Anda di halaman 1dari 5

GLOBAL ISLAMIC SCHOOL 2

SENIOR HIGH SCHOOL


ACADEMIC YEAR 2023 / 2024
Kegiatan Literasi
Mata Pelajaran: Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan
Nama siwa : Habibi Abdullah

Kelas : 10D

Hari, tanggal : 11/01/2024

Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga terbesar yang diikuti oleh seluruh
provinsi di tanah air. Hingga 2021, PON telah diselenggarakan di 10 provinsi yang
tersebar dari Sumatera hingga Papua. DKI Jakarta merupakan provinsi yang paling sering
menjadi tuan rumah PON. Setelah dibentuk pada tahun 1946, Persatuan Olahraga
Republik Indonesia (PORI) yang dibantu oleh Komite
Olimpiade Republik Indonesia (KORI) - keduanya
telah dilebur dan saat ini menjadi KONI -
mempersiapkan para atlet Indonesia untuk mengikuti
Olimpiade Musim Panas XIV di London pada
tahun 1948. Usaha Indonesia untuk mengikuti
olimpiade pada saat itu menemui banyak kesulitan.
PORI sebagai badan olahraga resmi di Indonesia pada
saat itu belum diakui dan menjadi anggota
International Olympic Committee (IOC), sehingga para
atlet yang akan dikirim tidak dapat diterima dan
berpartisipasi dalam peristiwa olahraga sedunia
tersebut. Pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum
diperoleh pada waktu itu menjadi penghalang besar dalam usaha menuju London. Paspor
Indonesia pada saat itu tidak diakui oleh Pemerintah Inggris, sedangkan kenyataan bahwa
atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi di London dengan memakai
paspor Belanda tidak dapat diterima. Alasannya karena delegasi Indonesia hanya mau
hadir di London dengan membawa nama Indonesia. Alasan yang disebut terakhir ini
menyebabkan rencana kepergian beberapa anggota pengurus besar PORI ke London
menjadi batal dan menjadi topik pembahasan pada konferensi darurat PORI pada
tanggal 1 Mei 1948 di Solo.
Mengingat dan memperhatikan pengiriman para atlet dan beberapa anggota pengurus
besar PORI ke London sebagai peninjau tidak membawa hasil seperti yang diharapkan
semula, konferensi sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga yang direncanakan
berlangsung pada bulan Agustus atau September 1948 di Solo. Pada saat itu PORI ingin
menghidupkan kembali pekan olahraga yang pernah diadakan ISI pada tahun 1938 (yang
terkenal dengan nama ISI Sportweek atau Pekan Olahraga ISI).
Dilihat dari penyediaan sarana olahraga, pada saat itu Solo telah memenuhi semua
persyaratan pokok dengan adanya stadion Sriwedari yang dilengkapi dengan kolam
renang. Pada saat itu Solo termasuk kota dengan fasilitas olahraga yang terbaik di
Indonesia. Selain itu seluruh pengurus besar PORI berkedudukan di Solo sehingga hal
inilah yang menjadi bahan-bahan pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan Kota
Solo sebagai kota penyelenggara Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) pada tanggal
8 sampai dengan 12 September 1948.
Selain itu PON I juga membawa misi untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa bangsa
Indonesia dalam keadaan daerahnya dipersempit akibat Perjanjian Renville, masih dapat
membuktikan sanggup mengadakan acara olahraga dengan skala nasional.

Pekan Olahraga Nasional 2024 (biasa disingkat PON XXI/PON ACEH-SUMUT 2024)
adalah penyelenggaraan ke-21 dari Pekan Olahraga Nasional (PON) yang merupakan
ajang multi-olahraga nasional utama yang dijadwalkan berlangsung dari 5 hingga 19
September 2024 dengan Aceh dan Sumatera Utara sebagai tuan rumah. Edisi ini
menandai pertama kalinya PON diselenggarakan oleh dua provinsi sekaligus, juga
menandai kedua kalinya diadakan di Sumatera Utara (sebelumnya di tahun 1953) dan
pertama kalinya diadakan di Aceh. PON ini merupakan keempat kalinya diadakan
di Sumatera (sebelumnya Medan 1953, Palembang 2004, Pekanbaru 2012) dan pertama
kali sejak 2012. Provinsi termuda, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua
Tengah dan Papua Selatan akan memulai debutnya di ajang PON XXI ini. PON 2024 juga
memperingati 20 tahun bencana tsunami Aceh dan Sumatra Utara, yang terjadi pada 26
Desember 2004.
Pesta Olahraga Asia Tenggara (bahasa Inggris: Southeast Asian Games) atau biasa
disingkat SEA Games adalah ajang multi-olahraga yang diadakan setiap dua tahun dan
melibatkan 11 negara Asia Tenggara. Peraturan pertandingan di SEA Games berada di
bawah naungan Federasi Pesta Olahraga Asia Tenggara (bahasa Inggris: Southeast Asian
Games Federation) dengan pengawasan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC)
dan Dewan Olimpiade Asia (OCA).
Asal-usul SEA Games berhubungan erat dengan Pesta Olahraga Semenanjung Asia
Tenggara (Southeast Asian Peninsular Games) atau disingkat SEAP Games. SEAP Games
dicetuskan oleh Laung Sukhumnaipradit, yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil
Presiden Komite Olimpiade Thailand. Bertujuan untuk mengeratkan kerja sama,
pemahaman, dan hubungan antar negara di kawasan semenanjung Asia Tenggara.
SEAP Games pertama diadakan di Bangkok dari 12 sampai 17 Desember 1959, diikuti
oleh lebih dari 527 atlet dan panitia dari Thailand, Burma (Myanmar), Malaysia, Vietnam
Selatan, Laos, dan Singapura yang berlaga dalam 12 cabang olahraga. Thailand, Burma
(Myanmar), Vietnam Selatan, Malaysia, Laos, dan Kamboja (dengan Singapura dimasukkan
kemudian) adalah negara pelopor. Mereka setuju untuk mengadakan ajang ini dua tahun sekali.
Selain itu dibentuk juga Komite Federasi SEAP Games.
SEAP Games pertama diadakan di Bangkok dari 12 sampai 17 Desember 1959, diikuti
oleh lebih dari 527 atlet dan panitia dari Thailand, Burma (Myanmar), Vietnam, Laos,
Malaysia, dan Singapura yang berlaga dalam 12 cabang olahraga. Pada SEAP Games VIII
tahun 1975, Federasi SEAP mempertimbangkan masuknya Filipina dan Indonesia. Kedua
negara ini masuk secara resmi pada 1977, dan pada tahun yang sama Federasi SEAP
berganti nama menjadi Southeast Asian Games Federation (SEAGF), dan ajang ini menjadi
SEA Games. Brunei dimasukkan pada Pesta Olahraga Asia Tenggara X di Jakarta dan
Timor Leste pada Pesta Olahraga Asia Tenggara XXII di Hanoi.
Logo Pesta Olahraga Asia Tenggara mulai diperkenalkan pada edisi 1959 di Bangkok,
menggambarkan enam cincin yang mewakili enam anggota pendiri dan digunakan hingga
edisi 1997 di Jakarta. Jumlah cincin meningkat menjadi 10 selama edisi 1999 di Bandar
Seri Begawan untuk mencerminkan dimasukkannya Singapura yang dimasukkan ke
Federasi Olahraga Asia Tenggara pada tahun 1961 dan Brunei, Indonesia, dan Filipina
yang bergabung dengan organisasi pada tahun 1977. Jumlah cincin itu ditambahkan lagi
menjadi 11 selama pertandingan 2011 di Indonesia untuk mencerminkan anggota terbaru
yang bergabung dengan federasi, Timor Timur yang diterima pada tahun 2003.
Negara Peserta SEA Games
Sejak Pesta Olahraga Asia Tenggara dimulai pada tahun 1959, telah diadakan di 15 kota di
seluruh Asia Tenggara kecuali Timor Leste.

Pesta Olahraga Semenanjung Asia Tenggara tahun 1963 dibatalkan. Sebagai tuan rumah
yang ditunjuk, Kamboja tidak dapat menjadi tuan rumah acara tersebut karena kondisi
dalam negeri yang tidak menentu, bersamaan dengan ketidaksepakatan dengan Federasi
Atletik Amatir Internasional. SEAP Games ke-3 kemudian diteruskan ke Laos sebagai tuan
rumah, tetapi mereka memohon pada event 1965 dengan alasan kesulitan keuangan.[4]
Menurut Piagam dan Aturan SEAGF, negara tuan rumah harus menggelar minimal 22
olahraga: dua olahraga wajib dari Kategori 1 (atletik dan olahraga air), di samping minimal
14 olahraga dari Kategori 2, dan maksimum 8 olahraga dari Kategori 3 (abu-abu dinaungi
pada tabel di bawah). Setiap olahraga tidak boleh menawarkan lebih dari 5% dari total
penghitungan medali, kecuali untuk atletik, olahraga air, dan menembak. Untuk setiap
olahraga dan acara yang akan dimasukkan, minimal empat negara harus berpartisipasi di
dalamnya. Olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade dan Asian Games harus mendapat
prioritas.[5][6]
Questions:
Indonesia
1) Why does Solo became the first ever host City of PON?
2) Why does Bangkok became the first ever host City of SEAGP? Thailand

Anda mungkin juga menyukai