Anda di halaman 1dari 3

Judul Praktikum : HUKUM ARCHIMEDES Tujuan Praktikum : Membandingkan gaya Archimedes antara pengukuran (neraca gaya) dengan hasil

hasil perhitungan .g.V Alat dan Bahan: 1) Alat: a. Neraca massa, yang akan dipakai untuk mengukur massa benda b. Neraca berat, yang akan dipakai untuk mengukur gaya berat benda (W) di udara maupun di air 2) Bahan: a. Air, yang akan digunakan sebagai media untuk mengukur/menghitung gaya apung b. Balok, sebagai salah satu benda yang akan digunakan dalam percobaan untuk mendapatkan data gaya apung yang diterimanya dari air c. Beban 30 g, sebagai salah satu benda yang akan digunakan dalam percobaan untuk mendapatkan data gaya apung yang diterimanya dari air d. Beban 50 g, sebagai salah satu benda yang akan digunakan dalam percobaan untuk mendapatkan data gaya apung yang diterimanya dari air e. Beban 100 g, sebagai salah satu benda yang akan digunakan dalam percobaan untuk mendapatkan data gaya apung yang diterimanya dari air Dasar Teori: Hukum Archimedes Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya. wu = mg Ketika dalam air, benda dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan: ws = wu - Fa Keterangan: ws berat semu (N) wu berat sesungguhnya (N) Fa gaya angkat ke atas (N) Gaya angkat ke atas ini disebut juga gaya apung. Definisi I gaya apung: Gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih gaya hidrostatik yang dikerjakan fluida antara permukaan bawah dnegan permukaan atas. Bila tekanan fluida pada sisi atas dan sisi bawah benda yang mengapung masing-masing p1 dan p2, maka gaya yang dikerjakan pada balok pada sisi atas dan bawah adalah: F1 = p1A F2 = p2A Gaya ke atas yang bekerja pada balok merupakan resultan gaya F1 dan F2. Fa = F Fa = F2 - F1 Fa = p2A - p1A Fa = (p2A - p1)A Fa = (h2 - h1)gA

Keterangan: massa jenis air (1000kg/m3) V volume air di dasar balok (m3) gV mg berat air (N) Fa berat zat cair yang dipindahkan oleh benda (N) Definisi II gaya apung: Selisih berat benda di udara dengan berat benda di fluida yang memiliki gaya apung tersebut. Langkah Kerja: Benda A : beban bermassa 30 g ditambah beban bermassa 50 g Benda B : benda A ditambah beban 100 g Benda C : balok ditambah beban 100 g I. Gaya Apung dari Hasil Hitung 1. Mengukur volume masing-masing benda menggunakan neraca massa: 2. Kemudian menghitung gaya apung yang akan diterima ketiga benda tersebut bila dicelupkan dalam air dengan menggunakan rumus .g.V. 3. Mencatat hasil perhitungan. II. Gaya Apung dari Hasil Ukur 1. Mengukur gaya berat masing-masing benda di udara menggunakan neraca berat 2. Mengukur gaya berat masing-masing benda di air menggunakan neraca berat 3. Menghitung selisih gaya berat benda di masing-masing medium untuk mendapatkan gaya apung yang dialami masing-masing benda tersebut. Hasil Percobaan Dari hasil percobaan, didapatkan data-data sebagai berikut: Ben-da (Fa) hitung d,r,p,l (cm) Vbt (cm3) Fa (N) A 2,5 |1,25 | 0,6 8,992 0,088 B 3,2| 1,6| 0,8 20,67 0,202 C 6,1| 3,16| 5,1 109,98 1,078 (Fa) ukur Wu (N) Wa (N) Fa (N) 0,9 0,7 0,2 1,8 1,5 0,3 1,7 1 0,7 Analisa Data Presentase selisih hasil hitung dan hasil ukur Benda A: = 127,27% Benda B : = 48,51% Benda C : = 35,06% Didapatkannya presen selisih hasil ukur dan hitung yang cukup besar kemungkinan besar disebabkan oleh pengamatan pengukuran berat benda di air maupun di udara menggunakan neraca berat (hasil ukur) yang tidak teliti. Selain itu, pengukuran sisi-sisi benda yang akan dipakai untuk menghitung volumnya (hasil hitung) juga tidak teliti. Supaya balok tetap mengambang/tidak tenggelam, maka massa jenis balok harus lebih kecil dari massa

jenis fluida (dalam hal ini air). benda

Anda mungkin juga menyukai