Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN OLAHRAGA DI INDONESIA SEBELUM DAN


MASA PENJAJAHAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Sejarah Keolahragaan

Dosen Pembimbing:
Dr. Ika Novitaria Marani.S.pd.,SE.,M.Si
Kode Seksi: 1604600011

Disusun oleh:
Rifky Maulana Affandi
NIM: 1604623018

PROGRAM STUDI: KEPELATIHAN KECABANGAN OLAHRAGA


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................


A. LATAR BELAKANG ..........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................


A. PERKEMBANGAN OLAHRAGA PADA MASA KEMERDEKAAN (1945
– 1967).....................................................................................................................
BAB III PENUTUPAN .....................................................................................................
A. KESIMPULAN ...............................................................................................
B. SARAN .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam bidang olahraga sangat dibutuhkan suatu daya tahan tubuh yang
kuat,sehingga
kita bisa melakukan sebuah aktivitas olahraga dengan semangat
karenadidukung oleh daya
tahan tubuh yang kuat. Dengan itu maka kita menjalani
kegiatantersebut dengan perasaan
senang menjalani aktivitas tersebut.Kita sering berolahraga,
tetapi apakah kita tahu
perkembangan olahraga di Negarakita ini yaitu Indonesia. Mungkin
kebanyakan orang di
sekitar kita tidak tahuperkembangan olahraga di Indonesia saat ini,
karena mereka hanya
menjalankanolahraga dan tidak ingin tahu bagaimana
sejarah dari olahraga itu
sendiri.Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya suatu
pengetahuan mengenaisejarah
olahraga supaya kita semua bisa tahu bagaimana perkembangan
olahragatidak hanya bisa
berolahraga saja

B. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan
B. Bagaimana perkembangan olahraga sejak zaman pra sejarah sampai
Penyelenggaraan GANEFO.

C. TUJUAN
A. Mengetahui perkembangan olahraga di tanah air
B. Memahami perkembangan olahraga supaya semakin meningkat di masa
depan.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN OLAHRAGA PADA ZAMAN KEMERDEKAAN


( 1945 – 1967)

Proklamasi Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,


merupakan pintu gerbang terbukanya bangsa Indonesia dari penjajah.
Peristiwa monumental tersebut
merupakan Babak baru dalam sejarah perkembangan negara Indonesia tercinta
ini, termasuk
babak baru dalam perkembangan olahraga Indonesia. Pemerintah
Indonesia melalui
Kementerian Pendidikan dan Pengajaran, mempropagandakan
penyelenggaraan latihan-
latihan dan rehabilitasi fisik dan mental yang telah rusak selama penjajahan
kolonial Belanda
dan Jepang. Penyelenggaraan olahraga di sekolah-sekolah mulai digalakan. Di
setiap provinsi
diusahakan pembentukan inspeksi-inspeksi pendidikan jasmani, antara lain :
Sumatera Utara,
Sumatera Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Solo, dan Jawa Timur.
Beberapa peristiwa yang menandai perkembangan olahraga pada zaman
kemerdekaan antara
lain sebagai berikut :
Tanggal 19 Agustus 1945, tanggal terbentuknya kabinet yang pertama, dalam
Kementerian
Pendidikan dan Pengajaran di adakan suatu lembaga yang bertugas
merencanakan dan
melaksanakan urusan di bidang keolahragaan di sekolah, yaitu inspeksi
pendidikan jasmani
adalah Organisasi di bawah jawatan Pengajaran. Olahraga di masyarakat diurus
oleh lembaga
dibawah jawatan Pendidikan Masyarakat. Kementerian Pendidikan dan
Pengajaran dalam
pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan pengembangan fisik antara lain
melakukan : (a)
penyelenggaraan latihan-latihan di kalangan pemuda Indonesia
untuk mencapai dan
memperoleh kondisi badan yang prima juga persiapan memasuki angkatan
perang yang pada
waktu itu sangat diperlukan; (b) mengusahakan rehabilitasi fisik dan mental
bangsa Indonesia
agar dapat berperan serta dalam forum Internasional.
Pada bulan September 1945 tentara Belanda mendampingi tentara sekutu
(Inggris) masuk
ke Indonesia terutama Jakarta. Pada waktu itu organisasi olahraga yang
bernama GELORA

2
(Gerakan Latihan Olahraga) yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata
sebagai ketua umum
dan Soemali Prawirosoedirjo sebagai ketua harian meleburkan diri bersama-
sama Djawa Iku
Kai (pusat olahraga versi Jepang) menjadi persatuan olahraga republik
Indonesia (PORI).
Mengingat suasana di jakarta kurang menguntungkan karena gangguan
tentara Belanda,
PORI Hijrah ke Solo dan berkantor di rumah Soemono sekertaris PORI di
jalan Purwosari.
Pada bulan Januari 1947 diadakan Kongres Darurat PORI dan terpilih
sebagai ketua, Mr.
Widodo Sastrodininggrat dan sebagai wakil ketua Soemali
Prawirosoedirjo, sebagai
sekertaris Soemono.
Pada tahun 1947 PORI mengadakan hubungan dengan Menteri Pembangunan
dan Pemuda
Wikana. Berkat bantuan sekertarsi menteri Drs. Karnadi, PORI dapat
mengembangkan
organisasinya antara lain : (a) pembangunan kembali cabang-cabang olahraga
yang tersebar
dan bercerai berai. (b) Membentuk organisasi induk cabang olahraga yang
belum tersusun,
(c) Menerbitkan majalah "Pendidikan Djasmani" dengan simbol obor
menyala dan lima
gelang, (d) Mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional ke satu. Pada malam
peresmian PORI
bulan Januari 1947, Presiden Soekarno sekaligus melantik KORI
(Komite Olimpiade Republik Indonesia), sebagai ketua ditunjuk Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, wakil ketua
adalah drg. Koesmargono dan Soemali Prawirodirjo. KORI mempunyai
tugas menangani
masalah keolahragaan yang ada kaitannya dengan olimpiade, saat itu KORI
dibentuk karena
Indonesia ingin ikut Olympic Games 1948 (namun karena persiapan
para atlet itu tidak
memadai, pengiriman ke London tidak jadi). PORI kemudian
membentuk badan-badan
(sekarang disebut induk cabang olahraga). Yang ada pada waktu itu adalah
cabang olahraga
sepak bola, basket, atletik, bola keranjang, panahan, tenis, bulutangkis,
pencak silat, dan
gerak jalan. Keuangan PORI dan KORI diperoleh dari subsidi pemerintah
yang disalurkan
melalui Kementerian Pembangunan dan Pemuda. Selama aksi militer Belanda 21
Juni 1947 -
17 Januari 1948 kegiatan olahraga praktis terhenti. Pada tanggal 2 - 3
Mei 1948, PORI

3
mengadakan konferensi di Solo berkat bantuan Walikota Solo
(Syamsurizal), PON I dapat
diselenggarakan pada 9 - 14 September 1948 dengan lancar, meskipun
suasana politk
meruncing kembali.
Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Solo adalah pekan olahraga
yang sangat
berkesan dan merupakan tonggak sejarah keolahragaan yang penting bagi
bangsa Indonesia
yang baru merdeka. PON I adalah PON revolusi, PON perjuangan, PON
penyebar semangat
dan sekaligus PON persatuan. Berkenaan dengan PON I, Maladi (mantan
Menteri Olahraga)
mengutarakan kembali kesannya, yaitu :
"PON I di Solo Tahun 1948 membuat berdiri bulu roma tiap orang
Indonesia yang
menyaksikan rakyat sepanjang Yogya-Solo menyambut dan menghormati
bendera PON yang
dibawa dan diarak oleh ribuan Pemuda dari Gedung Negara Yogya
untuk dikibarkan di
Stadion Sriwedari, Solo. Teriakan 'Hidup PON' bersamaan dengan pekik
'Merdeka atau Mati'
berkumandang sepanjang Yogya-Solo".
Kiranya perlu disampaikan penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya
kepada para
tokoh olahraga saat itu terutama Sri Sultan Hamengku BUwono IX, Paku
Alam VIII, GPH
Suryohamidjo, GPH Prabuwijoyo, Nurbambang, dan Ali Marsaban. Setelah
keamanan negara
pulih kembali pada akhir tahun 1949 dan ketenangan bangsa
Indonesia tercapai, maka
gerakan olahraga yang telah terhenti itu digerakan kembali dan dikembangkan.
Bekal konsep-
konsep yang telah dirintis dan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki
dijadikan titik
tolak untuk mengembangkan olahraga dan menetapkan sistem pembinaan
keolahragaan di
Indonesia, yaitu sebagai berikut : (a)
Keolahragaan di lingkungan sekolah dibina langsung
oleh pemerintah; (b) Keolahragaan di lingkungan masyarakat dibina oleh
masyarakat sendiri,
dengan
bimbingan dan pengawasan oleh pemerintah; (c) Keolahragaan di
lingkungan
sekolah pelaksanaan, pengaturan, pengurusan dan pembinaan
langsung dipegang oleh
pemerintah, yaitu di tugaskan kepada Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan,

4
yang pelaksanaannya dilakukan oleh Inspeksi Pusat Pendidikan Jasmani.
Keolahragaan di
lingkungan sekolah ini masih tetap diberi nama Pendidikan Jasmani.
Pendidikan Jasmani
merupakan unsur dan alat pendidikan untuk menyiapkan dan
membentuk manusia yang
harmonis antara pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya.
Dalam hubungannya
dengan peningkatan mutu dan prestasi olahraga bangsa Indonesia, pendidikan
jasmani hanya
merupakan dasar dan pencarian bibit yang akan dikembangkan lebih lanjut
dalam lingkungan
masyarakat nanti.
Tujuan Pendidikan Jasmani ini dikuatkan dengan dikeluarkannya
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1950, tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan
Pengajaran di
Sekolah-Sekolah. Undang-Undang tersebut berbunyi sebagai barikut:
"Pendidikan Jasmani yang menuju kepada keselarasan antar tumbuhnya badan
dan perkembangan jiwa merupakan
suatu upaya untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
sehat dan kuat lahir
bathin, diberikan di segala jenis sekolah". Untuk melaksanakan tujuan olahraga
di lingkungan
sekolah ini pemerintah telah menetapkan bahwa pendidikan jasmani tetap
merupakan salah
satu pelajaran wajib di sekolah-sekolah mulai dari taman kanak-kanak
sampai perguruan
tinggi. Cabang-cabang olahraga yang diberikan di sekolah itu terdiri atas :
senam, atletik,
permainan, dan renang dengan disesuaikan dengan keadaan fasilitas yang
tersedia.
Sebagai pendorong bagi pelajarn untuk giat melaksanakan pendidikan jasmani
dan olahraga,
serta sebagai alat pengontrol bagi guru dan pemerintah tentang hasil
pelajarannya, maka
pemerintah menentukan adanya dua jenis kegiatan, yaitu: (a) Ujian
Ketangkasan Olahraga
bagi Pelajar ; (b) Perlombaan Olahraga antar sekolah.
Oleh karena tumbuhnya sekolah-sekolah tidak seimbang dengan tersedianya
tenaga-tenaga
guru, khususnya guru-guru pendidikan jasmani maka pemerintah
telah mengambil
kebijaksanaan untuk membuka sekolah-sekolah dan kursus-kursus yang
menyiapkan tenaga-
tenaga guru pendidikan jasmani baik untuk sekolah rakyat, sekola lanjutan
maupun perguruan

5
tinggi. Sampai dengan tahun 1957 seluruh Indonesia telah memiliki : (1) enam
buah SGPD

5
(Sekolah Guru Pendidikan Djasmani) yang menyiap guru-guru pendidikan
jasmani untuk
sekolah rakyat; (2) tujuh buah kursus B1 Pendidikan Djasmani, yang
menyiapkan guru-guru
untuk sekolah lanjutan pertama (3) sebuah kursus B2
Pendidikan Djasmani, yang
menyiapkan guru-guru Pendidikan Djasmani untuk sekolah lanjutan
atas; (4) dua buah
Fakultas Pendidikan Djasmani, sampai tingkat Sarjana Muda dan sarjana
yang menyiapkan
ahli-ahli dan guru-guru pendidikan jasmani di sekolah-sekolah, dengan
mengadakan kursus-
kursus singkat.
Untuk mendorong semangat belajar para pelajar dalam bidang
keolahragaan dan untuk
usaha meningkatkan mutu prestasi olahraga di kalangan pelajar, telah
diadakan puncak-
puncak kegiatan olahraga di kalangan sekolah lanjutan dalam
bentuk Pancalomba.
Pancalomba yang pertama di adakan di Semarang (1952) dan
Pancalomba yang kedua
diadakan di Surabaya pada tahun 1954. Sejarah dan Perkembangan Bulu
Tangkis Olahraga
yang dimainkan dengan kok dan raket ini kemungkinan berkembang di
Mesir kuno sekitar
2000 tahun lalu. Selain di Mesir, diperkirakan juga India dan China sebagai
tempat asal usul
permainan ini.
Awal mula permainan ini kemungkinan merupakan sebuah permainan yang
berasal dari
Tionghoa, Jianzi. Permainan tersebut menggunakan kok tetapi
tanpa memakai raket
melainkan dengan kaki. Misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar
tidak menyentuh
tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan. Asal Usul Nama
Badminton Di Inggris,
sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores
dan Shuttlecocks
sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai
dayung atau tongkat
(Battledores) dan bermain bersama untuk menjaga kok tetap di udara
dan mencegahnya
menyentuh tanah. Permainan ini cukup populer untuk menjadi
pemandangan sehari-hari di
jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan
kartun untuk ini.
Penduduk Inggris kemudian membawa permainan ini ke Jepang,
China, dan Siam

6
(sekarang Thailand) selagi mereka mengkolonisasi Asia. Permainan ini
kemudian dengan
segera menjadi permainan anak-anak di wilayah tersebut. Olahraga bulu
tangkis modern
seperti sekarang ini diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India
pada abad ke-19
saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara kompetitif.
Karena kota Pune
sebelumnya dikenal dengan nama Poona, permainan tersebut juga dikenali
sebagai Poona pada masa itu. Para tentara membawa permainan itu
kembali ke Inggris pada 1850-an.
Olahraga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam
sebuah pamflet oleh
Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton
Battledore-A New
Game" ("Badminton Battledore-Sebuah Permainan Baru").
Pamflet ini melukiskan permainan tersebut yang dimainkan di Gedung
Badminton
(Badminton House), Estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire,
Inggris. Bulu tangkis
menjadi sebuah olahraga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur
dan Tenggara,
yang saat ini mendominasi olahraga ini, dan di negara-negara Skandinavia.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari zaman pra sejarah pun sebenarnya Indonesia sudah mengenal tentang
olahraga hanya saja kegunaan dan juga cara untuk melakukan olahraga
tidak seperti pada saat modern ini.Pada saat zaman dahulu fungsi utama
dari olahraga ini merupakan aktivitas untuk bertahan hidup dari berbagai
gangguan terutama untuk gangguan dari ganasnya lingkungan

B. SARAN
Dalam pelaksanaannya kami menyarankan kepada seluruh pihak untuk:
a. Lebih memperhatikan aspek-aspek maupun syarat dalam melaksanakan suatu
pendidikan
b. Harus memperhatikan cara melaksanakan suatu pendidikan seperti
memperhatikan praktek, tujuan dari pendidikan itu sendiri
c. Memperhatikan sejarahnya sebagai ilmu bantu dalam menyampaikan
pendidikan

7
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Kadir Ateng, 1986.
Asas dan landasan Penjas.
Dikti : Jakarta
Cox, R.H, 2002.
Sport Psychology
:
Concept and Phsycology.
Iowa : Ei,. C. Brown Pulishers
Dikti, 1983.
Foritus
. "ISORI"
Dierjen PLS, 1983.
Konsepsi Pembinaan Penjas dan Olahraga di dalam dan di luar sekolah secara
terpadu.
Jakarta
Nichols, B. 1994.
Moving and Learning : The elementary school Physical Education Experience.
St.
Louis : Mosby
Nugroho Noto Susanto dan Yusman Basri, 1981.
Sejarah Nasional Indonesia.
Departemen P & K :
Jakarta.
Susanto Giriwijoyo. 1995.
Olahraga Kesehatan.
Depdikbud : IKIP Bandung
Sumardiyanto. 2000.
Sejarah Olahraga, Depdiknas.
Dirjen Dikdasmen
Zeigler Earle F. 1998.
History of Physical Education and Sport
. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs,
New Jersey, USA.
Zeigler Earle F. 1998.
Philosophical Foundtaion for Physical.
Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs,
New Jersey, US

Anda mungkin juga menyukai