Anda di halaman 1dari 2

1.

Terapi pada abses peritonsil


Sumber:
- Behrad BA, Gady HE.. Deep Neck Infection. Bailey Volume 1. Page 794- 807.
- Udayan KS. Tonsillitis and Peritonsillar Abscess Treatment & Management. 2015. Diunduh
dari http://emedicine.medscape.com/article/871977-treatment#showall pada tanggal 7 Juni
-

2016.
Nicholas J, Galioto. Peritonsillar Abscess. Broadlawns Medical Center. 2008. Diunduh dari

http://www.aafp.org/afp/2008/0115/p199.pdf pada tanggal 7 Juni 2016.


Darnila F. Abses Lehar Dalam. THT. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok

Kepala & Leher . 2014. Halaman 226-227.


Novialdi. Diagnosis dan Penatalaksanaan Abses Peritonsil. Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas/

RSUP.

Dr.

M.

Djamil

Padang.

Diunduh

dari

http://repository.unand.ac.id/18155/2/DIAGNOSIS%20DAN%20PENATALAKSANAAN
%20ABSES%20PERITONSIL.pdf pada tanggal 7 Juni 2016.
Keberhasilan pengelolaan abses peritonsil dapat dicapai dengan pengobatan yang cepat
dan memadai, kontrol jalan napas, terapi antibiotik yang efektif, aspirasi, drainase dan insisi
abses tepat waktu serta intervensi bedah bila diindikasikan. Selain itu, perlu dicari sumber infeksi
awal penting dilakukan untuk mencegah kekambuhan.
a. Kontrol jalan napas
b. Rehidrasi berfungsi untuk meningkatkan respon imun pasien terhadap infeksi.
c. Pengobatan bersamaan predisposisi penyakit penyerta pada orang dewasa dan anak-anak akan
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
d. Simptomatik: analgetik dan antipiretik.
e. Terapi antibiotik
Kebanyakan kasus kuman penyebab abses peritonsil yaitu gram positif kokus, gram negatif
serta anaerob yang resisten terhadap beta laktam. Sehingga diperlukan antibiotik Penisilin
kominasi dengan antibiotik yang resisten dengan beta laktamase bersama dengan obat yang
efektif terhadap kuman anaerob seperti Metronidazol atau Klindamisin. Pasien yang terinfeksi
Pseudomonas harus diberi anti pseudomonas penisilin seperti tikarsilin-clavulanate, golongan

kuinolon seperti ciprofloksasin atau levofloksasin, aminoglikosida seperti klindamisin.


Antibiotik efektif mengobati abses dan diberikan pada 48 72 jam tanpa pembedahan. Jika
tindakan drainase dan pembedahan dilakukan, pemberian antibiotik parenteral pasca operasi
perlu dilanjutkan sampai pasien tidak demam selama 48 jam kemudian dilanjutkan ke
antibiotik oral selama 2 minggu.

f. Kortikosteroid
Pemberian Metilprednisolon 2-3 mg/kgBB atau 250 mg IV dikombinasi dengan antibiotik
memberikan respon pengobatan yang lebih cepat. Pemberian kortikosteroid pada abses
peritonsil membantu kecepatan dari penyembuhan.
g. Aspirasi, drainase abses dan pembedahan (insisi)
Drainase dan pembedahan didasarkan pada beberapa faktor seperti pada kasus yang
tidak ada penyembuhan ketika 48 jam pemberian antibiotic dan cairan intravena, timbulnya
gejala seperti demam yang persisten, nyeri, bengkak dan peningkatan leukosit. Selain itu
diidikasikan juga atas gangguan jalan napas, adanya komplikasi atau septikemia, atau lebar
abses yang lebih dari 3 cm.
Drainase dan pembedahan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti drainase
transoral dan intraoral, drainase eksternal pada servikal, atau aspirasi dengan jarum.

Anda mungkin juga menyukai