ORMAS
M AESA
ANGGARAN DASAR
MAESA
MUKADIMAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, maka
penjajahan dalam segala bentuk dan manifestasinya di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan keadilan.
Bahwa Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17
Agustus 1945 adalah hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia sejak
berabad abad dicapai dengan korban jiwa, raga, air mata, dan harta
benda yang tak ternilai.
Bahwa cita cita proklamasi 17 Agustus 1945 adalah untuk mewujudkan
masyarakat madani yang demokratis adil dan makmur materil dan spiritual
berdasarkan
PANCASILA
sebagaimana
yang
termaktub
dalam
ini
mempersatukan
diri
dalam
wadah
Organisasi
Sosial
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama MAESA
Pasal 2
Organisasi MAESA didirikan pada tanggal 29 September 1979 untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Organisasi MAESA berkedudukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Pasal 4
Organisasi MAESA berazas Pancasila
Pasal 5
Organisasi MAESA bertujuan untuk melestarikan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan
sejahtera materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan
melestarikan budaya adat Minahasa yang dulu disebut MALESUNG.
BAB III
STATUS DAN SIFAT
Pasal 6
Status Organisasi MAESA adalah Independen.
Pasal 7
1. Organisasi MAESA bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras,
suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial politik dan
berbasis sosial kemasyarakatan.
2. Organisasi MAESA memiliki sifat mandiri, perjuangan/pergerakan
yang
militan,
persaudaraan,
patriotic,
inovatif,
kreatif,
dan
Pancasila
secara
murni
dan
konsekuen
etika
moral
dalam
kehidupan
bermasyarakat,
Pasal 11
Organisasi MAESA memiliki atribut yang merupakan identitas organisasi
berupa : pataka, panji-panji, Kartu Tanda Anggota (KTA), pakaian
seragam, papan nama, kop surat, stempel dan kelengkapan lainnya yang
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 12
1. Anggota Maesa ialah warga negara Indonesia yang setia pada
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
2. Keanggotaan Organisasi MAESA terdiri dari :
a. Anggota Biasa
b. Anggota Kehormatan
c. Anggota Luar Biasa
3. Ketentuan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB VIII
KEDAULATAN
Pasal 13
Kedaulatan
Organisasi
MAESA berada
di
tangan
anggota
yang
BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT RAPAT
Pasal 14
Musyawarah dan rapat rapat Organisasi MAESA di Tingkat Nasional
terdiri dari :
a. Musyawarah Besar (MUBES)
b. Musyawarah Luar Biasa (MUBESLUB)
c. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS)
d. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
e. Rapat Pleno
Pasal 15
Musyawarah dan Rapat rapat Organisasi MAESA di Tingkat Provinsi
terdiri dari :
a. Musyawarah Daerah (MUSDA)
b. Musyawarah Daerah Luar Biasa ( MUSDALUB)
c. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)
d. Rapat Pleno Daerah
Pasal 16
Musyawarah dan rapat rapat Organisasi MAESA di Tingkat Kabupaten /
Kota atau cabang terdiri dari :
a. Musyawarah Cabang (MUSCAB)
b. Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSCALUB)
c. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB)
d. Rapat Pleno Cabang
Pasal 17
Musyawarah dan Rapat rapat Organisasi MAESA di Kecamatan atau
Tingkat Anak Cabang terdiri dari :
a. Musyawarah Anak Cabang (MUSANCAB)
b. Rapat Pleno
Pasal 18
Musyawarah dan Rapat rapat Organisasi MAESA di Kelurahan/Desa
atau Tingkat Ranting terdiri dari :
a. Musyawarah Ranting (MUSRAN)
b. Rapat Pleno
Pasal 19
Musyawarah dan Rapat-rapat Organisasi MAESA di RT/RW atau Tingkat
Anak Ranting terdiri dari :
a. Musyawarah Anak Ranting (MUSANRAN)
b. Rapat Anggota
Pasal 20
1. Kekuasaan tertinggi dalam organisasi adalah Musyawarah Besar
(Mubes).
2. Kekuasaan, wewenang musyawarah-musyawarah dan rapat-rapat
diatur secara rinci dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB X
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 21
1. Quorum Musyawarah dan rapat-rapat dinyatakan sah apabila dihadiri
oleh setengah ditambah satu dari jumlah unsur utusan
2. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat pada
azasnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat
3. Apabila pengambilan keputusan dalam musyawarah atau dalam
rapat-rapat tidak dapat tercapai mufakat maka keputusan diambil
melalui voting berdasarkan suara terbanyak.
4. Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan dalam peraturan
organisasi
5. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat diambil
dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah
unsur utusan yang hadir.
6. Khusus Quorum tentang perubahan Anggaran dasar, Anggaran rumah
tangga dan pembubaran organisasi harus dihadiri oleh dua pertiga
dari jumlah unsur utusan yakni Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan
Pimpinan cabang yang definitif. Dan pengambilan keputusan hal ini
diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga dari
jumlah unsur utusan atau anggota musyawarah yang hadir.
BAB XI
SUSUNAN, PIMPINAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 22
Kedudukan Organisasi MAESA disetiap jenjang dan tingkatan sebagai
berikut :
a. Tingkat Pusat berkedudukan sementara di Provinsi Sulawesi Utara di
pimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat
b. Tingkat Provinsi berkedudukan di Ibu Kota Provinsi dipimpin oleh
Dewan Pimpinan Daerah
c. Tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di kota Kabupaten/Kota
dipimpin oleh Dewan Pimpinan Cabang
d. Tingkat Kecamatan berkedudukan di daerah Kecamatan dipimpin oleh
Pimpinan Anak Cabang
e. Tingkat Kelurahan/Desa berkedudukan di daerah Kelurahan/Desa
dipimpin oleh Pimpinan Ranting
f. Tingkat RW atau yang setingkat dengan itu berkedudukan di daerah
lingkunngan RT/RW yang setingkat dipimpin oleh Pimpinan Anak
Ranting.
Pasal 23
1. Organisasi Maesa di tingkat Nasional, tingkat Provinsi dan di tingkat
Kabupaten/kota mempunyai Dewan Lembaga Adat dan Penasehat.
2. Susunan dan Komposisi kepemimpinan, wewenang dan tugas pokok
DPP,DPD,DPC, Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting, Pimpinan
Anak Ranting, Dewan Adat dan Penasehat di atur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB XII
LEMBAGA DAN BADAN
Pasal 24
1. Organisasi Maes mempunyai atau dapat membentuk LembagaLembaga dan Badan-Badan sesuai kebutuhan seperti :
Lembaga Lembaga :
1) Lembaga Bantuan Hukum
2) Lembaga Buruh/ Pekerja
3) Lembaga Tani/ Nelayan
4) Lembaga Pelajar dan Mahasiswa
5) Lembaga Perempuan
6) Lembaga Laskar Maesa
7) Lembaga Pengusaha/ Koperasi
8) Dan lain lain
2. Organisasi Maesa mempunyai dan dapat membentuk badan-badan
usaha.
3. Lembaga-lembaga sesuai peran sektoral dan kekhususannya berada
baik ditingkat Pusat, Daerah dan Cabang
4. Badan-badan sesuai kekhususannya berada ditingkat Pusat atau
ditingkat Daerah dan Cabang
5. Hubungan Lembaga dan Badan dengan Dewan Pimpinan diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB XIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 25
1. Keuangan Organisasi Maesa diperoleh dari :
a. Iuran wajib anggota
b. Sumbangan yang tidak mengikat
c. Usaha-usaha yang syah
d. Iuran sukarela pengurus
2. Iuran wajib anggota diatur dalam peraturan organisasi
Pasal 26
1. Kekayaan Organisasi Maesa adalah semua barang yang bergerak
dan barang tidak bergerak yang tercatat dan terdaftar sebagai aset
dan inventaris.
2. Kekayaan Organisasi Maesa setelah dibubarkan akan ditentukan
didalam Musyawarah Besar yang membubarkan organisasi sesuai
Bab X pasal 21 Anggaran Dasar.
BAB XIV
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 27
1. Khusus tentang perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar atau
Musyawarah Besar Luar Biasa.
Sekretaris Jenderal,
HERRY TOMBENG,SH
DENNI KAINDE, SH
Lengan kanan
hitam dasar putih
Lengan kiri
Dada kanan
: Nama anggota
Dada kiri
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Yang dapat diterima menjadi calon anggota biasa ialah :
1. Setiap warga negara Indonesia yang telah berusia 15 tahun
2. Menyatakan persetujuannya dan menerima anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga, misi perjuangan dan semua peraturanperaturan dan ketentuan organisasi Maesa.
3. Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota
biasa
4. Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggota apabila telah
mendapat Kartu Tanda Anggota Organisasi Maesa yang secara
tekhnis diatur dalam peraturan organisasi
5. Keanggotaan Lembaga dan badan Organisasi Maesa diatur dalam
peraturan organisasi.
Pasal 8
Anggota Luar Biasa adalah anggota yang telah memperlihatkan /
membuktikan kesetiaannya terhadap organisasi minimal dalam waktu 10
(sepuluh) tahun dan dianggap berjasa dan menaruh perhatian dalam
pengembangan organisasi.
Pasal 9
Anggota kehormatan bukan anggota biasa dan luar biasa terdir dari
pejabat dan tokoh masyarakat yang banyak bantuannya terhadap
organisasi,
berideologikan
Pancasila
bersikap
dan
bertindak
menguntungkan organisasi.
BAB III
KADER
Pasal 10
1. Kader adalah kekuatan inti organisasi, selaku penggerak, pemikir,
penggagas dan pelaksana tugas organisasi yang dipersiapkan
menjadi pemimpin dalam kehidupan organisasi, masyarakat, bangsa
dan negara.
2. Kader Organisasi Maesa ialah anggota Maesa yang telah mengikuti
pendidikan dan pelatihan kaderisasi formal Maesa dan dinyatakan
lulus dengan sertifikat / piagam sebagai kader dan merupakan
penggerak inti organisasi.
3. Kader organisasi Maesa terdiri dari :
a. Kader Pratama
b. Kader Madya
c. Kader Utama
d. Kader Kecabangan
4. Kaderisasi
adalah
proses
terus
menerus
dalam
rangka
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 11
1. Setiap anggota mempunyai hak :
a. Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi
b. Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan
kader, bimbingan dan pembinaan dari organisasi.
c. Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstruktif dan
positif baik secara lisan maupun tertulis.
d. Dipilih
e. Membela diri
f. Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi
ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan organisasi.
2. Setiap anggota berkewajiban :
a. Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan semua ketentuan serta peraturan
organisasi.
b. Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah
Besar
c. Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi
organisasi.
d. Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.
e. Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra
organisasi
3. Teguran
lisan
kepemimpinan
dan
tertulis
organisasi
dapat
oleh
dilakukan
Dewan
kepada
Pimpinan
jenjang
Pusat
atau
Pasal 14
1. Anggota dinyatakan berhenti apabila :
a. Meninggal dunia
b. Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis
c. Dipecat oleh Dewan Pimpinan Pusat atas usul Dewan Pimpinan
Daerah dan / atau karena yang bersangkutan melanggar
ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga,
Peraturan-peraturan organisasi dan/ atau beberapa kali membuat
kesalahan yang merugikan nama baik secara sengaja.
d. Lepas dari kewarganegaraan Indonesia.
2. Sanksi terhadap anggota didasarkan kepada :
a. Melanggar ketentuan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga
yang dianggap cukup berat
b. Melakukan tindakan yang merugikan organisasi
pemberhentian
sementara
dan
pemecatan
yang
BAB VI
KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 15
1. Musyawarah Besar Maesa adalah pemegang kekuasan tertinggi
organisasi yang diadakan sekali dalam waktu lima tahun dan
berwenang :
a. Menetapkan dan atau merubah anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga.
b. Menetapkan garis-garis besar haluan organisasi (GBHO) dan
program umum organisasi
atau
merehabilitasi
anggota
yang
terkena
sanksi
pemberhentian sementara.
g. Menetapkan
lembaga
dan
badan
organisasi
Maesa
atau
kebijakan
dan
pemikiran
organisasi
dalam
Pasal 16
1. Musyawarah Besar Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang
sama dengan Musyawarah Besar
2. Musyawarah
Besar
Luar
Biasa
diselenggarakan
atas
dasar
permintaan
Dewan
Pimpinan
Pusat
apabila
berwenang:
a. Menetapkan program daerah dalam rangka pelaksanaan program
umum Maesa
b. Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Dewan
Pimpinan Daerah.
c. Memilih dan menetapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah
dan menyusun komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti
lima tahun
d. Menetapkan Dewan Adat dan Penasehat Daerah
e. Menentukan pendirian / sikap organisasi di tingkat daerah dalam
menghadapi persoalan daerah.
Daerah
Luar
Biasa
mempunyai
kekuasaan
dan
Daerah
Luar
Biasa
diselenggarakan
atas
dasar
program
Cabang
dalam
rangka
pelaksanaan
Pasal 21
1. Musyawarah Pimpinan Anak Cabang adalah pemegang kekuasaan
tertinggi di tingkat Kecamatan yang diadakan sekali dalam waktu 3
(tiga) tahun dan berwenang :
a. Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban Pimpinan
Anak Cabang
b. Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Anak Cabang dan
komposisi personalia fungsionaris kolektif untuk masa bakti tiga
tahun.
c. Menetapkan Penasehat Anak Cabang.
2. Musyawarah Pimpinan Anak Cabang dihadiri oleh :
a. Pimpinan Anak Cabang
b. Dewan Pimpinan Cabang
c. Pimpinan Ranting
d. Penasehat Anak Cabang
e. Undangan undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan
Anak Cabang.
Pasal 22
mengganggu/
mengancam
kelangsungan
hidup
organisasi.
b. Organisasi mengalami kedaaan genting yang memaksa
2. Rapat Pimpinan Nasional adalah forum rapat tertinggi organisasi di
tingkat
pusat
hanya
mempunyai
kekuasaan
dan
wewenang
Pasal 25
1. Rapat Kerja Daerah Maesa adalah forum rapat kerja organisasi di
tingkat Daerah / Propinsi yang diadakan minimal sekali dalam satu
periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program
kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan
Dewan Pimpinan Daerah.
2. Rapat Kerja Daerah Maesa diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan
Daerah.
3. Rapat Kerja Daerah dihadiri oleh :
a. Dewan Pimpinan Daerah
b. Dewan Adat dan Penasehat Tingkat Daerah
c. Dewan Pimpinan Pusat
d. Dewan Pimpinan Cabang
e. Lembaga / Badan di tingkat Daerah
f. Undangan undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan
Pimpinan Daerah.
Pasal 26
1. Rapat Kerja Cabang Maesa adalah forum rapat kerja organisasi di
tingkat Cabang yang diadakan minimal sekali dalam satu periode
masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja
yang
ditentukan
oleh
Dewan
Pimpinan
apabila
ditentukan.
Pasal 28
Rapat Harian Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum
rapat internal di masing masing Dewan Pimpinan yang dihadiri oleh :
a. Unsur Harian Dewan Pimpinan
b. Undangan
yang
ditentukan
oleh
diperlukan
Pasal 29
Dewan
Pimpinan
apabila
Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang ialah forum rapat internal di masingmasing Pimpinan Anak Cabang yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Anak
Cabang.
Pasal 30
Rapat Ranting ialah forum rapat internal di masing masing Pimpinan
Ranting yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Ranting.
BAB VII
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 31
Pelaksanaan Hak Bicara dan Hak Suara para utusan Musyawarah dan
rapat-rapat yang diatur dalam Bab VI Anggaran Rumah Tangga ini akan
ditetapkan dalam peraturan organisasi dan tata tertib persidangan.
BAB VIII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPEMIMPINAN
Pasal 32
Susunan dan Komposisi Kepemimpinan Dewan Pimpinan adalah sebagai
berikut :
Dewan Pimpinan Pusat :
a. 1 (satu) orang Ketua Umum DPP
b. 1 (satu) orang Wakil Ketua Umum
c. 3 (tiga) orang Ketua Ketua Bidang
d. 1 (satu) orang Sekretaris Jenderal DPP
e. 4 (empat) orang Wakil Sekretaris
f. 1 (satu) orang Bendahara Umum DPP
g. 1 (satu) orang Wakil Bendahara
Pasal 39
Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten / Kota pemekaran akan diatur dalam
peraturan sendiri.
BAB IX
SUSUNAN DAN KOMPOSISI
DEWAN PENASEHAT
Pasal 40
Dewan Penasehat terdiri dari :
a. Tokoh tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di
tingkat pusat, Dati I dan Dati II (Ukung Wangko Banua).
b. Unsur-unsur
pemerintahan
yang
memangku
jabatan
yang
Pasal 43
Dewan Adat ditingkat pusat, daerah dan cabang terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua
b. 1 (satu) orang Wakil Ketua
c. 1 (satu) orang Sekretaris
d. Sejumlah anggota
BAB X
WEWENANG DAN TUGAS POKOK
Pasal 44
Wewenang Dewan Pimpinan Pusat ialah :
1. Pimpinan
Organisasi
tertinggi
dalam
mencapai
tujuan
dan
dan
mengendalikan
organisasi
Maesa
dalam
kebijakan
dan
upaya
upaya
organisasi
Pasal 45
Wewenang Dewan Pimpinan Daerah ialah :
1. Pimpinan organisasi tertinggi di tingkat daerah dalam mencapai tujuan
dan melaksanakan pokok pokok perjuangan organisasi.
2. Menetapkan pokok pokok kebijaksanaan dan pedoman pedoman
organisasi di tingkat daerah sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan ketentuan lain yang lebih tinggi.
3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan
kebijakan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat
daerah.
4. Memimpin dan mengendalikan jajaran Maesa di tingkat daerah dalam
melaksanakan pokok pokok perjuangan serta tindakan
dipandang
yang
Maesa.
5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya- upaya organisasi ditingkat
daerah, khususnya dalam hal memelihara hubungan yang serasi
dengan
pemerintah,
organisasi
sosial
politik,
organisasi
pemerntah.
Organisasi
sosial
politik,
organisasi
pengarahan,
petunjuk,
bantuan,
bimbingan
dan
mengembangkan,
meningkatkan,
memantapkan
pengarahan,
petunjuk,
bantuan,
bimbingan
dan
mengembangkan,
meningkatkan,
memantapkan
pengarahan,
petunjuk,
bantuan,
bimbingan
dan
mengembangkan,
meningkatkan,
memantapkan
perintah
organisasi diatasnya.
dan
petunjuk
jenjang
kepemimpinan
Pasal 54
Pimpinan Ranting memiliki tugas pokok :
1. Melaksanakan program kegiatan
2. Melaksanakan
perintah
dan
petunjuk
jenjang
kepemimpinan
organisasi diatasnya.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bimbingan dan pembinaan
terhadap Pimpinan Anak Ranting dan anggotanya.
4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi
masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri di tingkat Kelurahan / Desa.
5. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Ranting.
Pasal 55
Pimpinan Anak Ranting memiliki tugas pokok :
1. Melaksanakan
perintah
dan
petunjuk
jenjang
kepemimpinan
organisasi diatasnya.
2. Memberikan
pengayoman,
pengawasan,
pengarahan,
petunjuk,
pertimbangan,
saran
dan
nasehat
yang
bersifat
nasehat
saran
dan
pertimbangan
yang
bersifat
saran
dan
nasehat
Penasehat
diatur
dalam
Pasal 58
Fungsi dan tugas pokok Lembaga dan badan adalah :
1. Sebagai pelaksana pelaksana program organisasi yang bersifat
khusus / sektoral
2. Sebagai media / sarana pendukung perjuangan organisasi Maesa
3. Sebagai alat kelengkapan / sayap organisasi Maesa
BAB XI
MASA BAKTI
Pasal 59
Masa
Bakti
Dewan
Pimpinan
secara
berjenjang
sesuai
dengan
BAB XII
LEMBAGA DAN BADAN
Pasal 60
Susunan ruang lingkup keberadaan, komposisi, keanggotaan dan
mekanisme Lembaga dan badan diatur dalam peraturan organisasi
BAB XIII
HUBUNGAN LEMBAGA DAN BADAN
DENGAN DEWAN PIMPINAN MAESA DAN
DENGAN ORMAS PEMUDA PANCASILA
Pasal 61
1. Kebijakan strategis yang menyangkut kondisi eksternal organisasi,
menjadi wewenang Dewan Pimpinan yang dikoordinasikan kepada
Lembaga dan badan sesuai tingkatannya.
2. Menyangkut program internal, Lembaga dan Badan melakukan
koordinasi dan kemitraan dengan Dewan Pimpinan sesuai dengan
tingkatannya.
3. Dewan Pimpinan berwenang mengambil langkah langkah yang
diperlukan apabila kegiatan yang dilaksanakan oleh Lembaga dan
badan dapat mengancam atau merugikan Organisasi Maesa
BAB XIV
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 62
1. Mengenai pergantian antar waktu kepemimpinan organisasi di semua
tingkatannya akan diatur dalam peraturan organisasi.
2. Hal hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini
akan diatur kemudian di dalam peraturan organisasi, peraturan pusat,
petunjuk pelaksanaan teknis dan peraturan lainnya yang tidak
bertentangan dengan anggaran dasar dan anggaran ruma tangga
organisasi Maesa dan dapat dievaluasi dalam rapat Pimpinan
Nasional.
3. Segala peraturan organisasi sebelumnya, dinyatakan tetap berlaku
selama belum diadakan perubahan dan tidak bertentangan dengan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
BAB XV
PENUTUP
Pasal 63
Anggaran rumah tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan .
Ditetapkan di : Manado
Sekretaris Jenderal,
HERRY TOMBENG,SH
DENNI KAINDE, SH