Anda di halaman 1dari 7

Tugas Membuat Kliping

“Salah Satu Cabang Olahraga Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020”

Disusun oleh:

Nama : Tri Wahyuni


Kelas 9.3 (Sembilan tiga)
Sejarah Bulu Tangkis

Olahraga bulu tangkis kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun
lalu, tetapi juga disebut-sebut di India dan Tiongkok. Nenek moyang terdininya diperkirakan
ialah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa
raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk
menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.

Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores


dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai
dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan
mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di
jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk
ini. Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat China, dan Siam
(sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Kemudian dengan segera menjadi
permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.

Olahraga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune,


India pada abad ke-18 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara
bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut
juga dikenali sebagai Poona pada masa itu. Para tentara membawa permainan itu kembali
ke Inggris pada 1850-an.

Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah
pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore
– a new game” (“Battledore Bulu tangkis – sebuah permainan baru”). Ini melukiskan
permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of
Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris. Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub
Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan
internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All
England.

Bulu tangkis menjadi sebuah olahraga populer di dunia, terutama di wilayah Asia
Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olahraga ini, dan di negara-negara
Skandinavia. International Badminton Federation (IBF) didirikan pada 1934 dan
membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru,
dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936.

Pada IBF Extraordinary General Meeting di Madrid, Spanyol, September 2006, usulan
untuk mengubah nama International Badminton Federation menjadi Badminton World
Federation (BWF) diterima dengan suara bulat oleh seluruh 206 delegasi yang hadir.
Olahraga ini menjadi olahraga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992.
Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas
tahun itu.

Pengertian Bulu Tangkis


Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga
permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas
lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu.
Lapangan bulu tangkis dibagi menjadi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang
tergantung di tiang net yang ditanam di penggir lapangan. Bulu tangkis atau badminton
adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua
pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Bulu tangkis mirip dengan olahraga tenis yang
dimainkan dengan pemain di satu sisi. Tetapi, bulu tangkis menggunakan bola permainan
yang disebut dengan “kok” atau “shuttlecock” yang berbahan dari bulu unggas. Dalam
olahraga bulu tangkis terbagi menjadi beberapa partai kelompok permainan. Berikut ini
adalah partai yang biasa dimainkan dalam bulu tangkis:

1. Tunggal putra.

2. Tunggal putri.

3. Ganda putra.

4. Ganda putri.

5. Ganda campuran.
Indonesia Huni 3 Besar di Klasemen Akhir Bulu Tangkis
Olimpiade Tokyo 2020

Akhir bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 menempatkan Indonesia di posisi tiga


besar. Sementara itu, posisi pertama diisi oleh China. Perlombaan di cabor bulu tangkis
Olimpiade Tokyo 2020 memang sudah berakhir. Perlombaan ditutup dengan penampilan
Viktor Axelsen (Denmark) vs Chen Long (China) di final tunggal putra yang berlangsung di
Musashino Forest Sport Plaza, Senin 2 Agustus 2021 malam WIB.
Viktor Axelsen sendiri diketahui berhasil memenangi laga tersebut hingga
memastikan diri merebut medali emas. Dengan selesainya cabor bulu tangkis, maka menarik
untuk melihat bagaimana posisi Indonesia di klasemen akhir. Ternyata dengan keberhasilan
Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih medali emas dan Anthony Sinisuka Ginting dengan
perunggunya, Indonesia berhasil masuk tiga besar di klasemen. Praktis Indonesia hanya
kalah dari China dan Taiwan.
China tercatat mendapatkan dua medali emas dan empat perak dalam klasemen
akhir bulu tangkis Olimpiade 2020. Dua medali emas China sendiri dipersembahkan oleh
Chen Yufei dan Wang Yilyu/Huang Dongping. China sekaligus menjadi juara umum untuk
bulu tangkis Olimpiade 2020. Sebab, Negeri Tirai Bambu -julukan China- jadi satu-satunya
negara yang punya dua medali emas pada cabor bulu tangkis.
Di bawah China, ada Taiwan. Mereka secara mengejutkan berhasil menyabet 1
medali emas dan 1 perak. Medali emas disumbang oleh Lee Yang/Wang Chi-Lin dari sektor
ganda putra. Dalam perjalanannya merebut medali emas, Lee/Wang sukses kalahkan dua
ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Marcus Fernaldi
Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Sementara itu, satu medali perak Taiwan berasal dari Tai Tzu-ying di nomor tunggal
putri. Indonesia yang berada di posisi ketiga masih unggul atas Denmark yang hanya punya
satu medali emas dari Viktor Axelsen. Di bawah Denmark, tepatnya posisi 5, ada empat
negara yang menghuni tempat tersebut. Mereka adalah India, Jepang, Malaysia, dan Korea
Selatan. Masing-masing dari keempat negara itu hanya bisa menyumbangkan 1 medali
perunggu.
Bisa dikatakan, posisi Indonesia terbilang cukup baik soalnya bisa mengungguli
sejumlah negara unggulan lainnya, seperti Denmark, Malaysia, Jepang, hingga Korea
Selatan. Indonesia praktis hanya kalah dari China yang memang sering juara umum dan
Taiwan dengan tanda-tanda kebangkitannya di bulu tangkis Olimpiade.
Berikut klasemen akhir bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020:
1. China: 2 emas dan 4 perak
2. Taiwan: 1 emas dan 1 perak
3. Indonesia: 1 emas dan 1 perunggu
4. Denmark: 1 emas
5. India, Jepang, Malaysia, Korea Selatan: 1 perunggu
Mengenal Wahyana, Wasit Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020 yang
Berasal dari Yogyakarta

Nama Wahyana muncul setelah tim bulutangkis ganda putri Greysia Polii dan


Apriyani Rahayu berhasil meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020. Wahyana adalah
wasit dalam partai final ganda putri bulutangkis Olimpiade Tokyo. Wahyana yang berasal
dari Indonesia langsung mencuri perhatian setelah pertandingan berakhir. Berikut fakta soal
Wahyana yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Seorang Guru Olahraga SMP

Wahyana, yang lulusan Fakultas Olahraga IKIP (UNY) sehari-harinya bertugas sebagai guru
olahraga SMP N 4 Patuk. Pria berusia 54 tahun ini juga menjabat sebagai Wakil Kepala
Sekolah bidang kurikulum di sekolah sama. Wahyana sendiri merupakan warga asli DIY yang
bertempat tinggal di Gancahan VII, Sidomulyo, Godean, Sleman.

2. Berkarier Mulai Dari Bola Voli

Wahyana memang penggemar olahraga. Ia mulai berkarier sebagai pemain bola voli, dia
bahkan menjadi anggota tim voli DIY. Namun, cidera engkel parah menimpanya pada 90 -an.
Demi menjaga kebugaran, ia mulai bermain bulutangkis.

Profesi wasit mulai digeluti sejak 1998. Awanya sebagai hakim garis di level lokal. Merasa
menikmati dan terpacu, ia kemudian mengikuti ujian kompetensi di tingkat DIY, hingga
tingkat internasional.

3. Wasit Internasional Senior

Wahyana lulus ujian akreditasi wasit tingkat Asia pada 2006 di Kuala Lumpur. Sedangkan
BWF Accreditation atau lisensi tertinggi untuk wasit diraihnya pada 2012. Dalam daftar wasit
dunia (BWF) ada empat nama asal Indonesia. Wahyana memegang kualifikasi tertinggi
(wasit tersertifikasi) dengan lisensi yang berlaku hingga 2022.

4. Puluhan Kali Pimpin Pertandingan Internasional

Wahyana tentu sudah kenyang asam garam memimpin pertandingan level internasional,
mulai SEA Games, Asian Games, Kejuaraan Dunia, Paralimpic, Piala Sudirman, Piala Thomas,
World Tour Finals, dan kini mengecap pula rasanya jadi wasit Olimpiade. Secara total ia
sudah 77 kali memimpin pertandingan tingkat internasional.

5. Wasit Olimpiade Tokyo

Di Olimpiade Tokyo, ia menjadi bagian dari wasit bulutangkis yang berjumlah 36 orang. Di


dalamnya ada 11 orang dari Asia dan Wahyana satu-satunya dari Indonesia.Tak hanya
bertugas di lapangan, Wahyana juga masuk dalam jajaran pengurus pusat PBSI di Sub
Bidang Perwasitan untuk periode 2020-2024. Ia menjadi Subid Perwasitan, berada di bawah
Bidang Turnamen Nasional dan Perwasitan yang dipimpin oleh Mimi Irawan.

Anda mungkin juga menyukai