Anda di halaman 1dari 1

INDONESIA terus-menerus dilanda bencana.

Bahkan hampir setiap tahun selalu ada bencana yang


melanda berbagai daerah. Yang paling hangat adalah banjir bandang di Wasior Kabupaten Teluk
Wondama, Papua Barat. Hingga Jumat (8/10) sebanyak 101 orang meninggal dan ratusan lainnya
mengungsi.
Kalau kita renungi, bencana tersebut karena ulah manusia. Betapa tidak, akibat manusia tak
memperhatikan alam seperti menebang pohon sembarangan. Sehingga hutan yang gundul
mengakibatkan bencana longsor  dan banjir. Jadi mari kita renungi peristiwa alam itu merupakan
teguran dari Allah. 
Harus disadari, bencana banjir terjadi karena tangan manusia. Contohnya membuang sampah
sembarangan kemudian banjirlah balasannya yang terjadi di Dayeuhkolot dan Baleendah Kabupaten
Bandung. Banjir diakibatkan Sungai Citarum tak mampu menampung air saat hujan karena dipenuhi
sampah.
Di sekitar kita, di Tasikmalaya banjir cileuncang kerap terjadi akibat warga sembarangan membuang
sampah di selokan.
Jadi tak bisa terbantahkan kalau bencana tersebut akibat ulah manusia. Memang alam selalu bertindak
jujur, adil, berjalan dengan aturan. Allah tak semata-mata menurunkan bencana kalau manusia bisa
merawat dan menjaga alam.
Makanya harus disadari penuh oleh masyarakat serta pemerintah Indonesia bahwa kita hidup di daerah
yang rawan bencana alam. Juga perlu disadari bahwa bencana alam itu hampir selalu datang tiba-tiba.
Dengan demikian bangsa Indonesia harus pandai menyiasati cara-cara hidup berdampingan dengan
kondisi alam yang rawan bencana tersebut.
Gempa bumi dan tsunami, seperti halnya gunung meletus, longsoran tanah, dan banjir adalah peristiwa
yang dari waktu ke waktu terjadi di seluruh muka bumi.
Alam telah memberikan tanda-tanda. Kita bisa meminimalisir risiko dan jumlah korban dalam berbagai
bencana yang terakhir ini, walaupun terjadi peningkatan kejadian bencana. Kita tetap harus waspada
dan jangan kendor karena bencana alam bisa datang sewaktu-waktu tanpa bisa diduga kekuatan dan
dampaknya.
Standar penanganan terus diperbaiki lewat berbagai pengalaman langsung di lapangan. Setiap kejadian
memberikan pelajaran baru untuk melengkapi standar penanganan bencana.
Kesiapan masyarakat untuk menghadapi bencana merupakan kunci penanganan bencana. Pengalaman
tradisional yang digabungkan dengan kesiapan teknologi, kewaspadaan bencana akan memperkuat
kesiapsiagaan.
Kewaspadaan rakyat menghadapi ancaman bencana harus terlihat dalam persiapan nyata di lapangan.
Setiap desa dan lingkungan tempat tinggal harus menyiapkan jalur evakuasi, jalur informasi dan jalur
logisitik. Sedangkan pemerintah bertugas menyiapkan pendukung berupa logistik obat-obatan
penampungan dan tenaga medis. (*)

Anda mungkin juga menyukai