Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Evolusi manusia makin melambat. Penyebabnya, menurut seorang ahli


genetika terkemuka dunia, karena jumlah anak dengan orang tua di atas 35 tahun
semakin sedikit. Steve Jones, profesor genetika di University College, London,
dalam kuliah umum mengatakan ada tiga komponen penyebab evolusi mahluk
hidup.

Tiga komponen itu adalah seleksi alam, mutasi dan perubahan acak. "Tidak
disangka-sangka, kita memperlambat kecepatan mutasi manusia karena perubahan
pola reproduksi," kata Pak Profesor seperti dikutip harian the Times. Pola
reproduksi ini sepenuhnya masalah sosial. Pola perkawinan dan alat kontrasepsi,
katanya, membuat orang tua di atas 35 tahun makin sedikit. Padahal orang tua di
atas 35 tahun ini yang memicu mutasi genetika. Jones mengatakan pembelahan sel
makin meningkat bersamaan dengan makin tua umur seseorang. "Setiap kali ada
pembelahan sel, ada kesempatan terjadi kesalahan, atau mutasi, atau kesalahan,"
kataya.

Saat ini rata-rata usia orang tua di negara Barat adalah 29 tahun. Di usia itu,
ada 300 pembelahan sel sperma dan berarti ada 300 kali kesempatan terjadi
kesalahan atau mutasi sel. Tapi jika usianya 50 tahun, pembelahan yang terjadi di
atas 1.000 kali alias peluang terjadi mutasi genetika atau evolusi setidaknya tiga
kali lipat lebih besar. Di masa dahulu, banyak orang tua yang tetap memiliki anak.
Ia menyebut contoh Moulay Ismail dari, Raja Maroko yang hidup pada abad ke-
19. Sang Raja ini memiliki 500 perempuan di keputren dan menghasilkan 888
anak selama 60 tahun berhubungan badan.

Perubahan acak juga makin sedikit pada manusia karena komunikasi dan
transportasi dunia makin gampang. Di masa lalu, manusia hidup dalam kelompok-
kelompok kecil. Kelompok kecil yang terisolasi bisa menciptakan perubahan
genetika secara acak. Tapi sekarang hampir tidak ada kelompok kecil yang
terisolasi ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses
utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi
ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup
dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat
diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar
populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual,
kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang
dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam
suatu populasi.

Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan
hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan
sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi
organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat
yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-
sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi
melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan
acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa
Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan
perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik
dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu
individu bertahan hidup dan bereproduksi.

2
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam
kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang
substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan
menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme
yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies
yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen
yang terjadi secara perlahan ini.

Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang


biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga
mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi.
Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup
telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies
berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan
ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin,
On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui
seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori
evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin
digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi
modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme
evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong
riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini
telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan
secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.

Evolusi adalah proses perubahan pada seluruh bentuk kehidupan dari


satu generasi ke generasi selanjutnya, dan biologi evolusioner mempelajari
bagaimana evolusi ini terjadi. Pada setiap generasi, organisme mewarisi sifat-
sifat yang dimiliki oleh orang tuanya melalui gen. Perubahan (yang disebut
mutasi) pada gen ini akan menghasilkan sifat baru pada keturunan suatu
organisme. Pada populasi suatu organisme, beberapa sifat akan menjadi lebih
umum, manakala yang lainnya akan menghilang. Sifat-sifat yang membantu

3
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme akan lebih berkemungkinan
berakumulasi dalam suatu populasi daripada sifat-sifat yang tidak
menguntungkan. Penghasilkan jumlah keturunan yang lebih banyak daripada
jumlah orang tua beserta keterwarisan sifat-sifat ini merupakan fakta
tambahan mengenai kehidupan yang mendukung dasar-dasar ilmiah seleksi
alam. Gaya dorong seleksi alam dapat terlihat dengan jelas pada populasi yang
terisolasi, baik oleh karena perbedaan geografi maupun mekanisme lain yang
mencegah pertukaran genetika. Dalam waktu yang cukup lama, populasi yang
terisolasi ini akan menjadi spesies baru.

Walaupun teori evolusi mendapatkan penentangan dan keberatan dari


banyak pihak keagamaan, para ilmuwan dan komunitas ilmiah menolak
keberatan-keberatan yang diajukan tersebut sebagai sesuatu yang tidak
memiliki kesahihan, oleh karena argumen tersebut didasarkan pada
kesalahpahaman pada konsep teori ilmiah dan penafsiran yang salah pada
hukum-hukum fisika dasar. Menanggapi hal tersebut, 68 akademi sains
nasional dan internasional dari seluruh dunia, termasuk pula Akademi Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Royal Society Britania, Akademi Sains Republik
Islam Iran, dll., mengeluarkan sebuah pernyataan bersama pada tahun 2006
yang menyerukan pengajaran teori evolusi dalam pelajaran sains di sekolah-
sekolah serta mengkonfirmasi keilmiahan teori evolusi.

2.2. Evolusi Kosmik

Evolusi kosmik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan abiotik atau
lingkungan tidak hidup / tak hidup.

Karena semua yang ada dan terjadi di dunia ini bukanlah sebuah
kebetulan semata, semua itu sudah direncanakan oleh Yang Maha
Mengaturnya, dan semua terjadi karena memiliki tujuannya. Semua yang
terjadi pada manusia adalah salah satu mata rantai kehidupan dari dan untuk
kehidupan lainnya, sebuah evolusi kosmik, akan selalu ada perubahan.

4
“Pertanyaannya adalah kenapa anda harus menghadapi ini? Pasti ada
alasan kenapa Allah memberikan seperti ini. Ingatlah bahwa ada sebuah pesan
yang disampaikan secara implisit oleh Sang Pencipta Alam supaya kamu
terlibat dalam evolusi kosmik ini. Agar kamu bisa belajar untuk bangkit dan
berbagi solusi dengan yang lain.

2.3. Evolusi Biologi

Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Didalam bukunya yang


berjudul The Origin of Life (Asal Usul Kehidupan). Oparin menyatakan
bahwa paad suatu ketika atmosfer bumi kaya akan senyawa uap air, CO2,
CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda angkasa
yang amat kuat, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa
sederhana tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon
yang lebih kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung dilautan.
Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa
aseperti Alkohol (H2H5OH), dan senyawa asam amino yang paling
sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana tersebut bereaksi
membenrtk senyawa yang lebih kompleks, Gliserin, Asam organik, Purin dan
Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel.
Menurut Oparin senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah dilautan
maupun di permukaan daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar
Ultraviolet, dalam jangka waktu yang amat panjang memungkinkan lautan
menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop purba atau Sop
Primordial.
Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop purba di lautan
tersebut selanjutnya berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat
sebagai berikut :
A. memiliki sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan
kompleks yang terbentuk dengan molekul-molekul organik yang terdapat
disekelilingnya;
B. memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekil-molekul
dari dan ke sekelilingnya;

5
C. memiliki kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap
sesuai denagn pola-pola ikatan didalamnya;
D. mempunyai kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-
ikatannya. Kemampuan semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai
kemampuan untuk berkembang biak yang pertama kali.

Senyawa kompleks dengan sifat-sifat tersebut diduga sebagai kehidupan


yang pertama kali terbentuk. Jadi senyawa kompleks yang merupakan
perkembangan dari sop purba tersebut telah memiliki sifat-sifat hidup seperti
nutrisi, ekskresi, mampu mengadan metabolisme, dan mempunayi
kemampuan memperbanyak diri atau reproduksi.
Walaupun dengan adanya senyawa-senyawa sederhana serta energi yang
berlimpah sehingga dilautan berlimpah senyawa organik yang lebih kompleks,
namun Oparin mengalami kesulitan untuk menjelaskan mengenai mekanisme
transformasi dari molekul-molekul protein sebagai abenda tak hidup kebenda
hidup. Bagaimana senyawa-senyawa organik sop purba tersebut dapat
memiliki kemampuan seperti tersebut diatas ? Oparin menjelaskan sebagai
berikut :
Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk
kompleks koloid hidrofil (menyerap air), sehingga molekul protein tersebut
dibungkus oleh molekul air. Gumpalan senyawa kompleks tersebut dapat
lepas dari cairan dimana dia berada dan membentuk emulsi. Penggabunagn
struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang terpiah dari fase cair dan
membentuk timbuna gumpalan atau Koaservat.
Timbunan Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik tersebut
memungkinkan terjadinya pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di
samping itu secara selektif gumpalan Koaservat tersebut memusatkan
senyawa-senyawa lain kedalamnya terutama Kristaloid. Komposisi gumpalan
koloid tersebut bergantung kepada komposisi mediumnay. Denagndemikian,
perbedaan komposisi medium akan menyebabkan timbulnya variasi pada
komposisi sop purba. Variasi komposisi sop purba diberbagai areal akan

6
mengarah kepada terbentuknya komposisi kimia Koaservat yang merupakan
penyedia bahan mentah untuk proses biokimia.
Tahap selanjutnya substansi didalam Koaservat membentuk enzim. Di
sekeliling perbatasan antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi
penjajaran molekul-molekul Lipida dan protein sehingga terbentuklah selaput
sel primitif. Terbentuknya selaput sel primitif ini memungkinkan memberikan
stabilitas pada koaservat. Dengan demikian, kerjasama antara molekul-
molekul yang telah ada sebelumnya yang dapat mereplikasi diri kedalam
koaservat dan penagturan kembali Koaservat yang terbungkus lipida amat
mungkin akan mnghasilkan sel primitif.
Kemampuan koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium
memungkinkan bertambah besarnya ukuran koaservat. Kemungkinan
selanjutnya memungkinkan terbentuknya organisme Heterotropik yang
mampu mereplikasi diri dan mendapatkan bahan makanan dari sop Primordial
yang kaya akan zat-zat organik.
Teori evolusi biologi ini banyak diterima oleh paar Ilmuwan. Namun,
tidak sedikit Ilmuwan yang membantah tentang interaksi molekul secara acak
yang dapat menjadi awal terbentuknya organisme hidup.

Teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi banyak pendukungnya,


namun baru teori evolusi kimia yang telah dibuktikan secara eksperimental,
sedangkan teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental.

2.4. Evolusi Manusia dan Peradaban

Bagaimana asal usul manusia modern yang mendiami dunia modern


sekarang ini. Tampak manusia begitu bervariasi baik dari ciri fisik maupun

7
budaya. Pernahkah berpikir bahwa segala manusia modern ini berasal dari
Afrika? Dimulai dengan serangkaian gejolak alam menstimulasi evolusi.
Primata-primata purba bernasib baik di sini dan bernasib buruk di belahan
lain. Sebagian menjadi monyet, sebagian lagi menjadi manusia, sebagian lagi
menjadi babon, bonobo, gorila, dan seterusnya. Bagaimana drama evolusi
manusia sesungguhnya ini?

Pada Mulanya Adalah Hominid


Ciri Hominid adalah bipedal dan berjalan dengan dua kaki. Keuntungan
dari jalan dengan dua kaki adalah mereka bisa mengawasi predator dan
mangsa mereka sama baiknya. Dengan tangan yang bebas dari tanah mereka
juga bisa memasok makanan ke sarang lebih banyak. Dengan demikian
mempengaruhi perkembangan fisik mereka. Dan berkembang terus lebih baik.
Sistem bipedal juga hemat energi dibanding dengan berjalan dengan empat
kaki (Rodman & Henry , 1980)

Simpanse memiliki garis evolusi lebih dekat ke manusia daripada


gorilla, titik perpisahannya ada pada hominid tertua yang pernah di temukan
saat ini (sahelantropus tchadensis 7 juta tahun lalu), sedangkan homo erectus
masanya berbeda jauh dari leluhurnya sendiri (2-1 juta tahun lalu).

Charles Darwin – The Descent of Man (1871)


Darwin mengeluarkan dua hipotesis. Pertama, dia menunjuk Afrika
sebagai tanah leluhur manusia berdasarkan kemiripan anatomi simpanse dan
gorila. Kedua, ia mensyaratkan bahwa bisa dianggap sebagai manusia adalah
bipedal (melangkah dengan dua kaki). Kenapa harus bipedal?.

Hipotesa Darwin ini waktu itu lemah, karena tidak ada fosil yang
pernah di temukan di Afrika. Lagi pula hipotesis kulit putih berasal dari anak
cucu orang Afrika sulit diterima pada jaman itu.

8
Fosil vs Jam Molekuler

Di tahun 1961, antropolog Simons dan Philbeam mengajukan hipotesis


bahwa hominid sudah ada sejak 30-15 juta tahun lalu berdasarkan potongan
gigi Ramaphitecus (Lewis , 1932). Di dekade yang sama, Pauling dan
Zuckerkandl, meneliti asam amino pada hemoglobin dalam darah beberapa
spesies sebagai leluhur bersama. Metode ini dinamakan jam molekular.

Kesimpulannya adalah leluhur primata tikus dan kuda (70 juta tahun),
leluhur burung (270 juta tahun), leluhur kodok (350 juta tahun) dan hiu (450
juta). Wilson dan Sarichj menggunakan jam molekular untuk mengukur kapan
manusia berpisah dari leluhur mereka, ternyata 5 juta tahun lalu. Jadi ada
selisih antara kubu genetika (5 juta) dan antropolog (30 juta).

Akhirnya terjadi kompromi antara kedua kubu, bahwa angka taksiran


bergeser ke titik tengah (10-5 juta tahun lalu). Teori Darwin lantas
DIPERBAIKI, bahwa ciri hominid tidak mutlak muncul bersamaan.

Antara Kera dan Hominid

Tiga belas juta tahun lalu, paling tidak dua dari sekian banyak leluhur
bersama kera – manusia berpisah dari garis leluhur. Sekurangnya satu dari
dua spesies menjadi leluhur gorila dan satu lagi menjadi leluhur bersama
simpanse dan manusia. Delapan sampai enam juta tahun lalu, leluhur
simpanse dan manusia berpisah, yang satu jadi simpanse modern, yang satu
jadi hominid. Jadi kera afrika memang bukan leluhur manusia. Ibaratnya,
simpanse adalah saudara kandung manusia dan gorilla adalah sepupu,
berdasarkan faktor kedekatan evolusi.

Di tahun 2002 , terhitung 22 hominid di temukan. Beberapa diantaranya


adalah :

1. Sahelantropus tchadensis (7-6 juta tahun lalu), diduga batas perpisahan


antara leluhur manusia dan simpanse.

9
2. Orrorin tugunensis dan Ardiphitecus ramidus kaddabba (6-5 juta tahun
lalu).
3. Ardiphitecus anamensis (5-4 juta tahun lalu).
4. Australophitecus aethipiocus, Garhi dan anggota genus homo tertua,
Homo Rudolfensis (3-2 juta tahun lalu).
5. Periode kepunahan genus australophitecus dan malah jumlah genus homo
bertambah (Homo Ergaster, Homo Habilis, Homo Erectus) (2-1 juta tahun
lalu).
6. Homo antecessor, heidelbergensis, neanderthal dan homo sapiens (1 juta
tahun lalu).

Pertanyaannya adalah, bagaimana muncul sedemikian banyak hominid dalam


tempo tujuh juta tahun (akan kembali ke lagu lama, satu daratan besar yang
berpisah karena gerakan tektonik).

Antara Australopitecus – Homo


Richard Leakey, The Origin of Human Kind (1994) mengemukakan dua sketsa
tentatif.

1. Dari Australopitecus Afarensis – Australopitecus Afrikanus – Homo


habilis – homo erectus – homo sapiens.
2. Homo hipotetis – Homo habilis – Homo erectus – Homo sapiens.

Perdebatan sengit muncul setelah proses dari homo erectus menjadi


homo sapiens di tandai fosil hominid yang bertebaran di Asia dan Eropa.
Hipotesis pertama adalah multiregional, dimana homo sapiens muncul dari
homo erectus yang tinggal di lokasi yang terpisah sejak meninggalkan afrika 2
juta tahun lalu. Oleh karena itu homo sapiens tidak melulu muncul dari Afrika.
Tapi hipotesis ini kandas setelah di ketahui fosil homo sapiens lebih tua
40.000 tahun dari Neanderthal. Dan sudah pasti neanderthal bukan leluhur
homo sapiens.

Jadi, Homo Erectus yang di temukan di Indonesia seperti Homo


wajakensis, Homo soloensis, etc.. dan juga Homo Erectus yang di temukan di

10
Tiongkok itu bukan leluhur manusia modern. Karena ada dua “kloter” migrasi
dari Afrika. Dua juta tahun lalu adalah pergerakan Homo Erectus. Sedangkan
enam puluh ribu tahun lalu adalah leluhur manusia modern sekarang ini.

Mereka bergerak keluar dari Afrika dan menyebar ke segala penjuru


secara bertahap ke Eropa dan Asia daratan. Di Tiongkok dan sekitarnya
mereka bergerak lagi ke selatan dan terus ke utara (Siberia). Dari Siberia
mereka menyeberangi selat Berring yang hanya sekian kilometer jaraknya dari
benua Asia (Russia Modern) dan Amerika (Alaska Modern).

Pada musim dingin, selat membeku dan dapat diseberangi tanpa


teknologi transportasi paling maju sekalipun. Homo sapiens ini yang menjadi
cikal bakal Indian Modern. Karena pergerakan mereka dari Asia Timur maka
ada kemiripan dengan ras mongoloid. Lantas sepanjang perjalanan sejarah.
Bangsa Indian ini pun berkembang menjadi berbagai suku dengan ciri fisik,
iklim dan budaya tersendiri. Jadi sebelum Darwin atau bahkan Vespuci dan
Columbus menemukan benua Amerika. Manusia kuno telah menemukan
benua Amerika walau tanpa sengaja dan terdorong mencari tempat yang lebih
baik.

Sementara itu Homo Sapiens bergerak ke selatan, ke Yunan, Thailand,


Malaya dan lantas Nusantara. Ini yang menjadi cikal bakal orang Indonesia
modern. Homo sapiens gelombang kedua ini bernasib lebih baik dari homo
Erectus gelombang pertama.

Out of Africa
Wallace dan Wilson menemukan bahwa melalui riset biologi molekular
bahwa materi genetik modern berasal dari seorang ibu yang hidup 200.000-
150.000 tahun lalu di Afrika. Penelitian di lakukan terhadap mitokondria,
bagian sel yang bertanggung jawab terhadap pasokan energy terhadap sel. Dan
mitokondriahanya diwariskan dari ibu. Dan model genetiknya di namakan
Mitochondrial Eve. Eva aka Hawa ini jangan di bayangkan hanya hidup
dengan seorang pria (adam) tapi bagian dari populasi yang terdiri dari 10.000
orang.

11
Mei 2001, hasil riset menunjukkan bahwa dari 12.000 lelaki bahan
genetik yang diteliti menunjukkan bahwa manusia di asia timur berasal dari
Afrika bukan dari komunitas hominid lokal.

2.5. Sistem Biotik


Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di
bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan
sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme
berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi
individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan
organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi,
saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan.

Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah


sebagai berikut.
A. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor
kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang
manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada
masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus
mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya,
serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme
harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk.
Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat
sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan.
Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.

Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap


lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi
tingkah laku.
1. Adaptasi morfologi

12
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk
kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain
sebagai berikut.
a. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi
empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa,
serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk
mencabik-cabik mangsanya.
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan
rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah
semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini
mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak
bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut
dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah
yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap
serangga.
c. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang
melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk
mencengkeram korbannya.
d. Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya
kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan
permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan
serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan
insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga
tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
e. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap
air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada
tumbuhan bakau untuk bernapas.

13
2. Adaptasi fsiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk
mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara
menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut
berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
b. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan
hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air
sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-
cumi dan gurita.
c. Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang
dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam
berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan
sekitarnya.
3. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada
tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :
a. Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai
Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata
tertutup bila didekati seekor anjing.
b. Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk
mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut.
Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh
tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara
untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan
mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu
ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk

14
sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka
bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.

B. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu
tertentu disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan
Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam
populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya
adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980
populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun
1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita
lihat bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak
200 batang pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita
membagi jumlah batang pohon yangberkurang dengan lamanya waktu
perubahan terjadi : 700 - 500 = 200 batang 1990-1980 10 tahun

2.6. Skala waktu Bumi dan Kehidupan

Para ahli geologi dengan kesepakatannya mengenai skala waktu


secara khusus menerangkan atas tentang jutaan hingga miliaran tahun yang
lalu. Pada skala waktu ini peristiwa maupun kejadian yang dialami oleh
manusi dan sejarahnya adalah suatu penerangan yang kompleks.
• Dari waktu tersebut mengenai perspektif. Sejarah manusia pada
peristiwa geologi dapat merupakan sesuatu yang meliputi kehidupan yang
singkat dan peristiwa yang dramatis (seperti erupsi, gunung api, gempa
bumi dan banjir). Atau secara perlahan bahwa ada suatu peristiwa yang
tidak kelihatan seperti uplift dan subsidence
• Pada skala waktu geologi, jauh dari sebelum itu , waktu yang singkat
dan dan waktu yang panjang keduanya sangatlah berpengaruh pada suatu
perubahan yang sangat penting yang ada di bumi (seperti pembentukan
gunung api, pasang surut dan erosi pada kerak kontinen) membuat suatu

15
tempat pada diatas bumi, yang terbentuk pada jutaan hingga jutaan
miliaran tahun yang lalu
• Perubahan geologi dapat terjadi pada bumi ini yang bersifat konstan
ataupaun secara variable. Kejadian – kejadian ini dapat pula terulang,
pengulangannya dapat berupa suatu gerakan yang berirama atau tidak
beraturan.

Peristiwa Geologi pada Sejarah Manusia


Kejadian yang bersifat dramatis seperti erupsi gunung api, gunung api,
sungai banjir, dan tsunami yang merupakan kejadian yang sangat luar biasa
yang memberikan dampak yang luar biasa bagi manusia yang merujuk kepada
bencana yang besar pada sejarah bumi itu sendiri. Kejadian yang perlahan
membuat suatu perubahan geologi yang relative perlahan seperti munculnya
atau turunnya pasang surut air laut, uplift dan subsidence pada kerak bumi.

Waktu geologi dan dasar perubahan


- Banyak fenomena geologi menjadi ukuran dari sebuah skala yang sudah
lazim atau akrab pada setiap orang. Misalnya meskipun “500 tahun banjir”
merupakan seuatu yang jarang terjadi pada tingkatan tahun atau dekade,
Hal tersebut merupakan tempat umum dari jutaan tahun pada skala
geologi. Dan kelajutannya perubahan yang lamban seperti tumbuhnya
pegunungan dan pelapukan (erosi) pada benua, dimana tidak dirasakan
oleh manusia, memberikan hasil yang penting dari skala waktu geologi.
Perubahan dapat memperlihatkan pola yang berbeda:
• Perubahan linear terjadi pada kondisi konstant, dimana umumnya
perubahan non linear terjadi pada kondisi tidak konstant
• Beberapa perubahan geologi tidak terulang, tetapi yang lain dapat
terulang
• Dari perubahan yang terulangi, bahwa model perulangan reguler
waktu terusnya adalah periodik atau bergerak berirama(ritme).halitu
tidak dapat berulang seperti episodik.

16
Semua ragam perbedaan dari perubahan geologi dengan variabelnya
biasanya bersaing dan hasilnya cenderung untuk equilibrium. Tetapi
keseimbangan sangatlah jarang dijumpai dalam jangka waktu tertentu dalam
skala waktu geologi.

Katastropik melawan keseragaman tampilan dari perubahamn geologi


- Tampilan katastropik dari bumi mendominasi abad sampai sekitar
1850, ketika keseragaman tampilan dari perubahan geologi berkembang.
Tampilan dari katastropik oleh penulis naskah diperkirakan bumi terjadi
hanya 6.000 tahun yang lalu, tapi tampilan keseragaman dengan tekanan
besar yang agak lamban dibanding perubahan aliran yang diperlukan bumi
menjadi lebih tua. Pada abad 9 adanya kontroversi antara 2 konflik awal
antara peneliti dan beberapa pendekatan mengenai pemahaman alam.
Konflik ini tidak selesai hingga sekarang.

Fosil dan Stratigrafi


- Fosil termasuk cacatan penting dalam hidup. Mereka dapat
menjadi cagar sebagai bentukan aslinya atau berupa kerang yang
teralterasi , tulang, gigi, kayu, jejak-jejak dari jaringan, atau berupa jejak
fosil. Disamping menyediakan fakta-fakta adanya, evolusi, dan kepunahan
dari hidupnya pada jaman dahulu, fosil juga memberikan wawasan untuk
kondisi lingkungan masa lampau dan menyediakana perangkat untuk
menetapkan berupa umur dan korelasi dari lapisan antar daerah.
- Prinsip steno :
• Superposisi. Didalama rangkaian dari lapisan, lapisan tua akan berada
dibagian bawah dengan lapisan muda terletak di atas.
• Original horizontality , ketika terbentuk kebanyakan perlapissan adalah
horizontal
• Original lateral continuity, lapisanan original diperpanjang pada semua
secara langsung sebagai pingggiran dari basin dariendapan.
- Korelasi fosil,; pertunjukan pertama oleh Smith dan Cuvier adalah
perbandingan dari lapisan yang memiliki kesamaan fosil yan terkumpul

17
yang membentuk kesamaan umur. Ciri fisik darilapisan (seperti warna ,
ukuran butir) sangat umum digunakan dalam konjugasi fosil untuk
korelasi. Fosil indeks sangat berguna untuk korelasi. Kerena memiliki
umur yang singkat, penyebarannya luas, dan mudah untuk dikenali.
- Hipotesa untuk menjelaskan perbedaan antara perbedaan fossil
yang terkumpul;

Katasropisma dan kreasi istimewa. Katastropisma menyebabkan


terseleksinya kepunahan spesies, akibatnya terbentuk spesies baru dimana
sangat berbeda asalmulanya dan tidak berhubugan dengan lapisan tua.
Evolusi organik. Menyebabkan beberapa spesies dan perubahan
(evolusi) dari spesies yang lain dari suatu waktu yang menjelaskan
rekaman fosil. Menghubungkan biologi mempertahankan masing-masing
kumpulan yang bertahan yang semakin menurun dari kumpulan periode.

18
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Di abad ke-20, teori evolusi telah terbantahkan tidak hanya oleh ilmu
biologi molekuler, tapi juga oleh paleontologi, yakni ilmu tentang fosil.
Tidak ada sisa fosil yang mendukung evolusi yang pernah ditemukan dalam
penggalian yang dilakukan di seluruh penjuru dunia
Fosil adalah sisa jasad makhluk hidup yang pernah hidup di masa
lampau. Bentuk dan susunan kerangka makhluk hidup, yang tubuhnya
segera terlindungi dari sentuhan udara, dapat terawetkan secara utuh. Sisa
kerangka ini memberi kita keterangan tentang sejarah kehidupan di bumi.
Jadi, catatan fosil lah yang memberikan jawaban ilmiah terhadap pertanyaan
seputar asal usul makhluk hidup.

Percobaan Miller masih saja dimuat di buku-buku pelajaran dan


dianggap sebagai bukti penting asal usul kehidupan secara kimiawi? Ini
sekali lagi menunjukkan betapa evolusi bukanlah teori ilmiah, melainkan
keyakinan buta yang tetap dipertahankan meskipun bukti menunjukkan hal
sebaliknya.

3.2. Saran

Kalangan masyarakat awam adalah yang umumnya tidak mengetahui


kenyataan ini, dan menganggap pernyataan evolusi manusia didukung oleh
berbagai bukti kuat. Anggapan yang salah tersebut terjadi karena masalah ini
seringkali dibahas di media masa dan disampaikan sebagai fakta yang telah
terbukti. Tetapi mereka yang benar-benar ahli di bidang ini mengetahui
bahwa kisah "evolusi manusia" tidak memiliki dasar ilmiah. Kenapa tidak
ramai-ramai membantah secara ilmiah teori evolusi manusia yang telah
ramai dibicarakan.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi

http://wapedia.mobi/id/Pengenalan_evolusi

http://id.shvoong.com/exact-sciences/1974421-teori-evolusi-biologi/

http://upex.wordpress.com/2010/06/22/sejarah-evolusi-manusia/

http://dayatspit.multiply.com/journal/item/2

http://yusuf-hilmi.blogspot.com/2009/07/prinsip-prinsip-ekologi.html

http://blithe4nda.wordpress.com/2009/07/22/sekolah-kehidupan-dan-evolusi-
kosmik/

http://www.semuabisnis.com/articles/160/1/TEORI-EVOLUSI-PENIPUAN-
ILMIAH-PALING-TERSOHOR-SEPANJANG

20

Anda mungkin juga menyukai