Anda di halaman 1dari 5

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Asian Games mulai dirintis setelah dilaksanakannya Konferensi Negara-
negara Asia (Asian Relations Conference) di New Delhi tahun 1947. Dalam
konferensi tersebut, G.D Sondhi yang merupakan anggota International Olympic
Committee (IOC) dari India mengajukan sebuah usulan mengenai pembentukan
federasi kejuaraan olahraga tingkat Asia. Usulan tersebut belum bisa terwujud
karena sebagian besar anggota konferensi tidak menyetujuinya. Penolakan itu
tidak menyurutkan niat G.D Sondhi dan gagasannya diajukan kembali dalam
pertemuan Amateur Athletic Federation of India yang diselenggarakan bulan
Februari 1948. Usulan G.D Sondhi mulai diperhitungkan, walaupun terkendala
dengan diselenggarakannya Olimpiade London yang menyebabkan negara-negara
anggota lebih fokus untuk berpartisipasi dalam Olimpiade London. G.D Sondhi
menghimbau kepada negara-negara Asia yang tengah mengikuti Olimpiade
London untuk berkumpul guna merundingkan pembentukan federasi pesta
olahraga Asia yang sempat tertunda. Pertemuan diadakan di Hotel Mount Royal
tanggal 8 Agustus 1948 dan membuahkan kesepakatan pembentukan Federasi
Atletik Asia. Keputusan tersebut ditindaklanjuti dalam pertemuan tanggal 11
Agustus 1948 dengan hasil berupa draft kasar Asian Amateur Athletic Federation.
Pematangan agenda ini dilakukan dalam pertemuan tanggal 12-13 Februari 1949
di New Delhi. Federasi Atletik Asia akhirnya terbentuk dengan sedikit perubahan
nama dari Asian Amateur Athletic Federation (AAAF) menjadi Asian Games
Federation (The Organizing Committee for The Fourth Asian Games, 1963: 16).
Pertemuan antara negara-negara Asia tersebut menghasilkan pendirian
Asian Games Federation (AGF) dengan ditandatanganinya “memorandum” di
Patiala House, New Delhi, India. Adanya banyak halangan, Asian Games I
ditangguhkan hingga tahun 1951 dan dapat terlaksana pada tanggal 4-10 Maret
1951 di New Delhi dan diikuti oleh 11 negara dengan 600 atlet serta staff resmi.
commit to user
Pesta olahraga ini kemudian dilaksanakan setiap empat tahun sekali. Indonesia

1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sebagai negara yang baru merdeka ikut berpartisipasi dengan mengajukan diri
menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games yang dapat mempengaruhi
posisi tawar Indonesia di kancah Internasional. Niat Indonesia untuk menjadi tuan
rumah pesta olahraga terbesar tingkat Asia diungkapkan sejak pertemuan Asian
Games Federation I di New Delhi dan pertemuan selanjutnya. Kegagalan tidak
menyurutkan keinginan Indonesia untuk tetap mengajukan diri menjadi tuan
rumah Asian Games. Kondisi Indonesia pasca kemerdekaan yang belum stabil
menyebabkan keraguan Asian Games Federation untuk mempercayakan acara
tersebut kepada Indonesia (Rahayu, 2012: 2-4).
Pasca proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia masih menghadapi
sejumlah masalah besar mulai dari mempertahankan kemerdekaan, mengisi
kemerdekaan serta mengatasi gangguan asing. Di samping itu, Indonesia masih
harus berjuang untuk mendapatkan pengakuan internasional atas kemerdekaan
yang telah diproklamirkan. Proses pencarian jati diri bangsa Indonesia dipenuhi
halangan dan rintangan. Kondisi dalam negeri tengah disibukkan dengan
dinamika politik, seperti jatuh bangunnya kabinet pemerintahan & persaingan tiga
kekuatan politik yaitu Soekarno, Angkatan Darat dan PKI. Perekonomian
Indonesia yang belum stabil dan ancaman disintegrasi negara turut menambah
rentetan permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Fondasi Indonesia
yang belum kokoh karena berbagai masalah dalam negeri semakin bertambah sulit
dengan adanya bayang-bayang bangsa asing yang berusaha masuk kembali untuk
menguasai Indonesia. Mengingat situasi Indonesia yang kurang menguntungkan,
bangsa ini memerlukan sosok pemimpin yang dapat membawa Indonesia ke arah
yang lebih baik (Suzana, 2016: 1).
Tokoh yang berperan besar dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia
yaitu Soekarno-Hatta dan dipilih menjadi presiden dan wakil presiden Republik
Indonesia yang pertama. Soekarno-Hatta juga menjadi lambang persatuan
Indonesia. Soekarno-Hatta memiliki perbedaan kepribadian yang turut
mempengaruhi setiap pengambilan keputusan terhadap situasi politik yang tidak
menentu dan akhirnya mengakibatkan mundurnya Mohammad Hatta sebagai
commit
wakil presiden Republik Indonesia. to user diri Mohammad Hatta karena
Pengunduran
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tidak menyetujui konsep Soekarno mengenai Demokrasi Terpimpin. Kemunduran


Hatta justru memantapkan Soekarno untuk tampil dalam gelanggang politik.
Terbukti dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 yang
menjadi awal demokrasi terpimpin dan perwujudan dari keinginan Soekarno
dalam rangka menjadikan dirinya sebagai poros kekuasaan Indonesia (Resky,
2014: 28-32).
Demokrasi terpimpin ditandai dengan kebijakan kontroversial yang
ditetapkan oleh Soekarno yaitu dijalankannya politik mercusuar. Politik
Mercusuar merupakan sistem politik yang bertujuan menjadikan Indonesia
sebagai mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi New Emerging Forces
(NEFOS) di dunia. Soekarno juga melaksanakan kebijakan politik mercusuar
untuk mengagungkan nama Indonesia di forum Internasional. Proyek-proyek
pembangunan spektakuler diselenggarakan dengan harapan dapat menempatkan
Indonesia pada kedudukan terkemuka di kalangan NEFOS. Pembangunan fasilitas
umum yang membutuhkan biaya mencapai milyaran rupiah, seperti:
pembangunan jalan, hotel mewah, stadion, toserba Sarinah, Jembatan Semanggi
dan Tugu Monas dilakukan guna memperlihatkan kemampuan Indonesia (Suzana,
2016: 9).
Masa kepemimpinan Soekarno terdapat peristiwa penting yang cukup
membanggakan yaitu Indonesia berhasil menjadi tuan rumah penyelenggaraan
pesta olahraga bergengsi di Asia yaitu Asian Games IV tahun 1962 meskipun
kondisi negara masih memprihatinkan. Hal ini merupakan salah satu usaha
Presiden Soekarno agar Indonesia diakui oleh dunia Internasional. Di satu sisi,
pelaksanaan Asian Games menjadi sarana diplomasi Indonesia dengan negara-
negara di dunia terutama di Asia. Di sisi lain, terjadi ketimpangan sosial antara
kondisi perekonomian Indonesia dengan ambisi Soekarno untuk memperlihatkan
kekuatan Indonesia kepada dunia. Kondisi ini menimbulkan munculnya kritikan
tajam dari berbagai pihak. Hal itu dikarenakan keadaan negara Indonesia yang
masih memerlukan perhatian dalam berbagai bidang tersisihkan oleh kebijakan
politik mercusuar yang digaungkan Presiden Soekarno (Rahayu, 2012: 9).
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bidang olahraga memang cukup efektif digunakan sebagai ajang


pembuktian diri. Terselenggarakannya Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta
berdampak positif dengan diperhitungkannya posisi Indonesia dikancah
internasional. Asian Games merupakan langkah awal bagi Indonesia di dunia
olahraga internasional. Indonesia mampu menarik simpati dunia, sebagai negara
baru merdeka dan tengah dirundung berbagai permasalahan mampu menjadi tuan
rumah perhelatan bergengsi tingkat Asia. Kesuksesan yang dicapai Indonesia turut
menimbulkan dampak negatif. Sikap politik Indonesia yang tidak mengijinkan
Taiwan dan Israel mengikuti Asian Games IV menyebabkan Indonesia dihukum
oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC).Indonesia dilarang menyelenggarakan
pesta olahraga di bawah bendera IOC. Peristiwa itu tidak menggoyahkan
Soekarno dalam rangka pembuktian diri Indonesia kepada dunia. Soekarno
melakukan langkah alternatif sebagai wujud balas dendam kepada Komite
Olimpiade Internasional (IOC) dengan menyelenggarakan GANEFO untuk
menjalin hubungan dengan negara-negara berkembang di kawasan Asia-Afrika
(Adriyan, 2019: 3).
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih mendalam tentang pelaksanaan Asian Games IV tahun 1962,
terutama yang berkaitan dengan hubungan politik luar negeri Indonesia baik
terhadap Blok Barat maupun Blok Timur pada masa Demokrasi Terpimpin ke
dalam sebuah karya skripsi yang berjudul “Asian Games IV Tahun 1962 Dan
Pengaruhnya Terhadap Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia Pada
Masa Demokrasi Terpimpin”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengajukan
permasalahan yang akan diangkat pada penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana muatan politik dalam pelaksanaan Asian Games IV tahun 1962?
2. Bagaimana pengaruh Asian Games IV tahun 1962 terhadap pelaksanaan politik
luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin?
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui muatan politik dalam pelaksanaan Asian Games IV Tahun 1962
yang berpengaruh pada pelaksanaan politik luar negeri Indonesia.
2. Mengetahui pengaruh Asian Games IV tahun 1962 terhadap pelaksanaan
politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin.

D. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian ilmiah diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi
penulis maupun bagi masyarakat. Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan pemahaman tentang penyelenggaraan Asian Games IV tahun
1962 di Jakarta yang berpengaruh terhadap pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin.
b. Penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan masukan bagi peneliti lain yang
hendak melakukan penelitian sejarah.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi
perkembangan ilmu sejarah khususnya pada Program Studi Pendidikan
Sejarah, Universitas Sebelas Maret Surakarta terutama mengenai pelaksanaan
politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin.
b. Menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya tentang sejarah politik.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai