Anda di halaman 1dari 10

Pekan Olahraga nasional Indonesia

Pekan olahraga nasional Indonesia atau disingkat Pon adalah


pesta olahraga nasional di Indonesia yang diselenggarakan oleh Komite
Olahraga Nasional Indonesia. PON diadakan setiap empat tahun sekali dan
diikuti seluruh provinsi di Indonesia. Tujuan diselenggarakan PON empat
tahunan adalah pembinaan atlet menuju sejumlah event internasional yang
diikuti Indonesia.Hingga tahun 2021, PON telah diselenggarakan di 10
provinsi yang tersebar dari Sumatra hingga Papua. DKI Jakarta merupakan
provinsi yang terbanyak menjadi tuan rumah PON. Tahun ini Papua
dipercaya untuk menggelar PON ke-20

Sejarah
Pekan Olahraga Nasional (PON) menjadi salah satu yang tak terpisahkan
dari bangsa Indonesia, karena sudah terselenggara tiga tahun setelah
Soekarno menyatakan proklamasi kemerdekaan. PON Papua
2020 merupakan lanjutan dari perjalanan panjang pesta olahraga
nasional. PON Papua menjadi edisi ke-20, setelah kali pertama
dilaksanakan pada 1948.PON pertama yang dilaksanakan di Solo adalah
buntut dari kegagalan Indonesia tampil di Olimpiade 1948.

Ketika baru saja merdeka, Indonesia berniat mengirim atlet untuk


berpartisipasi di Olimpiade London. Namun upaya Persatuan Olahraga
Republik Indonesia (PORI) dan Komite Olimpiade Republik Indonesia
(KORI) tak bisa terwujud lantaran beberapa penyebab.

PORI dan KORI pada saat itu belum menjadi anggota International
Olympic Committee (IOC) sehingga atlet Indonesia tidak diterima
berpartisipasi. Selain itu pemerintah Inggris belum mengakui paspor
Indonesia dan hanya menerima atlet Indonesia dengan paspor Belanda.
Fakta mengenai masih sedikit negara yang mengakui kemerdekaan
Indonesia juga menjadi halangan berarti, Indonesia juga belum terdaftar
sebagai anggota PBB.

Tak bisa mengirimkan atlet, Indonesia masih bisa datang sebagai


peninjau karena undangan dari IOC. Namun keberangkatan delegasi
Indonesia yang di dalamnya terdapat Sri Sultan Hamengkubuwono IX
terpaksa dibatalkan karena enggan mematuhi aturan yang mengharuskan
memakai paspor Belanda. Gagal mengikuti Olimpiade, PORI pun
mengadakan pertemuan dalam tajuk Konferensi Darurat pada Mei 1948.
Dari agenda tersebut, muncul usulan penyelenggaraan PON.

.
Acara pekan olahraga bukan sesuatu yang benar-benar baru karena pada 1938 dan 1942 ada
ajang bernama ISI (Ikatan Sport Indonesia) Sportweek.

PON pertama ditetapkan di Solo pada 9-12 September. Alasan pemilihan lokasi tak lepas dari
keberadaan fasilitas olahraga yang cukup lengkap di Solo. Dilaksanakan di masa kemerdekaan,
tepatnya di saat revolusi fisik, PON diwarnai kekhawatiran mengenai masalah keamanan.
Namun tidak ada insiden berarti hingga akhir pelaksanaan pesta olahraga terbesar pertama di
Indonesia yang saat itu diikuti 600 atlet dari 13 daerah.

PON I berakhir dengan Surakarta sebagai juara umum, disusul Yogyakarta, dan Kediri.
Surakarta meraih 16 emas, 10 perak, dan 10 perunggu. Pada saat itu tercatat sembilan cabang
olahraga yang dipertandingkan, yakni atletik, bola keranjang, bulutangkis, sepak bola, tenis,
renang, panahan, bola basket, dan pencak silat.

Jarak pelaksanaan PON, yang semula diusulkan dua tahun sekali, sempat berubah-ubah. Sampai
kemudian PON dilaksanakan empat tahun sekali. PON pernah gagal diselenggarakan pada 1965
terkait peristiwa gerakan 30 September 1965. Setelah itu PON rutin digelar empat tahun sekali,
kecuali pada 1996 yang hanya berjarak tiga tahun dari penyelenggaraan sebelumnya.

Pekan Olahraga nasional XX


Pekan Olahraga Nasional XX, disingkat PON XX, atau PON Papua
2021 adalah ajang olahraga nasional utama Pekan Olahraga
Nasional, yang diselenggarakan di Papua pada 2 Oktober hingga 15
Oktober 2021. Stadion Lukas Enembe menjadi lokasi utama
penyelenggaraan edisi ini, baik upacara pembukaan maupun
penutupan. Ajang ini semula akan diadakan pada tahun 2020, tetapi
ditunda ke tahun 2021 sehubungan dengan pandemi Covid-19. PON
XX kali ini menjadi yang pertama kalinya diselenggarakan di Papua
sepanjang sejarah.
Cabang Atletik
Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua telah melahirkan tujuh rekor
baru sejak memulai rangkaian pertandingan pada 22 September hingga
Rabu (6/10/2021). Adapun ketujuh rekor baru itu lahir berkat perjuangan
delapan atlet berbeda di dua disiplin olahraga, yakni atletik dan selam
kolam.

Sebanyak 56 cabang olahraga yang dipertandingkan di PON XX, cabang


atletik adalah salah satunya. Atletik adalah cabang olahraga berupa
aktivitas fisik (jasmani) yang dinamis dan harmonis, termasuk di antaranya
lari, lompat, jalan, dan lempar. Dari 34 provinsi di Indonesia dipastikan
semua mendapatkan bagiannya dalam PON XX termasuk atletik.

Kontingen Jawa Barat berpeluang besar menjadi juara umum


Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021. Hingga Kamis
(14/10/2021) pukul 10.00 WIB, Jabar masih menjadi pemuncak
klasemen perolehan medali dengan merangkum 126 emas, 97
perak, dan 114 perunggu.

Berada di posisi kedua, Jawa Timur yang sudah merangkum 106


emas, 86 perak, dan 80 perunggu. Sedangkan DKI Jakarta
menempati peringkat ketiga dengan perolehan medali 100 emas,
87 perak, dan 96 perunggu.

Prestasi kontingen Jabar di PON Papua tidak hanya soal


perolehan medali, tetapi juga rekor-rekor PON dan Asia yang
berhasil dicatatkan atlet-atlet Jabar dari beberapa cabang olahraga
(cabor).

Lima pelari Jabar misalnya, berhasil memecahkan tiga rekor


sekaligus. Rekor pertama dicatat oleh Halomoan Edwin Binsar
Simanjuntak pada nomor lari gawang 400 meter. Peraih medali
perak Sea Games itu mencatatkan waktu tercepat 51.33 detik.

Catatan waktu tersebut pun memecahkan rekor PON yang


sebelumnya dipegang pelari Nusa Tenggara Barat (NTB) Andrian
dengan waktu 51.83 detik pada PON XIX Tahun 2016.
Perolehan medali cabang olahraga Atletik
PON XX Papua:
1. Jawa Barat 11 5 0
2. DKI Jakarta 6 5 8
3. NTB 6 4 3
4. Bali 4 0 4
5. Jawa Timur 3 7 3
6. Sumatera Utara 3 5 0
7. Jawa Tengah 3 2 3
8. Sumatera Selatan 3 0 0
9. Sumatera Barat 2 0 1
10. Papua 1 2 3
11. Yogyakarta 1 2 0
12. Banten 1 1 0
13. Maluku 1 0 0
13. Aceh 1 0 0
15. Riau 0 4 0
16. Kalimantan Timur 0 2 1
17. Bangka Belitung 0 1 2
18. Bengkulu 0 1 2
18. Lampung 0 1 2
20. Sulawesi Selatan 0 1 1
20. Kalimantan Tengah 0 1 1
22. Sulawesi Tengah 0 1 0
23. NTT 0 0 2
23. Kalimantan Selatan 0 0 2
25. Sulawesi Barat 0 0 1
25. Gorontalo. 0 0 1
25. Kalimantan Barat 0 0 1
Pada hari terakhir pertandingan cabang olahraga atletik, Jawa Barat
berhasil menambah dua medali emas dari nomor 4x400 meter estafet
putra dan tolak peluru putri, sehingga total keseluruhan medali yang
dikemas berjumlah 11 emas dan 5 perak.

Adapun peringkat kedua ditempati DKI Jakarta dengan 6 emas, 5


perak, dan 8 perunggu, sedangkan peringkat ketiga menjadi milik Nusa
Tenggara Barat dengan 6 emas, 4 perak, dan 3 perunggu.
Jawa Barat menyegel predikat juara umum cabor atletik PON Papua 2020. Jabar
mengoleksi 11 medali emas dan lima perak.

Atletik di PON Papua dihelat mulai 5-14 Oktober 2021 dengan 46 nomor
dipertandingkan. Emas Jabar disumbangkan oleh Agus Prayogo dengan tiga emas
(marathon, 1000 meter dan 5000 meter), kemudian dua emas Tresna Puspita (lontar
martil dan lempar cakram putri), Tyas Murtiningsih (100 meter putri), Hendro (20
Km jalan cepat putra) dan Holomoan (400 meter gawang putra).

Lalu ada Eki Pebri (tolak peluru putri), 4 x 100 meter putri, dan 4 x 400 putra yang
masing-masing menyumbangkan satu medali emas

DKI Jakarta, yang merupakan juara bertahan harus puas jadi runner-up dengan
raihan enam, lima perak, dan delapan perunggu. Emas DKI didapatkan dari Emilia
Nova yang turun di nomor 100 meter gawang putri, Odekta Elvina Naibaho yang
tampil dip di tiga nomor (marathon, 1.000 meter, dan 5.000 meter), dan Diva Renata
Jayadi dari lompat tinggi galah putri.

Kemudian di urutan ketiga adalah Nusa Tenggara Barat (NTB). NTB hanya kalah
perak dari DKI dengan koleksi enam emas, empat perak, dan tiga perunggu. Emas-
emas NTB didapatkan dari Sapwaturrahman di nomor lompat jangkit dan lompat
jauh, Ridwan di nomor 1500 putra, Lalu Muhammad Zohri di nomor 100 meter dan
200 meter, Dian Ekayanti di nomor 3.000 halang rintang.

Di atletik juga tercipta rekor baru, baik rekor PON ataupun rekor nasional. Merujuk
data dari PB PON tercipta tiga rekor nasional baru di Stadion Atletik Mimika Sport
Complex, yakni di nomor lempar lembing putri atas nama Atina Nur Kamil Intan
Bahtiar dengan lemparan sejauh 51,26 meter. Dia memecahkan rekor atas namanya
sendiri di PraPON Atletik 2019 dengan 50,46 m.

Rekor nasional lain dibuat oleh Sri Mayasari di nomor 400 meter putri. Sri mencapai
garis finis dengan waktu 53,21 detik. Dia memecahkan rekor milik emma Tahapary
di SEA Games Manila pada 1980.

Satu rekornas lain dibuat oleh Eki Febri Ekawati dari nomor tolak peluru putri. Eki
bikin lemparan sejauh 15,77 meter, melebihi pencapaiannya pada 2017 dengan 15,6
meter.

Anda mungkin juga menyukai