Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PON


(PEKAN OLAHRAGA NASIONAL)

Disusun oleh :

AHDAN HAMBALI
6201111032

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................................3
BAB II.................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................................30
PENUTUP.........................................................................................................................................30
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................30
B. SARAN...................................................................................................................................30
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pekan Olahraga Nasional (PON) pada 1948. Saat itu, ketika usia Republik Indonesia
menginjak tahun ketiga, harkat bangsa Indonesia seperti dilecehkan. Indonesia melalui
PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia), yang dibentuk pada Januari 1946,
berhasrat mengikutsertakan atlet-atletnya berlaga pada Olimpiade 1948 London. Namun,
panitia Olimpiade London menolak keikutsertaan atlet-atlet Indonesia dengan alasan
mereka belum diakui dan menjadi anggota Internasional Olympic Committee (IOC),
sehingga para atlet yang akan dikirim tidak dapat diterima dan berpartisipasi dalam
peristiwa olahraga sedunia tersebut. Pengakuan dunia atas kemerdekaan dan kedaulatan
Indonesia yang belum diperoleh pada waktu itu menjadi penghalang besar dalam usaha
menuju London. Paspor Indonesia pada saat itu tidak diakui oleh Pemerintah Inggris,
sedangkan kenyataan bahwa atlet-atlet Indonesia hanya bisa berpartisipasi di London
dengan memakai paspor Belanda tidak dapat diterima. Alasannya karena delegasi
Indonesia hanya mau hadir di London dengan membawa nama Indonesia. Sebenarnya,
baik Indonesia maupun Inggris mengusung isu politik pada kasus ini. Indonesia berharap
mendapat pengakuan dunia sebagai negara merdeka, sebaliknya Inggris sebagai sekutu
Belanda berusaha menahan pengakuan itu. Paspor Indonesia tidak diakui oleh pemerintah
Inggris. Atlet-atlet Indonesia diperbolehkan masuk London apabila mereka memakai
paspor Belanda. Tentu saja penolakan itu menyakitkan bangsa Indonesia sehingga
muncul rasa kebangsaan yang menggebu. Kehadiran atlet-atlet Indonesia pada Olimpiade
ke-14 itu untuk mengibarkan Dwi Warna Sangsaka Merah Putih.
Masalah itu kemudian dibahas dalam konferensi darurat PORI di Solo pada 1 Mei 1948 .
Pada konferensi itu akhirnya para pengurus PORI sepakat untuk mengadakan Pekan
Olahraga, seperti yang pernah diadakan ISI (Ikatan Sport Indonesia) pada tahun 1938
yang dikenal dengan nama "ISI Sportweek" atau Pekan Olahraga ISI. Kemudian, Solo
atau Surakarta dipilih sebagai tempat penyelenggaraan karena dipandang sebagai kota
dengan fasilitas olahraga terlengkap. Akhirnya, PON pertama pun terselenggara pada 9
s.d. 12 September 1948. Satu hal yang harus dicatat bahwa PON pertama lahir karena
semangat kebangsaan yang menggebu
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Untuk mengetahui :
 Alasan pon pertama diadakan d solo
 Perkembangan pon
 Data statistik perolehan medali dari pon
BAB II

PEMBAHASAN

A. ALASAN PON PERTAMA DIADAKAN DI SOLO

PON I adalah PON pertama Indonesia yang diadakan di Kota Praja Surakarta pada 9–
12 September 1948. Tanggal pembukaannya, 9 September, kemudian diperingati setiap
tahunnya sebagai Hari Olahraga Nasional.Pekan Olahraga Nasional I ini diikuti oleh sekitar
600 atlet yang bertanding pada 9 cabang olahraga yang memperebutkan sebanyak 108
medali. Pesertanya bukan pada tingkat provinsi melainkan pada tingkat Kota dan
Karesidenan, sebanyak 13 partisipan ikut serta. Juaranya adalah Karesidenan Surakarta
dengan total medali sebanyak 36 medali. Setelah dibentuk pada tahun 1946, Persatuan
Olahraga Republik Indonesia (PORI) yang dibantu oleh Komite Olimpiade Republik
Indonesia (KORI) - keduanya telah dilebur dan saat ini menjadi KONI - mempersiapkan para
atlet Indonesia untuk mengikuti Olimpiade Musim Panas XIV di London pada tahun 1948.
Usaha Indonesia untuk mengikuti olimpiade pada saat itu menemui banyak kesulitan. PORI
sebagai badan olahraga resmi di Indonesia pada saat itu belum diakui dan menjadi anggota
Internasional Olympic Committee (IOC), sehingga para atlet yang akan dikirim tidak dapat
diterima dan berpartisipasi dalam peristiwa olahraga sedunia tersebut. Pengakuan dunia atas
kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh pada waktu itu menjadi
penghalang besar dalam usaha menuju London. Paspor Indonesia pada saat itu tidak diakui
oleh Pemerintah Inggris, sedangkan kenyataan bahwa atlet-atlet Indonesia hanya bisa
berpartisipasi di London dengan memakai paspor Belanda tidak dapat diterima. Alasannya
karena delegasi Indonesia hanya mau hadir di London dengan membawa nama Indonesia.
Alasan yang disebut terakhir ini menyebabkan rencana kepergian beberapa anggota pengurus
besar PORI ke London menjadi batal dan menjadi topik pembahasan pada konferensi darurat
PORI pada tanggal 1 Mei 1948 di Solo.
Mengingat dan memperhatikan pengiriman para atlet dan beberapa anggota pengurus
besar PORI ke London sebagai peninjau tidak membawa hasil seperti yang diharapkan
semula, konferensi sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga yang direncanakan
berlangsung pada bulan Agustus atau September 1948 di Solo. Pada saat itu PORI ingin
menghidupkan kembali pekan olahraga yang pernah diadakan ISI pada tahun 1938 (yang
terkenal dengan nama ISI Sportweek atau Pekan Olahraga ISI). Dilihat dari penyediaan
sarana olahraga, pada saat itu Solo telah memenuhi semua persyaratan pokok dengan adanya
stadion Sriwedari yang dilengkapi dengan kolam renang. Pada saat itu Stadion Sriwedari
termasuk kota dengan fasilitas olahraga yang terbaik di Indonesia. Selain itu seluruh
pengurus besar PORI berkedudukan di Solo sehingga hal inilah yang menjadi bahan-bahan
pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan Kota Solo sebagai kota penyelenggara
Pekan Olahraga Nasional pertama (PON I) pada tanggal 8 sampai dengan 12 September
1948. Selain itu PON I juga membawa misi untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa
bangsa Indonesia dalam keadaan daerahnya dipersempit akibat Perjanjian Renville, masih
dapat membuktikan sanggup mengadakan acara olahraga dengan skala nasional.

B. PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PON


 PON PERTAMA – 1948
Menurut keputusan PORI tahun 1948, PON akan diadakan setiap dua tahun dan PON
pertama berlangsung di Solo pada 8–12 September 1948. Artinya, hanya terdapat waktu tiga
bulan untuk mempersiapkan pelaksanaan PON (Kompas, 8/9/1983). Walaupun revolusi fisik
masih berkecamuk, Belanda masih menguasai beberapa daerah di Indonesia, pemerintah
pusat yang berkedudukan di Yogyakarta mendukung sepenuhnya dengan menyediakan biaya
sebesar Rp 1.500 (Kompas, 14/8/1970). PON I didahului dengan prosesi bendera dari
Yogyakarta ke Solo pada tanggal 8 September 1948. Dua buah bendera, Merah Putih dan
PON, diserahkan oleh Presiden Soekarno kepada rombongan pembawa bendera di Gedung
Agung Yogyakarta (Kompas, 8/9/1983).Rombongan pembawa bendera kemudian berbaris,
berjalan kaki beranting menempuh jarak 64 kilometer ke Solo. Mereka menyerahkan dua
bendera tersebut kepada Ketua Panitia PON di Solo, yakni Pangeran Surjohadimidjojo.
Rombongan tiba pada tanggal 9 September 1948 pukul 08.30 di arena PON. Kedua bendera
kemudian dikibarkan disertai lagu “Indonesia Raya”. Dalam amanat pembukaan PON, 9
September 1948, Presiden Soekarno menyatakan Kebanggaanya atas keikutsertaan para
pahlawan dari daerah pendudukan. Selain itu, Presiden mengharapkan bahwa selanjutnya
PON bukan hanya untuk menjadi pekan mengolah jasmani, tetapi pun hendaknya pula pekan
mengolah rohani (Kompas, 8/9/1983).

 PON KEDUA – 1951


Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-2 diselenggarakan 21-28 Oktober 1951 di Jakarta.
Mempertandingkan 18 cabang olah raga antara lain, Anggar, Angkat Besi, Atletik, Balap
Sepeda, Bola Basket, Bola Keranjang, Bola Voli, Bulutangkis, Hoki, Kasti, Menembak,
Pencak Silat, Polo Air, Renang, Rounders, Sepak Bola, Tenis dan Panahan.
Pada PON ke-2 ini Propinsi Jawa Barat berhasil keluar sebagai Juara Umum, di ikuti Jakarta
Raya dan Jawa Timur di posisi dua dan tiga.

 PON KETIGA – 1953


Het nieuwsblad voor Sumatra, 15-04-1952: ‘PON III kemungkinan akan diselenggarakan di
Medan pada bulan Juni atau Juli 1953 yang ditetapkan di Stadion Jalan Radja. Rencana lokasi
stadion ini berada di selatan dari pemakaman di jalan Radja (sebelah kiri ke arah Tandjong
Morawa) yang akan membangun stadion permanen, yang diproyeksikan menelan biaya
sekitar Rp 5 juta. Hal ini diumumkan oleh Mr GB Joshua, ketua panitia PON, kemarin sore
pada konferensi pers sehabis pembicaraan dengan delegasi Komite Olimpiade Indonesia
(KOI) dengan panitia PON. Azis Saleh (bertindak sekretaris Komite Olimpiade Indonesia)
menjelaskan bahwa organisasi PON III sepenuhnya keputusan panitia. KOI hanya
menyediakan pedoman, semua keputusan akan diambil oleh Bapak Joshua c.s. Bulan
September 1953 adalah target untuk PON III (seperti yang terjadi dengan PON I dan PON II),
tetapi karena hujan di Sumatra Timur, mereka berharap untuk menjaga festival olahraga di
sini dua atau tiga bulan sebelumnya. Sekretaris KOI ini menekankan tujuan PON melampaui
olahraga itu sendiri, yakni meningkatkan persatuan nasional merupakan faktor yang tidak
kalah penting. Dengan PON ribuan orang muda dari seluruh bagian negara akan bersama-
sama dan mereka melihat wilayah Indonesia, di mana mereka mungkin sebelumnya tidak
pernah datang. Di Jakarta sekitar 2500 atlet ambil bagian dalam PON II; jumlah peserta
dalam PON III mungkin akan melebihi 3.000. Mr GB Joshua menyatakan bahwa mereka
diharapkan 50.000 orang, dan lebih dari 4.000 tamu dari tempat lain (atlet, pejabat, dll) yang
membutuhkan perumahan selama di Medan. Bagaimana cara di mana menyelesaikan masalah
perumahan, Mr. Joshua masih belum bisa memberikan informasi yang pasti. Juga tentang
anggaran dan cara bagaimana untuk mendapatkan dana yang diperlukan, tidak ada rincian
yang dapat diberitahu. Agaknya, secara total diperlukan sebanyak Rp 7 juta. Pemerintah
hanya menyediakan sebanyak Rp 750.000.

 PON KEEMPAT – 1957


Penunjukan Kota Makassar sebaga tuan rumah PON IV di tahun 1957 bukan hal mudah
sebab wilayah ini masih dalam keadaan belum aman. Pemerintah pusat menjadikan Makassar
sebagai tuan rumah pelaksana PON IV dengan tujuan untuk menarik perhatian pemuda agar
tidak terlibat ke dalam pemberontakan. Perayaan PON IV dilaksanakan di Kota Makassar
juga untuk melebur suasana ketegangan di kalangan penduduk. Penyelenggaraan PON IV di
Kota Makassar telah diklaim sebagai perayaan olah raga terakbar sepanjang periode tahun
1950an dimana tidak kurang dari delapan belas cabang olahraga dipertandingkan serta
sembilan belas daerah ikut serta berlomba. Pada PON IV ini Jakarta Raya tampil sebagi juara
umum sedangkan Sulawesi sebagai tuan rumah hanya mampu meraih posisi ke tujuh
 PON KELIMA – 1961
PON ke V dibuka oleh Sukarno pada Sabtu, 30 September 1961 pukul 10.05 di Stadion
Siliwangi. Diiring tembakan meriam 17 kali, pengibaran bendera pusaka, serta defile bendera
daerah masing-masing peserta. Yang mengharukan dan mula-mula masuk adalah kontingen
Irian Barat, yang waktu itu masih diduduki Belanda. Irian Barat mengikuti PON dengan
kekuatan 50 peserta (Berita Antara, 1 Oktober 2018). Kontingen ini mendapatkan sambutan
meriah dan tepuk tangan. Bung Karno menyebut, PON ke V penting untuk membangun
Nation Building. Pemerintah Jawa barat  mengeluarkan berbagai kebijakan untuk melibatkan
masyarakat secara lebih luas, misalnya saja  memajukan liburan sekolah di Jawa Barat untuk
memberikan kesempatan anak sekolah menonton PON.
 PON KEENAM 1965
Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga nasional 4 tahunan yang diikuti oleh
semua daerah provinsi di Indonesia. PON Jakarta 1965 merupakan penyelenggaraan PON ke-
6 yang rencananya berlangsung dari tanggal 8 Oktober hingga 10 November 1965 dengan
lokasi penyelenggaraan di komplek olahraga Gelora Bung Karno Jakarta. PON 1965
dibatalkan pelaksanaannya dikarenakan situasi keamanan nasional yang tidak memungkinkan
pasca terjadinya peristiwa G 30 S/PKI pada tanggal 1 Oktober 1965. Sebelumnya banyak
yang memperkirakan PON 1965 dapat berjalan dengan sukses mengingat fasilitas dan sarana
olahraga serta pendukungnya yang tersedia sudah cukup lengkap dan pernah digunakan
dalam Asian Games 1962 dan GANEFO 1963. Prestasi atlet Indonesia pun cukup baik di
kedua ajang olahraga internasional tersebut. 
 PON KETUJUH – 1969
PON ketujuh dilaksanakan Agustus sampai September 1969 dengan tuan rumah Surabaya.
Kota Surabaya waktu itu tidak memiliki fasilitas olahraga yang memadai. Oleh karena itu
juga butuh dana. Ada beberapa cara yang dilakukan pemerintah Jawa Timur. Pada waktu itu
panitia menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk mengumpulkan dana. Yang pertama,
dengan menaikkan tarif angkutan umum sebesar Rp.15 waktu itu. Selisih Rp15 masuk ke
panitia PON. Kemudian menaikkan harga minyak tanah, bensin dan rokok. Juga mengadakan
semacam judi penjualan kupon namanya Lotto. Undian ini bernama Lotere Totalisator
(Lotto), sebuah undian yang berbau judi. Pro dan kontra pada saat Mohammad Noer
(Gubernur Jawa Timur), R. Soekotjo (Walikota Surabaya), M. Jassin (Pangdam Brawijaya)
dan Acub Zainal (Danrem Bhaskara) menggagas ide ini untuk membuka lotre secara legal
agar pelaksanaan PON bisa berjalan sukses.
 PON KEDELAPAN – 1973
Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga nasional 4 tahunan yang diikuti oleh
semua daerah provinsi di Indonesia. PON 1973 menjadikan kembali Jakarta sebagai tuan
rumah setelah sebelumnya pada PON VI yang rencananya digelar di Jakarta terpaksa
dibatalkan karena adanya peristiwa G30S/PKI. PON 1973 merupakan penyelenggaraan PON
ke-8 dan berlangsung dari tanggal 4 sampai 15 Agustus 1973 dengan lokasi penyelenggaraan
di komplek olahraga Gelora Senayan Jakarta. Pembukaan PON 1973 dilakukan oleh Presiden
Soeharto di Stadion Utama Senayan (kini berubah namanya menjadi stadion Gelora Bung
Karno) dan dihadiri kurang lebih sekitar 100.000 penonton. PON 1973 diikuti oleh 4.587 atlet
perwakilan dari 26 daerah provinsi di seluruh Indonesia yang memperebutkan 312 medali
emas dari 29 cabang olahraga yang dipertandingkan. 
 PON KESEMBILAN – 1977
Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga nasional empat tahunan yang diikuti
oleh semua daerah provinsi di Indonesia. PON 1977 merupakan penyelenggaraan PON ke-
9 dan berlangsung dari tanggal 23 Juli sampai 3 Agustus 1977 dengan lokasi
penyelenggaraan di kawasan komplek olahraga Gelora Senayan,  Jakarta. Pembukaan PON
1977 dilakukan oleh Presiden Soeharto di Stadion Utama Senayan (kini berubah namanya
menjadi stadion Gelora Bung Karno) serta dihadiri oleh mantan Wakil Presiden Moh. Hatta.
PON 1977 memperebutkan 148 medali emas dari 31 cabang olahraga. PON 1977 diikuti oleh
2.352 atlet dan 514 official perwakilan dari 27 daerah provinsi. Provinsi DKI Jakarta berhasil
menjadi juara umum Sea Games 1977 setelah merebut total sebanyak 148 media emas.
 PON KE SEPULUH – 1981
Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini menerima Pengurus Besar KONI yang melaporkan
persiapan penyelenggaraan PON X yang akan diadakan di Jakarta. Dalam pertemuan itu,
Kepala Negara menyarankan agar di masa-masa mendatang PON tetap diselenggarakan di
Jakarta saja, karena Jakarta telah memiliki sarana dan fasilitas yang cukup memadai untuk
olah raga jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang masih harus membangun sarana-
sarana baru untuk penyelenggaraaan PON. Presiden mengharapkan juga bahwa
penyelenggaraan PON hendaknya tidak sampai menghambat kelancaran pembangunan
 PON KE SEBELAS – 1985
Trooper pernah turut mengawal perjalanan api PON ke XI di tahun 1985. Dalam salah satu
Blog milik Kilo Delta Family dan YC1FT terlihat sosok Trooper SWB berwarna putih
muncul dalam beberapa foto. Tahun 1985 merupakan tahun-tahun awal kehadiran Trooper di
Indonesia sehingga pada saat penyelenggaraan pengiringan api PON XI tersebut sudah dapat
dipastikan Trooper ini masih dalam keadaan yang sempurna.
 PON KE DUA BELAS – 1989
Sumatra Utara bertekad mengakhiri puasa emas dari cabang sepak bola yang terakhir kali
diraih pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 1989 di Jakarta.Ini sudah tekad kami dari awal
dan peluang untuk mengakhiri puasa emas tersebut terbuka lebar setelah kita berhasil melaju
ke babak final, Tim sepak bola Sumut memastikan lolos ke final cabang sepak bola setelah
mengalahkan tim unggulan Papua dengan skor 2-0 pada babak semifinal di Stadion Gol
kemenangan anak asuh Rudi Saari ini tercipta melalui tendangan keras Aidun Sastra Utami
menit 37 dan Mohammad Irfan pada menit 72. Pada babak final Rabu (19/9) Sumut akan
menghadapi tim Kaltim yang di babak semifinal berhasil mengalahkan Jawa Tengah dengan
skor 2-1."Ini merupakan hasil luar biasa. Kita mampu mengalahkan tim kuat Papua. Kita
berpeluang untuk mengulang sukses medali emas dari sepakbola seperti 1989 lalu
 PON KE TIGA BELAS – 1993
Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga nasional 4 tahunan yang diikuti oleh
semua provinsi di Indonesia. PON Jakarta 1993 merupakan penyelenggaraan PON ke-13
yang berlangsung dari tanggal 9-20 September 1993. Upacara pembukaannya dilakukan oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 9 September 1993 di Stadion Utama Senayan (kini berganti
nama menjadi Stadion Gelora Bung Karno) dan upacara penutupannya dilakukan oleh
Wapres Try Sutrisno pada tanggal 20 September 1993 di tempat yang sama PON 1993
mempertandingkan 29 cabang olahraga yakni anggar, atletik, angkat besi/ berat/ binaraga,
bolabasket, boling, balap sepeda, bolavoli , bulutangkis, dayung, gulat, hoki, karate, judo,
layar, kempo, menembak, panahan, pencak silat, renang/ loncat indah/ polo air, senam,
sepakbola, sepak takraw, ski air, sofbol, taekwondo, tenis, tenis meja, terjun payung dan
tinju. Sementara jumlah medali yang diperebutkan dalam PON 1993 adalah sebanyak 436
medali emas, 436 medali perak dan 545 perunggu.
 PON KE EMPAT BELAS – 1996
Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga nasional 4 tahunan yang diikuti oleh
semua provinsi di Indonesia. PON Jakarta 1996 merupakan penyelenggaraan PON ke-14
yang berlangsung dari tanggal 9-20 September 1996. PON ke-14 seharusnya berlangsung
pada tahun 1997 dimana PON ke-13 sebelumnya yang juga berlangsung di Jakarta
dilaksanakan pada tahun 1993. Namun dikarenakan pada tahun 1997 Indonesia akan
mengadakan Pemilu 1997 dan tuan rumah Sea Games ke-19 tahun 1997 maka pemerintah
akhirnya memutuskan memajukan penyelenggaraan PON ke-14 menjadi tahun 1996. Upacara
pembukaan PON 1996 dilakukan oleh Presiden Soeharto di Stadion Utama Senayan (kini
berganti nama menjadi Stadion Gelora Bung Karno). Maskot dari PON 1996 adalah Mat
Bondol yang diadaptasi dari salah satu fauna khas provinsi DKI Jakarta, yakni burung elang
bondol. 
 PON KE LIMA BELAS – 2000
Olahraga Sumatera Barat tengah diterpa berbagai cobaan jelang bergulirnya Pekan Olahraga
Nasional (PON) XIX Jawa Barat, September mendatang. Persoalan itu, mulai dari Surat
Edaran Mendagri terkait rangkap jabatan, hengkangnya sejumlah atlet potensial sampai
belum cairnya anggaran untuk persiapan PON. Kondisi ini jelas sangat merugikan persiapan
Sumbar jelang terjun di ajang olahraga multiiven empat tahunan tersebut. Jika tiga persoalan
itu dibiarkan berlarut, bukan tidak mungkin kegagalan Sumbar di PON Jawa Timur pada
tahun 2000 lalu kembali terulang, dimana Kontingen Sumbar tidak membawa sekeping
emaspun.
 PON KE ENAM BELAS – 2004

Berdasarkan SK Nomor 19 Tahun 2003 tanggal 21 Februari 2003 yang direvisi dengan SK


Nomor 54 Tahun 2003 tanggal 23 Mei 2003 tentang Pokok-Pokok Penyelenggaraan PON
XVI-2004, PON XVI-2004 mempertandingkan 41 cabang olahraga dengan 607 event dan SK
Nomor 77 Tahun 2003 tentang PORCANAS mempertandingkan pula 8 cabang olahraga
cacat dengan 422 event, digelar di luar kota Palembang, karena masalah teknis tidak mungkin
dapat dilaksanakan di Palembang. Pelaksanaan PON XVI-2004 dimulai pada tanggal 2
sampai dengan 14 September 2004 diikuti oleh 5660 orang atlet, 2830 orang ofisial, 1000
orang wasit dan 75 orang technical delegate, sedangkan PORCANAS dimulai tanggal 30
September sampai dengan 4 Oktober 2004 diikuti 1000 orang atlet dan ofisial, 68 orang wasit
dan 8 orang technical delegate.

 PON KE TUJUH BELAS – 2008


Jatim mampu mengoleksi sebanyak 14 medali emas, di antaranya dari bulutangkis, panjat
tebing, sepak takraw, ski air, dan pencak silat. Gubernur Jatim, Imam Utomo menyebut
keberhasilan Jatim merebut juara umum PON 2008 di luar dugaan, karena sebelumnya hanya
menargetkan posisi dua besar seperti empat tahun silam. "Saya tidak menduga atlet-atlet
Jatim mampu menunjukkan prestasi luar biasa di Kaltim. Gelar juara umum sangat
membanggakan bagi masyarakat Jatim," kata Imam Utomo. Ia mengatakan keberhasilan
Jatim menjadi juara PON kedua kalinya setelah tahun 2000 di Surabaya, tidak lepas dari
persiapan jangka panjang yang dilakukan. "Ini buah dari kerja keras Pemusatan Latihan
Daerah (Puslatda) Jatim 100 yang digelar sejak 2005. Yang membanggakan lagi, Jatim juara
umum di luar kandang," ucapnya. "Setiap hari saya memantau perjuangan atlet dan saya
sempat tidak percaya atlet-atlet Jatim mampu berjaya di sejumlah cabang olahraga. Awalnya
target minimal 100 emas terpenuhi, ternyata mereka mampu mendulang lebih banyak emas
lagi," ujar Imam Utomo. Jumlah medali emas yang diraih Jatim pada PON ini, lebih baik
dibanding yang diraih atlet Jatim pada kejurnas prakualifikasi PON dengan perolehan sekitar
135 keping emas. Pada kesempatan itu, Imam Utomo juga menjanjikan akan menambah
jumlah bonus bagi atlet Jatim yang sukses merebut medali, baik emas, perak maupun
perunggu. Namun, gubernur belum bersedia menyebutkan nilainya karena secepatnya akan
dibahas dengan DPRD Jatim
 PON KE DELAPAN BELAS – 2012
Pemerintah Daerah Riau siap menggelar PON (Pekan Olahraga Nasional) XVIII pada 2012
dan Islamic Solidarity Games (ISG) III pada 2013. Gubernur Riau, Rusli Zainal, mengatakan
persiapan pembangunan tempat pertandingan (venue) sudah mencapai 68 persen. Ia
menargetkan pembangunannya akan rampung pada triwulan pertama tahun 2012 nanti.
"Triwulan pertama 2012 nanti, saya mentargetkan pembangunan sudah selesai," kata Rusli
kepada wartawan usai memaparkan persiapan Riau menghadapi PON 2012 dan ISG 2013
pada Rapat Anggota Komite Olimpiade Indonesia (KOI) 2011 di Hotel Menara
Peninsula.Rusli menerangkan bahwa 2011 ini menjadi tahun terakhir pada tahap
penyelesaian. Ini sesuai rencana. Dan menurutnya, apa yang ditargetkan bisa terwujud karena
pelaksanaan pembangunan berjalan lancar. Menunjukkan progres yang baik sesuai jadwal.
Dari delapan venue yang disiapkan untuk PON 2012, sudah 86 persen mendekati beres,
tinggal stadion utama yang pekerjaannya baru 68 persen. Pembangunan Stadion Utama
berada di kampus Universitas Riau. Diperkirakan bakal menelan dana sekitar Rp800 miliar.
Stadion tersebut nantinya bisa menampung 40 ribu kursi. Sedangkan total anggaran untuk
pembangunan venue PON 2012 sendiri diperkirakan mencapai Rp3,9 triliun. Sumber
pendanaan, kata Rusli berasal dari APBN, APBD, Pemerintah Kabupaten, dan bantuan pihak
ketiga. "Yang dominan dari APBN," ujarnya.
 PON KE SEMBILAN BELAS – 2016
Pesta olahraga terbesar di Indonesia, Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat
telah usai. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla secara resmi menutup multievent ini dalam Closing
Ceremony PON XIX/2016 Jawa Barat di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA)Jawa
Barat keluar sebagai Juara Umum dengan mengoleksi 531 medali (217 emas, 157 perak, dan
157 perunggu). Dengan raihan ini Jawa Barat pun mencatat sejarah dan dengan meraih
medali emas terbanyak sepanjang PON digelar sejak 1951 lalu. Wakil Presiden Republik
Indonesia Muhammad Jusuf Kalla (JK) dalam sambutannya mengatakan Pekan Olahraga
Nasional (PON) menjadi lambang persatuan dan pembinaan kekuatan bangsa.
 PON KE DUA PULUH - 2020
Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua sudah resmi ditunda jadi tahun depan. Paling
tidak, ada empat alasan yang mendasari keputusan penundaan. Presiden RI Joko Widodo
secara resmi mengumumkan penundaan PON Papua jadi Oktober 2021. Awalnya, PON
Papua akan berlangsung 20 Oktober-2 November 2020. Tapi rencana itu batal sebagai imbas
pandemi COVID-19.

C. DATA STATISTIK PEROLEHAN MEDALI DARI PON

 PON PERTAMA – 1948

Perolehan medali akhir PON I 1948

Peringka
Status Provinsi Total
t

1
1 Karesidenan Surakarta 16 10 36
0

2 Karesidenan Yogyakarta 11 9 3 23

3 Karesidenan Kediri 6 4 2 12
4 Bandung 3 0 1 4

5 Karesidenan Madiun 2 5 2 9

6 Magelang 1 2 5 8

7 Karesidenan Malang 1 1 2 4

 PON KEDUA – 1951

Perolehan medali akhir PON II 1951

Peringka
Status[2] Provinsi Total
t

1
1 ▲ 4 Jawa Barat 24 14 50
2
Perolehan medali akhir PON I 1948

1
2 ▲ 10 Jakarta Raya 9 14 39
Peringka Statu medali akhir PON II 1951 6
Perolehan
Provinsi Total
t s

3
Peringka ▲ 13 Jawa Timur 9 8 12 29
Status[2] Provinsi Total
8t Karesidenan Semarang 1 0 4 5

4 ▲ 8 Jawa Tengah 9 5 4 18


[3]
96 Karesidenan
Sumatra Utara
Pati 2 10 02 1 4 2

[3] 1
5 Sulawesi Selatan 6 16 34
10
7 [3]
Karesidenan Jakarta 1 02 5 2 2 2 8 4
Sulawesi Utara

[3]
11
8 Karesidenan
Sumatra Selatan
Kedu 1 01 05 1 7 1

[3]

9 Banyuwangi
Kalimantan Timur 0 01 03 0 4 0

[3]
10
− Karesidenan
Maluku Surabaya 0 0 0 0 0 0 0 0

6 3
Total 4263 85 33 203108
5 3
 PON KETIGA – 1953

Perolehan medali akhir PON III 1953

Peringka
Status[2] Provinsi Total
t

1
1 Jawa Barat 24 14 50
2

1
2 Jakarta Raya 9 14 39
6

3 Jawa Timur 9 8 12 29

4 ▲ 6 Sumatra Utara 9 5 4 18

5 ▼ 4 Jawa Tengah 6 1 16 34


2

6 ▼ 5 Sulawesi Selatan 2 8 1 11

7 Sulawesi Utara 5 4 2 11

Perolehan medali akhir PON III 1953

Peringka
Status[2] Provinsi Total
t

Sumatra
8 2 0 2 4
Selatan

9 ▲ 10 Maluku 1 5 2 8

[3] Nusa
10 1 1 5 7
Tenggara

[3] Sumatra
11 0 1 3 4
Tengah

[3] Kalimantan
12 0 0 0 0
Barat

Kalimantan
13 ▼ 9 0 0 0 0
Timur

Total 68 72 75 215
 PON KEEMPAT – 1957

Perolehan medali akhir PON IV 1957

Peringka
Status[3] Provinsi Total
t

1
1 ▲ 2 Jakarta Raya 21 18 55
6

2 ▲ 3 Jawa Timur 16 18 8 42

1
3 ▲ 5 Jawa Tengah 16 9 40
5

1
4 ▼ 1 Jawa Barat 9 17 37
1

1
5 Sumatra Utara 4 11 28
3

1
6 ▲ 7 Sulawesi Utara 2 10 22
0

1
7 ▼ 6 Sulawesi Selatan 1 6 17
0

8 ▲ 9 Kalimantan Selatan 2 0 0 2

9 ▲ 11 Sumatra Tengah 1 3 0 4


Perolehan medali akhir PON IV 1957

Peringka
Status[3] Provinsi Total
t

10 ▼ 8 Sumatra Selatan 0 1 2 3

11 ▼ 9 Maluku 0 3 2 5

[4]
12 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0

[4]
13 Riau 0 0 0 0

[4]
14 Sulawesi Tengah 0 0 0 0

15 ▼ 12 Kalimantan Barat 0 0 0 0

[4]
16 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0

[4]
17 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0

9
Total 72 87 255
6

 PON KELIMA – 1961

Perolehan medali akhir PON V 1961


Peringka
Status[2] Provinsi Total
t

2
1 ▲ 4 Jawa Barat 41 25 87
1

1
2 ▼ 1 Jakarta Raya 25 26 70
9

1
3 ▼ 2 Jawa Timur 21 14 48
3

1
4 ▼ 3 Jawa Tengah 14 17 49
8

1
5 Sumatra Utara 10 11 31
0

1
6 ▲ 7 Sulawesi Selatan 9 7 26
0

1
7 ▼ 2 Yogyakarta 7 11 33
5

8 ▼ 6 Sulawesi Utara 4 3 8 15

9 ▲ 11 Maluku 2 5 6 13

[3]
10 Sumatra Barat 1 3 2 6

11 ▼ 8 Kalimantan Selatan 1 31 1 33

12 ▲ 13 Riau 1 1 2 4
Perolehan medali akhir PON V 1961

Peringka
Status[2] Provinsi Total
t

[3]
13 Aceh 0 2 1 3

[3]
14 Bali 0 2 1 3

Nusa Tenggara
15 ▲ 17 0 1 2 3
Timur

[3]
16 Kalimantan Tengah 0 1 0 1

17 ▼ 14 Sulawesi Tengah 0 1 0 1

18 ▼ 10 Sumatra Selatan 0 0 2 2

19 ▼ 16 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0


[3]
20 Irian Barat 0 0 0 0

21 ▼ 15 Kalimantan Barat 0 0 0 0

22 ▼ 13 Kalimantan Timur 0 0 0 0

[3]
23 Jambi 0 0 0 0

Total 136 161 131 428

 PON KETUJUH – 1969

Perolehan medali akhir PON VII 1969

Peringka
Status[2] Provinsi Total
t

10 4
1 ▲ 2 Jakarta Raya 69 210
1 0

5
2 ▲ 3 Jawa Timur 65 59 176
2

3
3 ▼ 1 Jawa Barat 33 52 119
4

3
4 Jawa Tengah 12 24 71
5
2
5 Sumatra Utara 12 18 50
0

1
6 Sulawesi Selatan 10 16 41
5

7 ▲ 11 Kalimantan Selatan 2 4 6 12

8 ▲ 22 Kalimantan Timur 2 2 3 7

9 ▼ 7 Yogyakarta 2 0 9 11

10 ▲ 14 Bali 2 1 2 5

11 ▼ 9 Maluku 1 1 3 5

12 ▲ 18 Sumatra Selatan 1 1 3 5

13 ▲ 21 Kalimantan Barat 1 0 1 2

Perolehan medali akhir PON VII 1969

Peringka
Status[2] Provinsi Total
t

14 ▲ 19 Nusa Tenggara Barat 1 0 1 2

15 ▲ 20 Irian Barat 1 0 0 1

16 ▲ 17 Sulawesi Tengah 1 0 0 1


17 ▼ 18 Lampung 1 0 0 1

18 ▼ 10 Sumatra Barat 0 1 1 2

19 ▼ 8 Sulawesi Utara 0 0 4 4

20 ▼ 16 Kalimantan Tengah 0 0 3 3

21 ▼ 13 Aceh 0 0 2 2

Nusa Tenggara
22 ▼ 15 0 0 2 2
Timur

23 ▼ 12 Riau 0 0 0 0

24 ▼ 12 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0

25 ▼ 23 Jambi 0 0 0 0

[3]
26 Bengkulu 0 0 0 0

Total 248 248 236 732

 PON KE DELAPAN – 1973

Perolehan medali akhir PON VIII 1973

Peringka
Status Provinsi Total
t

12
1 DKI Jakarta 139 63 329
7
2 Jawa Timur 58 58 46 162

3 Jawa Barat 45 55 56 156

4 ▲ 5 Sumatra Utara 21 12 23 56

5 ▼ 4 Jawa Tengah 13 31 49 93

6 Sulawesi Selatan 6 12 19 37

7 Kalimantan Selatan 6 1 2 9

8 Kalimantan Timur 4 1 8 13

9 Yogyakarta 3 2 6 11

10 ▲ 17 Lampung 3 1 3 7

11 Maluku 2 5 2 9

12 ▼ 10 Bali 2 2 6 10

13 ▲ 18 Sumatra Barat 2 1 2 5

Perolehan medali akhir PON VIII 1973

Peringka Statu
Provinsi Total
t s

14 ▲ 21 Aceh 2 1 6 9
15 ▲ 22 Nusa Tenggara Timur 2 4 2 8

16 ▼ 15 Irian Jaya 1 4 7 12

17 ▲ 24 Sulawesi Tenggara 1 1 2 4

18 ▼ 13 Kalimantan Barat 1 0 0 1

19 ▼ 12 Sumatra Selatan 0 4 3 7

20 Kalimantan Tengah 0 2 1 3

21 ▼ 14 Nusa Tenggara Barat 0 0 3 3

22 ▼ 16 Sulawesi Tengah 0 0 1 1

23 ▼ 19 Sulawesi Utara 0 0 1 1

24 ▲ 26 Bengkulu 0 0 0 0

25 Jambi 0 0 0 0

26 ▼ 23 Riau 0 0 0 0

31
Total 324 311 946
1

 PON KE SEMBILAN – 1977

Perolehan medali akhir PON IX 1977


Peringka Statu
Provinsi Total
t s

1 DKI Jakarta 148 104 48 300

2 Jawa Timur 60 59 41 160

3 Jawa Barat 33 44 73 150

4 ▲ 5 Jawa Tengah 14 23 33 70

5 ▼ 4 Sumatra Utara 12 18 22 52

Kalimantan
6 ▲ 7 9 7 9 25
Selatan

Sulawesi
7 ▼ 6 9 7 7 23
Selatan

8 ▲ 16 Irian Jaya 7 14 7 28

9 Yogyakarta 5 6 17 28

10 ▲ 11 Maluku 2 4 5 11

11 ▲ 26 Riau 3 2 6 11

Nusa
12 ▲ 21 Tenggara 3 2 0 5
Barat

13 ▼ 10 Lampung 3 0 1 4
14 ▼ 12 Bali 2 4 5 11

15 ▼ 13 Sumatra Barat 1 2 4 7

16 ▲ 19 Sumatra Selatan 1 2 1 5

Nusa Tenggara
17 ▼ 15 1 0 1 2
Timur

18 ▼ 8 Kalimantan Timur 0 4 8 12

19 ▲ 20 Kalimantan Tengah 0 2 0 2

20 ▼ 14 Aceh 0 1 7 8

21 ▲ 23 Sulawesi Utara 0 1 5 6

22 ▼ 18 Kalimantan Barat 0 1 2 3

23 ▲ 25 Jambi 0 0 0 0

24 ▼ 22 Sulawesi Tengah 0 0 0 0

25 ▼ 17 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0

26 ▼ 24 Bengkulu 0 0 0 0

[2]
27 Timor Timur 0 0 0 0

Tota 30 31
314 938
l 7 7
Berikut adalah daftar juara umum Pekan Olahraga Nasional, tuan rumah, dan tanggal
pelaksanaan.

NO Tuan rumah Provinsi Tanggal Juara Umum

Kota Praja Karesidenan 8 September - 12


I Karesidenan Surakarta
Surakarta Surakarta September 1948
21 Oktober – 28
II Jakarta  Jakarta Jawa Barat
Oktober 1951
20 September - 27
III Medan  Sumatra Utara September 1953 Jawa Barat

 Sulawesi 27 September - 6
IV Makassar Jakarta
Selatan Oktober 1957
23 September - 1
V Bandung  Jawa Barat Jawa Barat
Oktober 1961
8 Oktober - 10 Batal sehubungan
VI Jakarta  Jakarta November 1965 peristiwa G 30 S/PKI
26 Agustus - 6
VII Surabaya  Jawa Timur Jakarta
September 1969
4 Agustus - 15
VIII Jakarta  Jakarta Jakarta
Agustus 1973
IX Jakarta  Jakarta 23 Juli - 3 Agustus 1977 Jakarta
19 September - 30
X Jakarta  Jakarta Jakarta
September 1981
9 September - 20
XI Jakarta  Jakarta Jakarta
September 1985
18 Oktober - 28
XII Jakarta  Jakarta Jakarta
Oktober 1989
9 September - 19
XIII Jakarta  Jakarta Jakarta
September 1993
9 September - 25
XIV Jakarta  Jakarta Jakarta
September 1996
XV Surabaya  Jawa Timur 19 - 30 Juni 2000 Jawa Timur

 Sumatra 2 September - 14
XVI Palembang Jakarta
Selatan September 2004

XVII Samarinda  Kalimantan 6 Juli - 17 Juli 2008 Jawa Timur


Timur
XVII 9 September - 20
Pekanbaru  Riau Jakarta
I September 2012
17 September - 29
XIX Bandung  Jawa Barat Jawa Barat
September 2016
20 Oktober - 4
XX Jayapura  Papua[1] Belum Berlangsung
November 2021[2]
 Sumatra
Medan/
XXI Utara/ 2024 Belum Berlangsung
Banda Aceh
 Aceh[3]
XXII TBD TBD 2028 Belum Berlangsung

PEROLEHAN MEDALI SUMBAR PADA PON I S.D PON XIX


 

N PON TAHU LOKASI MEDALI SUMBAR PERINGKAT


O N
1 PON I 1948 Solo Tidak Ikut Tidak Ikut
2 PON II 1951 Jakarta 1–1–0 IX
3 PON III 1953 Medan 0–1–3 XI
4 PON IV 1957 Makasar 1–3–0 IX
5 PON V 1961 Bandung 1-3–2 X
6 PON VI 1965 - G30S -
7 PON VII 1969 Surabaya 0–0–1 XXII
8 PON VIII 1973 Jakarta 1–3–3 XVI
9 PON IX 1977 Jakarta 1–2–4 XV
10 PON X 1981 Jakarta 10 – 7 - 8 VIII
11 PON XI 1985 Jakarta 19 – 14 - 15 VII
12 PON XII 1989 Jakarta 12 – 12 - 12 X
13 PON XIII 1993 Jakarta 3–9–8 XX
14 PON XIV 1996 Jakarta 4 – 11 – 16 XX
15 PON XV 2000 Jawa Timur 0–4–7 XXVI
16 PON XVI 2004 Sumatera Selatan 6 – 9 – 25 XXI
17 PON XVII 2008 Kalimantan Timur 8 – 15 – 39 XVI
18 PON XVIII 2012 Riau 12 – 12 – 25 XI
19 PON XIX 2016 Jawa Barat 14 – 10 - 20 XI

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pekan Olahraga Nasional atau disingkat PON merupakan suatu event olahraga terbesar
dan event yang telah berlangsung sangat lama yaitu sejak tahun 1948. PON pertama kali
diselenggarakan di Kota Solo dengan maksud dan tujuan untuk menunjukan kepada dunia
luar bahwa bangsa Indonesia masih dapat membuktikan, sanggup menggalang persatuan
dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan agamanya, akan tetapi tetap bersatu
kokoh dalam Bhinneka Tunggal Ika. Pada saat ini PON dijadikan sebagai ajang adu bakat
antar atlet-atlet daerah. Selain itu juga, penyelenggaraan PON dapat dijadikan sebuah
keuntungan bagi daerah penyelenggara karena daerah penyelenggara secara tidak
langsung mendapatkan kesempatan untuk mempromosikan atau memperkenalkan
kekayaan dan kebudayaan khas daerah tersebut kepada khalayak.
B. SARAN
Penulis menyadari kelemahan-kelemahan yang terkandung di dalam makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.facebook.com/ArsipNasionalRI/posts/pekan-olahraga-nasional-pon-ke-2-
diselenggarakan-21-28-oktober-1951-di-jakarta-m/1820981458065189
http://akhirmh.blogspot.com/2016/09/pon-iii-di-medan-adalah-pekan-olahraga.html
https://www.kompasiana.com/jurnalgemini/5b45f9cef13344729333ad62/pon-v-1961-jabar-
juara-sepak-bola-gagal?page=all
https://sport.bisnis.com/read/20120918/59/96203/pon-riau-2012-hadapi-kaltim-di-final-
sumut-ingin-akhiri-puasa-emas-sepakbola-sejak-pon-1989
http://www.jejamo.com/amril-yusam-legenda-taekwondo-lampung.html
http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/pekan-olahraga-nasional--pon--jakarta-1996--
peristiwa?lang=id
https://klikpositif.com/baca/1307/sumbar-dibayang-bayangi-sejarah-kelam-pon-2000.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pekan_Olahraga_Nasional_2004
https://money.kompas.com/read/2008/07/17/00100537/jatim.juara.umum.pon.xvii
https://sport.tempo.co/read/320979/persiapan-pon-2012-dan-isg-2013-selesai-awal-2012
https://sport.detik.com/sport-lain/d-4988116/4-alasan-pon-2020-harus-ditunda-jadi-tahun-
depan
https://jabarprov.go.id/index.php/artikel/detail_artikel/285/2016/09/30/PON-XIX2016-Jabar-
Catat-Sejarah
http://disarsipus.tasikmalayakab.go.id/index.php/pengumuman/161-selamat-hari-olahraga-
nasional
http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/pekan-olahraga-nasional--pon--vi-jakarta-
1965- peristiwa?lang=id#:~:text=PON%20Jakarta%201965%20merupakan
%20penyelenggaraan,olahraga%20Gelora%20Bung%20Karno%20Jakarta.
https://rri.co.id/surabaya/olahraga/872510/cerita-sujiharto-dibalik-suksesnya-pon-1969-pada-
masa-paceklik?
utm_source=terbaru_widget&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General
%20Campaign

Anda mungkin juga menyukai