Anda di halaman 1dari 3

Aku dan Bahasaku

Apa sih yang terjadi sama negara kita ini ? Apa ya yang salah dengan bahasa Indo
nesia ? Kenapa banyak banget warga negara ini, yang ngakunya berbangsa dan berta
nah tumpah darah Indonesia, nggak pernah bangga terhadap bahasa yang disepakati
pada tanggal 28 Oktober 1928 itu ?
Ada sedikit rasa sedih waktu seorang temen berkomentar soal bahasa yang saya pak
ai di menu TV di kamar kost saya. " Koq pake Bahasa Indonesia sih Bunga ?". Mema
ngnya salah ya ?

Sebuah tanda tanya besooar.

Saya nggak pernah ngerasa bahasa Indonesia lebih rendah dari bahasa manapun. Toh
emang pada kenyataannya bahasa ini lebih mudah untuk digunakan ketimbang bahasa
Inggris dan Jerman yang buanyaak banget aturan-aturannya. Tapi tetap saya masih
heran saja. Kenapa banyak orang yang kayaknya maksain pake bahasa Inggris biar
keliatan lebih keren. Atau bahasa yang dicampur-campur. Ya, keren kalo emang pen
ggunaannya baik dan tepat! Tapi bisa jadi sesuatu yang memalukan kalo bahasanya
ngaco dan jadi ketahuan kalo cuma sok-sok an.
Lihat-lihat di pinggir jalan semua-mua nya udah ketularan memakai bahasa Inggris
, "Jajang Photocopy", "I love CIRENG", "Juice Mang Karim". Apalah. Bahkan waktu
saya ke terminal Gedebage, hampir merem merem melek saya ngelihat kaos tulisanny
a "YOU IS MINE LOVE". Hmm rupanya virus bahasa Inggris ini udah menyebar ke sega
la penjuru masyarakat dan berbagai kalangan.

Geleng-geleng kepala sambil berdecak-decak saja saya sekarang. Miris.

Semakin dipikir-pikir lagi, ada rasa khawatir di hati ini. Apa nantinya bahasa
Indonesia bakalan hilang ? Apa nantinya akan diganti jadi Indonenglish kayak Sin
gapur sekarang ? Ohhh Tidaaak.
Saya akui, fasih berbahasa asing itu penting, apalagi di jaman sekarang yang mem
ang cenderung berkiblat ke bahasa Inggris. Tapi bukan berarti apa yang kita jala
nkan dan kita perjuangkan selama ini jadi hilang kan ? Mungkin sekarang belum hi
lang jadi belum ada yang sadar. Tapi lambat laun. Mungkin. Akan. Segera. Bisa ja
di. Bah!
5 tahun lagi, bisa saja tukang gado-gado di depan kampus ganti nama menunya jadi
"Peanuts Salad". 10 tahun kemudian, bukan cuma Busway yang pakai nama bahasa In
ggris, tapi angkot bakal jadi "Pub-Trans" (Public Transportation). 15 tahun lagi
, nggak akan ada lagi yang disebut dengan "toko kelontong" atau "toko serba ada"
, yang ada cuma "supermarket", "minimarket" dan "market-market" lainnya. Lalu 20
tahun lagi? 30 tahun lagi ? Pusing.
Heran. Kenapa kayaknya masyarakat Indonesia sendiri tuh susaah banget buat cinta
sama bahasa ini. Bahasa yang di perjuangakan dengan susah payah sama juragan-ju
ragan nan pemberani sampai ketika munculnya Sumpah Pemuda.
Sebenernya kan Sumpah Pemuda ini merupakan kelanjutan dari Sumpah Palapa. Yah bi
sa dibilang salah satu peristiwa maha penting bagi bangsa Indonesia. Para pemuda
waktu itu dengan memperhatikan latar belakang kesukuan dan budayanya masing-mas
ing berkemauan dan berkesungguhan hati memiliki bangsa yang satu. Dan menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini kan artinya bahasa Indonesia juga menja
di salah satu yang benar-benar diperjuangkan saat itu. Sumpah Pemuda itu nasiona
lisme. Nasionalisme itu sumpah Pemuda. Yang mendorong sekaligus mengarahkan perj
alanan perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kata merdeka. Merdeka ? Hmm ap
a iya ya ?
Lantas, kenapa malu menggunakan bahasa Indonesia ? Kenapa jadi lebih PD dan lebi
h merasa intelek kalau menggunakan bahasa Inggris ? Kalau lebih bangga memakai b
ahasa lain, apa ini yang bisa disebut merdeka ? Saya malah merasa sejujurnya kit
a ini belum merdeka, hanya luarnya saja yang merdeka, tapi di dalamnya, mental k
ita tetap saja terjajah dengan segala sesuatu hal yang berasal dari kebudayaan a
sing.

Inikah yang namanya krisis identitas ??

Kasus ini kayaknya nggak cuma terjadi sama bahasa Indonesia saja, tapi juga deng
an bahasa-bahasa daerah yang udah benar-benar terancam punah dan bahkan udah ada
beberapa yang punah. Malah bahasa daerah udah semakin jarang banget digunakan.
Jujur, saya cukup bangga punya bangsa yang sangat kaya bahasa nya. Menurut saya
memang udah seharusnya kita merasa bangga. Jangan malah disia-siakan. Kalo suatu
saat nanti bahasa daerah kita ini diculik dan diakuin sama negara lain, baru de
h panik. Marah-marah. Mencela mencela. Kebakaran jenggot. Lha wong, kita yang me
nyia-nyiakan kok.

Oh Bahasaku, apa jadinya kamu nanti yaa ??

Judul-judul buku berbahasa Inggris bertebaran dimana-mana, padahal isinya bahasa


Indonesia. Aneh memang fenomenal ini. Jakarta Undercover, Eiffel I'm in love, M
e vs High Heels, Love is Cinta, get Married. Dan masih sederet lagi judul buku d
an film berbahasa Asing. Katanya sih buat naikin rating (maaf ini bahasa Ingrris
), ngikutin arus globalisasi, lebih komersil, biar keren. Yaa gue sih sama sekal
i ga ada masalah sama isi buku dan film2 itu. Justru bagus, karya anak bangsa ya
ng semakin bagus dan semakin beragam. Cumaa, ya yang itu saya jadikan contoh gim
ana bahasa Inggris benar-benar mempengaruhin dunia hiburan dan dunia sastra.
Bukan berarti saya nggak setuju dengan penggunaan bahasa Inggris, bukaan. Saya s
etuju-setuju aja kok kalau emang konteks dan penggunaannya tepat. Mau nulis buku
yang judulnya berbahasa Inggris, ya isinya juga sekalian.
Dewasa ini memang sudah sewajarnya para insan cendekia fasih berbahasa Inggris,
namun bahasa Ibu juga tetap harus dilestarikan doong. Dan tolooong banget, kalau
mau bercakap-cakap menggunakan bahasa Inggris - terutama bagi kalangan selebrit
i ataupun politisi yang sering tampil di layar kaca - ngomongnya jangan asal-asa
lan yaa. Cas-cis-cus dengan bahasa Inggris yang masih ngaco, mengingatkan saya s
ama lagunya band Jamrud yang judulnya "asal British". Wuih, benar-benar perwujud
an orang-orang jaman sekarang.

Sekilas saya baca-baca lagi koleksi novel lama, ada satu hadiah ulang tahun dari
kakek saya ketika beranjak umur 14 taun, Rumah Bambu - kumpulan cerpen pertama
dan terakhir dari YB MANGUNWIJAYA. Entah kenapa pengen nangis saya rasanya. Buku
ini benar-benar kaya banget isinya. Cantik kata-katanya, sederhana ceritanya, d
an semuanya ditulis dalam bahasa Indonesia tanpa sedikitpun embel-embel bahasa I
nggrisnya. Dan terbukti bahwa bahasa Indonesia pun bisa jadi begitu indah. Takju
b. Ini baru karya sastra Indonesia berkualitas.
Buka lagi koleksi komik-komik Indonesia yang dulunya punya ibu saya. Terkagum-ka
gum saya baca Gundala Putra Petir. Ahh temen-temen yang seangkatan sama saya mun
gkin nggak tau siapa Gundala Putra Petir atau Pangeran Melar itu. Mereka itu tok
oh pahlawan rekayasa yang kekuatannya bisa menyaingi Spiderman, Batman atau bahk
an Wonderwoman. Dan semuanya ditulis dalam bahasa Indonesia. Hmmm .
Buka koneksi internet, ngelihat-lihat profilnya Emha Ainun Nadjib beserta puisi-
puisi buah karya nya. Merinding saya bacanya, pandangan seketika jadi agak buram
karena setitik genangan air yang keluar dalam keheningan. Gimana bisa seorang C
ak Nun menghasilkan karya secantik dan se luar biasa ini jika nggak menggunakan
bahasa Indonesia.

Mau pembuktian apa lagi ? Bahasa Indonesia memang bahasa yang paling indah kok .
. Belum pernah ada bahasa-bahasa lain yang bisa menaikkan bulu kuduk saya ini.

Disini saya nggak mau menuding nuding ke orang lain, bilang ini salah dan yang i
tu benar. Saya juga masih sering menggunakan bahasa asing (iyalaah kan kuliah ju
rusan Sastra Jerman ;p). tapi saya mau membuat sedikit perubahan di diri saya se
ndiri. Saya cinta Indonesia dgn segala kekurangan dan kelebihannya. Bukan mau so
k sok nasionalis. Saya masih jauuuh dari nasionalis. Saya cuma punya rasa cinta
dan sedikit kemauan yang lebih untuk memajukan bangsa ini, usaha yang mungkin ke
ciiil banget dibandingkan dengan besarnya Indonesia, tapi mungkin ini jadi awal,
jadi batu pijakan saya untuk pelan2 menuntun diri saya sendiri... Mencintai Ind
onesia dengan sepenuh hati.

Sebuah gerakan memang harus dimulai dari diri sendiri, sebelum bisa ditularkan p
ada orang lain. Karena bangsa ini butuh seseorang yang bisa bertindak, bukan ora
ng yang hanya bisa berbicara. Nah semoga gerakan kecil ini, membawa saya pada ja
lan yang benar. Filosofinya seperti bola salju yang digelindingkan dari atas gun
ung. Awalnya keciil banget, dan sampai dibawah bisa menjadi sangat sangat sangat
besar.
Perubahan selalu dimulai dari hal-hal sederhana dan bisa memberikan efek yang be
sar di hari nanti. Saya cuma yakin akan satu hal, kecintaan saya terhadap bangsa
ini, akan menuntun saya menuju perubahan. Berawal dari hal yang sangat simpel.
Hmm, siapa tahu nanti saya bisa merubah Indonesia ? :)

Anda mungkin juga menyukai