Anda di halaman 1dari 5

TANJUNG MENANGIS

Pada zaman dahulu kala, di pulau Sumbawa, ada sebuah kerajaan yang
di pimpin oleh seorang raja, raja tersebut di beri gelar Datu Samawa.

- Once upon a time, on the island of Sumbawa, there is a kingdom


led by a king. The king was given the title datu samawa.

Sang raja memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik, Nama
nya adalah Putri Lala Bulaeng. Sang putri tak hanya memiliki paras yang
amat cantik, tetapa juga kepribadian yang baik, sehingga ia di cintai
oleh rakyat nya.

- The king has a very beautiful daughter, her name is princess Lala
Bulaeng. The princess not only has a beautiful face, but also has a
very good personality., so she is loved by her people.

Hingga suatu hari tiba tiba , putri lala mengidap penyakit yang aneh.
Datu samawa bahkan sampai meminta bantuan pemimpin kerajaan
lain, yaitu datu dompu dan datu bima untuk mencari tabib sakti yang
dapat menyembuhkan putrinya.

- Until one day, the princess suffers from a very strange disease.
Datu samawa even asked for help from other kingdoms leaders,
namely datu bima and datu dompu, to find a magic healer who
could heal his daughter.

Setelah bertahun tahun sudah putri lala mengidap penyakit tersebut,


raja yang hampir putus asa pun mendapat ide untuk mengadakan
sayembara.

- After many years the princess suffered from the disease, the king
who was almost desperate got the idea to do a competition.
“barang siapa yang dapat menyembuhkan putriku maka akan ku beri
hadiah” ucap sang raja.

- “Whoever can heal my daughter I will give a gift” said the king

“jika ia perempuan maka akan ku angkat sebagai anak, namun jika laki-
laki maka akan ku jadikan menantu” ucap sang raja.

- “if it’s a girl, I’ll adopt her as a daughter, but if it’s a boy, I’ll make
him as my son-in-law” said the king.

Berita sayembara tersebut pun terdengar sampai ke pulau Sulawesi,


banyak tabib yang merasa bisa menyembuhkan putri lala, tapi tak ada
satu pun yang berhasil menyembuhkannya.

- The news of the competition was heard all the way to the island
of Sulawesi, many healers thought the could heal the princess, but
none of them succeeded in curing the princess.

Hingga pada suatu hari datanglah seorang kakek tua yang sudah renta
bernama daeng paringgi, ia datang jauh jauh dari ujung pandang untuk
mengikuti sayembara.

- Until one day there came an old man, named daeng paringgi, he
came far from Ujung Pandang to enter the competition.

Setelah meminta izin kepada sang raja, daeng paringgi pun di antar oleh
seorang pengawal menuju tempat sang putri berada.

- After asking permission from the king, daeng paringgi was


escorted by the guard to where the princess was.
Lelaki tua itu kemudian berdoa sebelum mencoba mengobati sang
putri, atas kuasa tuhan sang putri pun sembuh.

- The old man then prayed before trying to treat the princess, and
by the power of god the princess was healed from the disease she
was suffering from.

Saat sang putri dan datu paringgi menghadap ke raja, sang raja pun
berubah pikiran, karena ia tak tega putrinya yang cantik itu harus
bersanding dengan seorang lelaki tua.

- The princess and daeng paringgi went to see the king, the king
changed his mind, he couldn’t bear to see his beautiful daughter
have to marry an old man.

“jika daeng menginginkan uang, maka aku akan berikan, jangankan


uang emas permata, atau harta apapun itu akan ku berikan” ucap raja.

- “If you want money, I will give it, let alone gold, gems or any
treasure, I will definitely give it” said the king.

Ketika mendengar hal tersebut daeng paringgi merasa kecewa, lelaki itu
menolak hadiah yang di tawarkan oleh sang raja. Daeng paringgi pun
menuju ke tanjung untuk berlayar pulang ke pulau Sulawesi.

- When he heard this daeng paringgi felt very disappointed, daeng


paringgi refused all the gifts offered bye the king. Daeng paringgi
headed to the end of the headland to sail back to the island of
Sulawesi.
Putri lala bulaeng pun mengejar datu paringgi sampa di ujung tanjung.
Betapa terkejutnya sang putri karena melihat lelaki renta tersebut
berubah menjadi sosok pria yang tampan dan gagah. Putri lala bulaeng
pun terpana melihat sosok tersebut.

- The princess chased daeng paringgi to the end of the cape. How
surprised the princess was to see the old man turned into a
handsome anda dashing man. The princess was stunned to see
the figure.

Sang putri pun berkata “siapa pun tuan, dari mana datangnya, apa bila
pandai membawa diri dan elok menempatkan sikap, maka akan ku
jadikan saudara sejiwa”

- The princess said “ whoever sir, where did you come from, if you
are good at carrying yourself, and can put an attitude, then I will
be your soulmate”

“jika tuan tetap tidak bersedia, maka saya akan tetap ada di sini”
sumpah sang putri.

- “If you is still unwilling, then I will still be here” the princess
swear.

“maafkan hamba, putri. Tapi, hamba tetap tidak bisa. Semoga suatu
hari nanti, kita dipertemukan lagi jika tuhan mengizinkan” jawab daeng
paringgi.

- “Sorry princess. But I still can’t. hopefully one day we will meet
again if god allows” answear the young man.
keputusan sang pemuda sudah bulat, ia akan tetap mengikhlaskan sang
putri. Kemudia sang pemuda kembali mendayung sampannya dan pergi
menjauh dari sang putri.

- The young man’s decision was unanimous, he would still forgive


the princess. Then the young man returned to rowing his canoe
and went away from the princess.

Putri lalu pun menangis sejadi jadinya, karena tak sadar ia mengejar
sampan sang pemuda hingga sampai ke tengah laut. Akhirnya sang
putri pun meninggal karena tenggelam.

- The princess the wept uncontrollably, because she didn’t realize


she was chasing the young man’s canoe to the middle pf the sea.
Finally the princess died by drowning.

Sejak saat itu tempat itu kemudian di beri nama Tanjung Menangis.

- From then on, the place was the given a name Tanjung Menangis.

Anda mungkin juga menyukai