BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
c. Menghindari risiko kerugian yang lebih besar, dalam hal kondisi krisis
tidak dapat dikendalikan lagi;
3. Komite Penanggulangan Krisis adalah unit kerja yang berada di Kantor Pusat
yang terdiri dari pejabat senior Bank yang membawahi bidang kerja
Teknologi dan Sistem Informasi, Operasi, Marketing/Unit Bisnis, Treasury
Operasi, SKAI dan Manajemen Risiko, yang pelaksanaannya dilakukan
dibawah koordinasi Direktur Operasi. Unit kerja ini bertugas mengevaluasi
1
KEBIJAKAN OPERASI DAN AKUTANSI NO.003/06 PT. BANK INA PERDANA
PANDUAN CONTINGENCY PLAN
4. Tim Contingency Plan adalah unit kerja yang dibentuk di setiap cabang, yang
bertugas melakukan langkah-langkah aksi dari suatu kondisi kondisi
darurat/siaga/krisis, di bawah koordinasi Komite Penanggulangan Krisis.
Ketua Tim Contingency Plan secara otomatis dipegang oleh Pimpinan Cabang.
a. Menurut faktor lokasi, kondisi darurat dapat terjadi di satu unit kerja,
beberapa unit kerja, atau di seluruh kantor cabang, dan dapat pula
terjadi di seluruh kantor Bank.
B. FUNGSI
Fungsi Contingency Plan adalah keadaan darurat dapat diatasi dengan baik
dengan melaksanakan hal-hal berikut :
C. PANDUAN PENILAIAN
3
KEBIJAKAN OPERASI DAN AKUTANSI NO.003/06 PT. BANK INA PERDANA
PANDUAN CONTINGENCY PLAN
a. Low Impact, maka tidak perlu dilakukan tindakan siaga dan Cabang/Unit
Kerja tetap dapat melanjutkan kegiatan operasionalnya secara normal.
f. Hasil penilaian atas potensi kerugian yang mungkin terjadi dari suatu
tindakan siaga antara lain:
5
KEBIJAKAN OPERASI DAN AKUTANSI NO.003/06 PT. BANK INA PERDANA
PANDUAN CONTINGENCY PLAN
a. Penunjukan petugas;
6
KEBIJAKAN OPERASI DAN AKUTANSI NO.003/06 PT. BANK INA PERDANA
PANDUAN CONTINGENCY PLAN
c. Administrasi
ii. Daftar nama dan nomor telepon dari perusahaan atau instansi
yang diperlukan untuk membantu penanganan kondisi darurat,
misalnya polisi, pemadam kebakaran, suplier/vendor, perusahaan
asuransi dan lain-lain.
iii. Daftar back-up dokumen.
7
KEBIJAKAN OPERASI DAN AKUTANSI NO.003/06 PT. BANK INA PERDANA
PANDUAN CONTINGENCY PLAN
e. Salinan dari semua prosedur operasi yang akan menjadi referensi dalam
setiap pelaksanaan tindakan siaga.
8
KEBIJAKAN OPERASI DAN AKUTANSI NO.003/06 PT. BANK INA PERDANA
PANDUAN CONTINGENCY PLAN
E. PENGUJIAN
1. Paling tidak setiap setahun sekali, penilaian dan taksiran risiko suatu
Contingency Plan harus direview dan dievaluasi secara berkala, untuk
memastikan kelayakan dan kesesuaian prosedur tersebut yang ada. Dalam
hal terjadi perubahan sistem kerja operasional maupun perubahan sistem
otomasi yang merubah suatu proses kerja, maka dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari setelah perubahan tersebut wajib dilakukan evaluasi dan analisa
untuk memastikan kelayakan dan kesesuaian prosedur Contingency Plan
dengan perubahan tersebut.
9
KEBIJAKAN OPERASI DAN AKUTANSI NO.003/06 PT. BANK INA PERDANA
PANDUAN CONTINGENCY PLAN
3. Saat terjadi kondisi darurat, segera laporkan kepada Direksi atau Komite
Penanggulangan Krisis, disertai dengan penjelasan detil mengenai kronologis
kejadian dan perkembangan kondisi yang terjadi, untuk segera diambil
tindakan siaga, antara lain dapat berupa:
4. Dalam kondisi darurat wajib diupayakan agar akses terhadap data finansial
maupun non finansial hanya dibatasi untuk petugas yang ditunjuk dan
dilakukan secara terpusat. Saat dilaksanakannya tindakan siaga, Bank akan
menunjuk petugas yang bertanggung jawab atas proses earmarking1 saldo
rekening.
1
Earmarking = menyisihkan saldo nasabah secara manual saat penarikan
10
KEBIJAKAN OPERASI DAN AKUTANSI NO.003/06 PT. BANK INA PERDANA
PANDUAN CONTINGENCY PLAN
5. Setiap pelaksanaan tindakan siaga harus dituangkan dalam berita acara oleh
unit kerja pelaksana dan disetujui oleh Pimpinan Cabang atau pejabat yang
berwenang, serta disampaikan kepada Komite Penanggulangan Krisis dan
SKAI. Berita acara tersebut akan diadministrasikan oleh Komite
Penanggulangan Krisis untuk tujuan acuan pemeriksaan dan keperluan
analisis.
G. KETENTUAN KHUSUS
2. Dalam kondisi siaga/darurat, maka setiap tindakan yang diambil oleh bank
lain yang lokasinya berdekatan dengan cabang, wajib menjadi salah satu
pertimbangan utama dalam menentukan tindakan yang perlu dilakukan,
dengan memperhitungkan lokasi dan kemampuan cabang untuk
mengantisipasi setiap perubahan kondisi yang mungkin terjadi.
4. Pada setiap lantai kantor Bank harus tersedia informasi petunjuk arah
evakuasi yang tulisannya mudah terlihat dan menyala dalam gelap, hal ini
dimaksudkan untuk mengantisipasi bila terjadi kondisi darurat yang dapat
membahayakan keselamatan karyawan atau nasabah.
5. Fungsi Contingency Plan adalah keadaan darurat dapat diatasi dengan baik
dengan melaksanakan hal-hal berikut :
11
KEBIJAKAN OPERASI DAN AKUTANSI NO.003/06 PT. BANK INA PERDANA
PANDUAN CONTINGENCY PLAN
2. Secara periodik minimal 1 (satu) tahun sekali, SKAI wajib memeriksa dan
memastikan bahwa telah dilaksanakan pengujian atas prosedur
Contingency Plan yang berlaku di setiap Cabang/Unit Kerja, sesuai
ketentuan yang berlaku.
3. Secara periodik minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun, SKAI wajib
memeriksa dan memastikan bahwa setiap Cabang/Unit Kerja telah tersedia
Panduan Pelaksanaan Contingency Plan yang sesuai dengan kondisi di area
kerjanya.
12