Berdasarkan hasil survey yang dilakukan BPS, jumlah
penganguran yang pada tahun 2007 meningkat menjadi 12,6 juta jiwa, kemiskinan penduduk diperkirakan mencapai 45,7 juta jiwa. Berdasarkan hasil pengamatan para ekonom akan terjadi suku bunga rendah (9,25%) dan pengeluaran pemerintah sedikit terhambat akibat sisa anggaran 15% pada akhir 2006. Resiko kedepan adalah pertumbuhan tetap di bawah 6% dengan tingkat pengangguran dalam tiga tahun ke depan tidak akan bergeser dari 10%. Jika dilihat dari perkembangan tersebut, Indonesia akan menuju pada keadaan krisis lagi. Krisis tersebut akan serupa dengan kejadian Great depression.
Berdasarkan hal tersebut, kita perlu meninjau perdebatan antara
Milton Friedman dan John M. Keyness mengenai penyebab dan solusi Great Depression di Amerika Serikat pada tahun 1930-1933. Friedman percaya bahwa depresi besar terjadi akibat jumlah uang beredar seri x414 turun dari US$ 25,8 miliar pada tahun 1930 menjadi US$ 19,9 miliar pada tahun 1933. Penurunan jumlah ini menjadikan tingkat harga sampai 25%. Solusinya adalah melakukan penambahan jumlah uang yang beredar sehingga terjadi penggandaan dan tercipta pertumbuhan. Selanjutnya, Friedman merekomendasikan otoritas moneter menjadi satu-satunya instrumen yang mampu mempercepat perbaikan perekonomian. Aliran ini disebut rules.
Namun, Keyness memiliki pendapat lain. Dia melihat depresi besar
terjadi karena kesalahan politisi yang terlalu menitikberatkan kebijakan pada penyeimbangan anggaran daripada mempertahankan produksi dan kesempatan kerja pada tingkat alamiah. Pengurangan anggaran belanja
Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 1
secara besar-besaran dan dilakukan dalam waktu cepat, ditambah meningkatkan pajak di tengah-tengah pengangguran yang tinggi, merupakan kesalahan manajemen makro yang paling mendasar. Solusinya, dengan membangun infrastruktur dalam skala besar, maka kreasi ekonomi kecil menengah tercipta dan pengangguran dengan sendirinya terkurangi. Aliran ini disebut discretion (diskreasi).
Dari kedua pendapat tersebut kiranya pendapat Keyness yang
benar. Hal tersebut dapat kita lihat dari kenyataan yang terjadi pada peristiwa krisis moneter pada tahun 1998. Dimana pada masa tersebut yang menjadi penunjang perekonomian adalah sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh AKATIGA, the Center for Micro and Small Enterprise Dynamic (CEMSED), dan the Center for Economic and Social Studies (CESS) pada tahun 2000 untuk meneliti mengapa UKM di Indonesia dapat bertahan pada masa krisis. Adapun hasil penelitiannya menyatakan, UKM di Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi disebabkan oleh 4 (empat) hal, yaitu : (1) Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama, (2) Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada non-banking financing dalam aspek pendanaan usaha, (3) Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja, dan (4) Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja di sektor formal. Dari keempat hal tersebut dapat dilihat bahwa UKM di Indonesia bersifat fleksibel dalam menghadapi masalah yang ada.
Namun karakteristik dari UKM di Indonesia juga memiliki sisi yang
negatif yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia, masih lemahnya struktur kemitraan dengan usaha besar, lemahnya quality control terhadap produk, belum ada kejelasan standardisasi produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, kesulitan dalam akses permodalan terutama dari
Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 2
sumber-sumber keuangan yang formal, pengetahuan tentang ekspor masih lemah, lemahnya akses pemasaran, keterbatasan teknologi, akibatnya produktivitas rendah dan rendahnya kualitas produk, keterbatasan bahan baku. Nampaknya hal tersebutlah yang menjadi halangan bagi UKM di Indonesia untuk berkembang. Terutama untuk mencapai Fast Moving Enterprise, UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar. Karena biasanya UKM di Indonesia hanya berada hingga pada posisi Small Dynamic Enterprise, UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
UKM Curug Gentong merupakan UKM yang kini tengah berada
pada posisi Small Dynamic Enterprise. UKM Curug Gentong bergerak dalam bidang usaha manufacture barang kerajinan seni. Barang yang diproduksi adalah Curug Gentong, Curug Gentong adalah kerajinan tangan yang bernuansa miniatur air terjun dalam gentong yang di dalamnya bernuansa taman- taman dengan dipercantik beberapa aksesori binatang, tumbuhan dan pondok- pondokan. Oleh asosiasi Sentra UKM jenis produk dari UKM Curug Gentong adalah jenis gentong hias unik. Untuk menjadi Fast Moving Enterprise, UKM Curug Gentong kiranya harus melakukan pembenahan yang cukup strategis. Untuk membuat sebuah strategi pengembagan perlu diakukan kajian terhadap seluruh aspek yang ada pada UKM Curug Gentong.
Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 3
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah gambaran umum ( profil usaha ) dari UKM
Curug Gentong? 2. Bagaimanakan keadaan dari kegiatan usaha UKM Curug Gentong? ( Dilihat dari aspek pemasaran, produksi, keuangan, dan SDM ) 3. Bagaimanakah analisis strategis UKM Curug Gentong? 4. Bagaimanakah sifat entrepereneurship dari pemilik UKM Curug Gentong? 5. Apa strategi yang harus dilakukan untuk mengembangkan UKM Curug Gentong menuju Fast Moving Enterprise?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
secara umum mengenai profil usaha dari UKM Curug Gentong. Dan kami juga mendapatkan pengetahuan tentang suatu keadaan dari kegiatan usaha UKM Curug Gentong, yang ditinjau dari aspek pemasaran, produksi, dan Sumber Daya yang dimiliki UKM Curug Gentong. Dalam penelitian ini, kami juga mendapatkan informasi mengenai analisis strategis UKM Curug Gentong dan mengetahui sifat entrepreneurship dari pemilik UKM Curug Gentong. Selain itu kami dapat memperoleh straegi yang harus dilakukan untuk mengembangkan UKM Curug Gentong menuju Fast Moving Enterprise.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan yang kami buat agar tulisan ini dapat dipergunakan sebagai referensi dalam pembuatan laporan lainnya dengan tema yang terkait dengan tulisan ini, dan sebagai bahan tinjauan
Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 4
bagi pemilik UKM Curug Gentong untuk dapat berkembang menuju Fast Moving Enterprise. Dengan adanya tulisan ini, dapat membantu pemilik UKM lain untuk meninjau usahanya dan dapat membangun usahanya guna menuju Fast Moving Enterprise. Hal yang terpenting adalah dapat membantu perkembangan UKM di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat pengangguran.
1.5 Sistematika Pembahasan
Penulisan karya tulis ini digunakan sistem penulisan lima bab.
Dimana pada bab pertama merupakan bagian pendahuluan yang menjelaskan mengenai mengenai latar bekang dibuatnya tulisan ini yaitu untuk membantu UKM Curug Gentong untuk dapat berkembang menuju Fast Moving Enterprise, kemudian terkait dengan latar bekang tersebut pada bagian ini disertakan pula rumusan masalah dan tujuan dari karya tulis ini.
Pada bagian kedua yaitu tinjauan pustaka, dijelaskan mengenai teori-
teori yang terkait dan akan digunakan untuk menganalisis data yang dilakukan pada bab selanjutnya.
Pada bab tiga yaitu metode penulisan, dijelaskan mengenai metode
apa saja serta waktu dan tempat yang digunakan dalam proses pencarian data pembuatan karya tulis ini. Pada bab ketiga ini juga dijelaskan mengenai teknik penulisan serta langkah penyusunan tulisan.
Pada bab empat yaitu pembahasan, dilakukan analisis terhadap data
yang telah didapat. Pada bagian ini terlebih dahulu ditampilkan mengenai profil dari UKM Curug Gentong, selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai kegiatan usaha dari UKM Curug Gentong yang meliputi aspek pemasaran, keuangan, produksi dan SDM. Pada bagian ini juga dibahas
Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 5
mengenai analisis strategis serta sifat entrepreneurship UKM Curug Gentong. Setelah dilakukan pembahasan-pembahasan tersebut di bagian akhir bab empat ini akan diberikan strategi pengembangan bagi UKM Curug Gentong dengan analisa SWOT terhadap pambahasan- pembahasan sebelumnya.
Pada bab terakhir yaitu penutup ditampilkan kesimpulan dari setiap
sub bab pembahasan, batasan dari kegunaan dari hasil penelitian yang dilakukan, serta rekomendasi kepada pihak-pihak terkait agar tulisan ini dapat seutuhnya berguna bagi perkembangan usaha UKM Curug Gentong.
1.6 Kerangka Pemikiran Rencana Penulisan
Aspek Pemasaran
Aspek Keuangan
Menjadi Fast Moving
Strategi Pengembangan Enterprise
Aspek Produksi
Entrepreneuship Aspek SDM Pemilik
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Rancangan Penelitian
Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 6