PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perdarahan uterus abnormal (PUA) meliputi semua kelainan haid baik dalam
hal jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan banyak,
sedikit, siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan. 1 Gangguan Haid atau
disebut juga dengan perdarahan uterus abnormal merupakan keluhan yang sering
menyebabkan seorang perempuan datang berobat ke dokter atau tempat
pertolongan primer.
Penelitian dan manajemen untuk perdarahan uterus abnormal (PUA) atau
Abnormal Uterine Bleeding (AUB), untuk wanita yang tidak hamil dalam usia
reproduksi banyak terhambat baik oleh tata-nama yang membingungkan dan tidak
konsistennya istilah yang diterapkan dan kurangnya metode standar untuk
penyelidikan dan kategorisasi penyebab dari PUA itu sendiri.2
Federation Internationale de Gynecologie et d'sistem Obstetrique onkologi
(FIGO) membuat klasifikasi praktis yang dapat diterima secara universal dan
membantu dokter dalam
keganasan
dan
hiperplasia,
koagulopati,
gangguan
ovulasi,
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
hal jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan banyak,
sedikit, siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan.1
Terminologi menoragia saat ini diganti dengan perdarahan haid banyak atau
heavy menstrual bleeding (HMB) sedangkan perdarahan uterus abnormal yang
disebabkan faktor koagulopati, gangguan hemostatis lokal endometrium dan
gangguan ovulasi merupakan kelainan yang sebelumnya termasuk dalam
perdarahan uterus disfungsional (PUD).1
2.
3.
2.2.
International Federation of
(FIGO), terdapat sembilan kategori utama yang disusun sesuai dengan akronim
PALM-COEIN yakni;
polip, adenomiosis,
leiomioma, malignancy
and
merupakan kelainan non struktur yang tidak dapat dinilai dengan teknik
pencitraan atau histopatologi.1
menopause.1
o
Lesi umumnya jinak, namun sebagian atipik atau ganas.1
Diagnostik:
o
Diagnosis polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan USG
dan
atau
histeroskopi,
dengan
atau
tanpa
hasil
histopatologi.1
pelvik kronik.1
Gejala nyeri tersebut di atas dapat disertai dengan
perdarahan uterus abnormal berupa perdarahan banyak
penelitian
MRI
dan
USG.
Mengingat
berhubungan
dengan
adanya
hipertrofi
miometrium.1
permukaan myometrium.3
Klasifikasi :
o Primer: ada atau tidaknya satu atau lebih mioma uteri
o Sekunder: membedakan mioma uteri yang melibatkan
endometrium (mioma uteri submukosum) dengan jenis
mioma uteri lainnya
o Tersier: klasifikasi untuk mioma uteri submukosum,
intramural dan subserosum
Pertimbangan dalam membuat klasifikasi ini adalah ada
tidaknya hubungan mioma uteri dengan endometrium dan serosa
serta diklasifikasikan juga berdasarkan lokasi, dan jumlah mioma
uteri.1
Mioma submukosa dan subserosa ada yang bertangkai
(pedunculated). Mioma submukosa bertangkai seringkali sampai
keluar melewati ostium uteri eksternum yang disebut sebagai
mioma lahir (myom geburt).4
Gejala:
benjol).4
Seringkali membesar saat kehamilan.4
Penekanan terhadap organ sekitar uterus, atau benjolan
pada
rahim
(hyperplasia
atau
adenokarsinoma
endometrium).
USG.4
lapisan endometrium.3
Klasifikasi :
o
Hiperplasia endometrium simpleks non atipik dan atipik
o
Hiperplasia endometrium kompleks non atipik dan atipik1
Diagnostik:
o
Meskipun jarang ditemukan, namun hyperplasia atipik dan
o
5) Coagulopathy (PUA-C)
Terminologi
koagulopati
digunakan
untuk
kelainan
abnormal.3
Diagnostik:
o
Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab PUA
dengan manifestasi perdarahan yang sulit diramalkan dan
o
perdarahan
uterus
disfungsional (PUD).
Gejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan
dan jarang, hingga perdarahan haid banyak.
Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom ovarium
polikistik (SOPK), hiperprolaktinemia, hipotiroid, obesitas,
penurunan berat badan, anoreksia, atau olahraga berat yang
berlebihan.1
7) Endometrial (PUA-E)
endometrium.1,3
Diagnostik:
o
Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan
o
10
8) Iatrogenik (PUA-I)
Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan intervensi
Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit
2.3.
2.3.1.
11
Tabel 2.2. Penapisan klinis pasien dengan perdarahan haid banyak karena kelainan
hemostatis
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan fisik pertama kali dilakukan untuk menilai stabilitas
keadaan hemodinamik.
12
2.3.3.
Pemeriksaan Ginekologi
Penilaian Ovulasi
Penilaian Endometrium
transvaginal
menggambarkan
penebalan
endometrium
13
Penilaian Miometrium
Pemeriksaan
adenomiosis
menggunakan
MRI
lebih
unggul
dalam
frekuensi,jumlah
dan
lama
perdarahan
c.
d.
trofoblas gestasional.
Penyebab iatrogenik yang dapat menyebabkan perdarahan uterus
abnormal
e.
antara
lain
penggunaan
obat-obatan
golongan
14
pemeriksaan
terhadap
hormon
prolaktin
untuk
g.
endometrium.
Bila tidak terdapat kelainan sistemik dan saluran reproduksi maka
gangguan haidyang terjadi digolongkan dalam perdarahan uterus
h.
i.
j.
k.
disfungsional (PUD).
Bila terdapat kelainan pada saluran reproduksi dilakukan
pemeriksaan danpenanganan lebih lanjut sesuai dengan fasilitas.
Pada kelainan displasia serviks perlu dilakukan pemeriksaan
kolposkopi untuk menentukan tata laksana lebih lanjut.
Bila dijumpai polip endoserviks dapat dilakukan polipektomi.
Bila dijumpai massa di uterus dan adneksa perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut dengan USG transvaginal atau saline
infusion sonography (SIS).Ultrasonografi transvaginal merupakan
lini pertama untuk mendeteksi kelainan pada kavum uteri.
Sedangkan tindakan SIS diperlukan bila penilaian dengan USG
l.
m.
15
2.3.5.
Pemeriksaan Penunjang1
16
Primer
Sekunder
Tertier
Prolaktin
Tiroid (TSH,
Hb
Laboratorium
Tes
kehamilan
urin
Darah lengkap
FT4)
Hemostasis
DHEAS,
(BTCT,
Testosteron
lainnya sesuai
Hemostasis (PT,
fasilitas)
aPTT,
fibrinogen,
USG
Pemeriksaan
Penunjang
transabdominal
USG
USG
transvaginal
SIS
D-dimer)
USG
transabdominal
USG
transvaginal
SIS
Doppler
Mikrokuret /
D&K
Penilaian
Mikrokuret
Endometrium
D&K
Histeroskopi
Endometrial
sampling
(hysteroscopy
guided)
Penilaian
serviks (bila
IVA
ada patologi)
Pap smear
Pap smear
Kolposkopi
Keterangan:
aPTT = activated partial tromboplastin time, BT-CT = bleeding time-clotting time,DHEAS =
dehidroepiandrosterone sulfat, D&K = dilatasi dan kuretase, FT4 = free T4,Hb = hemoglobin, PT
= protrombin time, TSH = thyroid stimulating hormone, USG =ultrasonografi, SIS = saline
infusion sonography, IVA = inspeksi visual asam asetat
2.4.
17
18
and
hyperplasia,
coagulopathy,
ovulatory
dysfunction,
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
19
Perdarahan uterus abnormal (PUA) meliputi semua kelainan haid baik dalam
hal jumlah maupun lamanya.Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan banyak,
sedikit, siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan.Terminologi menoragia
saat ini diganti dengan perdarahan haid banyak atau heavy menstrual bleeding
(HMB) sedangkan perdarahan uterus abnormal yang disebabkan faktor
koagulopati, gangguan hemostatis lokal endometrium dan gangguan ovulasi
merupakan kelainan yang sebelumnya termasuk dalam perdarahan uterus
disfungsional (PUD).
Berdasarkan International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO),
terdapat sembilan kategori utama yang disusun sesuai dengan akronim PALMCOEIN yakni; polip, adenomiosis, leiomioma, malignancy and hyperplasia,
coagulopathy,
ovulatory
dysfunction,
endometrial, iatrogenik
dan not
yet
classified.
Kelompok PALM merupakan kelainan struktur yang dapat dinilai dengan
berbagai teknik pencitraan dan atau pemeriksaan histopatologi. Kelompok COEIN
merupakan kelainan non struktur yang tidak dapat dinilai dengan teknik
pencitraan atau histopatologi. Penatalaksanaan dan diagnosis tergantung dari
masing masing klasifikasi tersebut. Tetapi ada penatalaksanaan secara umum
untuk mengatasi perdarahan dibagi atas penatalaksanaan uterus abnormal akut dan
kronik.
DAFTAR PUSTAKA
20
1.
2.
3.
Tatalaksana Perdarahan
Uterus
Kontrasepsi.
Abnormal
Karena
Efek
Samping
Himpunan
5.
Tatalaksana Perdarahan
21