Anda di halaman 1dari 5

BIRDWATCHING DI PULAU TIMOR (NTT)

Oleh : Oki Hidayat

Pulau Timor merupakan salah satu pulau yang masuk ke dalam gugusan pulau-pulau di
Provinsi NTT. Secara zoogeografis Pulau Timor termasuk ke dalam Kawasan Wallacea yang
menyimpan banyak kekayaan avifauna. Karakteristik Kawasan Wallacea adalah daerah dengan
tingkat endemisitas yang tinggi. LSM Burung Indonesia mencatat dari 23 Daerah Burung
Endemik (DBE) atau Endemic Bird Area (EBA) yang ada di Indonesia, 10 DBE berada di
Kawasan Wallacea. Dari 10 DBE tersebut ada 3 DBE yang berada di NTT, yaitu NTT bagian
utara, Sumba, dan Timor-Wetar. DBE Timor-Wetar meliputi Pulau Timor dan pulau-pulau
disekitarnya, antara lain : Sawu, Rote, dan Semau, serta Pulau Wetar di Provinsi Maluku bagian
selatan.

Pulau Timor adalah salah satu satu daerah tropika kering di Indonesia. Vegetasi alami di
daerah ini telah terdesak oleh aktifitas manusia dan lansekap saat ini didominasi oleh padang
savana (yang didominasi tumbuhan palem-paleman, akasia, cemara, dan eucalyptus), padang
rumput dan hutan. Karakteristik hutan di daerah ini sangat beragam, mulai dari hutan tropika
basah di pegunungan hingga hutan awet-hijau dan hutan gugur daun di daerah lebih rendah, serta
hutan mangrove di daerah pesisir (Noske dalam Burung Indonesia, 2010). Berdasarkan kategori
Burung Indonesia Pulau Timor memiliki 10 Daerah Penting Bagi Burung (DPB) atau Important
Bird Area (IBA). Daerah tersebut terdiri dari suaka margasatwa, cagar alam dan taman wisata
alam yang berfungsi sebagai habitat burung liar di Pulau Timor. Beranekaragam jenis burung
yang hidup liar di lokasi tersebut dapat dijadikan objek menarik untuk diamati. Saat ini kegiatan
pengamatan tersebut lebih dikenal dengan nama birdwatching.

Birdwatching merupakan kegiatan pengamatan burung yang hidup liar di alam bebas.
Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh peneliti, kelompok pecinta burung, pelajar maupun
masyarakat pada umumnya yang memiliki perhatian terhadap kelangsungan kehidupan burung.
Saat ini mulai bermunculan kolompok-kelompok pecinta burung yang didasari akan pentingnya
melestarikan burung, mengingat jumlah populasinya yang semakin menurun akibat ancaman dan
gangguan yang disebabkan oleh faktor manusia. Melalui birdwatching peningkatan kesadaran
dalam mengkonservasi burung dapat dilakukan.
Kegiatan birdwatching (Sumber : Dok.Pribadi)

Berbagai jenis burung dapat ditemukan di Pulau Timor, beberapa merupakan jenis langka
yang dilindungi oleh undang-undang. Burung-burung sebaran terbatas (endemis) yang dapat
ditemui didaerah ini, antara lain : Punai Timor (Treron psittacea), Pergam katanjar (Ducula
rosacea), Pergam Timor (Ducula cineracea), Merpati hitam timor (Turacoena modesta), Uncal
kelam (Macropygia magna), Delimukan wetar (Gallicolumba hoedtii), Perkici timor
(Trichoglossus euteles), Perkici iris (Psitteuteles iris), Nuri raja kembang (Aprosmictus
jonguillaceus), Cekakak kalung coklat (Halcyon Australasia), Paok la’us (Pitta elegans), Decu
timor (Saxicola gutturalis), Anis nusa tenggara (Zoothera dohertyi), Anis timor (Zoothera
peronii), Buntut tumpul timor (Urosphena subulata), Celucuk timor (Buettikoferella bivittata),
Cikrak timor (Phylloscopus presbytes), Sikatan timor (Ficedula timorensis), Sikatan bakung
(Cyornis hyacinthinus), Remetuk timor (Gerygone inornata), Kancilan timor (Pachycephala
Orpheus), Cabai Lombok (Dicaeum maugei), Burung madu matari (Nectarinia solaris), Opior
timor (Heleia muelleri), Isap madu babar (Lichmera squamata), Isap madu timor (Lichmera
flavicans).

Lokasi-Lokasi Birdwatching di Pulau Timor

Beberapa tempat yang dapat dijadikan lokasi pengamatan di Pulau Timor yang masuk ke
dalam DPB dalam kategori LSM Burung Indonesia (Burung Indonesia, 2010) antara lain :

1. Camplong
Kawasan ini terletak kurang lebih 45 km arah timur laut Kupang, dan memiliki
keanekaragaman habitat yang tinggi. Tipe habitat di kawasan ini adalah hutan semi-luruh daun
dan dikelilingi oleh hutan tanaman Jati (Tectona grandis). Beberapa mata air terdapat di dalam
kawasan ini, diantaranya adalah mata air Oenaek yang tidak pernah mengalami kekeringan
meskipun pada musim kemarau.
2. Dataran Bena
Terletak di Kabupaten Timor Tegah Selatan (TTS). Kawasan berjarak kurang lebih 78
km arah timur Kupang, merupakan daerah dataran berumput di bagian pesisir selatan Timor
bagian barat dan mencakup tiga kawasan konservasi, Taman Buru Dataran Bena, Suaka
Margasatwa Ale Aisio dan Taman Wisata Alam Pulau Menipo. Pada Dataran Bena, seluas 5.000
ha merupakan daerah yang basah dan berumput (pada musim hujan) sedangkan kurang lebih
5.000 ha lagi ditumbuhi oleh tanaman palem, seperti Corypha utan, Borassus flabellifer).
Sisanya merupakan daerah pesisir pantai yang ditumbuhi oleh palem, hutan mangrove dan
tambak atau kolam. Dataran Bena disebut sebagai salah satu dari beberapa contoh dataran rendah
berumput di Timor Barat. Daerah P. Menipo mencakup habitat mangrove yang dapat dikatakan
sangat jarang terdapat di Timor Barat, sedangkan daerah Ale Aisio merupakan hutan kering awet
hijau dan savanna.
3. Bipolo
Kawasan ini terletak kurang lebih 30 km arah timur laut Kupang, dengan tipe habitat
utama adalah hutan kering luruh-daun pada tanah alluvium yang tidak terdapat pada daerah
lainnya di Timor Barat. Pohon Ficus spp. banyak terdapat di kawasan ini dan merupakan sumber
pakan bagi burung-burung. Masyarakat mempergunakan kawasan ini sebagai hutan adat serta
lahan pertanian.
4. Buat Soe
Terletak di Kabupaten Kupang. Kawasan ini berjarak kurang lebih 86 km timur laut
Kupang, meliputi hutan pegunungan tengah yang relatif besar dan tidak terganggu.
5. Gunung Mutis
Kawasan ini terletak kurang lebih 140 km arah timur laut Kupang. Gunung Mutis
(gunung tertinggi di Timor Barat, 2.427 meter) merupakan kawasan hutan pegunungan terbesar
yang masih sangat bagus di Timor bagian barat, termasuk pula tegakan Eucalyptus urophylla.
Mulai ketinggian 1.900 m dpl sampai puncak ditutupi oleh hutan pegunungan atas. Ketinggian
antara 1.200-1.700 meter adalah daerah hutan terbuka yang didominasi oleh Eucalyptus
urophylla serta kelompok kecil hutan pegunungan campuran. Pada daerah kaki gunung dan
pekarangan/kebun yang terbengkalai ditumbuhi oleh Casuarina spp.
6. Gunung Timau
Kawasan ini terletak di sebelah barat kawasan G. Mutis, kurang lebih 65 km arah timur
laut Kupang dengan topografi yang bergelombang terjal. Kawasan hutan membentang mulai dari
ketinggian 200 m dpl dengan keanekaragaman yang tinggi. Hutan Eucalyptus urophylla terdapat
pada ketinggian 1.200-1.640 m, sedangkan hutan semi-awet hijau mulai dari ketinggian 500-
1.400 m. Pada daerah yang lebih rendah ditutupi oleh hutan savana yang ditumbuhi oleh
Eucalyptus alba, Casuarina junghuhniana, dan regenerasi hutan semi-luruh daun. Kawasan ini
mencakup hutan dataran rendah yang terbaik dan terluas di P. Timor.
7. Kateri
Kawasan ini terletak dekat perbatasan antara Indonesia dengan Timor Loro Sae. Tipe
habitat yang tercakup adalah hutan kering campuran luruh-daun pada tanah yang miskin hara,
dan hutan tanaman jati.
8. Oelnasi
Kawasan ini terletak kurang lebih 15 km arah barat Soe, dengan tipe habitat hutan semi
luruh-daun.
9. Semau
Pulau Semau terletak kurang lebih 2,5 km dari daratan Timor. Topografi pulau ini sedikit
bergelombang dengan ketinggian tertinggi adalah 210 meter di atas permukaan laut. Tipe habitat
yang terdapat di dalam kawasan adalah sedikit hutan dataran rendah seperti yang terdapat di
daerah Bipolo dan Camplong, dan padang savanna
10. Teluk Kupang
Kawasan ini terletak di pesisir pantai dekat kota Kupang, dan diwakili oleh hutan
mangrove, hutan dataran rendah, daerah estuaria, dan ekosistem pantai aluvial. Merupakan satu-
satunya dataran lumpur yang ekstensif di P. Timor. Beberapa daerah sawah terdapat di pingiran
dataran lumpur tersebut.

Upaya Peningkatan Kesadaran Konservasi Melalui Birdwatching

Burung sudah menjadi sumber inspirasi bagi manusia selama berabad-abad, dan memiliki
nilai istimewa dalam berbagai budaya masyarakat. Burung juga merupakan indikator yang sangat
baik untuk mengetahui kesehatan lingkungan dan nilai keanekaragaman hayati secara
keseluruhan. Populasi dan keanekaragaman burung dapat digunakan sebagai pengukur
kelestarian kegiatan pembangunan dan pemanfaatan sumberdaya alam (Coates et al. 2000).
Keberadaan burung membawa banyak manfaat bagi alam termasuk manusia di dalamnya.
Burung memiliki nilai ekonomi khusus, salah satunya sebagai penyebar biji tumbuhan.
Rangkong, Merpati dan Burung paruh bengkok merupakan burung penyebar biji, sehingga
keberadaannya turut melanjutkan keberadaan permudaan tumbuhan hutan sebagai plasma nutfah
yang sangat tinggi nilainya.

Saat ini berbagai jenis burung paruh bengkok banyak diperdagangkan, beberapa
merupakan jenis endemik di NTT seperti Kakaktua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea),
Nuri Tanimbar (Eos ruticulata), Kakaktua tanimbar (Cacatua goffini), Nuri raja kembang
(Aprosmictus joncuillaceus) dan Nuri bayan (Electus roratus). Perburuan ilegal menyebabkan
populasinya semakin menurun. Permintaan pasar yang tinggi semakin menyebabkan perburuan
liar tak terkendali. Oleh karena itu perlu dibangun kesadaran masyarakat akan pentingnya
kelestarian burung liar di alam. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
menumbuhkan kecintaan terhadap kehidupan burung liar. Kehidupan burung merupakan hal
menarik yang dapat dipelajari oleh siapa saja. Melalui kegiatan ini kecintaan terhadap kehidupan
burung akan tumbuh, prilaku burung yang unik, spesifik untuk tiap jenis, keindahan morfologi
serta habitat yang beragam merupakan hal menarik yang dapat dijadikan sebuah pengetahuan
baru bari masyarakat. Setelah kecintaan tersebut muncul, kesadaran akan pentingnya kelestarian
burung dapat muncul dengan sendirinya. Inisiatif itu muncul atas dasar kekhawatiran akan
hilangnya burung liar di habitatnya, sehingga kesadaran akan konservasi burung liar dapat
muncul dengan sendirinya.

Daftar Pustaka

Coates J. Brian, Bishop K. David dan Gardner D. 2000. Panduan Lapangan Burung-Burung Di
Kawasan Wallacea. Birdlife International Indonesia Programme. Bogor.

Burung Indonesia. 2010. Daerah Penting Bagi Burung. http://www.Burung.org.php.htm.


downloaded 9 juni 2010.

Burung Indonesia. 2010. Timor dan Wetar. http://www.Burung.org.php.htm. downloaded 9 juni


2010.

Anda mungkin juga menyukai