ORDE BARU
Di susun oleh :
Kelompok 2
1.HESTI MAYASTI (23190057)
Dosen Pembimbing :
Dody Ertanto M. Pd
PRODI S1
PENDIDIKAN JASMANI
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah Filsafat olahraga ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah PJOK yang berjudul Makalah Sejarah perkembangan olahraga zaman
kemerdekaan dan orde Baru ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat
dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah
Filsafat olahraga ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Bagaimana perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan.............................. 2
B. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bangsa Indonesia telah banyak melakukan suatu perubahan di bidang olahraga dan
pendidikan jasmaninya Hal ini dapat kita lihat pada sejarah olahraga dan pendidikan jasmani
mulaidari ketika Indonesia merdeka sampai saat sekarang ini mulai dari sistem, pemerintahan,
danbadan-badan yang menangani bidang olahraga dan pendidikan jasmani. Perubahan
tersebut sudah tidak mengacu lagi pada hal yang dilakukan oleh penjajah bangsa Indonesia,
tetapi telah merupakanperubahan yang berasal dari pemikiran rakyat Indonesia sendiri.
B. Rumusan masalah
PEMBAHASAN
(b). mengusahakan rehabilitasi fisik dan mental bangsa Indonesia agar dapat berperan serta
dalam forum Internasional.
2.Pada bulan September 1945 tentara Belanda mendampingi tentara sekutu (Inggris)
masuk ke Indonesia terutama Jakarta. Pada waktu itu organisasi olahraga yang bernama
GELORA (Gerakan Latihan Olahraga) yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata sebagai ketua
umum dan Soemali Prawirosoedirjo sebagai ketua harian meleburkan diri bersama- samaDjawa
Iku Kai(pusat olahraga versi Jepang) menjadi persatuan olahraga republik
Indonesia (PORI). Mengingat suasana di jakarta kurang menguntungkan karena gangguan
tentara Belanda, PORIHijrahke Solo dan berkantor di rumah Soemono sekertaris PORI di jalan
Purwosari. Pada bulan Januari 1947 diadakan KongresDarurat PORI dan terpilih sebagai ketua,
Mr. Widodo Sastrodininggrat dan sebagai wakil ketua Soemali Prawirosoedirjo, sebagai
sekertaris Soemono.
3.Pada tahun 1947 PORI mengadakan hubungan dengan Menteri Pembangunan dan
Pemuda Wikana. Berkat bantuan sekertarsi menteri Drs. Karnadi, PORI dapat mengembangkan
organisasinya antara lain :
pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pembangunan dan Pemuda. Selama aksi
militer Belanda 21 Juni 1947 – 17 Januari 1948 kegiatan olahraga praktis terhenti. Pada tanggal
2 – 3 Mei 1948, PORI mengadakan konferensi di Solo berkat bantuan Walikota Solo
(Syamsurizal), PON I dapat diselenggarakan pada 9 – 14 September 1948 dengan lancar,
meskipun suasana politk meruncing kembali.
4. Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Solo adalah pekan olahraga yang sangat
berkesan dan merupakan tonggak sejarah keolahragaan yang penting bagi bangsa Indonesia
yang baru merdeka. PON I adalah PON revolusi, PON perjuangan, PON penyebar semangat dan
sekaligus PON persatuan. Berkenaan dengan PON I, Maladi (mantan Menteri Olahraga)
mengutarakan kembali kesannya, yaitu : "PON I di Solo Tahun 1948 membuat berdiri bulu roma
tiap orang Indonesia yang menyaksikan rakyat sepanjang Yogya-Solo menyambut dan
menghormati bendera PON yang dibawa dan diarak oleh ribuan Pemuda dari Gedung Negara
Yogya untuk dikibarkan di Stadion Sriwedari, Solo. Teriakan 'Hidup PON' bersamaan dengan
pekik 'Merdeka atau Mati' berkumandang sepanjang Yogya-Solo" Kiranya perlu disampaikan
penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya kepada para tokoh olahraga saat itu terutama
Sri Sultan Hamengku BUwono IX, Paku Alam VIII, GPH Suryohamidjo, GPH Prabuwijoyo,
Nurbambang, dan Ali Marsaban
1. Setelah keamanan negara pulih kembali pada akhir tahun 1949 dan ketenangan bangsa
Indonesiatercapai, maka gerakan olahraga yang telah terhenti itu digerakan kembali dan
dikembangkan. Bekal konsep-konsep yang telah dirintis dan pengalaman-pengalaman yang
telah dimiliki dijadikan titik tolak untuk mengembangkan olahraga dan menetapkan sistem
pembinaan keolahragaan di Indonesia, yaitu sebagai berikut : (a) Keolahragaan di lingkungan
sekolah dibina langsung oleh pemerintah;
(b) Keolahragaan di lingkungan masyarakat dibina oleh masyarakat sendiri, dengan bimbingan
dan pengawasan oleh pemerintah;
1. Ferry Soneville
2. Tan Joe Hok
3. Mulyadi
4. Tjun Tjun
5. Rudi Hartono
6. Liem Swie King
7. Verawaty Fajrin
8. Ivana Lie
Kedelapan atlet ini berhasil meraih juara dunia dalam pertandingan Piala Thomas Cup maupun
All England.
Karate Selain bulutangkis, cabang-cabang olahraga lainnya juga mulai bermunculan, seperti
Taekwondo dan Karate. Karate sendiri adalah olahraga bela diri yang berasal dari Jepang. Awal
mula popularitas karate dimulai tahun 1957. Olahraga karate diperkenalkan oleh Chichin
Funakoshi (Bapak Karate Modern). Lalu, karate mulai dipertandingkan dalam Japan Karate
Association baik untuk tingkat Jepang maupun di tingkat dunia. Sejak saat itu, olahraga karate
yang awalnya hanya terkenal di Jepang, berkembang pula di negara-negara lain, seperti
Indonesia. Sejarah perkembangan karate di Indonesia mencatat bahwa para mahasiswa
Indonesia yang bersekolah di Jepang, setelah kembali ke tanah air, mereka mengembangkan
seni bela diri karate tersebut. Tahun 1964, tokoh-tokoh karate Indonesia mulai bermunculan.
Mereka adalah: Baud AD Adikusuma Otoman Nuh Karyanto Ketiga tokoh karate ini kemudian
membentuk Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI). Pada 1970, PORKI berperan sebagai
anggota sementara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). KONI berfungsi sebagai wadah
semua cabang olahraga di Indonesia.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Kadir Ateng, 1986. Asas dan landasan Penjas. Dikti : Jakarta
Cox, R.H, 2002. Sport Psychology : Concept and Phsycology. Iowa : Ei,. C.
Brown Pulishers
Dierjen PLS, 1983. Konsepsi Pembinaan Penjas dan Olahraga di dalam dan
di luar sekolah secara terpadu. Jakarta
Nichols, B. 1994. Moving and Learning : The elementary school Physical
Education Experience. St. Louis : Mosby