Heike Esfandari
9A-20
Indonesia meraih medali untuk pertama kalinya sejak ikut Olimpiade pertama kali (Olimpiade ke
15, 1952, Helsinki, Finlandia) melalui trio Lilies Handayani, Nurfitrie Saiman dan Kusuma
Wardhani yang merebut medali perak di dalam cabang olah raga memanah.
Indonesia meraih medali emas (total 2 emas) untuk pertama kalinya sejak ikut Olimpiade melalui
cabang bulutangkis yang dipersembahkan oleh Susi Susanti (tunggal putri) dan Alan
Budikusuma (tunggal putra).
Disusul perolehan 2 medali perak (bulutangkis) yang masing-masing dipersembahan oleh Ardi
B. Wiranata (tunggal putra) dan Eddy Hartono / Rudy Gunawan (ganda putra), dan perolehan 1
perunggu (bulutangkis) yang direbut oleh Hermawan Susanto (tunggal putra).
Semua medali ini direbut dari cabang olah raga bulutangkis. 1 emas dipersembahkan oleh Rexi
Mainaky / Ricky Subagja (ganda putra), 1 perak dipersembahkan oleh Mia Audina dan 2
perunggu masing-masing dipersembahkan oleh Susi Susanti (tunggal putri) serta Denny Kantono
/ Antonius Iriantho (ganda putra).
1 emas dipersembahkan oleh Tony Gunawan / Chandra Wijaya (bulutangkis, ganda putra). 3
perak masing-masing dipersembahkan oleh Hendrawan (bulutangkis, tunggal putra), Tri
Kusharyanto / Minarti Timur (bulutangkis, ganga campuran), dan Raema Lisa Rumbewas
(angkat berat, putri 48 kg). 2 perunggu masing-masing dipersembahkan oleh Sri Indriyani
(angkat berat / weightlifting, putri 48 kg) dan Winarni (angkat berat / weightlifting, putri 53 kg).
5. Olimpiade ke 28, Athena, Yunani, 2004
(Indonesia meraih medali: 1 emas dan 2 perunggu)
1 emas dipersembahkan oleh Taufik Hidayat (bulutangkis, tunggal putra). 2 perunggu masing-
masing dipersembahkan oleh Soni Dwi Kuncoro (bulutangkis, tunggal putra) dan Flandy
Limpele / Eng Hian (bulutangkis, ganda putra).
1 emas dipersembahkan oleh Markis Kido / Hendra Setiawan (bulutangkis, ganda putra). 1 perak
dipersembahkan oleh Nova Widianto / Liliyana Natsir (bulutangkis, ganda campuran). 3
perunggu masing-masing dipersembahkan oleh Eko Yuli Irawan (angkat besi putra), Triyatno
(angkat besi putra), dan Maria Kristin Yulianti (bulutangkis, tunggal putri).
Perolehan medali angkat besi putra, adalah perolehan medali pertama kali di cabang olah raga
angkat besi putra pada Olimpiade.
“Hanya 15 Orang Yang Mampu Melakukannya di Dunia, 3 orang Indonesia”, menggugah sekali
kalau ada kata Indonesianya.
Ternyata tulisan ini menceritakan tentang prestasi putra bangsa Indonesia dalam pertandingan
Rubik Cube berskala Internasional pada Jakarta Open 2010 beberapa waktu lalu. Kompetisi
yang dimenangkan oleh tiga orang Indonesia ini merupakan cabang Multiple Blindfolded yang
maksudnya adalah menyelesaikan beberapa rubik cube dengan mata tertutup. Ini merupakan
cuplikan video kompetisi tersebut pada bagian juara dari Indonesia menyelesaikan cube
terakhirnya.
Para pemenang dari Indonesia tersebut adalah Muhammad Irill Khairul (posisi 5 Dunia dan posisi 1 se-
Asia), kemudian Aldo Feandri (posisi 10 Dunia) dan Wicaksono Adi (posisi 11 Dunia). Dan
berdasarkan World Cube Association (WCA), Indonesia mendapat predikat Asian Record #1 dan World
Record #5.
Duta Kecil dari Pontianak
Bryan Jenvoncia, anak berusia 6,5 tahun asal Pontianak, Kalimantan Barat berhasil
memenangkan lomba desain perangko yang diadakan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Dia berhasil mengalahkan 12 ribu pesaingnya yang datang dari 124 negara. Hasil karya
Bryan akan menjadi perangko resmi Perserikatan Bangsa Bangsa.
Dilihat sekilas tidak ada yang istimewa dari sosok Bryan, bocah yang masih duduk dibangku
kelas 2 Sekolah Dasar ini. Setiap hari sepulang sekolah, Bryan langsung bermain layaknya anak
seusianya atau bermain dengan kakaknya.
Prestasi Bryan memang patut dibanggakan yang menjadi pemenang dalam lomba desain
perangko Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bertajuk We Can End Poverty, sehingga Bryan
mendapat penghargaan dari Sekjen PBB Ban Ki Moon di New York, Amerika Serikat pada 17
Oktober tahun lalu.
Sebenarnya Bryan dan orangtuanya tidak menduga akan berhasil menjadi pemenang, karena
Brayn harus mengalahkan 12 ribu peserta dari 124 negara. Lukisan Bryan berlatar belakang
anak-anak yang bermain dengan memanfaatkan potongan kain bekas jahitan ibunya. Sementara
sang ibu terlihat sedang menjahit baju.
Bryan sempat menghadapi masalah saat akan berangkat ke Amerika Serikat bersama kedua
orangtuanya karena harus dengan menanggung biaya sendiri. Namun setelah melalui perjuangan
berat, akhirnya Pemda Provinsi Kalimantan Barat bersedia menanggung biaya keberangkatan
Bryan bersama ibunya untuk menerima penghargaan Sekjen PBB.
“Kemenangan Indonesia diperoleh melalui penampilan Robot DU-114 yang meraih waktu
tercepat dalam mencari sumber api dan memadamkannya dengan semprotan air secara otomatis.
Api diperagakan dengan menggunakan lilin,” ujar Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas, Suryo Hapsoro Tri Utomo saat menjembut
kedatangan Tim Robot Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng,
Dalam olimpiade yang diselenggarakan bertepatan perayaan 200 tahun Charles Darwin dan 150
tahun publikasi The Origin of Spesies itu, tim Indonesia juga meraih satu medali perak dan satu
medali perunggu, masing-masing diraih oleh Irfan Haris siswa kelas X, SMAN 1 Pringsewu,
Lampung dan Elbert Wijaya siswa kelas XII, SMANK 1 Penabur Jakarta.
“Kami tidak menemukan kendala karena soal tahun ini lebih mudah dibandingkan tahun lalu,”
ujar peraih medali emas IPHO ke-40 di Meksiko, Fernaldo Richtia Winnerdy, ketika tiba di
Bandara Soekarno-Hatta, di Jakarta, Rabu petang.
Satu lagi prestasi Indonesia di kancah internasional! Tim ‘Big Bang’ ITB menjuarai Imagine
Cup 2009 yang digelar oleh Microsoft pada final 3 – 7 Juli 2009 lalu di Kairo, Mesir. Tim Brazil
dan Kroasia menyusul di tempat kedua dan ketiga.
Kemenangan tersebut setelah tim ‘Big Bang’ ITB masuk ke babak final untuk berlaga di kategori
utama, yaitu desain software. Demikian pengumuman tersebut disampaikan oleh Manajer Public
Relation PT Microsoft Indonesia, Mona Moningka, di Jakarta, Jumat (10/7).