Anda di halaman 1dari 2

1.

Komplikasi pada abses peritonsil


Sumber:
- Behrad BA, Gady HE.. Deep Neck Infection. Bailey Volume 1. Page 794- 807.
- Nicholas J, Galioto. Peritonsillar Abscess. Broadlawns Medical Center. 2008. Diunduh dari
http://www.aafp.org/afp/2008/0115/p199.pdf pada tanggal 7 Juni 2016.
- Darnila F. Abses Lehar Dalam. THT. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala & Leher . 2014. Halaman 226-227.
- Novialdi. Diagnosis dan Penatalaksanaan Abses Peritonsil. Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas/
RSUP.
Dr.
M.
Djamil
Padang.
Diunduh
dari
http://repository.unand.ac.id/18155/2/DIAGNOSIS%20DAN%20PENATALAKSANAAN
%20ABSES%20PERITONSIL.pdf pada tanggal 7 Juni 2016.
Komplikasi segera yang dapat terjadi berupa dehidrasi kjarena asupan makanan dan
cairan yang kurang. Pecahnya abses secara spontan dengan aspirasi darah atau pus dapat
menyebabkan pneumotitis atau abses paru. Pecahnya abses juga dapat menyebabkan penyebaran
infeksi ke ruang leher dalam dengan kemungkinan sampai ke mediastinum dan dasar tengkorak.
Infeksi abses peritonsil menyebar kearah parafaring menyusuri selubung karotis
kemudian membentuk ruang infeksi yang luas. Perluasan infeksi ke arah parafaring dapat
menyebabkan terjadinya abses parafaring, penjalaranselanjutnya dapat masuk ke mediastinum
sehingga dapat terjadi mediastinitis.
Pembengkakan yang timbul di daerah supraglotis dapat menyebabkan obstruksi jalan
nafas yang memerlukan tindakan trakeostomi. Keterlibatan ruang- ruang faringomaksilaris dalam
komplikasi abses peritonsil mungkin memerlukan drainase dari luar melalui segitiga
submandibular.
Bila terjadi perjalanan ke daerah intrakranial dapat mengakibatkan thrombus sinus
kavernosus, meningitis, dan abses otak. Pada keadaan ini bila tidak ditangani dengan baik akan
menghasilkan gejala sisa neurologis yang fatal. Komplikasi lain yang mungkin timbul akibat
penyebaran abses adalah endokarditis, nefritis, dan peritonitis.
Komplikasi Neurovaskular
Pseudoaneurisma arteri karotis dan rupture dapat terjadi dengan penyebaran infeksi melalui
ruang karotis. Pada pasien biasanya ditemukan pulsasi pada leher. Selain itu juga ditemukan
batuk berdarah yang rekuren, othore dengan perdarahan, hematom pada jaringan lunak leher dan

hemodinamik yang tidak stabil. Penyebaran retrograde dari tromboflebitis juga bisa
menyebabkan thrombosis sinus kavernosus. Penyebaran infeksi ke ruang arteri karotis atas dan
ruang poststyloid parafaringeal mungkin akan menyebabkan gangguan N. IX, X, XI dan XII.
Komplikasi penyebaran ke SSP berupa meningitis dan abses peringeal.
Demam tinggi, leher kaku, emboli paru dan sistemik, pembengkakan daerah sekitar rahang
dapat terjadi akibat dapat terjadi.
Komplikasi Tambahan
Pecahnya abses ke saluran nafas dapat menyebabkan pneumonia aspirasi, abses paru,
empiema, bahkan sesak napas. Penyebaran infeksi ke dalam dapat menyebabkan osteomielitis
vertebra servikal dan mandibula. Penyebaran sistemik dari infeksi dapat menyebabkan
disseminated intravascular coagulation dan sepsis.
Mediastinitis
Perpanjangan infeksi dari kepala dan leher ke mediastimum jarang terjadi tapi merupakan
hal yang ditakutkan. Infeksi menyebar melintasi retrofaringeal, prevertebral, atau ruang viseral
anterior. Gejala berupa nyeri dada, dispneu, bersama dengan pembengkakan leher.

Anda mungkin juga menyukai