Kami dari kelompok..... akan menampilkan drama yang berjudul “LEGENDA TANJUNG
MENANGIS” yang dimana cerita rakyat ini berasal dari sumbawa tepatnya di Pulau Moyo
Kabupaten Sumbawa perkenalkan nama saya Gufran saya sebagai narator, adapun pemeran
dalam drama ini adalah
Pemeran:
1. Raja sebagai
Dahulu kala, di pulau Sumbawa bagian timur. Hiduplah seorang putri raja cantik jelita
bernama Putri Lala Mas Bulaeng. Kehidupan istana kerajaan yang indah dan tenteram
berubah menjadi suram dan menyesakkan sejak sang putri menderita sakit misterius yang
sulit disembuhkan dengan gejala seluruh tubuhnya di penuhi kudis dan beraroma busuk
Putri Lala Mas Bulaeng: “Mengapa penyakit ini tak kunjung sembuh ya tuhan apakah
selamanya akan seperti ini (dengan air mata bercucuran)
Dayang : “Bersabarlah wahai tuan niscaya suatu saat akan ada orang yang bisa
meyembuhkan penyakit tuan putri. (ucap dayang)
Sang Permaisuri cemas dan khawatir dengan keadaan putri Lala Mas Bulaeng yang semakin
harinya tak kunjung membaik
Permaisuri : “wahai ayahanda bagaimana dengan keadaan putri semata wayang kita
yang tak kunjung membaik (sambil mengadu dan menangis kepada sang raja)
Raja: “Bersabarlah anakku, besok Ayahanda akan membuka sayembara yang akan kita
sebar ke seluruh pelosok negeri agar tabib-tabib sakti bisa hadir kemari dan
menyembuhkan dirimu,”
Keesokan harinya, para prajurit kerajaan menyebar ke pengumuman ke berbagai
tempat.
Prajurit: Barang siapa yang bisa menyembuhkan sang putri akan mendapat hadiah luar
biasa. Jika perempuan akan dijadikan anak angkat raja namun jika laki-laki maka akan
dijadikan menantunya atau menjadi suami sang putri.
Daeng Ujung Pandang: “Saya akan coba menyembuhkan sang putri. Jika Tuhan
mengijinkan mudah-mudahan ia bisa sembuh seperti sedia kala,”
Ternyata putri berhasil disembuhkan. Maka Datu Samawa harus menepati janjinya
untuk menikahkan putrinya tersebut dengan Daeng Ujung Pandang. Namun tiba-tiba saja
pikirannya berubah. Ia merasa tidak rela untuk menikahkan putrinya yang masih muda dan
cantik jelita itu dengan orang tua seperti Daeng Ujung Pandang.
Raja: “Kau tidak jadi aku nikahkan dengan putriku, Tuan. Tapi kau boleh meminta harta
benda sebanyak yang kau mau. Aku akan siap menyediakan,” (jelas Datu Samawa tanpa
rasa bersalah).
Daeng Ujung Pandang: “Maafkan saya Baginda. Saya tidak membutuhkan harta benda
apapun. Saya hanya ingin menikahi tuan putri sesuai janji paduka dulu. (jawab Daeng
Ujung Pandang sambil pamit pulang kembali ke negerinya)
Ia lalu pergi menuju ke sebuah tanjung, tempat sampan kecil miliknya bersandar di
pelabuhan. Ternyata di kejauhan sana, Putri Lala Mas Bulaeng berlari mengejar dirinya
Namun Sang putri sempat menyaksikan bagaimana sosok tua renta itu tiba-tiba
berubah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan ketika ia menginjakan kakinya di
dalam sampan. Sekarang putri jadi tahu bahwa ayahnya telah salah mengambil keputusan.
Putri Lala Mas Bulaeng lalu mencoba untuk menyusul Daeng Ujung Pandang yang telah pergi
menjauh ke tengah laut. Air mata bercucuran membasahi pipinya yang halus hingga tidak
terasa ia tergulung ombak dan meninggal di tempat itu sambil berkata
Putri Lala Mas Bulaeng: “Na Mole Daeng Na Mole, Ku Mate Tuna Ke Sia”
Yang artinya “JANGANLAH PULANG WAHAI DAENG AKU INGIN SEHIDUP SEMATI DENGAN
ANDA”.........
Untuk mengenang peristiwa tersebut, tanjung tempat berpisah keduanya itu diberi
nama “Tanjung Menangis”. Demikian drama yang kami tampilkan lebih kurang mohon maaf
Sekian dan terimakasih. Wassalamualaikum.war.wab.