Anda di halaman 1dari 9

KEANEKARAGAMAN DAN POLA DISTRIBUSI BURUNG MERPATI DI

KAWASAN HUTAN HUJAN TROPIS


Debbie Puspa Amalia - 1302619014
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta.
Email: debbie.dpa04@gmail.com

Abstract
Tropical rain forest is one of the biomes whose areas are damp found around the
equator at latitude 23,5° LU and 23,5° LS . This forest is home to millions of
species of animals and plants, including around 5-30 million species. One species
of animal that has a diversity of species and distribution patterns is a bird.
Distribution patterns are patterns of distribution between individuals within a
population border. Birds are animals that have a variety of diversity that can be
measured. Birds have the ability to live, the ability to move and the ability to
adapt to various types of living places. The environment which is considered
suitable as a place of life for birds will provide food, shelter and breeding
grounds. Each species of bird has a different place of life, a place to live that is
preferred by one type of bird is not necessarily suitable for other types of birds.
The types of birds that will be discussed diversity and distribution patterns are
pigeons. The rate of distribution of pigeons is even and sensitive to changes in the
environment.
Keywords: Diversity, Distribution pattern, Pigeons, Terrestrial biome, Tropical
rain forest,

Abstrak
Hutan hujan tropis merupakan salah satu bioma yang daerahnya lembap ditemui
di sekitar khatulistiwa pada lintang 23,5° LU dan 23,5° LS. Hutan ini adalah
rumah bagi jutaan spesies hewan dan tumbuhan, termasuk sekitar 5-30 juta
spesies. Salah satu spesies hewan yang memiliki keanekaragaman jenis dan pola
distribusinya adalah burung. Pola distribusi adalah pola penyebaran antara
individu dalam perbatasan populasi. Burung merupakan hewan yang memiliki
berbagai macam keanakaragaman yang dapat diukur. Burung memiliki
kemampuan hidup, kemampuan untuk berpindah dan kemampuan beradaptasi
terhadap berbagai tipe tempat hidup yang luas. Lingkungan yang dianggap
sesuai sebagai tempat hidup bagi burung akan menyediakan pakan, tempat
berlindung maupun tempat berkembang biak. Setiap spesies burung memiliki
tempat hidup yang berbeda-beda, tempat hidup yang disukai oleh satu jenis
burung belum tentu sesuai untuk jenis burung yang lain. Jenis burung yang akan
dibahas keanekaragaman dan pola distribusinya adalah burung merpati. Tingkat
penyebaran burung merpati merata dan peka terhadap perubahan lingkungan.
Kata kunci: Keanekaragaman, Pola distribusi, Burung merpati, Bioma
terrestrial, Hutan hujan tropis.

1
1. PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara tropis yang memiliki
kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi khususnya burung. Setiap jenis
burung mempunyai cara tersendiri untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya, penyesuaian yang dilakukan dapat berupa perubahan perilaku
maupun pergerakan untuk menghindar. Selama proses evolusi dan
perkembangan kehidupan berlangsung, burung selalu beradaptasi dengan
berbagai faktor, baik fisik (abiotik) maupun biotik. Hasil adaptasi ini
mengakibatkan burung hadir atau menetap di suatu tempat yang sesuai dengan
kehidupannya dan tempat kehidupannya tersebut secara keseluruhan disebut
sebagai habitat (Rusmendro, 2009).
Di hutan hujan tropis, curah hujan sekitar 200-400 cm per tahun. Di
hutan kering tropis, curah hujan sangat musiman, sekitar 150-200 cm per tahun,
dengan musim kemarau enam hingga tujuh bulan. Distribusi hutan hujan tropis
berada di wilayah khatulistiwa equatorial dan sub equatorial. Secara geografis
daerah hutan hujan tropis mencakup wilayah yang terletak di antara titik balik
rasi bintang Cancer dan rasi bintang Capricornus, yaitu suatu wilayah yang
terletak di antara 230 27’ LU dan 230 27’ LS (Weidelt, 1995). Hutan hujan
tropis memiliki penyebaran yang sangat luas di dunia, dimana kawasannya
meliputi kawasan Amerika Selatan seperti daerah Amazon, Karibia, Meksiko,
Brazil, Kolumbia, dan Ekuador dan sekitar daerah katulistiwa di Afrika Tengah,
Afrika Barat, Afrika Timur, dan Medagaskar. Pada Kawasan Malaysia,
penyebaran hutan tropis meluas ke Utara sampai pegunungan Himalaya, ke
timur laut sampai ke Indocina dan Filipina, serta ke Selatan dan Timur meliputi
sebagian besar wilayah Indonesia dan New Guinea sampai di Fiji dan kepulauan
Pasifik bagian Barat (Ewusie, 1980).
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui berbagai keanekaragaman dari
beberapa spesies burung merpati yang terdapat di hutan hujan tropis. Selain itu,
spesies burung merpati memiliki pola distribusi atau penyebaran yang merata di
hutan hujan tropis. Spesies burung merpati merupakan hewan yang peka
terhadap perubahan lingkungan di sekitar hutan hujan tropis.
Oleh karena itu, rencana pemecah masalah yang akan dikaji dalam
penulisan ini adalah bagaimana keanekaragaman jenis dan pola penyebaran
burung merpati di hutan hujan tropis yang ada di Indonesia.

2. PEMBAHASAN
Indonesia menduduki peringkat keempat negara-negara yang kaya akan
jenis burung dan menduduki peringkat pertama di dunia berdasarkan jumlah
jenis burung endemik. Di Indonesia dijumpai 1.539 jenis burung atau 17% dari
jumlah seluruh jenis burung di dunia yang berjumlah 9.052 jenis dan 381 jenis
4% merupakan jenis endemik yang secara alami hanya dijumpai di Indonesia
(Sudjatnika, 1995). Hutan merupakan komponen terpenting bagi kehidupan
hewan dan satwa liar yang terdapat didalamnya. Hubungan antara satwa liar dan
tumbuh-tumbuhan bersifat dua arah. Sebagian besar satwa liar tergantung pada
hutan terutama sebagai tempat tinggal , sumber pakan dan melakukan aktivitas
lainnya.
Burung merupakan indikator bagi kualitas lingkungan dan berperan
dalam menjamin berjalannya proses regenerasi hutan tropis secara alami di

2
Indonesia (Utomo, 2010). Burung juga memiliki peran penting dalam
penyerbukan berbagai bunga di hutan, sehingga keberadaannya di ekosistem
dibutuhkan (Hernowo, 1989). Burung merupakan salah satu komponen
ekosistem yang memiliki peran penting dalam mendukung keberlangsungan
siklus organisme. Keadaan ini dapat dilihat dari rantai makanan yang
membentuk sistem kehidupan dengan komponen ekosistem lainnya seperti
tumbuhan dan serangga. Alih fungsi ekosistem yang terjadi saat ini
menyebabkan sumber daya alam berada dalam status kemunduran (MacKinnon
et al., 2010).
Hutan hujan tropika terbentuk beriklim tropis, dengan curah hujan
tahunan minimum berkisar antara 1.750 mm (69 in) dan 2.000 mm (79 in).
Sedangkan rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 °C (64 °F) di
sepanjang tahun (Woodward, 2016). Ada 2 musim di wilayah hutan hujan tropis
ini, yaitu musim hujan dan kemarau. Ciri lainnya adalah suhu dan kelembapan
udara yang tinggi, demikian juga dengan curah hujan, sedangkan hari hujan
merata sepanjang tahun (Walter, Burnett, & Mueller-Dombois, 1971). Sebagian
besar hutan-hutan tropis di Indonesia merupakan masyarakat kompleks, tempat
yang menyediakan pohon dari berbagai ukuran. Di dalam kanopi iklim mikro
berbeda dengan keadaan sekitarnya dimana cahaya lebih sedikit, kelembaban
sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah (Syarifuddin, 2013). Hutan hujan
tropis adalah hutan yang memiliki keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang
sangat tinggi (Resosoedarmo et al., 1989).

Keanekaragaman Spesies Burung Merpati


Burung merpati (Columba livia) merupakan salah satu jenis burung yang
sudah lama dipelihara dan dibudidaya oleh para penggemar burung. Burung
merpati merupakan kelompok hewan vertebrata yang memiliki bulu dan sayap
yang aktivitasnya adalah terbang di udara. Burung merpati mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan dengan jenis burung lainnya yaitu burung merpati mampu
mengingat lokasi dengan baik serta burung merpati mampu terbang hingga sekitar
65 –80 km/jam dan dalam satu hari mampu terbang sejauh sekitar 965 km
(Pigeon, 2002).
Burung merpati merupakan tipe burung yang gampang dirawat dan untuk
mendapatkan bibitnya sangatlah mudah untuk ditemui karena merpati banyak
dijual di pasar burung di indonesia. Tujuan pemeliharaan merpati secara umum
terbagi menjadi empat jenis, yaitu sebagai merpati balapan (racing), merpati
konsumsi, merpati hias (fancy) dan merpati pos. Dari keempat jenis merpati,
merpati balap adalah jenis yang cukup banyak dipelihara oleh masyarakat, karena
selain pemeliharaannya mudah, pengembangbiakannya tidak sulit dan ternak
afkirnya dapat dijadikan sebagai ternak pedaging, di Indonesia awalnya merpati
balap dikenal sebagai ketangkasan burung merpati, yang mana sepasang merpati
lokal dibuat jodoh. Selanjutnya merpati jantan dipisah agak jauh dari
pasangannya. Begitu dilepas merpati jantan akan terbang menghampiri pasangan
sekuat tenaga (Rachmanto, 2001).
Ada banyak jenis keanekaragaman burung merpati yang habitatnya hidup
di hutan hujan tropis dan hutan tropis. Beberapa contoh jenis dari burung merpati,
yaitu Junai Emas (Caloenas nicobarica), Merpati Jambu Fruit-dove (Ptilinopus
jambu), Merpati Island Imperial-pigeon (Ducula pistrinaria), Merpati Island

3
Collared-dove (Streptopelia bitorquata), Merpati Inca Dove (Columbina inca),
Merpati Henderson Fruit-dove (Ptilinopus insularis), Merpati Grey-headed Quail-
dove (Geotrygon canicps), Merpati Grey-headed Imperial-pigeon (Ducula
radiata), Merpati Cinnamon Ground-dove (Gallicolumba rufigula), Merpati
Olive-pigeon (Columba sjostedti), Merpati Banded Imperial-pigeon (Ducula
zoeae), Merpati Stock Dove (Columba oenas), dan Merpati Rock Pigeon
(Columba livia).
Satwa liar Burung (Avifauna) merupakan salah satu sumber daya alam
yang memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, baik ditinjau dari segi
ekonomi, rekreasi dan ilmu pengetahuan (Hernowo dan Prasetyo, 1989).
Keterbatasan jumlah burung di hutan tropika disebabkan oleh kompleksnya
interaksi ekologi yang erat kaitannya dengan komunitas burung. Hal itu juga
dipengaruhi oleh faktor tingkat suksesi yang telah dicapai oleh suatu hutan,
keadaan curah hujan yang berhubungan dengan populasi serangga dan musim
buah, keanekaragaman habitat serta hubungan antara satu habitat dengan habitat
lainnya sebagian besar dipengaruhi oleh faktor fisik berupa keadaan iklim serta
struktur maupun komposisi vertikal dari tajuk pada masing-masing habitat
(Mackinnon, 1990).

Morfologi Burung Merpati

Kepala
Ukuran kepala burung dara relatif kecil dibandingkan ukuran tubuhnya.
Terdapat paruh pendek dan sepasang mata di kedua sisi kepala. Paruh dara
terbentuk dari maxilla dan mandibul dengan tekstur keras dengan warna
bervariasi, seperti kecoklatan, kehitaman tergantung spesiesnya. Mata burung dara
berbentuk bulat dan berwarna kemerahan dengan dikelilingi oleh lapisan kulit.

Tubuh
Burung dara adalah burung dengan tubuh gempal. Panjang tubuhnya
antara 10 sampai 15 cm. Tubuh dilapisi bulu-bulu halus dengan beragam warna,
seperti coklat, hitam, putih, krim dan berbagai kombinasi warna lainnya.

Sayap
Burung dara memiliki sepasang sayap pada kedua sisi tubuhnya yang
berfungsi untuk terbang.

Ekor
Burung dara memiliki ekor yang panjang. Ketika terbang ekor akan
mengembang seperti kipas. Ujung ekornya menumpul dengan beragam variasi
warna tergantung spesiesnya. Ekor burung dara dilapisi bulu-bulu retrices yang
berfungsi untuk mengontrol gerakan ketika terbang diudara.

Klasifikasi Burung Merpati

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata

4
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Family : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba Domestica

Pola Penyebaran
Pola sebaran burung dianalisis dengan menggunakan Indeks Morisita (Iδ).
Indeks Morisita (Iδ) banyak digunakan oleh para peneliti karena selain memiliki
sebaran penarikan contoh juga memiliki indeks turunannya yang dapat digunakan
untuk menentukan pola sebaran, yakni indeks pemencaran Morisita yang
distandarkan (standardized Morisita indeks of dispersion) yang dinotasikan
dengan Ip (Krebs, 1989) dalam (Kartono 2006). Selanjutnya, Krebs (1989)
dalam (Kartono, 2006) menjelaskan tahapan penghitungan dengan menggunakan
metode Indeks Morisita (Iδ) adalah sebagai berikut:

[ ]
2
Σ x −Σ x
Iδ=n .....................................................................................................
( Σ x )2−Σ x
1)
2
x −n−Σ xi
0.975 df
Mu= ...............................................................................................
( Σ xi ) −1
2)
2
x −n−Σ x i
0.025 df
Mc= ...............................................................................................
( Σ x i )−1
3)
Keterangan:
Iδ = Indeks Morisita
Mu = Indeks pola sebaran seragam
Mc = Indeks pola sebaran agregatif
n = Ukuran contoh
xi = Jumlah individu dalam unit contoh ke-i
Kaidah keputusan untuk menentukan bentuk pola distribusi organisme yang
diamati sebagai berikut.
a. Bila nilai Iδ ≥ Mc ≥1 , 0 , maka I p dihitung dengan menggunakan persamaan:

5
I p=0 , 5+0 , 5 ( Id−Mc
n−Mc )
....................................4
)
b. Bila nilai Mc > Id ≥1 , 0 , maka I p dihitung dengan menggunakan persamaan:
I p=0 , 5 ( Id −1
Mc−1 )
................................................5)
c. Bila nilai 1 , 0> Id > Mu , maka I p dihitung dengan menggunakan persamaan:
I p=−0 , 5 ( Id−1
Mu−1 )
.................................................6)
d. Bila nilai 1 , 0> Mu> Id , maka I p dihitung dengan menggunakan persamaan;

(
I p=−0 , 5+0 , 5
Id−Mu
n−Mu )
.....................................7
)
Bila pada selangkepercayaan 95% nilai Ip:
a. Ip< 0, maka pola sebaran adalah seragam (uniform)
b. Ip = 0, maka pola sebaran adalah acak (random)
c. Ip> 0, maka pola sebaran adalah agregatif atau mengelompok (clumped)

Burung merupakan jenis hewan yang mempunyai kemampuan mobilitas


yang tinggi sehingga penyebarannya di dunia sangat luas (Windharti et al, 2013).
Penyebaran jenis-jenis burung sangat dipengaruhi oleh kesesuaian hidup burung
yang meliputi adaptasi burung terhadap lingkungan, kompetisi, strata vegetasi,
ketersediaan pakan dan seleksi alam (Wisnubudi, 2009). Pola penyebaran dari
beberapa jenis burung merpati, seperti Junai Emas (Caloenas nicobarica),
Merpati Jambu Fruit-dove (Ptilinopus jambu), Merpati Island Imperial-pigeon
(Ducula pistrinaria), Merpati Island Collared-dove (Streptopelia bitorquata),
Merpati Inca Dove (Columbina inca), Merpati Henderson Fruit-dove (Ptilinopus
insularis), Merpati Grey-headed Quail-dove (Geotrygon canicps), Merpati Grey-
headed Imperial-pigeon (Ducula radiata), Merpati Cinnamon Ground-dove
(Gallicolumba rufigula), Merpati Olive-pigeon (Columba sjostedti), Merpati
Banded Imperial-pigeon (Ducula zoeae), Merpati Stock Dove (Columba oenas),
dan Merpati Rock Pigeon (Columba livia) bisa dicari menggunakan rumus diatas.
Pola penyebaranya lebih banyak berkelompok karena jenis-jenis burung
merpati tersebut memiliki populasi yang banyak di Kawasan hutan hujan tropis.
Menurut Howes (2003) dalam Nugroho (2013), kehadiran suatu jenis burung
tertentu pada umumnya disesuaikan dengan kesukaannya terhadap habitat
tertentu.
Menurut Hadinoto et al, (2012) sebagian besar burung menggunakan
waktu hariannya untuk mencari makan, baik untuk dirinya maupun untuk anggota
keluarga burung tersebut. Burung membutuhkan makanan sekitar sepertiga dari
berat tubuhnya, Menurut Hernowo (1989) dalam Hadinoto et al, (2012), sebagian
waktu harian burung digunakan untuk aktivitas pendukung kehidupannya.
Pola mengelompok bagi organisme di alam tergantung pada sifat spesifik,
ketersediaan makanan, cuaca, faktor fisika kimia, tipe susunan reproduksi yang

6
khas dari spesies dan tingkat sosial. Berkelompoknya burung merpati di hutan
hujan tropis disebabkan karena adanya kecenderungan untuk mempertahankan
diri dari predator dan faktor-faktor lain yang tidak menguntungkan.
Kecenderungan organisme untuk berkelompok juga terjadi karena
lingkungan yang sangat homogen (Widodo, 2013). Kondisi ini terjadi pada lokasi
penelitian, dimana vegetasi rapat tersebar merata dan homogen. Menurut Beehler
et al (2002) famili Columbidae memiliki penyebaran yang luas terbesar diseluruh
dunia, kenaekaragamannya tinggi dan pola warna menyesuaikan dengan habitat
yang disukai. Kebanyakan dari jenis famili Columbidae bersifat nomaden,
menyesuaikan diri dengan kelimpahan makanan musiman diberbagai lokasi.

3. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
keanekaragaman spesies burung merpati di hutan hujan tropis banyak memiliki
berbagai jenis burung merpati. Keanekaragaman jenis burung merpati ini dapat
dilihat nilai pola penyebarannya berdasarkan Indeks Morisita (Iδ). Dengan adanya
Indeks Morista kita dapat mengetahui pola distribusi pada burung merpati. Habitat
di hutan hujan tropis yang terletak di antara 230 27’ LU dan 230 27’ LS
merupakan habitat yang sangat sempurna bagi spesies burung karena di hutan
hujan tropis ini banyak memiliki pepohonan yang rindang. Selain itu, udara di
sekitar hutan hujan tropis sangat lembab karena curah hujan sehingga banyak
spesies hewan yang hidup di dalamnya.

Saran
Saran untuk meningkatkan keanekaragaman jenis dan pola penyebaran burung
merpati di kawasan hutan hujan tropis sebaiknya perlu meningkatkan
keanekaragaman jenis pohon. Selain itu, Kawasan di sekitar hutan hujan tropis
hendaknya selalu dijaga dan dilestarikan.

4. REFERENSI
Urry, A.L., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., & Reece, J.B. (2016).
Campbell Biology Elventh Edition. America: Pearson.
Miranda, T., Ningsih, S., & Ihsan, M. (2014). Klasifikasi Komunitas Burung di
Cagar Alam Gunung Tinombala Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi
Moutong. Jurnal Kehutanan, 2(2), 33-41.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/WartaRimba/article/view/3612.
Widodo, W., & Sulystiadi, E. (2016). Pola Distribusi dan Dinamika Komunitas
Burung Di Kawasan Cibinong Science Center. Jurnal Biologi, 12(1), 145-
158.
https://www.neliti.com/id/publications/78408/pola-distribusi-dan
dinamika-komunitas-burung-di-kawasan-cibinong-science-center.
Setiawan, A., Alikodra, H.S., Gunawan, A., & Darnaedi, D. (2006).
Keanekaragaman Jenis Pohon dan Burung di Beberapa Areal Hutan Kota
Bandar Lampung. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 12(1), 1-13.
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmht/article/view/2821.

7
Ekowati, A., Setiyani, A.D., Haribowo, D.R., & Hidayah, K. (2016).
Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Telaga Warna, Desa Tugu
Utara, Cisarua, Bogor. Jurnal Biologi, 9(2), 87-94.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah/article/view/3355.
Widodo, W. (2016). Distribusi dan Keragaman Spesies Burung Sebaran Terbatas
di Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Jurnal Pendidikan Biologi,
13(1), 690-700.
https://www.neliti.com/id/publications/174715/distribusi-dan-keragaman-
spesies-burung-sebaran-terbatas-di-taman-nasional-alas.
Sultika., Annawaty., Pitopang, R., & Ihsan, M. (2017). Pola Penyebaran Burung
di Kawasan Taman Wisata Alam Wera, Sigi, Sulawesi Tengah, Indonesia.
Journal of Science and Technology, 6(3), 301-312.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ejurnalfmipa/article/view/9205.
Firdaus, P.AJ., & Aunurohim. (2015). Pola Persebaran Burung Pantai di
Wonorejo, Surabaya sebagai Kawasan Important Bird Area (IBA). Jurnal
Sains dan Seni, 4(1), 2337-3520.
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/8726/2211
Anggriana, P., Dewi, B.S., & Winarno, G.D. (2018). Populasidan Pola Sebaran
Burung Kuntul Besar (Egretta alba) di Lampung Mangrove Center. Jurnal
Sylva Lestari, 6(3), 73-80.
https://www.researchgate.net/publication/328046864_Populasi_dan_Pola_
Sebaran_Burung_Kuntul_Besar_Egretta_alba_di_Lampung_Mangrove_C
enter.
Ahadi, R., & Ali, M. (2018). Pola Penyebaran Burung Kuntul Kecil (Egretta
garzetta L.) di Kawasan Mangrove Alue Naga Banda Aceh. Prosiding
Seminar Nasional Biotik, Banda Aceh, Indonesia.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/PBiotik/article/view/4077.
Lekipiou, P., & Nanlohy, L.H. (2018). Kelimpahan Dan Keanekaragaman Jenis
Burung Di Hutan Mangrove Kampung Yenanas Kabupaten Raja Ampat.
Jurnal Ilmu-ilmu Eksata, 10(2).
http://ejournal.um-sorong.ac.id/index.php/median/article/view/404.
Kadri, M.H.Mahessa., Septinova, D., & Riyanti. (2016). Karakteristik dan
Perilaku Merpati Tinggi Lokal Jantan dan Betina. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu, 4(2), 156-160.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIPT/article/viewFile/1269/1166.
Suwardi, A. Bejo., Mukhtar., & Syamsuardi. (2013). Komposisi Jenis dan
Cadangan Karbon di Hutan Tropis Dataran Rendah, Ulu Gadut, Sumatera
Barat. Jurnal Berita Biologi, 12(2).
https://media.neliti.com/media/publications/69079-ID-none.pdf.
Iswadi. (2017). Keanekaragaman Jenis Burung di Kilometer Nol Iboih Pulau Weh
Sabang. Jurnal Bionatural, 4(1).
https://ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/bio/article/download/185/173.
Widyaningsih, F., Yunus, M., Rimayanti., Koesdarto, S., Suwanti, L. Tri.,
Sunarso, A. (2018). Prevalensi Protozoa Saluran Cerna Burung
Merpati(Columba livia)pada Pemeliharaan Ekstensif dan Intensif di Surabaya .
Journal of Parasite Science, 2(2).
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpsa76b8cdf7cfull.pdf.
Wanais, H. (2012). MERPATI HIAS - FANCY PIGEON.

8
https://harepigeonlove.wordpress.com/category/wild-pigeon/page/6/.
Diakses Tanggal 15 Juni 2020.
Sawitri R. & Iskandar S., (2012). Keragaman Jenis Burung di Taman Nasional
Kepulauan Wakatobi Taman Nasional Kepulauan Seribu. Pusat. Jurnal
Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9(2), 175-187.
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-
litbang/index.php/JPHKA/article/view/547.
Dewi, P. Sari. (2019). POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG
AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DIDESA
MARGASARIKECAMATAN LABUHAN MARINGGAIKABUPATEN
LAMPUNG TIMUR. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Lampung.
Fitry, R., Wilson, N. Novarino., & Nurdin, J. (2013). KELIMPAHAN DAN
POLA DISTRIBUSI BURUNG RANGKONG (BUCEROTIDAE) DI
KAWASAN PT. KENCANA SAWIT INDONESIA (KSI), SOLOK
SELATAN, SUMATERA. Jurnal Biologi, 2(1).
https://docplayer.info/34093104-Kelimpahan-dan-pola-distribusi-burung-
rangkong-bucerotidae-di-kawasan-pt-kencana-sawit-indonesia-ksi-solok-
selatan-sumatera-barat.html.
Damayanti, R. (2015). Studi kelimpahan dan penyebaran burung air Ardeidae di
Kawasan Tambak Manyar, Gresik. skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Airlangga.
Hidayat, S. (2014). SEBARAN SPASIAL SPESIES POHON DOMINAN DI
KAWASAN HUTAN WORNOJIWO, KEBUN RAYA CIBODAS.
Jurnal Media Konservasi, 19(2), 88-94.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/konservasi/article/view/12825/9721.
Hamzati, N. Sita., & Aunurohim. (2013). Keanekaragaman Burung di Beberapa
Tipe Habitat di Bentang Alam Mbeliling Bagian Barat, Flores. Jurnal
Sains dan Seni Pomits, 2(2), 2337-3520.
https://media.neliti.com/media/publications/16037-ID-keanekaragaman-
burung-di-beberapa-tipe-habitat-di-bentang-alam-mbeliling-bagian.pdf.

Anda mungkin juga menyukai