Keterbukaan Informasi
Keterbukaan Informasi
Oleh: H. A. ZAHRI, SH
( Hakim Pengadilan Agama Dompu – NTB)
Abstrak
1
Menindak lanjuti amanat undang-undang dan surat keputusan tersebut di atas,
pada tanggal 29 Juni 2009 Ketua Mahkamah Agung RI secara resmi membuka
(launching) meja informasi (Information desk) yang ada di lobi Mahkamah Agung
sebagai acuan (benchmark) pengembangan meja informasi di daerah. Dan mengacu pada
benchmark di tingkat Mahkamah Agung RI tersebut, beberapa pengadilan pada tahun
2009 mulai mengembangkan meja informasinya masing-masing, diantaranya 5 (lima)
pengadilan sebagai pilot project (percontohan).
2
perundang-undangan yang berkaiatan dengan antisipasi dampak buruk keterbukaan
informasi, antara lain: Undang-Undanga Anti Pornografi dan Pornoaksi, Undang-
Undang Transaksi Elektronik, Undang-Undang Penyiaran dan lain-lain.
Adapun informasi publik yang bersumber dari badan publik telah pula
dikeluarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik. Dasar filosofis lahirnya undang-undang ini, antara lain: bahwa informasi
merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan
pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting
bagi ketahanan nasional; bahwa hak memperoleh informasi
merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik
merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan
penyelenggaraan negara yang baik; bahwa keterbukaan informasi
publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik
terhadap penyelenggaraan negara dan badan publik lainnya dan
segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik; bahawa
pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk
mengembangkan masyarakat informasi. 1
3
penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun
nonelektronik.2
Badan publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain
yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN - APBD, atau organisasi
nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN - APBD,
sumbangan masyarakat, dan/atau sumber luar negeri. 4
Dalam undang-undang ini secara garis besar diatur mana informasi yang dapat
diakses secara bebas dan luas, bebas terbatas dan yang tidak bisa diakses oleh publik
karena sifatnya yang rahasia atau kerena membawa dampak tertentu.
Yang terpenting difahami oleh aparat badan publik, termasuk Pengadilan Agama
adalah mana informasi yang harus disediakan setiap saat, secara berkala dan mana yang
tidak boleh diakses publik atau belum waktunya diakses sehingga tidak merugikan
kepentingan publik dan yang terpenting tidak menimbulkan sengketa antara badang
publik (baca pengadilan) dan pengguna informasi.
2
. Pasal 01 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik
3
. Ibid, ayat 2
4
. Ibid ayat 3
4
Mahkamah Agung telah mendahuluinya dengan mengelurkan Surat
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 144/2007 tentang Keterbukaan
Infromasi di Pengadilan, dan untuk memastikan terlaksananya undang-undang
keterbukaan informasi dan surat keptusan tersebut, Mahkamah Agung juga telah
menerbitkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 06 Tahun 2010 tentang Instruksi
Implementasi Keterbukaan Informasi di Kalangan Pengadilan.
5
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 dinyatakan berlaku efektif setelah dua tahun
sejak diundangkan, tanggal 30 April 2008..
Di meja informasi terdapat berbagai jenis informasi, baik yang tersedia setiap
saat, maupun disediakan dalam jangka waktu tertentu setelah permohonan informasi
disampaikan oleh pemohon. Jenis informasi yang dapat diakses langsung antara lain
informasi mengenai profil peradilan dan para pejabat terkait, alur perkara, status
6
perkembangan penyelesaian perkara, putusan, mekanisme penanganan pengaduan
masyarakat, dan sebagainya. Berbagai informasi ini juga dapat diakses langsung oleh
masyarakat melalui website. Sedangkan informasi yang disajikan dalam jangka waktu
tertentu diantaranya menyangkut hasil akhir pengaduan masyarakat (sifatnya rahasia
sehingga aksesnya terbatas hanya pada pihak-pihak terkait saja misalnya pelapor, dsb).
4. Menghindari pemberian informasi oleh pejabat yang tidak berwenang atau yang
tidak memahami sumber dan materi informasi sehingga kesalahan dan ketidak
akuratan informasi tidak terjadi.
Sejak era reformasi berbagai produk hukum telah dihasilkan untuk memenuhi
kebutuhan hukum masyarakat dan tuntutan perkembangan zaman. Banyaknya produk
hukum yang dihasilkan DPR bersama pemerintah semakin memperkuat statemen bahwa
dalam hal pembuatan undang-undang (making law) Indonesia sudah cukup maju, namun
dalam hal law enfocement/law implementing sangatlah kedodoran. Banyak undang-
undang yang belum diketahui publik, apalagi dilaksanakkan, sudah diamandemen. Wal
hasil sisi penegakkan hukumnya yang sangat lemah di negara kita. Tidak terkecuali
undang-undang yang berkaiatan dengan keterbukaan informasi, tidak hanya oleh
masyarakat awam, namun juga oleh aparat yang terkait dengan pelaksanaan undang-
undang dimaksud.
7
lanjuti dengan me-launching meja informasi di Mahkamah Agung dan beberapa
pengadilan sebagai pilot project, namun faktanya desk informasi yang dicanangkan
Mahkamah Agung belum banyak diketahui dan difahami oleh aparat peradilan, termasuk
para pimpinannya di daerah, tidak terkecuali di Pengadilan Agama yang berada di
wilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram. Dalam setiap kunjungan kerjanya ke
Pengadilan Agama, Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram yang lalu, Drs.
Sudirman Malaya, SH. MH selalu mengintruksikan pemberdayaan desk informasi,
namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut secara kongkrit, jadi adanya sama
dengan tidak ada(wujuduhu ka adamihi). Oleh karena itu, agar keterbukaan informasi
sebagaimana yang diamanatkan peraturan perundang-undangan dapat terwujud perlu
sosialisasi dan atau optimalisasi desk informasi, khususnya di pengadilan tingkat
pertama sebagai ujung tombak sasaran para pencari keadilan.
8
pelan tapi pasti visi terbentuknya peradilan Indonesia yang agung dapat terpenuhi.
Semoga, wallahu a’lam.
DAFTAR BACAAN
9
10