Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH PERKEMBANGAN OLAHRAGA ZAMAN KEMERDEKAAN DAN

ORDE BARU

Di susun oleh :

Kelompok 2
1.HESTI MAYASTI (23190057)

2.REYHAN FERNANDO (23190047)

3. IMAN ISYA FIRMANSYAH (23190073)

Dosen Pembimbing :

Dody Ertanto M. Pd

PRODI S1
PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah Filsafat olahraga ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah PJOK yang berjudul Makalah Sejarah perkembangan olahraga zaman
kemerdekaan dan orde Baru ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat
dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah
Filsafat olahraga ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Bagaimana perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan.............................. 2

B. Perkembangan olahraga pada zaman order baru......................................................... 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................................... 7

B. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Perkembangan olahraga dan pendidikan jasmani di Indonesia dapat dikatakan sudah


berkembang sebagaimana mestinya. Perkembangan jaman yang semakain maju menuntut
bangsa Indonesia untuk melakukan suatu perubahan termasuk perubahan pada dunia olahraga
danpendidikan jasmani. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang ditujukan
untukmenyempurnakan apa yang sudah ada sebelumnya sesuai dengan kondisi pada masa
tersebut Perubahan yang disini juga menyangkut perbuhan pada badan yang mengurusi perihal
olahraga dan pendidikan jasmani dan

Bangsa Indonesia telah banyak melakukan suatu perubahan di bidang olahraga dan
pendidikan jasmaninya Hal ini dapat kita lihat pada sejarah olahraga dan pendidikan jasmani
mulaidari ketika Indonesia merdeka sampai saat sekarang ini mulai dari sistem, pemerintahan,
danbadan-badan yang menangani bidang olahraga dan pendidikan jasmani. Perubahan
tersebut sudah tidak mengacu lagi pada hal yang dilakukan oleh penjajah bangsa Indonesia,
tetapi telah merupakanperubahan yang berasal dari pemikiran rakyat Indonesia sendiri.

B. Rumusan masalah

A.Bagamana perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan.?

B. Dan bagaimana perkembangan olahraga pada zaman Order Baru.?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Bagaimana perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan


Perkembangan Olahraga pada Zaman Kemerdekaan Proklamasi Negara
RepublikIndonesiapada tanggal 17 Agustus 1945, merupakan pintu gerbang terbukanya bangsa
Indonesia dari penjajah. Peristiwa monumental tersebut merupakanBabakbaru dalam sejarah
perkembangan negara Indonesia tercinta ini, termasuk babak baru dalam perkembangan
olahraga Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Pengajaran,
mempropagandakan penyelenggaraan latihan- latihan dan rehabilitasi fisik dan mental yang
telah rusak selama penjajahan kolonialBelanda dan Jepang. Penyelenggaraan olahraga di
sekolah-sekolah mulai digalakan. Di setiap provinsi diusahakan pembentukan inspeksi-inspeksi
pendidikan jasmani, antara lain : Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jogjakarta, Solo, dan Jawa Timur. Beberapa peristiwa yang menandai perkembangan olahraga
pada zaman kemerdekaan antara lain sebagai berikut :

1. Tanggal 19 Agustus 1945, tanggal terbentuknya kabinet yang pertama, dalam


Kementerian Pendidikan dan Pengajaran di adakan suatu lembaga yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan urusan di bidang keolahragaan di sekolah, yaitu inspeksi
pendidikan jasmani adalahOrganisasidi bawah jawatan Pengajaran. Olahraga di masyarakat
diurus oleh lembaga dibawah jawatan Pendidikan Masyarakat. Kementerian Pendidikan dan
Pengajaran dalam pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan pengembangan fisik antara lain
melakukan :

(a). penyelenggaraan latihan-latihan di kalangan pemuda Indonesia untuk mencapai dan


memperoleh kondisi badan yang prima juga persiapan memasuki angkatan perang yang pada
waktu itu sangat diperlukan;

(b). mengusahakan rehabilitasi fisik dan mental bangsa Indonesia agar dapat berperan serta
dalam forum Internasional.

2.Pada bulan September 1945 tentara Belanda mendampingi tentara sekutu (Inggris)
masuk ke Indonesia terutama Jakarta. Pada waktu itu organisasi olahraga yang bernama
GELORA (Gerakan Latihan Olahraga) yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata sebagai ketua
umum dan Soemali Prawirosoedirjo sebagai ketua harian meleburkan diri bersama- samaDjawa
Iku Kai(pusat olahraga versi Jepang) menjadi persatuan olahraga republik
Indonesia (PORI). Mengingat suasana di jakarta kurang menguntungkan karena gangguan
tentara Belanda, PORIHijrahke Solo dan berkantor di rumah Soemono sekertaris PORI di jalan
Purwosari. Pada bulan Januari 1947 diadakan KongresDarurat PORI dan terpilih sebagai ketua,
Mr. Widodo Sastrodininggrat dan sebagai wakil ketua Soemali Prawirosoedirjo, sebagai
sekertaris Soemono.

3.Pada tahun 1947 PORI mengadakan hubungan dengan Menteri Pembangunan dan
Pemuda Wikana. Berkat bantuan sekertarsi menteri Drs. Karnadi, PORI dapat mengembangkan
organisasinya antara lain :

a. pembangunan kembali cabang-cabang olahraga yang tersebar dan bercerai berai.


b. Membentuk organisasi induk cabang olahraga yang belum tersusun,
c. Menerbitkan majalah “Pendidikan Djasmani” dengan simbol obor menyala dan lima
gelang,
d. Mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional ke satu. Pada malam peresmian PORI bulan
Januari 1947,

Presiden Soekarno sekaligusmelantik KORI (Komite Olimpiade Republik Indonesia),


sebagai ketua ditunjuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX, wakil ketua adalah drg. Koesmargono
dan Soemali Prawirodirjo. KORI mempunyai tugas menangani masalah keolahragaan yang ada
kaitannya dengan olimpiade, saat itu KORI dibentuk karena Indonesia ingin ikut Olympic Games
1948 (namun karena persiapan para atlet itu tidak memadai, pengiriman ke London tidak jadi).
PORI kemudian membentuk badan-badan (sekarang disebut induk cabang olahraga). Yang ada
pada waktu itu adalah cabang olahraga sepak bola, basket, atletik, bola keranjang, panahan,
tenis, bulutangkis, pencak silat, dan gerak jalan. Keuangan PORI dan KORI diperoleh dari subsidi.

pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pembangunan dan Pemuda. Selama aksi
militer Belanda 21 Juni 1947 – 17 Januari 1948 kegiatan olahraga praktis terhenti. Pada tanggal
2 – 3 Mei 1948, PORI mengadakan konferensi di Solo berkat bantuan Walikota Solo
(Syamsurizal), PON I dapat diselenggarakan pada 9 – 14 September 1948 dengan lancar,
meskipun suasana politk meruncing kembali.

4. Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Solo adalah pekan olahraga yang sangat
berkesan dan merupakan tonggak sejarah keolahragaan yang penting bagi bangsa Indonesia
yang baru merdeka. PON I adalah PON revolusi, PON perjuangan, PON penyebar semangat dan
sekaligus PON persatuan. Berkenaan dengan PON I, Maladi (mantan Menteri Olahraga)
mengutarakan kembali kesannya, yaitu : "PON I di Solo Tahun 1948 membuat berdiri bulu roma
tiap orang Indonesia yang menyaksikan rakyat sepanjang Yogya-Solo menyambut dan
menghormati bendera PON yang dibawa dan diarak oleh ribuan Pemuda dari Gedung Negara
Yogya untuk dikibarkan di Stadion Sriwedari, Solo. Teriakan 'Hidup PON' bersamaan dengan
pekik 'Merdeka atau Mati' berkumandang sepanjang Yogya-Solo" Kiranya perlu disampaikan
penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya kepada para tokoh olahraga saat itu terutama
Sri Sultan Hamengku BUwono IX, Paku Alam VIII, GPH Suryohamidjo, GPH Prabuwijoyo,
Nurbambang, dan Ali Marsaban

1. Setelah keamanan negara pulih kembali pada akhir tahun 1949 dan ketenangan bangsa
Indonesiatercapai, maka gerakan olahraga yang telah terhenti itu digerakan kembali dan
dikembangkan. Bekal konsep-konsep yang telah dirintis dan pengalaman-pengalaman yang
telah dimiliki dijadikan titik tolak untuk mengembangkan olahraga dan menetapkan sistem
pembinaan keolahragaan di Indonesia, yaitu sebagai berikut : (a) Keolahragaan di lingkungan
sekolah dibina langsung oleh pemerintah;

(b) Keolahragaan di lingkungan masyarakat dibina oleh masyarakat sendiri, dengan bimbingan
dan pengawasan oleh pemerintah;

(c) Keolahragaan di lingkungan sekolah pelaksanaan, pengaturan, pengurusan dan pembinaan


langsung dipegang oleh pemerintah, yaitu di tugaskan kepada Kementerian Pendidikan,
Pengajaran, dan Kebudayaan, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Inspeksi Pusat Pendidikan
Jasmani. Keolahragaan di lingkungan sekolah ini masih tetap diberi nama Pendidikan Jasmani.
Pendidikan Jasmani merupakan unsur dan alat pendidikan untuk menyiapkan dan membentuk
manusia yang harmonis antara pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya. Dalam
hubungannya dengan peningkatan mutu dan prestasi olahraga bangsa Indonesia, pendidikan
jasmani hanya merupakan dasar dan pencarian bibit yang akan d kembangkan lebih lanjut
dalam lingkungan masyarakat nanti.

B. Perkembangan olahraga pada zaman order baru

Memasuki pemerintahan Orde Baru, kelembagaan bidang olahraga di Indonesia telah


mengalami perubahan. Penanganan lembaga olahraga dipegang langsung oleh Direktorat
Jenderal Olahraga (Ditjora). Namun, lembaga ini hanya berjalan selama tiga tahun, 1966 hingga
1969, sebab adanya kesulitan dalam berkoordinasi dan keterbatasan anggaran. Dalam
perkembangan selanjutnya, bidang olahraga mulai mengharumkan nama bangsa Indonesia
melalui cabang olahraga bulutangkis.Pada masa Orde Baru, perkembangan cabang olahraga di
Indonesia telah meningkat. Bahkan, beberapa bidang olahraga juga dapat mengharumkan
nama bangsa Indonesia di tingkat internasional, seperti bulutangkis. Saat itu, bulutangkis telah
menjadi pusat perhatian di tengah pertumbuhan bidang olahraga lainnya. Para atlet yang
bermain dalam cabang bulutangkis pada Orde Baru adalah sebagai berikut:

1. Ferry Soneville
2. Tan Joe Hok
3. Mulyadi
4. Tjun Tjun
5. Rudi Hartono
6. Liem Swie King
7. Verawaty Fajrin
8. Ivana Lie

Kedelapan atlet ini berhasil meraih juara dunia dalam pertandingan Piala Thomas Cup maupun
All England.

Karate Selain bulutangkis, cabang-cabang olahraga lainnya juga mulai bermunculan, seperti
Taekwondo dan Karate. Karate sendiri adalah olahraga bela diri yang berasal dari Jepang. Awal
mula popularitas karate dimulai tahun 1957. Olahraga karate diperkenalkan oleh Chichin
Funakoshi (Bapak Karate Modern). Lalu, karate mulai dipertandingkan dalam Japan Karate
Association baik untuk tingkat Jepang maupun di tingkat dunia. Sejak saat itu, olahraga karate
yang awalnya hanya terkenal di Jepang, berkembang pula di negara-negara lain, seperti
Indonesia. Sejarah perkembangan karate di Indonesia mencatat bahwa para mahasiswa
Indonesia yang bersekolah di Jepang, setelah kembali ke tanah air, mereka mengembangkan
seni bela diri karate tersebut. Tahun 1964, tokoh-tokoh karate Indonesia mulai bermunculan.
Mereka adalah: Baud AD Adikusuma Otoman Nuh Karyanto Ketiga tokoh karate ini kemudian
membentuk Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI). Pada 1970, PORKI berperan sebagai
anggota sementara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). KONI berfungsi sebagai wadah
semua cabang olahraga di Indonesia.

Prestasi Perkembangan cabang olahraga di Indonesia semakin beragam bahkan dalam


percaturan internasional. Salah satu prestasi gemilang yang pernah dicapai Indonesia adalah
tahun 1977 dalam Sea Games IX, Indonesia meraih juara umum dalam tingkat internasional.
Setelah itu, mulai tahun 1983, penanganan olahraga secara nasional ditangani oleh Menteri
Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora). Melalui Menpora, pemerintah menargetkan
penanganan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam usaha penyehatan masyarakat
Indonesia. Namun, masalah olahraga tidak sepenuhnya dilimpahkan kepada Menpora,
melainkan oleh masing-masing cabang olahraga. Pada bagian prestasi akan ditangani langsung
oleh KONI Pusat. Referensi: Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened Poesponegoro.
(2019). Sejarah Nasional Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia (1942-
1998).
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dengan perubahan yang dilakukan bangsa Indonesia pada olahraga dan


pendidikan jasmani ini lah yang akhirnya menjadikan Indonesia dapat
mengikuti perhelatan olahraga internasional seperti olimpiade dan Asian
games disamping itu, Indonesia juga telah mulai intensif dalam
mengembangkan kemampuan para atlitnya. Indinesia pun akhirnya di akui
oleh negara lain dipandangsebagai negara yang olaharaganya meningkat
dengan pesat dan implikasinya, Indonesia dipercayai menjadi tuan rumah
Asian games IV Selain dapat menggelar event internasional, Indonesia
jugatelah mulai merintis event olahraga tingkat nasional seperti PON
(Pekan olahraga Nasional) yang mana ditujukan untuk mencari para atlit
berprestasi yang akan diikutsertakan pada event internasional.

Perkembangan olahraga di Indonesia dalam perspektif sejarah akan


memberikan pelajaranpenting bagaimana sejerah perkembangan olahraga
Indonesia, sejak zaman raja-raja sebelumpenjajahan sampai sekarang akan
dapat memberikan pemahaman tentang ragam fenomena keolahragaan
dalam konteks kekinian dan perkembangan olahraga untuk konteks masa
depan.

B. DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Kadir Ateng, 1986. Asas dan landasan Penjas. Dikti : Jakarta

Cox, R.H, 2002. Sport Psychology : Concept and Phsycology. Iowa : Ei,. C.
Brown Pulishers

Dikti, 1983. Foritus. “ISORI”

Dierjen PLS, 1983. Konsepsi Pembinaan Penjas dan Olahraga di dalam dan
di luar sekolah secara terpadu. Jakarta
Nichols, B. 1994. Moving and Learning : The elementary school Physical
Education Experience. St. Louis : Mosby

Nugroho Noto Susanto dan Yusman Basri, 1981. Sejarah Nasional


Indonesia. Departemen P & K : Jakarta.

Susanto Giriwijoyo. 1995. Olahraga Kesehatan. Depdikbud : IKIP Bandung

Sumardiyanto. 2000. Sejarah Olahraga, Depdiknas. Dirjen Dikdasmen

Zeigler Earle F. 1998. History of Physical Education and Sport. Prentice-Hall,


Inc. Englewood Cliffs, New Jersey, USA.

Zeigler Earle F. 1998. Philosophical Foundtaion for Physical. Prentice-Hall,


Inc. Englewood Cliffs, New Jersey, USA.

Anda mungkin juga menyukai