Anda di halaman 1dari 4

Dongeng dari Ukraina

Diceritakan kembali oleh Rachma MJ


Download Cincin Sang Puteri
Beratus-ratus tahun yang lalu
ada seorang raja dan ratu yang
memiliki seorang putri yang
sangat cantik. Kini sang putri
sudah beranjak dewasa dan
sudah saatnya untuk menikah.
Raja mengadakan sayembara
bahwa siapapun yang bisa
mengambil cincin yang ada di jari
manis sang putri tanpa ketahuan,
boleh menikahi putri.
Semua pemuda dari seluruh
penjuru negeri memutar otak
untuk bisa memenangkan
sayembara, Namun sejauh ini
belum ada yang bisa memikirkan
bagaimana melepaskan cincin
dari jari putri tanpa diketahui. Masalahnya putri tidak pernah jauh dari ayahnya. Kemanapun putri
pergi, raja pasti menyertainya.
Suatu hari seorang tukang bernama Fedko datang menemui raja.
“Paduka, saya bisa mengambil cincin tuan putri,” katanya.
“Lakukan! Dan putriku jadi milikmu!” kata raja.
Lalu Fedko pergi menemui pamannya di desa.
“Saya harus bisa mengambil cincin sang putri, tapi sepertinya sangat sulit karena putri selalu berada
di dalam istana dan selalu dijaga ketat,” kata fedko.
Paman Fedko berusaha menolong fedko. Dia berpikir dan berpikir. Lalu pada hari ketiga dia berkata
kepada Fedko.
“Kita harus membuat jam yang sangat besar sehingga kamu bisa masuk ke dalamnya. Lalu kau harus
memainkan musik dengan serulingmu. Saat putri mendengarnya, dia pasti akan membeli jam ini.”
Selama seminggu Fedko dan pamannya bekerja keras untuk membuat jam yang sangat besar. Setelah
selesai paman Fedko mengunci Fedko di dalam jam tersebut, lalu membawanya ke alun-alun untuk
dijual.
Kebetulan saat itu di alun-alun sedang diadakan perayaan. Maka suasana disana pun sangat ramai.
Raja dan putri pun datang ke acara tersebut. Saat mereka melewati tempat dimana jam berisi Fedko
berada, putri mendengar tiupan seruling yang sangat merdu.
“Wah merdu sekali suara seruling ini. Ayah, saya ingin jam itu,” kata putri.
Raja lalu menukar jam besar itu dengan sekantung uang emas. Dan para pelayan membawa jam besar
tersebut ke dalam kamar sang putri.
Putri sangat senang sehingga dia duduk seharian di depan jam, dan menikmati alunan seruling Fedko.
Saat putri tertidur, Fedko keluar dari jam dan mencuri cincin di jari putri lalu kembali masuk ke
dalam jam.
Esoknya Fedko kembali meniup serulingnya, tapi karena sudah kelelahan maka irama yang
dimainkannya tidak semerdu kemarin, lalu beberapa saat kemudian Fedko berhenti meniup
serulingnya.
Putri bergegas menemui ayahnya.
“Jamnya rusak ayah! Musiknya berhenti,” tangisnya
“Aku akan memanggil penjualnya, dia pasti bisa memperbaikinya,” kata raja.
Raja segera memanggil paman Fedko. Lalu paman Fedko membawa jam tersebut kembali ke rumahnya
dan mengeluarkan Fedko dari dalamnya. Setelah memperbaiki jam tesebut sehingga tetap bisa
mengeluarkan musik tanpa Fedko di dalamnya, paman Fedko mengantarkan kembali jam tersebut ke
istana.
Suatu hari raja menyadari bahwa cincin sang putri telah hilang.
“Saya tidak tahu ayah, mungkin ada seseorang yang mencurinya,” kata putri.
Raja segera menyuruh para pelayan menyebarkan pengumuman untuk mengundang orang yang telah
berhasil mengambil cincin sang putri.
Fedko segera datang ke istana dan menyerahkan cincin putri yang dicurinya. Raja menepati janjinya
dan menikahkan Fedko dengan putri. Pesta besar-besaran pun digelar. Dan Itulah akhir dari cerita
ini.
Istana
Bunga
Top of Form

User Rating: / 481


Rate vote com_content 158 http://w w w .cerita

Poor Best
Bottom of Form
Sunday, 11 April 2010 13:51
Dahulu kala, hiduplah raja dan ratu yang kejam. Keduanya suka berfoya-foya dan menindas
rakyat miskin. Raja dan Ratu ini mempunyai putra dan putri yang baik hati. Sifat mereka sangat
berbeda dengan kedua orangtua mereka itu. Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna selalu
menolong rakyat yang kesusahan. Keduanya suka menolong rakyatnya yang memerlukan
bantuan.

Suatu hari, Pangeran Aji Lesmana marah pada ayah bundanya, "Ayah dan Ibu jahat. Mengapa
menyusahkan orang miskin?!"
Raja dan Ratu sangat marah mendengar perkataan putra mereka itu.
"Jangan mengatur orangtua! Karena kau telah berbuat salah, aku akan menghukummu. Pergilah
dari istana ini!" usir Raja.
Pangeran Aji Lesmana tidak terkejut. Justru Puteri Rauna yang tersentak, lalu menangis
memohon kepada ayah bundamya, "Jangan, usir Kakak! Jika Kakak harus pergi, saya pun
pergi!"
Raja dan Ratu sedang naik pitam. Mereka membiarkan Puteri Rauna pergi mengikuti kakaknya.
Mereka mengembara. Menyamar menjadi orang biasa. Mengubah nama menjadi Kusmantoro
dan Kusmantari. Mereka pun mencari guru untuk mendapat ilmu. Mereka ingin menggunakan
ilmu itu untuk menyadarkan kedua orangtua mereka.

Keduanya sampai di sebuah gubug. Rumah itu dihuni oleh seorang kakek yang sudah sangat tua.
Kakek sakti itu dulu pernah menjadi guru kakek mereka. Mereka mencoba mengetuk pintu.
"Silakan masuk, Anak Muda," sambut kakek renta yang sudah tahu kalau mereka adalah cucu-
cucu bekas muridnya. Namun kakek itu sengaja pura-pura tak tahu. Kusmantoro mengutarakan
maksudnya, "Kami, kakak beradik yatim piatu. Kami ingin berguru pada Panembahan."

Kakek sakti bernama Panembahan Manraba itu tersenyum mendengar kebohongan Kusmantoro.
Namun karena kebijakannya, Panembahan Manraba menerima keduanya menjadi muridnya.
Panembahan Manraba menurunkan ilmu-ilmu kerohanian dan kanuragan pada Kusmantoro dan
Kusmantari. Keduanya ternyata cukup berbakat. Dengan cepat mereka menguasai ilmu-ilmu
yang diajarkan. Berbulan-bulan mereka digembleng guru bijaksana dan sakti itu.

Suatu malam Panembahan memanggil mereka berdua. "Anakku, Kusmantoro dan Kusmantari.
Untuk sementara sudah cukup kalian berguru di sini. Ilmu-ilmu lainnya akan kuberikan setelah
kalian melaksanakan satu amalan."
"Amalan apa itu, Panembahan?" tanya Kusmantari.
"Besok pagi-pagi sekali, petiklah dua kuntum melati di samping kanan gubug ini. Lalu
berangkatlah menuju istana di sebelah Barat desa ini. Berikan dua kuntum bunga melati itu
kepada Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Mereka ingin menyadarkan Raja dan Ratu,
kedua orang tua mereka."

Kusmantoro dan Kusmantari terkejut. Namun keterkejutan mereka disimpan rapat-rapat. Mereka
tak ingin penyamaran mereka terbuka.
"Dua kuntum melati itu berkhasiat menyadarkan Raja dan Ratu dari perbuatan buruk mereka.
Namun syaratnya, dua kuntum melati itu hanya berkhasiat jika disertai kejujuran hati," pesan
Panembahan Manraba.

Ketika menjelang tidur malam, Kusmantoro dan Kusmantari resah. Keduanya memikirkan pesan
Panembahan. Apakah mereka harus berterus terang kalau mereka adalah Pangeran Aji Lesmana
dan Puteri Rauna? Jika tidak berterus terang, berarti mereka berbohong, tidak jujur. Padahal
kuntum melati hanya berkhasiat bila disertai dengan kejujuran.

Akhirnya, pagi-pagi sekali mereka menghadap Panembahan.


"Kami berdua mohon maaf, Panembahan. Kami bersalah karena tidak jujur kepada Panembahan
selama ini."
Saya mengerti, Anak-anakku. Saya sudah tahu kalian berdua adalah Pangeran Aji Lesmana dan
Puteri Rauna. Pulanglah. Ayah Bundamu menunggu di istana."

Setelah mohon pamit dan doa restu, Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna berangkat menuju
ke istana. Setibanya di istana, ternyata Ayah Bunda mereka sedang sakit. Mereka segera
memeluk kedua orang tua mereka yang berbaring lemah itu.

Puteri Rauna lalu meracik dua kuntum melati pemberian Panembahan. Kemudian diberikan pada
ayah ibu mereka. Ajaib! Seketika sembuhlah Raja dan Ratu. Sifat mereka pun berubah. Pangeran
dan Puteri Rauna sangat bahagia. Mereka meminta bibit melati ajaib itu pada Panembahan. Dan
menanamnya di taman mereka. Sehingga istana mereka dikenal dengan nama Istana Bunga.
Istana yang dipenuhi kelembutan hati dan kebahagiaan.

Anjing Yang Rakus


Top of Form

User Rating: / 714


Rate vote com_content 145 http://w w w .cerita

Poor Best
Bottom of Form

Adalah seekor anjing mencuri sepotong tulang yag besar di warung. Ia berlari kencang sekali
sehingga tidak terkejar si tukang daging. Ia berlari ke ladang sambil membawa tulang di
moncongnya. Ia ingin makan semuanya sendirian.

Anjing itu melewati sebuah sungai kecil. Ada sebuah jembatan sempit di atasnya. Ia berjalan di
jembatan itu sambil melihat ke air. Ia melihat bayangannya sendiri di dalam air. Ia berpikir ada
anjing lain dengan tulang di mulutnya. Anjing yang rakus itu berpikir tulang yang di mulut anjing
itu lebih besar dari pada yang ia bawa.

Ia meloncat ke air untuk merebut tulang yang lebih besar dari anjing yang ia lihat tadi. Ia
meloncat dengan sangat kuat sehingga tulang di mulutnya terlepas. Ia mencari di mana-mana
tetapi tidak menemukan anjing yang lain. Bayangan tadi telah hilang.

Anjing yang bodoh itu pulang kelaparan dan kedinginan. Ia kehilangan tulang yang ia curi dari
tukang daging dan tidak mendapatkan apa pun karena ia terlalu rakus.

Anda mungkin juga menyukai