SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Di susun Oleh
Nama : Anton Madi Wiryanto
NIM : 6301401048
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaa
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diajukan ke panitia penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Menyetujui :
Mengetahui :
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
1. Drs. Wahadi, M. Pd
NIP. 131571551
3. Drs. Kriswantoro.
NIP. 131671212
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
(QS AL mujaadilah:11)
PERSEMBAHAN :
Almamaterku UNNES
v
KATA PENGANTAR
Penyusun menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya
bantuan dan bimbingan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu pada
Olahraga.
Kepelatihan Olahraga.
Kepelatihan Olahraga.
vi
4. Drs. M. Nasution M. Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan
ini.
6. Sumardi Widodo S. P.d selaku pelatih LPSB UNDIP Semarang yang telah
7. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES Semarang yang telah membimbing saya
selama kuliah.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri
penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
vii
DAFTAR ISI
Halaman
viii
BAB III. METODE PENELITIAN ........…………………………….. 34
3.1. Populasi dan Sampel ..………................................................ 34
3.2. Variabel Penelitian.................................................................. 34
3.3 Metode Pengumpulan Data ................…................................. 35
3.4. Metode dan Desain Penelitian ...…..…………....................... 36
3.5. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 37
3.6. Analisis Data........................................................................... 37
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Olahraga telah menjadi gejala sosial yang telah tersebar di seluruh dunia.
Olahraga sebagai sarana rekreasi yaitu olaraga yang dilakukan hanya untuk
mengisi waktu luang atau senggang, dan dilakukan dengan penuh kegembiraan.
Jadi segalanya dilakukan dengan santai dan tidak formal, baik itu tempat, sarana,
maupun peraturannya.
sekolah yang diasuh oleh guru pendidikan jasmani. Kegiatan olahraga yang
dilakukan adalah bersifat formal, dan tujuannya sangat jelas guna memenuhi
sasaran pendidikan nasional melalui kegiatan olahraga yang telah disusun melalui
jasmani tertentu. Dalam hal ini mulai dari berbagai bidang ilmu pengetahuan yang
peruntukkan mencapai sasaran suatu prestasi tertentu. Di dalam hal ini ilmu
1
2
pengetahuan yang terkait mengenai manusia sebagai objek yang akan diolah
prestasinya agar lebih baik, ditinjau secara lebih mendalam dan lebih terinci lagi
pengertian yang tegas mengenai olahraga belum ada kesatuan yang serasi, oleh
karena itu olahraga merupakan gerak manusia yang kompleks. Seiring dengan
jasmani warga negaranya. Bila kesegaran jasmani di Indonesia sudah baik, maka
prestasi olahraga disemua cabang olahraga tentunya akan lebih baik, termasuk
permainan bola volley atau bola basket dimana pemain selalu menggunakan kedua
kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota badan
manapun.
bermain dimana lebar dan panjang lapangan kurang lebih berbanding tiga dan dan
empat. Sebuah bola dari kulit dibutuhkan pula oleh kedua regu untuk main
bersama sedangkan permainnn dipimpin oleh seorang wasit, dan dibantu oleh dua
kegawang sebanyak mungkin dengan pengertian pula berusaha sekuat tenaga agar
dalam dua babak, sedang diantara dua babak itu diberi waktu istirahat. Disamping
itu pada babak kedua diadakan pertukaran tempat. Mengenai kelengkapan pemain
dengan menggunakan sepatu bola serta kostum yang berbeda warna antara kedua
yang khusus dan berbeda dengan para pemain. Namun secara sederhana dapat
pula dimainkan tanpa sepatu (kaki ayam) dan tidak pula mengurangi gairah
kegembiraan pemainya.
hingga orang dewasa, penggemarnya mulai dari pelosok desa sampai kalangan
pendidikan olahraga dan khususnya olahraga sepakbola secara benar, teratur dan
terarah. Sehingga akan dapat menciptakan pemain-pemain yang potensial dan bisa
Bicara sepakbola prestasi, maka akan banyak sekali yang akan dikupas
dan dibicarakan, yang pasti sulit sekali sekarang ini untuk memastikan negara
mana yang terkuat dan terbaik dalam sepakbola . Di bandingkan dengan benua-
4
benua lainnya, negara-negara Eropa selangkah lebih maju dalam hal pembinaan
dan sistem kompetisi yang maju dibandingkan dengan negara-negara dari benua
Peraturan ini dapat diterima oleh sekolah-sekolah dan universitas, terkenal dengan
permainan “Rugby.”
tidak mau menggunakan yang sudah ada. Pada tanggal 28 Oktober 1863 oleh
yang disebut “ The Footboll Association,” Pada tanggal 8 Desember 1863 lahirlah
peraturan permainan sepakbola modern yang disusun oleh badan tersebut, yang
dari Perancis. Pada waktu FIFA berdiri baru beranggotakan tujuh anggota, yaitu
oleh FIFA ada dua macam, yaitu : 1) Pertandingan sepakbola Olympiade, yang
termasuk dalam acara Olympiade dengan ketentuan peserta adalah pemain amatir.
terbatas pada pemain amatir saja tetapi pemain profesional dapat turut serta. Atas
inisiatif Jules Rimet pada tahun 1929 (waktu itu ketua FIFA) untuk mengadakan
kejuaraan dunia, tetapi baru tahun 1930 kejuaraan piala dunia dapat
mulai tahun 1946 piala dunia itu disebut Jules Rimet Cup. Kejuaraan ini diadakan
tiap empat tahun sekali. Mulai dari tahun 1970 piala itu, menjadi milik Brazillia
setelah negara itu berhasil menjuarai kejuaraan itu sampai ketiga kalinya (Arma
didirikan oleh bangsa Indonesia disekitar tahun 1920-1930, dimana saat itu timbul
itu dapat terwujud pada tanggal 19 April 1930 dalam konferensi bond-bond
Yogyakarta tanggal 19 April 1930. Pada tanggal itu juga lahirlah induk organisasi
masih saja tertinggal dengan negara Asia Tenggara lainnya. Sebut saja Thailand
dan Vietnam sebagai penguasa Sepakbola Asia Tenggara. Hal yang menandai
belia dimana pemain muda tersebut dilatih dalam suatu kepelatihan yang sekarang
dengan adanya kompetisi dibawah senior yaitu U-12 tahun (Liga Milo), U-15
tahun (Bogasari), U-18 tahun (Piala Suratin), sehingga menambah minat dan
adanya Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia yang merupakan gabungan antara
kompetisi perserikatan dan kompetisi galatama, selain liga utama ada juga
pemain sepakbola adalah penguasaan teknik dasar permainan sepakbola yang baik
dan benar. Teknik dasar yaitu semua kegiatan yang mendasar, sehingga dengan
modal teknik dasar yang baik seorang pemain sepakbola akan dapat bermain
dengan baik di segala posisinya ( A. Sarumpaet, dkk. 1992 ; 17). Seorang pemain
7
sepakbola yang tidak menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola
tidak akan bisa menjadi pemain yang baik. Pemain sepakbola yang baik harus
memenuhi syarat, baik sebagai individu maupun sebagai tim kesebelasan, artinya
sebagai individu ialah ia harus memiliki kemampuan fisik dan teknik yang
harus dapat bekerja sama dengan pemain lain membentuk suatu tim yang tangguh.
sendiri. Faktor-faktor itu diantaranya : (1) Faktor biologis, (2) psikologis, (3)
meningkatkan dan mencapai prestasi yang tinggi dalam sepakbola seorang pemain
empat aspek tersebut merupakan suatu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lain, sehingga diperlukan keseimbangan antara aspek dan sub
dan harus dikuasai oleh seorang pemain sepakbola adalah teknik dasar
bola, menyundul bola, menangkap bola (bagi seorang penjaga gawang). Adapun
teknik dasar bermain sepakbola yang perlu dikuasai oleh para pemain menurut A.
Salah satu aspek yang paling penting dalam sepakbola adalah menendang
bola. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindah-kan bola dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki (A. Sarumpaet,
dkk. 1992;20). Untuk dapat menendang bola dengan baik, pemain harus
kaki tumpu, 2) Kaki yang menendang, 3) Bagian bola yang ditendang, 4) Sikap
dalam permainan sepakbola ada dua macam, yaitu tendangan lambung / jauh dan
dibutuhkan kemampuan fisik atau kesegaran fisik (physical fitness) yang baik agar
dalam latihan sebelum melakukan latihan teknik secara khusus, sedangkan unsur-
unsur teknik secara khusus dalam sepakbola terdiri dari cara lari dan merubah
arah, cara melompat dan gerak tipu badan tanpa bola (Arma Abdoellah,
1981;416).
singkatnya, seperti kecepatan lari, kecepatan bereaksi dan kecepatan bergerak (M.
9
penelitian ini adalah kemampuan gerak kaki yang secepat-cepatnya dalam waktu
yang singkat sehingga akan memberikan kekuatan explosive yang sangat berguna
suatu posisi yang berbeda, dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang
motorik yang dimaksud peneliti di sini adalah motor fitness yang meliputi
kecepatan, kelincahan dan daya ledak (power), sedang-kan bagian kaki yang
digunakan untuk menendang bola kearah gawang adalah bagian kaki kura-kura
1.2 Permasalahan
permasalahan yang ada, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
arah gawang ?
Apakah ada hubungan antara daya ledak (power) dengan hasil menendang
arah gawang ?
Dalam pembatasan masalah ini, peneliti membatasi masalah yang ada pada
keterampilan menendang. Dari kelima aspek keterampilan motorik yang ada, yaitu
Agar tidak ada persepsi yang berbeda, yang berkaitan dengan penlisan ini
maka ada beberapa hal yang hendak penulis tegaskan, antar lain :
1.4.1 Hubungan
1976;1008).
tiga komponen saja, yaitu yang terdiri dari hal-hal yang menyangkut
1.4.3 Kecepatan
(Harsono, 1988:216).
singkat.
13
Daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk
mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu
1.4.5 Kelincahan
selagi tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Seseorang yang
mempu merubah satu posisi ke suatu posisi yang berbeda dengan kecepatan
tinggi dan koordinasi gerak yang baik, berarti kelincahannya cukup tinggi
perihal keberhasilan, dan hasil dari suatu proses. Tendangan kearah gawang
shooting adalah tendangan bola untuk mencetak atau membuat gol (Arma
Abdoellah, 1981;456).
Gawang adalah dua tiang yang berpaling sebagai tujuan bola. Gawang
dalam permainan sepakbola . Tinggi 2,44 meter dari tanah sampai sisi
bawah palang gawang. Lebar gawang 7,32 meter dari sisi dalam kedua tiang
14
gawang. Tiang dan palang gawang dibuat dari kayu atau logam tebal
pada tiang dan palang gawang dan tanah di belakang gawang yang harus
Abdoellah, 1981;414).
gawang.
Mengetahui hubungan antara daya ledak dengan hasil menendang bola ke arah
gawang.
gawang.
Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, masing-
masing regu sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Untuk meningkatkan
prestasi sepakbola menurut Sukatamsi (1988 ; 33) teknik bermain sepakbola ada
dua teknik yang harus dikuasai oleh seorang pemain, yaitu semua gerakan-gerakan
tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola yang diperlukan untuk bermain
sepakbola . Untuk lebih jelasnya dari kedua teknik tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
2.1.1.1 Teknik tanpa bola, adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri
dari lari cepat dan merubah arah, melompat / meloncat, gerak tipu tanpa
bola yaitu gerak tipu dengan badan, dan gerak khusus penjaga gawang.
2.1.1.2 Teknik dengan bola, adalah semua gerakan-gerakan dengan bola yang
bola, melempar bola, gerak tipu dengan bola, merampas atau merebut bola,
bola dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan kaki atau bagian
15
16
kaki dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu 1) Dengan kaki bagian
dalam, 2) Dengan kura-kura kaki bagian dalam, 3) Dengan kura-kura kaki bagian
luar, 4) Dengan kura-kura kaki penuh, 5) Dengan ujung jari, 6) Dengan tumit
(Sukatamsi, 1988:47).
(Sukatamsi, 1988:47).
Untuk memberi operan bola kepada teman, b) Untuk menembak bola kearah mulut
sedang (lambungan bola antara setinggi lutut dan kepala), 3) Tendangan bola
adalah :
Pada waktu akan menendang bola pandangan mata kearah letak atau posisi
bola dan kearah sasaran kemana bola akan ditendang. Akan tetapi pada saat akan
menendang bola, mata harus melihat pada bola dan bagian bola yang akan
Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan akan
menendang bola dan kaki tumpu merupakan letak titik berat badan. Posisi kaki atau
dimana harus meletakkan kaki tumpu terhadap bola, posisi kaki tumpu terhadap
letak bola akan menentukan arah lintasan bola dan tinggi-rendahnya lambungan
bola. Lutut kaki tumpu sedikit ditekuk dan pada waktu menendang lutut diluruskan.
ke depan.
18
Kaki yang menendang adalah kaki yang dipergunakan untuk menendang bola.
bola. Kemudian kaki yang akan digunakan untuk menendang diangkat ke belakang
lalu diayun ke depan hingga bagian kaki yang digunakan untuk menendang
mengenai bagian bola yang akan ditendang dan dilanjutkan dengan gerakan
lanjutan ke depan.
Bagian bola yang ditendang merupakan bagian bola di sebelah mana yang
lambungan bola.
Sikap badan pada waktu menendang bola sangat dipengaruhi oleh posisi atau
letak kaki tumpu terhadap bola. Posisi kaki tumpu tepat disamping bola, maka pada
saat menendang bola badan berada tepat di atas bola dan sikap badan akan sedikit
condong ke depan, sikap badan ini untuk tendangan bola mengalir rendah atau
sedikit melambung sedang. Bila posisi kaki berada sedikit di belakang samping
bola, maka badan berada di atas belakang bola, hingga sikap badan condong ke
tendangan yang datar dan cukup keras, sehingga sangat cocok untuk digunakan
2.1.3.1 Letak kaki tumpu. 1) Diletakkan di samping bola dengan jarak kurang lebih
15 cm dari bola. 2) Arah kaki tumpu sejajar dengan arah sasaran. 3) Lutut
sedikit ditekuk sehingga lutut berada tegak lurus di atas ujung jari.
searah dengan sasaran dan sejajar dengan arah kaki tumpu. 3) Kaki tendang
Gambar 3.
2.1.3.3 Sikap badan. 1) Karena kaki tumpu berada di samping bola, maka panggul
2.1.3.4 Pandangan mata. 1) Pada waktu menendang bola, arah pandangan mata
pada bola kemudian pada sasaran. 2) Bagian bola yang ditendang. 3) Kura-
kura kaki penuh dari kaki yang menendang tepat mengenai tengah-tengah
2.1.3.5 Kura-kura kaki penuh kaki yang digunakan untuk menendang tepat
pemain berdiri lurus di belakang bola, hingga letak pemain, bola dan arah
Para ahli telah sepakat bahwa untuk membedakan antara komponen kesegaran
ditujukan untuk anak-anak. Para ahli motor fitness memberi penjelasan bahwa
struktur motor fitness terdiri dari lima item. Struktur tersebut terdiri dari faktor-
faktor yang diteliti, yaitu faktor kontrol gerak keseimbangan, baik statis maupun
dinamis, faktor koordinasi baik koordinasi gerak motorik besar maupun koordinasi
22
mata tangan. Kemudian faktor kekuatan gerak, seperti kecepatan dan power serta
sangat penting bagi anak-anak usia muda. Anak-anak biasanya telah mampu
(agility) dan daya ledak (power) dianggap lebih penting bila anak-anak mulai
komponen gerak ketrampilan dan motor ability, saling berkaitan sangat erat (M.
Sajoto, 1988;51). Motor fitnes ini sangat berguna untuk mengukur keterampilan.
Sedangkan komponen motor fitnes, yaitu terdiri dari hal-hal yang menyangkut :
komponen baik itu kesegaran jasmani maupun komponen motor fitnes itu harus
masing (M. Sajoto, 1988:44). Sedangkan pada keterampilan motorik ini peneliti
hanya mengambil tiga komponen saja, yaitu kecepatan, kelincahan dan daya ledak.
motorik ini dikarenakan peneliti ingin mempermudah jalannya penelitian, sebab dua
dari kelima aspek keterampilan motorik tersebut peneliti cukup kesulitan dalam
mencari instrumen tesnya. Di samping itu pula permasalahan yang ditimbulkan juga
23
sudah terlalu banyak. Sedangkan menurut pendapat Marta Dinata (2003;22), bahwa
dalam menendang bola itu membutuhkan kekuatan dan kecepatan, jadi peneliti
mengambil keputusan untuk melibatkan tiga aspek keterampilan motorik saja yang
2.1.5 Kecepatan
(Harsono, 1988:216).
melakukan gerakan berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dan waktu yang
bergerak.
akan tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam
Yang di maksud dengan kecepatan lari dalam sepakbola berbeda dengan lari
cepat ( sprint ) pada cabang olahraga atletik. Lari cepat dalam permainan sepakbola
tidak teratur terputus-putus sesuai dengan situasi permainan dan jarak yang
rintangan atau hambatan pemain lawan. Sedang lari sprint dalam cabang olahraga
atltek dilakukan diatas lintasan untuk lari menuju satu arah, jarak lintasan ditempuh
dengan jarak tertentu dilakukan hanya sekali, tanpa adanya rintangan dari pemain
lawan. Untuk mengukur kecepatan lari ini dengan alat yang namanya stopwatch,
2.1.5.2 Sikap badan atau togok tegak, dengan demikian agar mudah melihat
2.1.5.3 Sudut siku kedua lengan lebih lebar kurang lebih 90 derajad dan ayunan ke
badan.
2.1.5.4 Titik berat badan harus dekat dengan permukaan tanah, untuk menjaga
Kecepatan anggota tubuh seperti lengan atau tungkai adalah penting pula guna
tenis lapangan, cakram, bola voli dan sebagainya. Kecepatan tergantung dari
beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu strength atau kekuatan, waktu reaksi
kecepatan, atlit harus pula dilatih kekuatan, fleksibilitas dan kecepatan reaksi, dan
Waktu reaksi, yaitu waktu mulai mendengar aba-aba sampai gerak pertama
dilakukan, atau waktu gerak, yaitu waktu yang dilalui untuk menempuh jarak.
Waktu reaksi tergantung pada proses rangsang syaraf pendengaran dan syaraf
perintah. Waktu reaksi anak yang umurnya lebih tua, lebih cepat dibandingkan
dengan waktu reaksi anak-anak yang lebih muda. Hal ini terbukti bahwa waktu
reaksi anak-anak usia tiga sampai lima tahun dua kali lebih lambat, dibandingkan
anak-anak dewasa, walaupun setelah itu ada perbaikan waktu reaksi mereka.
Perbedaan perkembangan waktu reaksi ini barang kali karena kematangan susunan
Kemampuan gerak pada umumnya dapat di ukur melalui berbagai cara, antara
lain lari cepat. Kecepatan anak-anak biasanya makin membaik sampai pada usia 12
tahun, baik pada anak laki-laki maupun wanita. Tetapi setelah itu, biasanya anak-
Agar dapat melakukan gerakan yang cepat dalam pertandingan, maka dalam
latihan juga harus berlatih kecepatan. Karena otot itu terdiri dari paling sedikit dua
macam serabut yang berbeda, yaitu serabut yang berkontraksi lambat dan serabut
26
yang berkontraksi cepat. Serabut yang berkontraksi lambat adalah untuk ketahanan
(endurence). Karena mereka kaya akan suplai darah, mereka terlihat merah bila
dilihat dibawah mikroskop. Serabut yang berkontraksi cepat adalah untuk kecepatan
dan kekuatan. Karena suplai darahnya terbatas, mereka terlihat putih di bawah
mikroskop.
sebuah otot telah ditentukan sebelum lahir. Tidak ada yang dapat dilakukan untuk
mengubah perbandingan ini. Atlet yang baik dalam olahraga yang memerlukan
sedangkan juara-juara lari cepat jarak dekat cenderung dikaruniai lebih banyak
1984:31).
dalam melangkah pada saat berlari. Kecepatan gerakan kaki inilah yang nantinya
kaki secepat mungkin dalam suatu gerakan yang utuh tidak terputus-putus pada saat
mengayunkan kaki, maka akan menghasilkan tendangan yang keras kearah gawang
yang diinginkan.
27
fisik yaitu kemampuan biomotorik manusia, yang dapat ditingkatkan sampai batas-
Daya ledak adalah suatu kemampuan seorang atlet untuk mengatasi suatu
hambatan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Daya ledak ini diperlukan di
beberapa gerakan asiklis, misalnya pada atlet seperti melempar, tendangan tinggi
atau tendangan jauh (Harre,1982:16). Lebih lanjut dikatakan bahwa daya ledak
maksimal. Daya ledak ini harus ditunjukkan oleh perpindahan tubuh (dalam
tendangan jauh) atau benda (peluru yang ditolakkan) melintasi udara, dimana otot-
otot harus mengeluarkan kekuatan dengan kecepatan yang tinggi, agar dapat
membawa tubuh atau obyek pada saat pelaksanaan gerak untuk dapat mencapai
Daya ledak ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk
mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan
yang utuh (Suharno HP, 1984:11). Daya ledak atau explosive power adalah
singkatnya. Unjuk kerja kekuatan maksimal yang dilakukan dalam waktu singkat
28
ini tercermin seperti dalam aktivitas tendangan tinggi, tolak peluru, serta gerak lain
Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan dan kecepatan pada
kontraksi otot (Bompa, 1983:231; Fox, 1988:144 ). Daya ledak merupakan salah
satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktivitas yang
sangat berat karena dapat menentukan seberapa kuat orang memukul, seberapa jauh
seseorang dapat melempar, seberapa cepat sesorang dapat berlari dan lainnya.
Radcliffe dan Farentinos (1985:1-33) menyatakan bahwa daya ledak adalah faktor
utama dalam pelaksanaan segala macam ketrampilan gerak dalam berbagai cabang
olahraga. Berdasar pada definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dua unsur
penting yang menentukan kualitas daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan.
kekuatan dan kecepatan dilatih secara simultan (Jessen, Schultz dan Bangertes,
1984:17).
meningkatkan kualitas kondisi fisik dengan tujuan utama meningkatkan daya ledak.
Latihan tersebut memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap nilai dinamis jika
ledak, beban latihan tidak boleh terlalu berat sehingga gerakan yang dilakukan
eksplosif. Tes power kaki biasanya mengukur kerja yang diperlukan untuk
mengangkat beban seberat badan sendiri. Alat yang digunakan untuk mengukur
2.1.7 Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan merubah arah dengan cepat dan tepat, selagi
tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Seseorang yang mempu merubah
satu posisi ke suatu posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi
gerak yang baik, berarti kelincahannya cukup tinggi (M. Sajoto, 1988;55).
Kelincahan sangat membantu foot work dalam permainan. Jadi kelincahan yang
dimiliki seseorang semakin baik, maka foot work-nya semakin baik pula. Tanpa
gerakan kaki yang lincah dan teratur, jangan mengharapkan atlit dapat bermain
dengan baik. Gerakan kaki yang lincah dan teratur berarti atlit dapat mengatur
langkah pada saat mengambil awalan pada saat akan menendang bola.
dengan tujuan agar atlit dapat bergerak seefisien mungkin dalam melakukan awalan
shuttle run, dodging run dan tes kelincahan lainnya adalah Texas Test 1973, yang
disebut zig-zag run test, yaitu suatu tes untuk mengukur kelincahan teste merubah
30
arah dalam kecepatan tinggi. Alat yang di pakai adalah lapangan yang tidak licin,
menyebutkan bahwa kelincahan adalah gerakan merubah arah secara cepat tanpa
dikatakan lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mengubah arah
dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa
akan tetapi juga fleksibilitas yang baik dari persendian anggota tubuh dan faktor
keseimbangan yang baik seseorang tidak akan bisa bergerak secara lincah.
kelincahan diperlukan gerakan dengan cepat dan perubahan posisi atau arah secara
cepat pula. Pelaksanaan aktifitas tersebut tidak boleh kehilangan keseimbangan dan
dalam banyak cabang olahraga terutama dalam cabang olahraga seperti voli, basket,
diperlukan pada saat terjadinya perubahan gerak dari awalan, ayunan tungkai atau
2.2 Hipotesis
melalui suatu penelitian. Dan hipotesis terbentuk sebagai hubungan antara dua
variabel atau lebih. Jadi paling tidak harus memuat dua variabel. Tujuan
penyusunan variabel yaitu selain untuk memberi arah penelitian juga untuk
2.2.1 Ada hubungan antara kecepatan lari dengan hasil menendang bola ke arah
gawang.
2.2.2 Ada hubungan antara daya ledak dengan hasil menendang bola ke gawang.
2.2.3 Ada hubungan antara kelincahan dengan hasil menendang bola ke gawang.
2.2.4 Ada hubungan antara kecepatan lari, daya ledak, dan kelincahan dengan
2.2.5 Kecepatan lari, daya ledak, dan kelincahan memberikan sumbangan yang
METODE PENELITIAN
Salah satu kegiatan yang paling penting dalam penelitian adalah menetapkan
seperti metode observasi, merode angket, metode interview, metode tes maupun
metode yang bersangkutan, sehingga akan memperoleh hasil yang sesuai dengan
yang diharapkan.
diandalkan.
Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit
mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1987 ; 220). Populasi dalam penelitian
34
35
adalah pemain sepakbola yang tergabung dalam LPSB UNDIP Semarang tahun
Sampel yaitu sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Suharsimi Arikunto,
1994 ; 140 ). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan menggunakan
total sampling.
adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini adalah tes lari 50
yard (45,73 m); tes daya ledak menggunakan vertikal jump; dan tes
36
3.3.2 Tes hasil menendang bola ke gawang. Hasil tes menendang bola ke
KECEPATAN
1 (r x1 – y)
Hasil Menendang
Bola Jarak Jauh
DAYA LEDAK 2 (r x2 – y)
3 (r x3 – y)
KELINCAHAN
4 (r x123 – y)
UNDIP Semarang, selama 1 (satu) hari, terdiri dari empat tahapan yaitu tahapan
pertama untuk mengukur variabel prediktor yaitu kecepatan (X1), tahapan kedua
mengukur variabel predictor kedua, yaitu daya ledak (X2), tahapan ketiga mengukur
variable predictor kelincahan (X3), kemudian dilanjutkan tahapan keempat yaitu tes
dan pengukuran variabel kriterium (Y) yaitu hasil menendang bola ke arah gawang
Analisis data atau pengolahan data merupakan satu langkah penting dalam
penelitian. Sutrisno Hadi ( 1987 ; 211 ) mengatakan, bahwa dalam suatu penelitian
seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis statistik dan non
statistik.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik yang
menurut Sutrisno Hadi, bahwa analisis statistik adalah cara-cara ilmiah yang
Data yang di analisis disini adalah data yang dihasilkan dari tes dan
pengukuran terhadap kecepatan lari, daya ledak (power) dan kelincahan serta tes hasil
menendang bola ke gawang, selanjutnya data yang dihasilkan / yang diperoleh diolah
Kriteria uji jika signifikansi ≥ 0,05 , data dinyatakan normal, sebaliknya jika
variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama dalam penelitian.
menggunakan analisis regresi tunggal dan regresi ganda antara X1, X2 dan X3
Dengan rumus : y = a1 x1 + a2 x2 + a3 x3 + K
persamaan :
Dengan rumus :
JKtotal = ∑y 2
( JK = Jumlah Kuadrat )
JKreg = a1 ∑ x1 y + a2 ∑x 2 y + a3 ∑x 3 y
Dbres = N- m – 1
3.6.5 Mencari koefisien korelasi ketiga prediktor, yaitu x1, x2, dan x3 dengan rumus
a1 X 1Y + X 2Y + X 3Y
∑ ∑ ∑
Ry(1,2,3) =
∑Y 2
Keterangan :
R = Koefisien Regresi
a = Bilangan Koefisien
x = Prediktor
JKreg = R2 (∑ Y )
2
SE%x1 = SR%x1 X R2
SR%x2 = SR%x2 X R2
SE%x3 = SR%x3 X R2
Keterangan :
R2 = Efektifitas regresi
dalam penelitian ini adalah menggunakan program statistik SPSS Versi 11.
BAB IV
Data dari hasil tes dan pengukuran yaitu tes dan pengukuran
kecepatan, dengan satuan waktu (detik), daya ledak dengan satuan meter,
kelincahan dengan satuan waktu, serta hasil menendang ke arah gawang dengan
berbeda, maka untuk pengolahan data terlebih dulu diubah menjadi skor T
dengan jalan nilai hasil dikurangi rata-rata per standar deviasi kali 10 ditambah
50. Untuk waktu karena satuan waktu yang lebih cepat lebih baik, maka
pengolahan skor T dengan jalan nilai hasil dikurangi rata-rata per standar
menendang bola kearah gawang berdasar hasil skor T tersaji pada tabel berikut
ini :
41
42
Tabel 1
Deskripsi Data Variabel Penelitian
pengukuran variabel kecepatan, dengan satuan detik, memiliki rata-rata sebesar 50.00
detik; SD sebesar 9.99; dan varians data sebesar 99.82. Daya ledak dengan satuan
centimeter, memiliki rata-rata sebesar 50.00cm; SD sebesar 9.99; dan varians data
sebesar 99.88. Kelincahan dengan satuan detik, memiliki rata-rata sebesar 50.01detik;
SD sebesar 10.00; dan varians data sebesar 99.90. Adapun hasil menendang bola ke
arah gawang dengan satuan angka memiliki rata-rata sebesar 49.99; SD sebesar
dilakukan beberapa langkah uji persyaratan, meliputi : uji normalitas distribusi data,
uji homogenitas varians data, uji linieritas dan uji keberartian model garis regresi.
ledak, kelincahan dan hasil menendang bola ke arah gawang, dengan anggota sampel
sejumlah 30 orang siswa berdasar pada hasil pengukuran atau tes, hasilnya seperti
Berdasar pada hasil analisis yang tercantum dalam tabel 2 terlihat bahwa data
masing-masing variabel yaitu variabel yaitu kecepatan, daya ledak, dan kelincahan
serta hasil menendang bola ke arah gawang, subyek penelitian penyebaran distribusi
datanya dalam keadaan normal sehingga dapat dilanjutkan dengan uji parametrik.
genitas varians data. Uji homogenitas varians data untuk menguji kesamaan beberapa
buah populasi. Adapun hasil uji homogenitas penelitian menggunakan uji Chi
Tabel 3
Rangkuman Uji Homogenitas Varians Data Menggunakan Uji Chi Kuadrat
Berdasar pada hasil analisis yang menggunakan Chi Kuadrat seperti yang
tercantum pada tabel 3 terlihat bahwa varians data variabel penelitian dalam keadaan
Uji kelinieran atau uji linieritas adalah uji untuk mengetahui apakah antara
prediktor (X1, X2 dan X3) memiliki hubungan yang linier atau tidak terhadap
kriterium. Uji dilakukan dengan teknik analisis varians. Kriteria uji dinyatakan linier,
jika hasil F hitung X1 , X2 dan X3 ≥ F tabel pada taraf signifikansi 5 %. Sebaliknya jika
hasil F hitung X1 , X2 dan X3 ≤ F tabel dinyatakan tidak linier. Hasil perhitungan dapat
Tabel 4
Rangkuman Uji Linieritas Variabel Data Penelitian Menggunakan Anava
sebesar 58,005. Berdasar hasil perhitungan, maka variabel prediktor penelitian yaitu
persamaan garis regresi yang diperoleh berarti (bermakna) atau tidak untuk
digunakan sebagai prediksi harga kriterium. Uji dilakukan dengan uji t. Kriteria uji
dinyatakan berarti, jika hasil t hitung X1, X2 dan X3 ≥ t tabel pada taraf signifikansi 5 %.
Sebaliknya jika hasil t hitung X1 X2 dan X3 ≤ t tabel dinyatakan tidak linier. Hasil analisis
regresi untuk keberartian model garis regresi hasil perhitungan tersaji pada tabel 5
sebagai berikut :
46
Tabel 5
Rangkuman Hasil Uji Keberartian Model Garis Regresi Variabel Penelitian
Menggunakan uji t
Hasil uji keberartian model garis regresi antara X1 dengan Y diperoleh t hitung
diperoleh t hitung sebesar 7,616. Berdasar hasil perhitungan, maka variabel prediktor
penelitian yaitu variabel kecepatan, daya ledak, dan kelincahan dinyatakan berarti dan
ledak, dan kelincahan dengan hasil menendang bola ke arah gawang dilakukan
dengan analisis hubungan menggunakan teknik regresi tunggal dan regresi ganda.
11. Adapun hasil perhitungan analisis data tersaji pada tabel 6 berikut ini.
47
Tabel 6 : Ringkasan Hasil Analisis Regresi antara Kecepatan, Daya Ledak dan
Kelincahan dengan Hasil Menendang Bola ke Arah Gawang
4.2.1 Uji hipotesis ke 1 yaitu Ada hubungan antara kecepatan dengan hasil
sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang signifikan
antara kecepatan dengan hasil menendang bola ke arah gawang pada siswa LPSB
UNDIP Semarang, ditolak”. Berdasar pada hasil tersebut maka dapat dinyatakan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecepatan dengan hasil menendang bola
4.2.2 Uji hipotesis ke 2 yaitu Ada hubungan antara daya ledak dengan hasil
0,000), sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang
signifikan antara daya ledak dengan hasil menendang bola ke arah gawang, ditolak”.
Berdasar pada hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang
48
signifikan antara daya ledak dengan hasil menendang bola ke arah gawang pada
4.2.3 Uji hipotesis ke 3 yaitu Ada hubungan antara kelincahan dengan hasil
0,000), sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang
signifikan antara kelincahan dengan hasil menendang bola ke arah gawang, ditolak”.
Berdasar pada hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kelincahan dengan hasil menendang bola ke arah gawang pada
4.2.4 Uji hipotesis ke 4 yaitu Ada hubungan antara kecepatan, daya ledak, dan
0,000), sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang
signifikan antara kecepatan, daya ledak, dan kelincahan dengan menendang bola ke
arah gawang, ditolak”. Berdasar pada hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara kecepatan, daya ledak, dan kelincahan dengan
menendang bola ke arah gawang pada siswa LPSB UNDIP Semarang tahun
2004/2005.
49
4.3 Pembahasan
Merujuk pada hasil perhitungan dan analisis data penelitian, terlihat ada
hubungan yang berarti antara kecepatan, daya ledak, dan kelincahan dengan
menendang bola ke arah gawang menunjukkan adanya hubungan yang positif dan
berarti pada siswa LPSB UNDIP Semarang tahun 2004/2005. Berkaitan dengan hal
Kecepatan anggota tubuh seperti lengan atau tungkai adalah penting pula guna
lapangan, cakram, bola voli dan sebagainya. Kecepatan tergantung dari beberapa
faktor yang mempengaruhi, yaitu strength atau kekuatan, waktu reaksi (reaction
time), dan fleksibilitas. Jadi kalau berlatih untuk mengembangkan kecepatan, atlet
harus pula dilatih kekuatan, fleksibilitas dan kecepatan reaksi, dan tidak hanya
Waktu reaksi, yaitu waktu mulai mendengar aba-aba sampai gerak pertama
dilakukan, atau waktu gerak, yaitu waktu yang dilalui untuk menempuh jarak. Waktu
reaksi tergantung pada proses rangsang syaraf pendengaran dan syaraf perintah.
Waktu reaksi anak yang umurnya lebih tua, lebih cepat dibandingkan dengan waktu
reaksi anak-anak yang lebih muda. Hal ini terbukti bahwa waktu reaksi anak-anak
usia tiga sampai lima tahun dua kali lebih lambat, dibandingkan anak-anak dewasa,
walaupun setelah itu ada perbaikan waktu reaksi mereka. Perbedaan perkembangan
50
waktu reaksi ini barang kali karena kematangan susunan syaraf dan kemampuan
Agar dapat melakukan gerakan yang cepat dalam pertandingan, maka harus
berlatih dengan cepat. Karena otot itu terdiri dari paling sedikit dua macam serabut
yang berbeda, yaitu serabut yang berkontraksi lambat dan serabut yang berkontraksi
cepat. Serabut yang berkontraksi lambat adalah untuk ketahanan (endurence). Karena
mereka kaya akan suplai darah, mereka terlihat merah bila dilihat dibawah
mikroskop. Serabut yang berkontraksi cepat adalah untuk kecepatan dan kekuatan.
sebuah otot telah ditentukan sebelum lahir. Tidak ada yang dapat dilakukan untuk
mengubah perbandingan ini. Atlit yang baik dalam olahraga yang memerlukan
sedangkan juara-juara lari cepat jarak dekat cenderung dikaruniai lebih banyak
pada siswa LPSB UNDIP Semarang tahun 2004/2005. Berorientasi pada hasil
tersebut, keberhasilan menendang bola sebesar 39,60 % ditentukan oleh aspek lain
kecepatan tinggi disertai lecutan tungkai, untuk mencapai hasil yang optimal.
kemampuan tubuh untuk dapat menggerakkan semua sistem dalam melawan beban,
jarak, dan waktu yang menghasilkan kerja mekanik dalam waktu sesingkat mungkin.
Khususnya pada melompat, berlari, dan menendang daya ledak sangat diperlukan
karena satuan unjuk kerja harus dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin dalam
waktu singkat.
Prinsip lain yang tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan tendangan jauh
adalah teknik yang benar dengan penempatan posisi kaki tumpu yang baik. Teknik
yang baik dan benar dalam pelaksanaan tendangan jauh ikut menentukan jauh
dekatnya hasil tendangan, sehingga harus dikuasai dengan baik oleh setiap pemain.
Kesalahan teknik dalam pelaksanaan tendangan jauh sangat merugikan para pemain,
karena hasil tendangan menjadi kurang kuat, kurang keras, dan jarak jatuhan bola
pada siswa LPSB UNDIP Semarang tahun 2004/2005. Berorientasi pada hasil
52
tersebut, keberhasilan menendang bola sebesar 23,40 % ditentukan oleh aspek lain
Kelincahan sangat membantu foot work dalam permainan. Jadi kelincahan yang
dimiliki seseorang semakin baik, maka foot work-nya semakin baik pula. Tanpa
gerakan kaki yang lincah dan teratur, jangan mengharapkan atlit dapat bermain
dengan baik. Gerakan kaki yang lincah dan teratur berarti atlet dapat mengatur
langkah pada saat mengambil awalan pada saat akan menendang bola.
dengan tujuan agar atlet dapat bergerak seefisien mungkin dalam melakukan awalan
pada siswa LPSB UNDIP Semarang tahun 2004/2005. Berorientasi pada hasil
tersebut, keberhasilan menendang bola sebesar 32,60 % ditentukan oleh aspek lain
4.3.4 Kecepatan, Daya ledak, dan Kelincahan dengan menendang bola ke arah
gawang
kecepatan, daya ledak dan kelincahan dengan hasil menendang bola ke arah gawang
pada permainan sepakbola, jika dicermati lebih lanjut secara bersama-sama ketiga
daya ledak dan kelincahan sebagai suatu komponen kondisi fisik merupakan
gabungan dari unsur komponen kondisi fisik yang lain yang saling mendukung dalam
Kecepatan yang baik akan berpengaruh pada daya ledak, dan dengan memiliki
daya ledak yang baik hasil menendang bola menjadi lebih optimal dibandingkan
dengan daya ledak yang kurang baik. Berdasar pada hasil analisis data, kecepatan,
sama sebesar 77,20 % terhadap keberhasilan menendang bola ke arah gawang pada
siswa LPSB UNDIP Semarang tahun 2004/2005. Berorientasi pada hasil tersebut,
keberhasilan menendang bola sebesar 23,70 % ditentukan oleh aspek lain diluar
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan agar mendapat data yang akurat,
namun demikian karena adanya berbagai keketerbatasan yang bersifat teknis maupun
non teknis, maka perlu dikemukakan beberapa hal berkaitan dengan keterbatasan
4.4.1 Subyek atau sampel penelitan adalah para murid yang relatif masih belajar
dengan baik dan benar. Tendangan ke arah gawang merupakan salah satu
materi pada pelatihan sepakbola yang diberikan dengan sedikit tatap muka,
maka untuk penguasaan gerakan yang baik dan benar sangat sulit dicapai.
54
Penguasaan teknik menendang bola yang baik dan benar membutuhkan waktu
yang relatif lama dan frekuensi latihan yang memadai, serta konsentrasi yang
baik. Situasi demikian secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil
4.4.2 Tendangan ke arah gawang merupakan perpaduan gerak yang utuh dan
pola gerak. Hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil yang dicapai.
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasar pada hasil pengolahan data penelitian dan pembahasan, maka dapat
5.1.1. Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan dengan hasil menendang bola
5.1.2. Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak dengan hasil menendang
bola ke arah gawang pada siswa LPSB UNDIP Semarang tahun 2004/2005.
5.1.3. Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan hasil menendang
bola ke arah gawang pada siswa LPSB UNDIP Semarang tahun 2004/2005.
5.1.4. Ada hubungan yang signifikan antara kecepatan, daya ledak, dan kelincahan
dengan hasil menendang bola ke arah gawang pada siswa LPSB UNDIP
5.1.5. Besarnya sumbangan yang dihasilkan kecepatan, daya ledak, dan kelincahan
dengan hasil menendang bola ke arah gawang pada siswa LPSB UNDIP
5.2 Saran
Berorientasi pada hasil analisis dan simpulan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka perlu penulis ajukan beberapa saran kepada para pelatih sepakbola
55
56
berikut :
5.2.1. Keberhasilan menendang bola ke arah gawang berkaitan erat dengan unsur
dapat berhasil guna dan berdaya guna dalam mewujudkan hasil secara
optimal.
5.2.2. Keberhasilan menendang bola ke arah gawang berkaitan erat dengan unsur
kondisi fisik yaitu daya ledak. Daya ledak sangat diperlukan dalam
bahan pelatihan menendang bola ke gawang. Oleh sebab itu faktor kondisi
oleh para pelatih agar dalam proses pelatihan yang dilakukan dapat berhasil
pola pembinaan dan proses pelatihan yang dilakukan dapat berhasil guna dan
berdaya guna.
5.2.4. Peneliti menyarankan kepada peneliti yang akan datang untuk lebih
Budi Nurokhman, 2002. (Hubungan Kekuatan Otot Lengan, Power Otot Tungkai
Dan Kelincahan Terhadap Hasil Pukulan Smash Dalam Permainan Bulu
Tangkis) SKRIPSI UNNES, Semarang.
Bambang Priyono. 2002. Hubungan Kekuatan Otot Perut, Daya Ledak Otot
Lengan, dan Daya Ledak Otot Panggul, terhadap Neck Kip. Tesis.
Universitas Negeri Semarang.
Gill Harvey. 2003. Passing and Shooting, (Alih Bahasa : Tim GMS), PT Gapuramitra
Sejati
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Dirjen Dikti :
Jakarta.
Narbuko Cholid. Ahmadi Abu, 2002. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara, Jakarta.
Oktia Woro KH. 1981. Praktikum Pendidikan Jasmani. FPOK IKIP Semarang :
Semarang
58
59
Peace. C. Evelyn. 1987. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Gramedia :
Jakarta.
Radioputro. 1973. Kinesiologi dan Body Mechanies. Dirjen Pemuda dan Olahraga
Depdikbud : Jakarta
-----. 1980. Dasar Metodologi Riset Field Study Masalah Konsistensi Experimental
Design And Analisis. Universitas Airlangga : Surabaya.
Lampiran 4 71
Fasilitas dan alat : (1) lintasan lari, (2) meteran, (3) stopwatch, (4) balok start,
bersedia” peserta tes berjalan ke depan mengambil posisi start berdiri. Aba-
aba yang digunakan adalah “Bersedia”, “Siap”, dan “Ya” atau “Bunyi
Tembakan Pistol”. Peserta tes berlari secepat mungkin sampai melewati garis
finish.
Penilaian : skor waktu yang berhasil dicapai peserta tes selama menempuh
jarak 45,73 m. Pencatatan waktu dilakukan sejak aba-aba “Ya” atau “Bunyi
Tembakan Pistol” hingga dada peserta tes menyentuh pita garis finish.
Tujuan :
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau power otot tungkai.
1. Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas.
2. Papan berwarna gelap berukuran 30 kali 150 cm, (lihat gambar) berskala
jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada papan berskalaukuran 150.
Pelaksanaan :
Teste berdiri tegak dengan dinding, bertumpu pada kesua kaki, dan papan
dinding berada di samping tangan kiri atau kanannya. Kemudian, tangan yang
berada dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan, ditempelkan pada
Lanjutan Lampiran 4 73
mungkin sambil menepuk papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan
Untuk lebih jelas mengenai sikap awal dan gerakan loncatan pada tes loncat
Skor :
Ambil tiga raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut, sebagai hasil tes
loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi
dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan.
C. TES KELINCAHAN
Fasilitas dan alat : 1) lintasan lari dengan panjang 9,14 m dan lebar 1,2 m. 2)
Petugas : petugs yang diperlukan adalah pemandu tes dan pencatatr skor.
Pelaksanaan : peserta tes berdiri di belakang garis start, pada aba-aba “Ya”,
peserta tes lari kearah garis finish smbil mengambil potongan kayu yang
berada di belakang garis finish dan berlari kembali ke arah garis start sambil
belakang garis start. Gerakan ini diulangai sekali lagi hingga kedua potongan
saat aba-aba “Ya” hingga peserta tes melewati garis finish setelah
diberikan.
Lanjutan Lampiran 4
Tujuan :
gantung.
1) Bola
2) Stopwatch
3) Gawang
4) Nomor-nomor
5) Tali
Petunjuk pelaksanaan :
1. Testee berdiri di belakang bola yang diletakkan pada sebuah titik berjarak
3. Pada saat testee mulai menendang bola, maka stopwatch dijalakkna dan
Cara menskor :
1. Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali
kesempatan.
2. Bila bola hasil tendangan mengenai tali atau garis pemisah skor pada