Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah kasus ini. Di dalam makalah
kasus ini saya sudah berupaya semampu mungkin,namun apabila ada kekurangan
dan kesalahan baik dari segi isi maupun bahasanya,saya mengharapkan adanya
masukan dan saran perbaikan dan kesempurnaan makalah kasus ini. Dalam hal ini
saya mengambil judul TUBERCULOSIS
penulisan makalah kasus ini tidak lepas dari bantuan,bimbingan baik moril maupun
materil dukungan dari berbagai pihak,maka dengan ini saya mengucapkan terima
kasih kepada ibu Dra.Hj sukmawati Hsb selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan kepada saya dalam penulisan kasus ini.
akhirnya saya berserah diri kepada Tuhan yang Maha Esa,semoga ilmu yang
diperoleh berguna bagi nusa,bangsa,dan agama.
tebing tinggi,
2013
DAFTAR ISI
Halaman
kata pengantar..................................................................i
Daftar isi...........................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................1
1.2 Ruang Lingkup Masalah..............................................1
1.3 Tujuan penulisan.........................................................1
BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Medis...................................................2
2.1 Definisi.....................................................................2
2.1.2 etiologi...................................................................2
2.1.3 patofisiologis..........................................................2
2.1.4 Manifestasi klinis....................................................3
2.1.5 Pemeriksaan...........................................................4
2.1.6 pengkajian..............................................................5
2.2 Konsep Dasar keperawatan/kebidanan........................6
2.2.1 Pengkajian.............................................................7
2.2.2 Diagnosa keperawatan............................................7
BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan........................................................11
5.2 saran..................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
A. Pengertian
Tuberculosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang penyebarannya melalui: saluran pernapasan,
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit (Price, 2005, p.753).
Menurut Price (2005, p.753) tuberculosis merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman bakteri tahan asam ini dapat
merupakan organisme pathogen.
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
tuberculosis (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberculosis
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Departemen
Kesehatan Repulik Indonesia, 2001, p.7).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa Tuberculosis
adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
dan penularannya melalui saluran pernafasan.
B. Anatomi Paru-paru
Sumber: Anonim (2009)
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 KONSEP DASAR MEDIS
DEFINISI
Tuberculosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang penyebarannya melalui: saluran pernapasan,
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit (Price, 2005, p.753).
Menurut Price (2005, p.753) tuberculosis merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman bakteri tahan asam ini dapat
merupakan organisme pathogen.
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
tuberculosis (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberculosis
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Departemen
Kesehatan Repulik Indonesia, 2001, p.7).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa Tuberculosis
adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
dan penularannya melalui saluran pernafasan.
B. Anatomi Paru-paru
C. Penyebab
Menurut
Soeparman
(1996,
p.715)
tuberculosis
paru
disebabkan
oleh
Tuberculosis Primer
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal) dan juga diikuti pembesaran saluran getah bening hilus
(limfadenitis regional). Bila pada sarang primer terjadi limfangitis lokal sekaligus
limfadenitis regional akan mengakibatkan kompleks primer.
Komplek primer selanjutnya dapat menjadi:
a.
b.
Tuberculosis Sekunder
b.
Sarang
dini
yang
meluas
sebagai
granuloma
berkembang
F. Manifestasi Klinis
Demam
Batuk/batuk darah
Batuk terjadi karena iritasi pada brochus. Batuk ini diperlukan untuk membuang
produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronchus pada setiap penyakit
tidak sama. Sifat batuk dimulai batuk kering (non produktif), kemudian setelah
timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan lanjut
berupa batuk berdarah yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah.
3.
Sesak napas
Pada penyakit ringan / baru sesak napas belum terasa. Sesak napas akan ditemukan
pada penyakit yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.
4.
Nyeri dada
Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura, sehingga
menimbulkan pleuritis. Gesekan kedua pleura, terjadi saat inspirasi dan ekspirasi.
5.
Malaise
Gejala malaise sering ditemukan berupa anorexia, tidak ada nafsu makan, berat
badan turun, sakit kepala, nyeri otot, keringat di malam hari. Gejala malaise ini
makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara teratur.
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Laboratorium
a.
Dahak
Hasil pemeriksaan makrokopis dahak dapat membantu menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan makrokopis dahak (baik dengan pengecatan maupun sitologi) sering
dapat membantu menemukan etiologi. Khusus pada tuberculosis paru, dahak yang
mengandung basil tahan asam merupakan satu-satunya pegangan diagnosis yang
dipakai dalam program pemberantasan penyakit tuberculosis paru.
Depkes RI (2001, p.23) berpendapat bahwa Mycobacterium tuberculosis sebagai
penyebab tuberculosis, berbentuk batang dan mempunyai sifat tahan terhadap
penghilangan warna dengan asam dan alkohol. Karena itu disebut Basil Tahan
Asam (BTA), kuman baru dapat dilihat di bawah mikroskop bila jumlahnya paling
sedikit 5.000 kuman dalam satu mili-liter dahak. Dahak yang baik untuk diperiksa
adalah dahak kental dan purulent (mucopurulent) berwarna hijau kekuningkuningan, dengan volume 3-5 ml tiap pengambilan.
b.
Cairan pleura
Cairan diperoleh dengan melakukan fungsi percobaan pada kasus-kasus yang
diduga tuberculosis disertai dengan efusi pleura (dengan pemeriksaan fisik) dan
dilakukan pemeriksaan baik makrokopis maupun mikrokopis.
c.
Darah
Pemeriksaan darah tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk menyokong
diagnosa tuberculosis paru, karena hasil pemeriksaan darah tidak menunjukkan
gambaran yang khas. Gambaran darah kadang-kadang dapat membantu menentukan
aktivitas penyakit.
d.
Laju Endap Darah
Laju Endap Darah sering meningkat pada proses aktif, tetapi Laju Endapan Darah
yang normal tidak dapat mengesampingkan proses tuberculosis aktif.
e.
Leukosit
Jumlah leukosit dapat normal atau sedikit meningkat pada proses aktif.
f.
Hemoglobin
Pada penyakit tuberculosis berat sering disertai dengan anemia derajat sedang,
bersifat normositik dan sering disebabkan defisiensi besi.
g.
Uji Tuberculin
Uji Tuberculin merupakan pemeriksaan guna menunjukkan reaksi imunitas seluler
yang timbul setelah 4-6 minggu penderita mengalami infeksi pertama dengan basil
tuberculosis. Banyak cara yang dipakai, tapi yang paling sering adalah cara dari
Mantoux.
Menurut Doenges (2000, p.240) pengkajian fokus pada tuberculosis adalah sebagai
berikut:
1.
Aktivitas/istirahat
Gejala
Kesulitan tidur pada malam atau demam, menggigil dan atau berkeringat, mimpi
buruk.
Tanda : Takikardia, takipnea, dyspnea pada kerja, kelelahan otot, nyeri dan sesak
tahap lanjut.
2.
Integritas ego
Gejala
Makanan/cairan
Gejala
badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik, kehilangan otot/hilang lemak
subcutan.
4.
Nyeri/kenyamanan
Gejala
Pernapasan
Gejala
Keamanan
Gejala
: Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS dan kanker, tes HIV
positif.
Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut.
7.
Interaksi sosial
Gejala
Gejala
kesehatan
buruk,
gagal
untuk
membaik/kambuhnya
tuberculosis,
tidak
1.
a.
Definisi
patogenik atau oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa, atau parasit lain) dari
sumber-sumber eksternal, sumber-sumber endogen atau eksogen (Carpenito, 2007,
p.239).
b.
Faktor risiko
Melemahnya daya tahan penjamu
Tempat masuknya organisme.
Kontak dengan agens yang menular.
2.
a.
Definisi
a.
Definisi
ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola
pernapasan (Carpenito, 2007, p.383).
b.
Batasan karakteristik
1)
Mayor
Perubahan dalam frekuensi atau pola pernapasan
Perubahan pada nadi (frekuensi, irama, kualitas)
2)
Minor
Ortopnea
Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi
a.
Definisi
jalannya gas (oxygen dan carbondiocsida) yang aktual antara paru dan sistem
vaskuler (Carpenito, 2007, p.385).
b.
Batasan karakteristik
1)
Mayor
Dyspnea saat melakukan aktivitas.
2)
Minor
Konfusi/agitasi
Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (duduk, satu tangan pada setiap
lutut, condong ke depan.
Bernapas dengan mulut dengan bibir dimonyongkan dengan fase ekspirasi yang
lama.
Letargi dan keletihan
Peningkatan tekanan
vascular
pulmonal,
penurunan
motilitas
lambung,
a.
Definisi
2)
Minor
Berat badan 10% - 20 % atau lebih di bawah berat badan ideal untuk tinggi dan
kerangka tubuh.
Lipatan kulit trisep, lingkar lengan tengah dan lingkar otot pertengahan. Lingkar
kurang dari 60 % dari standar pengukuran.
Kelemahan otot dan nyeri tekan.
Penurunan albumin serum, penurunan tranferin serum atau penurunan kapasitas
ikatan besi.
6.
Intoleransi aktivitas
a.
Definisi
Kriteria hasil:
Tidak ada tanda-tanda penyebaran infeksi.
Menunjukkan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman.
Intervensi :
Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet udara
karib/teman.
Rasional: Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah
penyebaran/terjadinya infeksi.
3)
Anjurkan pasin untuk batuk/bersin dan mengeluarkan pada tisu dan
menghindari meludah.
Rasional: Perilaku yang diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi.
4)
Kaji tindakan kontrol infeksi sementara, contoh masker atau isolasi sesuai
indikasi.
Rasional: Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien dan membuang
stigma sosial sehubungan dengan penyakit menular.
5) Awasi suhu sesuai indikasi.
Rasional: Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut.
6)
Identifikasi faktor risiko individu terhadap pengaktifan berulang tuberculosis.
Rasional: Pengetahuan tentang faktor ini membantu pasien untuk mengubah pola
hidup dan menghindari/menurunkan insiden eksaserbasi.
7) Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat.
Rasional: Periode singkat berakhir 2 3 hari setelah kemoterapi awal, tetapi pada
adanya rongga atau penyakit luas sedang, risiko penyebaran infeksi dapat berlanjut
sampai 3 bulan.
8)
Kolaborasi pemberian agen anti infeksi.
Rasional: Membantu menurunkan penyebaran infeksi.
3.4 IMPLEMENTASI
1.memonitor tanda-tanda vital dengan melakukan vital sign secara rutin
2.pemeriksaan laboratorium
3.menciptakan lingkungan yang nyaman
3.5 EVALUASI
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN