untuk
menjalankan asuhan klinis tertentu oleh pejabat yang berwenang. Pemberian kewenangan
khusus diberikan sesuai dengan persyaratan pendidikan dan pelatihan bagi petugas,serta
sesuai peraturan perundangan-undangan.
POKOK PIKIRAN 1.5.3
Pemberian wewenang khusus yang dimaksud pada kriteria 1.5.3 berupa pelimpahan
wewenang delegatif yang diberikan sesuai dengan persyaratan pendidikan dan
pelatihan yang terdiri dari :
• bagi tenaga perawat dapat diberikan pelimpahan wewenang delegatif pada saat
keadaan tidak adanya tenaga medis dan tenaga kefarmasian. (lihat UU no.38
tahun 2014 tentang Keperawatan)
• bagi tenaga bidan dapat diberikan pelimpahan wewenang delegatif pada saat
keadaan tidak adanya tenaga medis dan atau tenaga kesehatan lain (lihat UU
no.4 tahun 2019 tentang Kebidana)
ELEMEN PENILAIAN 1.5.3
• Agar memahami tugas, peran, dan tanggung jawab, karyawan baru dan alih tugas, baik yang
diposisikan sebagai Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas, koordinator
pelayanan, maupun pelaksana kegiatan harus mengikuti orientasi.
• Kegiatan orientasi meliputi orientasi umum dan orientasi khusus.
• Kegiatan orientasi umum dilaksanakan untuk mengenal secara garis besar visi, misi, tata nilai,
tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Puskesmas, program mutu Puskesmas dan
keselamatan pasien, serta program pengendalian infeksi.
• Kegiatan orientasi khusus difokuskan pada orientasi di tempat tugas yang menjadi tanggung
jawab dari karyawan yang bersangkutan. Pada kegiatan orientasi ini karyawan baru
diberi/dijelaskan terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana melakukan
dengan aman sesuai dengan Panduan Praktik Klinis, panduan asuhan lainnya dan pedoman
program lainnya.
ELEMEN PENILAIAN 1.5.4
KRITERIA 1.5.5
Dilakukan penilaian kinerja untuk tiap kar yawan yang bekerja di
Puskesmas berdasarkan uraian tugas dan tata nilai yang disepakati .
POKOK PIKIRAN 1.5.5
Indikator penilaian kinerja setiap karyawan Puskesmas disusun dan ditetapkan berdasarkan:
1. Uraian tugas yang menjadi tanggung jawabnya baik uraian tugas pokok dan tugas
tambahan
2. Tata nilai yang disepakati termasuk di dalamnya profesionalisme
• Indikator penilaian kinerja untuk uraian tugas pokok bagi karyawan ASN dapat menggunakan
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP).
• Perlu ditetapkan kebijakan, prosedur dan indikator penilaian kinerja yang berdasarkan uraian
tugas dan tata nilai yang disepakati.
• Hasil penilaian kinerja ditindaklanjuti untuk perbaikan kinerja masing-masing karyawan.
• Penilaian kinerja karyawan mengacu pada ketentuan penilaian kinerja karyawan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
ELEMEN PENILAIAN 1.5.5
.
POKOK PIKIRAN 1.5.6
• Karyawan yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi terkait dengan pekerjaan yang dilakukan
dalam pelayanan pasien baik langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu karyawan mempunyai hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan perlindungan terhadap kesehatannya.
• Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas, demikian juga pemberian imunisasi bagi karyawan sesuai dengan hasil identifikasi risiko epidemiologi
penyakit infeksi, serta program perlindungan karyawan terhadap penularan penyakit infeksi proses pelaporan jika
terjadi paparan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan konseling perlu disusun dan diterapkan.
• Karyawan juga berhak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan yang dilakukan oleh pasien, keluarga pasien,
maupun oleh sesama karyawan. Program perlindungan karyawan terhadap kekerasan fisik termasuk proses
pelaporan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan konseling, perlu disusun dan diterapkan. (lihat juga KMP :
1.4.2)
• Dalam pengelolaan limbah jarum suntik dan benda tajam yang lain harus memperhatikan jarum suntik dan limbah
benda tajam yang lain dikumpulkan dalam wadah khusus untuk membuang jarum suntik dan limbah benda tajam
yang bersifat tertutup, tidak tembus benda tajam, dan tidak bocor (lihat juga KMP : 1.4.3; dan PMP : 5.5.4)
• Jika limbah limbah jarum suntik dan benda tajam yang lain diserahkan kepada pihak ketiga, harus dipastikan
bahwa limbah tersebut dikelola oleh pihak ketiga sesuai dengan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi.
ELEMEN PENILAIAN 1.5.7
STANDAR 1.6
PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN
PUSKESMAS HARUS MENGACU PADA VISI,
MISI, TUJUAN DAN TATA NILAI, SESUAI
DENGAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
PUSKESMAS YANG DITETAPKAN
Kegiatan Puskesmas dilaksanakan sesuai dengan
visi, misi, tujuan dan tata nilai , tugas pokok dan
fungsi puskesmas secara efektif dan efisien
.
STANDAR 1.6
• Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab upaya membina tata hubungan kerja dengan pihak terkait lintas
1.6.6 sektoral.
• Kebijakan, pedoman/panduan, kerangka acuan dan prosedur terkait pelaksanaan kegiatan disusun,
didokumentasikan, dan dikendalikan, serta dokumen bukti pelaksanaan kegiatan dikendalikan.
1.6.7
STANDAR 1.6
• Kegiatan penyelenggaraan Puskesmas harus dipandu oleh visi, misi, tujuan dan
tata nilai yang ditetapkan oleh Pimpinan Puskesmas agar mampu memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat.
• Tata nilai yang disusun mencerminkan diterapkannya budaya mutu dan
keselamatan pasien/masyarakat.
• Setiap karyawan wajib memahami visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan
menerapkan dalam kegiatan penyelenggaraan Puskesmas
ELEMEN PENILAIAN 1.6.1
KRITERIA 1.6.2
Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas, wewenang,
tanggung jawab, dan tata hubungan kerja
POKOK PIKIRAN 1.6.2
• Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi, perlu disusun struktur organisasi
Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota.
• Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, perlu ada kejelasan tugas, wewenang, tanggungjawab
dan persyaratan jabatan.
• Perlu dilakukan pengaturan terhadap tata hubungan kerja di dalam struktur organisasi yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota.
• Pengisian jabatan dalam struktur organisasi tersebut dilaksanakan berdasarkan persyaratan
jabatan.
• Efektivitas struktur dan pengisian jabatan perlu dikaji ulang secara periodik oleh Puskesmas
untuk menyempurnakan struktur yang ada dan efektivitas organisasi agar sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan. (lihat juga 1.1.5)
ELEMEN PENILAIAN 1.6.2
KRITERIA 1.6.3
Adanya peraturan internal yang mengatur tata ter tib dan perilaku dalam
pelaksanaan kegiatan Puskesmas sesuai dengan visi, misi , tujuan dan
tata nilai Puskesmas (lihat juga KMP : 1.1.1)
POKOK PIKIRAN 1.6.3
• Untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan dan kegiatan manajerial perlu
dilakukan komunikasi internal. Komunikasi internal dilakukan dalam rangka melakukan pengarahan, koordinasi
internal, perbaikan dan penyampaian umpan balik.
• Kepala Puskesmas, Penanggung jawab upaya, dan koordinator pelayanan mempunyai kewajiban untuk
memberikan arahan dan dukungan bagi karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan dan
dukungan dapat diberikan dalam bentuk kebijakan lokal, Lokmin, pertemuan-pertemuan, maupun konsultasi dan
pembimbingan oleh pimpinan (lihat juga UKM : 2.4.1)
• Kepala Puskesmas, Penanggung jawab upaya, dan koordinator pelayanan mempunyai kewajiban memantau
pelaksanaan kegiatan apakah sesuai dengan rencana yang disusun dan capaian kinerja yang didukung oleh sistem
pencatatan dan pelaporan yang baku, baik melalui perbaikan terhadap capaian kinerja dari laporan yang disusun,
pembahasan dalam pertemuan, lokakarya mini, maupun perbaikan langsung terhadap pelaksanaan kegiatan.
• Koordinator pelayanan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan dan/atau umpan balik terkait dengan
capaian kinerja dan pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan laporan dan umpan balik tersebut dilakukan upaya
perbaikan (lihat juga KMP : 1.8.1 dan 1.6.11).
ELEMEN PENILAIAN 1.6.4
KRITERIA 1.6.5
Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab upaya mendelegasikan
wewenang manajerial apabila meninggalkan tugas
POKOK PIKIRAN 1.6.5
• Agar pelaksanaan kegiatan pelayanan Puskesmas baik Upaya Kesehatan Perseorangan dan
Penunjang maupun Upaya Kesehatan Masyarakat dapat terlaksana secara efektif dalam
mencapai tujuan yang diharapkan harus dipandu dengan kebijakan, pedoman/ panduan/
kerangka acuan dan prosedur yang jelas untuk pelaksanaan kegiatan tiap upaya kesehatan
masyarakat.
• Masing-masing pelayanan kesehatan perseorangan harus menyusun pedoman pelayanan
kesehatan perseorangan sebagai acuan dalam proses pemberian pelayanan kesehatan
perseorangan. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, tenaga kesehatan wajib bekerja
sesuai dengan rincian kewenangan klinis dan berdasarkan pada panduan praktik klinis dan/
atau prosedur yang jelas dalam pelaksanaan pelayanan klinis.
•
ELEMEN PENILAIAN 1.6.8
KRITERIA 1.6.9
JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN JEJARING FASILITAS
KESEHATAN DI WILAYAH KERJA DIKELOLA DAN DIOPTIMALKAN
UNTUK MENINGKATKAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN KEPADA
MASYARAKAT.
POKOK PIKIRAN 1.6.9
• Puskesmas perlu mengidentifikasi jaringan dan jejaring yang ada di wilayah kerja Puskesmas
untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang upaya kesehatan
• Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas mempunyai kewajiban untuk
melakukan pembinaan terhadap jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
kesehatan kesehatan tingkat pertama yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Agar jaringan dan
jejaring tersebut dapat memberikan kontribusi implementasi PIS PK baik dalam bentuk
pelayanan UKM dan UKPP yang mudah diakses oleh masyarakat.
• Jaringan pelayanan Puskesmas meliputi : Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan
praktik bidan desa, atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Jejaring fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kerjanya seperti klinik, Puskesmas, apotek,
laboratorium, praktik mandiri tenaga kesehatan, dan Fasilitas kesehatan lainnya.
• Program pembinaan meliputi aspek KMP, UKM, UKPP, termasuk pembinaan ketenagaan,
sarana prasarana, dan pembiayaan dalam upaya pemberian pelayanan yang bermutu
ELEMEN PENILAIAN 1.6.9
KRITERIA 1.6.10
EPALA PUSKESMAS MELAKSANAKAN MANAJEMEN
KEUANGAN
POKOK PIKIRAN 1.6.10
• Jika ada kewenangan pada pengelola Puskesmas untuk mengontrakkan sebagian kegiatan
kepada pihak ketiga, maka proses kontrak harus mengikuti peraturan perundangan yang
berlaku, dan menjamin bahwa kegiatan yang dikontrakkan pada pihak ketiga tersebut
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan menaati peraturan perundangan yang berlaku.
• Isi dokumen kontrak/perjanjian kerja sama meliputi kejelasan ruang lingkup kontrak
kegiatan yang harus dilakukan, misal Manajemen, Klinis, Obat dan BMHP, Alat Kesehatan,
SDM, Gizi, Kebersihan, pengolahan limbah termasuk B3, dan IT, peran dan tanggung jawab
masing-masing pihak, personil yang melaksanakan kegiatan, kualifikasi, indikator dan
standar kinerja, masa berlakunya Kontrak/Perjanjian Kerja Sama, proses kalau terjadi
perbedaan pendapat, termasuk bila terjadi pemutusan hubungan kerja.
• Pengelolaan kontrak mengacu pada Perpres Nomor 16 Tahun 2018
ELEMEN PENILAIAN 1.7.1
STANDAR 1.8
PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KINERJA
DILAKUKAN SEC ARA PERIODIK
• Pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator
kinerja yang jelas untuk memudahkan melakukan perbaikan penyelenggaraan pelayanan dan perencanaan
pada periode berikutnya
• Indikator kinerja adalah indikator untuk menilai cakupan kegiatan dan manajemen Puskesmas
• Indikator kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan kegiatan perlu disusun, dipantau dan dianalisis secara
periodik sebagai bahan untuk perbaikan kinerja dan perencanaan periode berikutnya
• Indikator-indikator kinerja tersebut meliputi:
• Indikator kinerja Manajemen Puskesmas
• Indikator kinerja cakupan pelayanan UKM
• Indikator kinerja cakupan pelayanan UKPP
• Dalam menyusun indikator-indikator tersebut harus mengacu pada Standar Pelayanan Minimal Kabupaten,
Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kebijakan/Pedoman dari dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
ELEMEN PENILAIAN 1.8.1
1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja yang
dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab jenis layanan (R)
2. Ditetapkan indikator kinerja Puskesmas sesuai dengan jenis-jenis pelayanan yang disediakan dan kebijakan
pemerintah (R)
3. Kepala Puskesmas bersama dengan penanggung jawab, koordinator dan pelaksana menetapkan tahapan
pencapaian kinerja untuk tiap indikator yang ditetapkan (D, W)
4. Dilakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja secara periodik sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan, dan hasilnya diumpan-balikkan pada lintas program dan lintas sektor (D)
5. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil pemantauan dan penilaian kinerja terhadap target yang
ditetapkan dan hasil kaji banding dengan Puskesmas lain (D)
6. Dilakukan analisis terhadap hasil pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja untuk digunakan dalam
perencanaan kegiatan masing-masing upaya Puskesmas, dan untuk perencanaan Puskesmas (D)
7. Hasil pengawasan, pengendalian dalam bentuk perbaikan kinerja disediakan dan digunakan sebagai dasar untuk
memperbaiki kinerja pelaksanaan kegiatan Puskesmas dan revisi perencanaan kegiatan bulanan (D, W)
8. Hasil pemantauan, pengendalian dan penilaian kinerja dalam bentuk Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas
(PKP), serta upaya perbaikan kinerja dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota (D)
laporan
RUK
Penetapan indikator
TAHAPAN PENCAPAIAN
laokakarya
KEGIATAN P3
SESUAI PROSEDUR
Rapat penilian kinerja & ANALISIS
• Proses maupun hasil pelaksanaan upaya Puskesmas perlu dikomunikasikan oleh Kepala
Puskesmas, Penanggung jawab Upaya baik KMP, UKM, dan UKPP kepada serta lintas program dan
lintas sektor terkait agar ada kesamaan persepsi untuk efektivitas pelaksanaan upaya Puskesmas.
• Komunikasi dan koordinasi Puskesmas melalui Lokakarya mini bulanan lintas program dan
Lokakarya mini triwulan lintas sektor dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
• Lokakarya mini bulanan digunakan untuk : menyusun secara lebih terinci kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mendatang, khususnya dalam waktu, tempat, sasaran,
pelaksana kegiatan, dukungan (lintas program dan sektor) yang diperlukan, serta metode dan
teknologi yang digunakan; menggalang kerjasama dan keterpaduan serta meningkatkan motivasi
petugas.
• Lokakarya mini triwulan digunakan untuk : menetapkan secara konkrit dukungan lintas sektor
yang akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan mendatang, melalui sinkronisasi/harmonisasi RPK
antar-sektor (antar-instansi) dan kesatupaduan tujuan; menggalang kerjasama, komitmen, dan
koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan di tingkat
kecamatan; meningkatkan motivasi dan rasa kebersamaan dalam melaksanakan pembangunan
masyarakat kecamatan
ELEMEN PENILAIAN 1.8.2
• Kinerja Puskesmas dan upaya perbaikan mutu yang dilakukan perlu dipantau apakah
mencapai target yang ditetapkan.
• Audit internal merupakan salah satu mekanisme pengawasan dan pengendalian yang
dilakukan secara sistematis oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas
• Hasil temuan audit internal disampaikan kepada Kepala Puskesmas, Penanggung
jawab atau Tim Mutu, Penanggung jawab atau Tim Keselamatan Pasien, dan
Penanggung jawab atau Tim PPI, Penanggung jawab Upaya Puskesmas, dan pelaksana
kegiatan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan.
• Jika ada permasalahan yang ditemukan dalam audit internal tetapi tidak dapat
diselesaikan sendiri oleh pimpinan dan karyawan Puskesmas, maka permasalahan
tersebut dapat dirujuk ke Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota untuk ditindak
lanjuti.
ELEMEN PENILAIAN 1.8.3
RENCANA AUDIT
INTERNAL
monitoring
Audit internal
TINDAK LANJUT
TIM AUDIT AUDIT
KRITERIA 1.8.4