Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERKEMBANGAN OLAHRAGA
PADA ZAMAN KEMERDEKAAN (1945-1967)

Dosen Pengampu:

Arsa Hasenda Jumarsa s,pd/m,pd

Disusun Oleh :

1.Wulan Apriyanti 191014285201075

2.Revallium Alfari 191014285201082

3.Asnawi 191014285201009

4.Khairul Dhani A 191014285201036

5.Iqbal Dwi F

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena pertolonganNya, makalah ini dapat
diselesaikan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini yaitu memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Olahraga pada
Zaman Kemerdekaan. Selain itu, tujuan dari penyusunan makalah ini adalah memberi
pengetahuan kepada pembaca mengenai pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dan
juga pentingnya proses pendidikan.

Penulis mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini dapat menjadi
lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, saran dan kritikan dari berbagai
pihak sangat dibutuhkan.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagaimana yang
diharapkan oleh Penulis.

Muara bungo, 15 Oktober 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2

A. Perkembangan Olahraga Pada Zaman kemerdekaan (1945-1967)........... 2

BAB III PENUTUP..............................................................................................6

A. Kesimpulan.................................................................................................6

B. Saran...........................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang olahraga sangat dibutuhkan suatu daya tahan tubuh yang kuat,sehingga
kita bisa melakukan sebuah aktivitas olahraga dengan semangat karenadidukung oleh daya
tahan tubuh yang kuat. Dengan itu maka kita menjalani kegiatantersebut dengan perasaan
senang menjalani aktivitas tersebut.Kita sering berolahraga, tetapi apakah kita tahu
perkembangan olahraga di Negarakita ini yaitu Indonesia. Mungkin kebanyakan orang di
sekitar kita tidak tahuperkembangan olahraga di Indonesia saat ini, karena mereka hanya
menjalankanolahraga dan tidak ingin tahu bagaimana sejarah dari olahraga itu
sendiri.Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya suatu pengetahuan mengenaisejarah
olahraga supaya kita semua bisa tahu bagaimana perkembangan olahragatidak hanya bisa
berolahraga saja.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan.


b. Bagaimana perkembangan olahraga sejak zaman pra sejarah sampai penyelenggaraan
GANEFO.

C. TUJUAN

a. Mengetahui perkembangan olahraga di tanah air.

b. memahami perkembangan olahraga supaya semakin meningkat di masa depan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Olahraga pada Zaman Kemerdekaan ( 1945-1967)


Proklamasi Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, merupakan pintu
gerbang terbukanya bangsa Indonesia dari penjajah. Peristiwa monumental tersebut
merupakan Babak baru dalam sejarah perkembangan negara Indonesia tercinta ini, termasuk
babak baru dalam perkembangan olahraga Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Pendidikan dan Pengajaran, mempropagandakan penyelenggaraan latihan-
latihan dan rehabilitasi fisik dan mental yang telah rusak selama penjajahan kolonial Belanda
dan Jepang. Penyelenggaraan olahraga di sekolah-sekolah mulai digalakan. Di setiap provinsi
diusahakan pembentukan inspeksi-inspeksi pendidikan jasmani, antara lain : Sumatera Utara,
Sumatera Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Solo, dan Jawa Timur.
Beberapa peristiwa yang menandai perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan antara
lain sebagai berikut :
Tanggal 19 Agustus 1945, tanggal terbentuknya kabinet yang pertama, dalam Kementerian
Pendidikan dan Pengajaran di adakan suatu lembaga yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan urusan di bidang keolahragaan di sekolah, yaitu inspeksi pendidikan jasmani
adalah Organisasi di bawah jawatan Pengajaran. Olahraga di masyarakat diurus oleh lembaga
dibawah jawatan Pendidikan Masyarakat. Kementerian Pendidikan dan Pengajaran dalam
pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan pengembangan fisik antara lain melakukan : (a)
penyelenggaraan latihan-latihan di kalangan pemuda Indonesia untuk mencapai dan
memperoleh kondisi badan yang prima juga persiapan memasuki angkatan perang yang pada
waktu itu sangat diperlukan; (b) mengusahakan rehabilitasi fisik dan mental bangsa Indonesia
agar dapat berperan serta dalam forum Internasional.
Pada bulan September 1945 tentara Belanda mendampingi tentara sekutu (Inggris) masuk
ke Indonesia terutama Jakarta. Pada waktu itu organisasi olahraga yang bernama GELORA
(Gerakan Latihan Olahraga) yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata sebagai ketua umum
dan Soemali Prawirosoedirjo sebagai ketua harian meleburkan diri bersama-sama Djawa Iku
Kai (pusat olahraga versi Jepang) menjadi persatuan olahraga republik Indonesia (PORI).
Mengingat suasana di jakarta kurang menguntungkan karena gangguan tentara Belanda,
PORI Hijrah ke Solo dan berkantor di rumah Soemono sekertaris PORI di jalan Purwosari.
Pada bulan Januari 1947 diadakan Kongres Darurat PORI dan terpilih sebagai ketua, Mr.
Widodo Sastrodininggrat dan sebagai wakil ketua Soemali Prawirosoedirjo, sebagai
sekertaris Soemono.
Pada tahun 1947 PORI mengadakan hubungan dengan Menteri Pembangunan dan Pemuda
Wikana. Berkat bantuan sekertarsi menteri Drs. Karnadi, PORI dapat mengembangkan
organisasinya antara lain : (a) pembangunan kembali cabang-cabang olahraga yang tersebar
dan bercerai berai. (b) Membentuk organisasi induk cabang olahraga yang belum tersusun,
(c) Menerbitkan majalah “Pendidikan Djasmani” dengan simbol obor menyala dan lima
gelang, (d) Mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional ke satu. Pada malam peresmian PORI
bulan Januari 1947, Presiden Soekarno sekaligus melantik KORI (Komite Olimpiade
Republik Indonesia), sebagai ketua ditunjuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX, wakil ketua
adalah drg. Koesmargono dan Soemali Prawirodirjo. KORI mempunyai tugas menangani
masalah keolahragaan yang ada kaitannya dengan olimpiade, saat itu KORI dibentuk karena

Indonesia ingin ikut Olympic Games 1948 (namun karena persiapan para atlet itu tidak
memadai, pengiriman ke London tidak jadi). PORI kemudian membentuk badan-badan
(sekarang disebut induk cabang olahraga). Yang ada pada waktu itu adalah cabang olahraga
sepak bola, basket, atletik, bola keranjang, panahan, tenis, bulutangkis, pencak silat, dan
gerak jalan. Keuangan PORI dan KORI diperoleh dari subsidi pemerintah yang disalurkan
melalui Kementerian Pembangunan dan Pemuda. Selama aksi militer Belanda 21 Juni 1947 –
17 Januari 1948 kegiatan olahraga praktis terhenti. Pada tanggal 2 – 3 Mei 1948, PORI
mengadakan konferensi di Solo berkat bantuan Walikota Solo (Syamsurizal), PON I dapat
diselenggarakan pada 9 – 14 September 1948 dengan lancar, meskipun suasana politk
meruncing kembali.
Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Solo adalah pekan olahraga yang sangat
berkesan dan merupakan tonggak sejarah keolahragaan yang penting bagi bangsa Indonesia
yang baru merdeka. PON I adalah PON revolusi, PON perjuangan, PON penyebar semangat
dan sekaligus PON persatuan. Berkenaan dengan PON I, Maladi (mantan Menteri Olahraga)
mengutarakan kembali kesannya, yaitu :
"PON I di Solo Tahun 1948 membuat berdiri bulu roma tiap orang Indonesia yang
menyaksikan rakyat sepanjang Yogya-Solo menyambut dan menghormati bendera PON yang
dibawa dan diarak oleh ribuan Pemuda dari Gedung Negara Yogya untuk dikibarkan di
Stadion Sriwedari, Solo. Teriakan 'Hidup PON' bersamaan dengan pekik 'Merdeka atau Mati'
berkumandang sepanjang Yogya-Solo".
Kiranya perlu disampaikan penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya kepada para
tokoh olahraga saat itu terutama Sri Sultan Hamengku BUwono IX, Paku Alam VIII, GPH
Suryohamidjo, GPH Prabuwijoyo, Nurbambang, dan Ali Marsaban. Setelah keamanan negara
pulih kembali pada akhir tahun 1949 dan ketenangan bangsa Indonesia tercapai, maka
gerakan olahraga yang telah terhenti itu digerakan kembali dan dikembangkan. Bekal konsep-
konsep yang telah dirintis dan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dijadikan titik
tolak untuk mengembangkan olahraga dan menetapkan sistem pembinaan keolahragaan di
Indonesia, yaitu sebagai berikut : (a) Keolahragaan di lingkungan sekolah dibina langsung
oleh pemerintah; (b) Keolahragaan di lingkungan masyarakat dibina oleh masyarakat sendiri,
dengan bimbingan dan pengawasan oleh pemerintah; (c) Keolahragaan di lingkungan
sekolah pelaksanaan, pengaturan, pengurusan dan pembinaan langsung dipegang oleh
pemerintah, yaitu di tugaskan kepada Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan,
yang pelaksanaannya dilakukan oleh Inspeksi Pusat Pendidikan Jasmani. Keolahragaan di
lingkungan sekolah ini masih tetap diberi nama Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani
merupakan unsur dan alat pendidikan untuk menyiapkan dan membentuk manusia yang
harmonis antara pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya. Dalam hubungannya
dengan peningkatan mutu dan prestasi olahraga bangsa Indonesia, pendidikan jasmani hanya
merupakan dasar dan pencarian bibit yang akan dikembangkan lebih lanjut dalam lingkungan
masyarakat nanti.
Tujuan Pendidikan Jasmani ini dikuatkan dengan dikeluarkannya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1950, tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di
Sekolah-Sekolah. Undang-Undang tersebut berbunyi sebagai barikut: “Pendidikan Jasmani
yang menuju kepada keselarasan antar tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa merupakan
suatu upaya untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir
bathin, diberikan di segala jenis sekolah”. Untuk melaksanakan tujuan olahraga di lingkungan
sekolah ini pemerintah telah menetapkan bahwa pendidikan jasmani tetap merupakan salah
satu pelajaran wajib di sekolah-sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi. Cabang-cabang olahraga yang diberikan di sekolah itu terdiri atas : senam, atletik,
permainan, dan renang dengan disesuaikan dengan keadaan fasilitas yang tersedia.
Sebagai pendorong bagi pelajarn untuk giat melaksanakan pendidikan jasmani dan olahraga,
serta sebagai alat pengontrol bagi guru dan pemerintah tentang hasil pelajarannya, maka
pemerintah menentukan adanya dua jenis kegiatan, yaitu: (a) Ujian Ketangkasan Olahraga
bagi Pelajar ; (b) Perlombaan Olahraga antar sekolah.
Oleh karena tumbuhnya sekolah-sekolah tidak seimbang dengan tersedianya tenaga-tenaga
guru, khususnya guru-guru pendidikan jasmani maka pemerintah telah mengambil
kebijaksanaan untuk membuka sekolah-sekolah dan kursus-kursus yang menyiapkan tenaga-
tenaga guru pendidikan jasmani baik untuk sekolah rakyat, sekola lanjutan maupun perguruan
tinggi. Sampai dengan tahun 1957 seluruh Indonesia telah memiliki : (1) enam buah SGPD
(Sekolah Guru Pendidikan Djasmani) yang menyiap guru-guru pendidikan jasmani untuk
sekolah rakyat; (2) tujuh buah kursus B1 Pendidikan Djasmani, yang menyiapkan guru-guru
untuk sekolah lanjutan pertama (3) sebuah kursus B2 Pendidikan Djasmani, yang
menyiapkan guru-guru Pendidikan Djasmani untuk sekolah lanjutan atas; (4) dua buah
Fakultas Pendidikan Djasmani, sampai tingkat Sarjana Muda dan sarjana yang menyiapkan
ahli-ahli dan guru-guru pendidikan jasmani di sekolah-sekolah, dengan mengadakan kursus-
kursus singkat.
Untuk mendorong semangat belajar para pelajar dalam bidang keolahragaan dan untuk
usaha meningkatkan mutu prestasi olahraga di kalangan pelajar, telah diadakan puncak-
puncak kegiatan olahraga di kalangan sekolah lanjutan dalam bentuk Pancalomba.
Pancalomba yang pertama di adakan di Semarang (1952) dan Pancalomba yang kedua
diadakan di Surabaya pada tahun 1954. Sejarah dan Perkembangan Bulu Tangkis Olahraga
yang dimainkan dengan kok dan raket ini kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar
2000 tahun lalu. Selain di Mesir, diperkirakan juga India dan China sebagai tempat asal usul
permainan ini.
Awal mula permainan ini kemungkinan merupakan sebuah permainan yang berasal dari
Tionghoa, Jianzi. Permainan tersebut menggunakan kok tetapi tanpa memakai raket
melainkan dengan kaki. Misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh
tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan. Asal Usul Nama Badminton Di Inggris,
sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks
sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung atau tongkat
(Battledores) dan bermain bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya
menyentuh tanah. Permainan ini cukup populer untuk menjadi pemandangan sehari-hari di
jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris kemudian membawa permainan ini ke Jepang, China, dan Siam
(sekarang Thailand) selagi mereka mengkolonisasi Asia. Permainan ini kemudian dengan
segera menjadi permainan anak-anak di wilayah tersebut. Olahraga bulu tangkis modern
seperti sekarang ini diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19
saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara kompetitif. Karena kota Pune
sebelumnya dikenal dengan nama Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona
pada masa itu. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an.
Olahraga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh
Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore-A New
Game" ("Badminton Battledore-Sebuah Permainan Baru").
Pamflet ini melukiskan permainan tersebut yang dimainkan di Gedung Badminton
(Badminton House), Estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris. Bulu tangkis
menjadi sebuah olahraga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara,
yang saat ini mendominasi olahraga ini, dan di negara-negara Skandinavia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari zaman pra sejarah pun sebenarnya Indonesia sudah mengenal tentang olahraga hanya
saja kegunaan dan juga cara untuk melakukan olahraga tidak seperti pada saat modern ini.
Pada saat zaman dahulu fungsi utama dari olahraga ini merupakan aktivitas untuk bertahan
hidup dari berbagai gangguan terutama untuk gangguan dari ganasnya lingkungan

B. SARAN

Dalam pelaksanaannya kami menyarankan kepada seluruh pihak untuk:

a. Lebih memperhatikan aspek-aspek maupun syarat dalam melaksanakan suatu pendidikan

b.Harus memperhatikan cara melaksanakan suatu pendidikan seperti memperhatikan praktek,


tujuan dari pendidikan itu sendiri

c. Memperhatikan sejarahnya sebagai ilmu bantu dalam menyampaikan pendidikan


DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Kadir Ateng, 1986. Asas dan landasan Penjas. Dikti : Jakarta
Cox, R.H, 2002. Sport Psychology : Concept and Phsycology. Iowa : Ei,. C. Brown Pulishers
Dikti, 1983. Foritus. “ISORI”
Dierjen PLS, 1983. Konsepsi Pembinaan Penjas dan Olahraga di dalam dan di luar sekolah secara
terpadu. Jakarta
Nichols, B. 1994. Moving and Learning : The elementary school Physical Education
Experience. St. Louis : Mosby
Nugroho Noto Susanto dan Yusman Basri, 1981. Sejarah Nasional Indonesia. Departemen P & K :
Jakarta.
Susanto Giriwijoyo. 1995. Olahraga Kesehatan. Depdikbud : IKIP Bandung
Sumardiyanto. 2000. Sejarah Olahraga, Depdiknas. Dirjen Dikdasmen
Zeigler Earle F. 1998. History of Physical Education and Sport. Prentice-Hall, Inc. Englewood
Cliffs, New Jersey, USA.
Zeigler Earle F. 1998. Philosophical Foundtaion for Physical. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs,
New Jersey, USA.

Anda mungkin juga menyukai