Anda di halaman 1dari 3

Obat- obat yang dapat diberikan sebagai premedikasi adalah:

1. Obat antikolinergik
Obat antikolinergik adalah obat yang memblokade neurotransmitter asetilkolin dengan cara
inhibisi kompetitif. Obat-obat ini menginhibisi tonus parasimpatis, dengan konsekuensi
menurunkan tonus otot polos di saluran cerna, saluran kemih dan sebagainya. Tujuan utama
pemberian obat ini adalah mengurangi sekresi kelenjar, mencegah spasme laring dan bronkus,
mencegah bradikardi, mengurangi motilitas usus, dan melawan efek depresi narkotik terhadap
pusat napas. Contoh obat golongan ini yang sering digunakan adalah sulfas atropine dan
skopolamin. Sulfas atropin paling banyak digunakan. Selain relaksasi sfingter, juga
menyebabkan dilatasi pupil. Oleh karena itu penggunaannya perlu perhatian khusus pada
glaucoma sudut sempit , hipertrofi prostat dan obstruksi kandung kemih. Dosis sulfas atropin
sebagai premedikasi adalah 0,01-0,02 mg/kgBB secara IM diberikan 30- 45 menit sebelum
induksi atau 0,005 mg/kgBB secara IV diberikan 5- 10 menit sebelum induksi. Dikemas dalam
bentuk ampul 1 ml mengandung 0,25 dan 0,50 mg. Obat ini juga berguna untuk mengatasi reflex
vagal karena atropine mempunyai sifat vagolitik. Efek lain antikolinergik yang tidak diinginkan
adalah meningkatnya risiko refluks gastroesofagus akibat penurunan tonus sfingter esophagus,
agitasi, konvulsi hingga koma, siklopegia, demam akibat hambatan sekresi keringat dan mulut
kering yang berlebihan. Oleh sebab itu, pemberian sebagai premedikasi tidak boleh terlalu lama
sebelum anesthesia dimulai karena akan menimbulkan sensasi yang tidak menyenangkan pada
pasien. 1,3, 4
2. Obat sedatif
Obat sedatif yang sering digunakan adalah derivat fenothiazin, benzodiazepin, butirofenon,
barbiturat, antihistamin.
a. Derivat Fenothiazin
Derivat fenothiazin yang banyak digunakan untuk premedikasi adalah prometazin.
Obat ini bekerja terhadap saraf pusat (depresi SSP dan menekan pusat muntah), respirasi

(dilatasi otot polos saluran napas dan menghambat sekresi kelenjar), kardiovaskular
(vasodilatasi sehingga dapat memperbaiki perfusi jaringan), saluran cerna (menurunkan
peristaltik usus, mencegah spasme dan mengurangi sekresi kelenjar). Kegunaan obat ini
sebagai obat premedikasi adalah sebagai sedatif, antiemetik, antikolinergik, antihistamin,
bronkodilator, dan antipiretika.1,3
Cara pemberian dan dosis:1
Dosis 1 mg/ kgBB secara IM dan diberikan 30- 45 menit sebelum induksi.
Dosis 0,5 mg/ kgBB secara IV dan diberikan 5-10 menit sebelum induksi.
Kemasan obat adalah:1,3
Tablet: 10 mg, 25 mg
Sirup: 5 mg dalam 5 ml.
Injeksi: ampul 2 ml mengandung 50 mg.
b. Derivat Benzodiazepin
Derivat benzodiazepin yang banyak digunakan untuk premedikasi adalah diazepam
dan midazolam. Derivat yang lain adalah nitrazepam, dan oksazepam. Obat ini bekerja
terhadap saraf pusat (sedatif- hipnotik, anti cemas, dan anti kejang), respirasi (depresi napas),
kardiovaskular (hipotensi akibat vasodilatasi), saraf- otot (penurunan tonus otot rangka).1,3
Tabel 2.1. Obat Premedikasi, Dosis dan Cara Pemberian

Tabel 2.1 Perbandingan Dosis Benzodiazepin

Anda mungkin juga menyukai