Anda di halaman 1dari 9

Script Concordance Test

Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua SMF Kesehatan Anak Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati Jakarta.

Pendahuluan
Evaluasi peserta didik dalam pendidikan kedokteran dan spesialis secara garis besarnya dapat dibagikan dalam 2 kelompok tata cara penilaian yakni simulasi (contohnya: peragaan simulasi pasien terstandar, simulasi komputer, menggunakan manikin dan atau simulasi virtual), dan workplace-based assessment (WPBA) yakni pada situasi pasien sesungguhnya di unit pelayanan pasien (rawat jalan maupun rawat inap) rumah sakit instrumen yang sering dipergunakan adalah Mini-CEX, DOPS, Case-based Discussion, Mini-PAT dan Portfolio. Salah satu pengembangan variasi dari Case-based Discussion (Cb-D) adalah Script Concordance Test (SCT). 1,2 Script Concordance Test (SCT) adalah salah satu format instrumen untuk penilaian kompetensi peserta didik dengan dimensi alasan latar belakang (clinical reasoning) dalam pengambilan keputusan klinis praktik tatalaksana pasien sehari hari (diagnosis, terapi, maupun prognosis). 3,4 Secara teori Script Concordance Test (SCT) terdiri dari beberapa jalur hubungan (links) antara penyakit (illnesses), gambaran klinis dan berbagai pilihan tatalaksana yang bermula dengan hipotesis dan pengamalan implementasi pengetahuan (related knowledge netwotks scripts) dalam benak fikiran seorang profesi. Maka bila melibatkan tenaga ahli (spesialis) yang seprofesi, dibutuhkan konsensus kesepakatan sebagai keputusan pakar terhadap tatalaksana pasien dalam bentuk pedoman/panduan (guidelines) yang disepakati bersama.1 Pada saat penerapan terhadap peserta didik, penilaian SCT tersebut berdasarkan penilaian Skala Likert baik untuk hal diagnosis, terapi maupun prognosis dengan rentang nilai skala -2, -1, 0, 1 dan 2 diperbandingkan pendapat klinis (clinical judgement) peserta didik dengan para ahli tersebut (dalam bentuk panel) hal tersebut merupakan suatu kendala tersendiri.

Disampaikan di FK-UIN Jakarta, 9 Agustus 2011. Charlin B, Boshuizen HPA, Custers EJFM, Feltovich PJ. Scripts and clinical reasoning. Med Ed. 2007;41:1179-85. 2 Fournier JP, Demeester A, Charlin B. Script concordance tests guidelines for construction. BMC 2008; 8:18-25. 3 Donnon T. Medical education breakthrough what constitutes milestones in curriculum, teaching and assessment ? CMEJ 2010; 1(2): 5609. 4 Lemay JF, Donnon T, Charlin B. The reliability and validity of a paediatrics Script Concordance Test with medical students, paediatrics residents and experienced paediatricians. CMEJ 2010; 1(2): 89-95.
1

Maka SMF Kesehatan Anak RSUP Fatmawati Jakarta mengembangkan versi Script Concordance Test (SCT) dengan membuat kesepakatan konsensus antar para ahli (sebagai pendidik) dalam tatalaksana pasien berdasarkan kaidah pendekatan evidence-based medicine (EBM), perundangan dan peraturan mengenai profesi yang berlaku dalam bentuk Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathways. Kombinasi keduanya tersebut dimodifikasikan dalam format penilaian Case-based Discussion (Cb-D) dan dikembangkan lagi menjadi instrumen Script Concordance Test (SCT). Pada makalah ini akan dibahas mengenai dari konsep, struktur dan model dari Script Concordance Test (SCT) yang diterapkan di SMF Kesehatan Anak RSUP Fatmawati Jakarta derta beberapa contoh format tersebut dengan penilaian secara kuantitatif.

Konsep Script Concordance Test (SCT)


Konsep dasar dari Script Concordance Test (SCT) adalah untuk menilai kemampuan (kompetensi) latar belakang dalam pengambilan keputusan klinis yang mengkombinasikan tehnik evidence-based medicine dan kesepakatan antar para staf pendidik serta kode etik kedokteran yang berlaku dalam tatalaksana kasus pasien.5 Kesepakatan antar para staf pendidik tersebut dibuat berdasarkan konsensus seluruh staf yang terlibat dalam pelayanan kedokteran untuk kasus tersebut berdasarkan pendekatan kaidah pendekatan evidence-based medicine (EBM) dan dituangkan secara tertulis dan jelas sebagai panduan praktik klinis sehari hari di institusi tersebut. Secara ringkasnya tahap proses tersebut adalah sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 1 berikut.

Eipstein RM. Assessment in education. N Engl J Med 2007; 356:387-96.

Gambar 1. Konsep dalam penyusunan Panduan Praktik Klinis (PPK) sebagai kesepakatan antar profesi (staf pendidik) sebagai benchmarking dengan peserta didik dalam tatalaksana pengambilan keputusan klinis.

Struktur Script Concordance Test (SCT)


Kesepakatan antar para staf pendidik tersebut dituangkan (untuk konteks Indonesia) dalam bentuk Standar Pelayanan Kedokteran yang dinamakan Panduan Nasional Praktik Klinis yang diterbitkan oleh perhimpunan profesi (dalam hal ini IDAI). Sedangkan untuk tingkat rumah sakit, disesuaikan dangan sarana dan kondisi setempat - dibuat oleh para staf profesi serta disahkan penggunaannya oleh pimpinan rumah sakit dalam bentuk Standar Prosedur Operasional (SPO) rumah sakit tersebut yang dinamakan Panduan Praktik Klinis (PPK) dengan masa berlaku 2 tahun (Gambar 2).6,7

Gambar 2. Kerangka struktur hubungan antara perundangan dan peraturan yang berlaku dengan PNPK/SPO/PPK dalam rangka pertimbangan pembuatan Clinical Pathways dan Script Concordance Test.
6

.Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 44 ayat 3 mengenai Standar Pelayanan kedokteran. 7 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran

Model Script Concordance Test


Dalam penerapan terhadap pasien Panduan Praktik Klinis (PPK) tersebut dituangkan dalam bentuk format yang dinamakan Clinical Pathways yang menerangkan secara eksplisit setiap langkah yang diberikan kepada pasien selama di rumah sakit. Maka model penilaian SCT seyogyanya sejalan dengan prosedur yang berlaku tersebut. Berikut contoh format umum, Panduan Praktik Klinis (PPK), dan Script Concordance Test.

Gambar 3. Contoh format umum Panduan Praktik Klinis (PPK) halaman pertama.

Gambar 4. Contoh format umum Panduan Praktik Klinis (PPK) halaman kedua.

Gambar 5. Contoh format umum Panduan Praktik Klinis (PPK) halaman ketiga.
7

Gambar 6. Contoh format Script Concordance Test Dengue.

(SCT) untuk kasus Demam Berdarah

Terima kasih, semoga bermanfaat Jakarta, 9 Agustus 2011 Dody Firmanda

Anda mungkin juga menyukai