Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data


Adapun analisa data yang telah di teliti dapat dilihat dibawah ini:

Table 4.1.1 data pengamatan pada komposisi tanah

No. Data pengamatan Pada kedalaman 15 m Pada kedalaman 15 m


ke-I ke-II
1. Berat tanah (kg) 1.8 1.6
2. Jenis tanah Pasir Liat berlumpur
3. pH 7.00 6.84
4. Konduktivitas (μ S/cm) 1311 935
5. Suhu (⁰С) 25 25

Table 4.1.2 data pengamatan ukuran lubang ayakan

No. Ukuran lubang ayakan Diameter (mm)


1. Ukuran lubang ayakan ke-I 3
2. Ukuran lubang ayakan ke II 1
3. Ukuran kerakal sisa ayakan 5

Keterangan lainnya:

 Berat timba kosong = 400 g


Gambar 4.1.2. Diagram shepard’s
4.2. Pembahasan

Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk
kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir.secara umum tambak biasanya
dikaitkan langsung dengan pemeliharaan udang windu, walaupun sebenarnya masih banyak
spesies lain yang dibudidayakan di tambak, misalnya ikan bandeng, nila, kerapu, kakap putih dan
sebagainya.

Tanah yang baik, tidak hanya mampu menahan namun juga mampu menyediakan
makanan alami ikan dan udang. Kemampuan tanah untuk menyediakan berbagai unsure hara
yang diperlukan untuk pertumbuhannya, makanan alami, dipengaruhi oleh kesuburan tambak
dan ditentukan oleh komposisi kimia tanah. Pada percobaan ini diambil sampel representative
(mewakili seluruh populasi tanah). Dimana sample hanya di ambil pada satu galian saja (jika
pada galian pertama telah terlihat perbedaan yang mencolok). Pada percobaan tentang penentuan
tekstur lahan tambak ini, didapat bahwa perbedaan yang cukup signifikan dari penggalian 15 cm
pertama dengan penggalian 15 cm kedua. Dimana warna antara kedua tanah jelas berbeda.
Warna tanah pada penggalian 15 cm pertama lebih coklat dan sedikit hitam. Hal ini dikarenakan
pengaruh humus dan aktivitas makhluk di atas permukaan bumi. Sedangkan pada penggalian 15
cm kedua, warna tanah lebih coklat tua. Hal ini dikarenakan aktivitas dibawah permukaan tanah
lebih kecil dan tidak dipengaruhi oleh aktivitas makhluk di atas permukaan tanah.

Selain warna, perbedaan yang terlihat adalah jenis aggregate yang mendominasi. Dimana pada
penggalian 15 cm pertama, terlihat didominasi oleh jenis tanah berpasir. Dan pada penggalian 15
cm kedua, didominasi oleh tanah berlumpur. pasir tersusun atas partikel yang berukuran besar,
serapan air dan udara lebih mudah, namun tidak efisien dalam menahan kelembaban dan unsure
hara dalam tanah. Tanah tambak yang didominasi oleh mineral liat dari jenis kaolinit dan gibsite
memiliki kesuburan relative rendah.

Tanah Tanah yang didominasi oleh fraksi pasir, umumnya mempunyai KTK (kapasitas
Tukar Kation) rendah, karena muatan negative pada fraksi ini lebih kecil, sehingga kemampuan
untuk mempertahankan kation juga lebih rendah.
Ukuran pH pada masing-masing jenis tanah juga berbeda, dimana pH pasir adalah 7.00
dan pH lumpur adalah 6.84. kisaran pH ini menunjukkan bahwa tanah tersebut adalah netral dan
asam.

Konduktivitas antara kedua tanah hasil penggalian juga berbeda. Dimana konduktivitas
pada penggalian 15 cm pertama adalah 1311 μ S/cm dan konduktivitas pada penggalian 15 cm kedua
adalah 935 μ S/cm.

Tanah tanah hasil penggalian tersebut lalu dikeringkan untuk ditimbang untuk di ketahui ukuran
masing-masingnya. Pada diagram Shepard’s tersebut, terlihat bahwa 3 tipe agregat yang mendominasi
pada salah satu sampel tanah yaitu 1.5 mm (butiran), 3 mm (kerikil) dan 5 mm (kerakal) (menurut
Wenthworth).. Ukuran aggregate menurut Krumbein adalah -0.584Ø, -1.584 Ø, dan -2.321 Ø. Dari
diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran agregate 1.5 mm dengan -0.584 Ø lebih mendominasi.
Aggregate ini paling banyak ditemukan pada saat pengayakan dari pada ukuran 3 dan 5 mm.

Adapun jenis tanah yang baik digunakan untuk usaha pertambakan adalah lempung berpasir (clay
loam), liat berrpasir (sandy clay), liat berlumpur (silty clay), dan liat (clay). Dalam percobaan ini hanya
tanah pada penggalian 15 cm kedua yang baik untuk pertambakan dimana merupakan tanah liat
berlumpur.
Bab V

PENUTUP

5.1. kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:

1. Antara kedua penggalian menghasilkan perbedaan dalam bentuk warna, pH,


konduktivitas, dan jenis tanah.
2. Tanah berpasir tersusun atas partikel yang berukuran besar, serapan air dan udara lebih
mudah, namun tidak efisien dalam menahan kelembaban dan unsure hara dalam tanah.
3. Tanah liat berlumpur sangat baik untuk pertambakan.
4. Tambak yang baik harus memiliki criteria struktur tanah yang bagus pula. Selain itu
kandungan zat kimia yang cukup untuk menunjang pertumbuhan juga penting.
5. Dari diagram Shepard’s, dapat dilihat bahwa aggregate ukuran 1.5 mm lebih
mendominasi dan lebih banyak dari pada aggregate 3 mm dan 5mm.
6. Adapun jenis tanah yang baik digunakan untuk usaha pertambakan adalah lempung berpasir (clay
loam), liat berrpasir (sandy clay), liat berlumpur (silty clay), dan liat (clay).

5.2. saran

Semoga dipraktikum selanjutnya lebih baik lagi dan peralatan penunjang praktikum lebih
lengkap lagi. Sehingga praktikum dapat berjalan lancar dan cepat.

Anda mungkin juga menyukai