Anda di halaman 1dari 20

BY : 1. Juan Karnadi /8-1/21 2. Leonard William/8-1/23 3.

Nathaniel Ryan /8-1/26

Start Presentation

Artikel Pengertian Tujuan Jenis Ruang lingkup Teknik hubungan pergaulan

Para anggota Bike to Work Berkumpul Bersama.

Indonesia Bike Komunitas Bike 2 Work Indonesia (B2W) terlahir bukan sekadar ajang kumpul-kumpul pehobi bersepeda, tetapi justru berangkat dari rasa keprihatinan terhadap polusi udara, pemanasan global, kemacetan di Jakarta dan kenaikan harga BBM. Kondisi ini melecut para pendiri B2W mendeklarasikan organisasi bersepeda yang punya misi. Tepatnya, pada 27 Agustus 2005 B2W diresmikan. Acara peresmian di Balai Kota Jakarta itu dihadiri 600 pesepeda dan didukung Wagub DKI Jakarta Fauzi Bowo (sekarang Gubernur DKI Jakarta). Kiprah B2W dimulai dengan ketertarikan mengendarai sepeda yang digagas komunitas sepeda Jalur Pipa Gas (JPG) dan Mountain Bike Indonesia. Mula-mula, para anggota B2W saling kontak lewat milis. Milis JPG.Com plus MTB-Indonesia.Com menjadi ajang sosialisasi para anggota yang jumlahnya waktu itu mencapai lebih dari 100 orang. Toto Sugito, Ketua Umum B2W, mengatakan, sejarah terbentuknya B2W tak luput dari keberanian mereka unjuk gigi ke publik. Ia mengisahkan, pada 6 Agustus 2004 komunitas yang diikuti 150 pesepeda itu melakukan kampanye pertama dengan menyusuri jalan-jalan protokol di Jakarta (Bunderan HI-Jl. Sudirman). Dari situ, aktivitas mulai terjadwal, yakni sebulan sekali konvoi ke jalan-jalan macet dan membagikan pamflet untuk bergabung bersama komunitas.

Setelah satu tahun rutinitas konvoi sepeda dilakukan, mulai tercetus ide mengorganisasi kegiatan tersebut secara rapi. Lalu, pada Juni 2005 dibentuk formatur 3T (Toto, Taufik dan Tekad) yang ditugaskan mempercepat kelahiran organisasi. Kami komit melakukan kampanye bersepeda untuk mengurangi polusi dan kemacetan serta hemat energi, kata Toto. Untunglah, sejak deklarasi B2W, banyak media yang memberitakan dan menilai B2W merupakan komunitas yang serius dan punya tujuan mulia. Toto dan anggota B2W kian semringah manakala diganjar penghargaan oleh Swiss Contact untuk kategori gaya hidup baru. Maklumlah, B2W getol berkampanye mengajak masyarakat bersepeda menuju ke kantor. Bagaimana perkembangannya sekarang? Pertumbuhan jumlah anggota B2W sangat pesat. Dalam kurun dua tahun sejak diluncurkan, kini B2W berhasil merangkul 10 ribu anggota. Mereka tidak hanya berasal dari Jakarta, tapi juga luar kota. Misalnya, dari Cikarang, Bekasi, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Mojokerto, Surabaya, Tuban, Malang, Bali hingga Mataram. Paling sedikit jumlah anggota di tiap daerah 15 orang dan terbesar masih didominasi Jakarta yang mencapai 4 ribu. Untuk mengintensifkan hubungan, biasanya saban Jumat sore dilakukan pertemuan rutin anggota B2W di Pasar Festival. Namun, karena wilayah Jabodetabek cukup luas, kopi darat diatur berdasarkan domisili dan lokasi kantor. Masing-masing wilayah dan kota bisa punya kegiatan sendiri-sendiri asalkan dikoordinasikan dengan pengurus pusat, ujar Toto. Ada sebutan khusus untuk kelompok-kelompok anggota, misalnya Robek (Rombongan Bekasi), Rodek (Rombongan Depok), Rosela (Rombongan Selatan), Rogad (Rombongan Gado-gado) dan Rocin (Rombongan Cinta). Sarjana teknik mesin dari Universitas Indonesia itu sadar, sesungguhnya tanggung jawab moral komunitas adalah mematuhi tata tertib lalu lintas dan menggunakan alat-alat safety riding, seperti helm.

Adapun aktivitas yang biasa dilakukan B2W condong ke kegiatan sosial. Umpamanya, wisata kuliner, donor darah, bakti sosial, sumbang sepeda, bikin posko banjir di Jakarta, dan aktivitas sosial lainnya di saat Ramadan. Selain kampanye menjadi agenda tetap, touring ke Puncak pada Minggu juga kerap dilakukan. Dari mana sumber pendanaannya? Hingga sekarang penjaringan dana internal dalam bentuk iuran rutin belum terlaksana, kata Toto. Alhasil, pembiayaan didapat dari sumbangan sukarela anggota dan sponsorship yang tidak mengikat organisasi. Contohnya, saat deklarasi ada sponsor dari Polygon, Extra Joss, Indosat dan Pemda DKI. Terlepas dari sumbangan perusahaan, harus diakui, B2W berdiri dan eksis tanpa intervensi. Di komunitas ini tidak pernah ada campur tangan dari pemilik merek sepeda apa pun, termasuk Polygon satu-satunya merek sepeda yang memberi respons positif B2W manakala komunitas ini mencari sponsor untuk pendeklarasian organisasinya. Waktu itu kami mengirim proposal ke semua produsen sepeda dan mengundangnya untuk berpartisipasi di acara B2W. Tapi hanya Polygon yang mendukung visi dan misi organisasi kami, ujar Toto yang pernah diundang mengunjungi pabrik Polygon. Ronny Liyanto membenarkan independensi B2W. Kebanyakan klub yang bekerja sama dengan kami terbentuk secara independen. Pemilik merek hanya sebagai fasilitator ketika klub-klub tersebut mengadakan kegiatan, ungkap GM Pemasaran PT Insera Sena, produsen sepeda merek Polygon. Ia menguraikan, untuk mendapatkan fasilitas dari Polygon, beberapa syarat mesti dipenuhi komunitas, antara lain, jumlah anggota minimal 50 orang, 80% anggota menggunakan Polygon, serta rutin dalam beraktivitas sepeda. Kegiatan pertemuan Polygon dengan anggota B2W dijadwalkan sebulan dua

Kemitraan Polygon dan B2W lebih maju lagi. Tidak tanggung-tanggung, atas masukan dari anggota B2W yang menginginkan sepeda murah dan berkualitas, Polygon mau memroduksi sepeda istimewa dengan nama B2W. Ketika keluar 200 unit sepeda, langsung habis dan kini diproduksi lagi, kata Toto. Sistem kerja samanya, tiap pembelian satu unit sepeda label B2W, disisihkan Rp 20 ribu ke kas komunitas. Ini karena nama B2W digunakan sebagai merek dagang. Tak bisa dipungkiri, kerja sama B2W-Polygon bersifat simbiosis mutualisme. Keduanya saling diuntungkan alias win-win solution. Menurut Ronny, B2W banyak memberikan masukan ke Polygon. Sebut saja, tentang acara-acara yang bisa meningkatkan animo bersepeda. Rupanya visi B2W klop dengan visi Polygon, yaitu sama-sama ingin memasyarakatkan pengguna sepeda. Juga, ada input pengembangan produk, seperti desain. Pihak Polygon pun menindaklanjuti masukan tersebut dengan penyempurnaan di sana-sini. Sebaliknya, pihak Polygon juga memberi masukan buat B2W. Contohnya, soal edukasi kepada komunitas tentang safety riding. Polygon juga memfasilitas pertemuan-pertemuan internal komunitas dan mengadakan forum sarasehan. Secara tidak langsung, komunitas berkontribusi meningkatkan penjualan produsen. Dalam hal ini, Ronny percaya, jika B2W berhasil membantu memasyarakatkan pengguna sepeda, otomatis market size akan tumbuh. Artinya, Polygon akan mempersiapkan distribusi yang lebih kuat dan mengambil manfaat dari kondisi tersebut. Sebagai gambaran, tahun 2006 pertumbuhan Polygon mencapai 20%. Pengaruh komunitas terhadap pertumbuhan Polygon tahun lalu bisa mencapai 50%, ungkap Ronny. Menurutnya, sepeda bukanlah barang konsumer, sehingga aktivitas pemasaran yang jitu bukanlah gencar beriklan, melainkan membangun komunitas yang merefleksikan kebutuhan pelanggan. Eva Martha Rahayu & Andry Mahyudi

Manusia Mahluk Sosial (Butuh Sesama) HubunganInteraksi antar sesama Hubungan PergaulanSuatu hubungan antar

individu atau kelompok dalam suatu


komunitas pergaulan sosial.

Mengurangi pemakaian BBM, kemacetan, polusi udara, dan Global Warming

Mempererat hubungan antar pengendara sepeda Dapat mempengaruhi generasi muda agar hidup lebih sehat

Menurut resmi dan tak resmi Dialog dan komunikasi Pertemuan umum

Menurut resmi dan tak resminya, hubugan pergaulan dalam komunitas bike to work merupakan hubungan resmi, karena mereka berkumpul dalam sebuah kelompok, yaitu bike to work. Mereka saling berdiskusi tentang masalah sepeda satu sama lain.

Menurut dialog dan komunikasinya, ytang terjadi adalah hubungan secara horizotal, atau hablo minannas, yaitu hubungan antara sesama masyarakat. Tidak ada perbedaan antar anggota dalam komunitas bike to work tersebut.

Pertemuan antar anggota bike to work berlangsung secara terbuka, mereka saling bertukar pendapat satu sama lain. Merka dapat saling berdiskusi satu sama lain tentang sepeda, atau lainnya. Mereka saling memahami satu sama lain dalam komunitas ini.

Ruang Lingkup dalam Komunitas bike to work adalah daam sebuah perkumpulan. Mereka mempunyai tujuan, yaitu untuk mengurangi polusi udara yang banyak, akibat dari kendarraan bermotor. Mereka memiliki kepentingan yang sama, untuk menyalurkan hobi mereka, yaitu bermain sepeda. Sehingga, penyaluran hobi mereka pun lebih seru dengan para teman-teman.

Bagaimana proses terjadinya hubungan pergaulan tersebut? Apa manfaatnya? Bagaimana seharusnya yang dilakukan dalam hubungan pergaulan itu? Bagaimanakah cara atau strategi yang dilakukan dalam hubungan tersebut? Bagaimana jika dikaitkan dengan norma pergaulan?

Bila hubungan antarsesama dan kelompok berjalan dengan baik, maka masyarakat akan hidup aman, tentram, dan damai. Sebaliknya, bila hubungan itu berjalan dengan kurang harmonis, maka keretakkan dalam masyarakat akan mudah terjadi serta kerukunan akan pudar dan bahkan hilang. Dalam lingkungan masyarakat atau kelompok tertentu, hubungan pergaulan dalam kelompok tersebut akan memperluas wawasan kita terhadap segala sesuatu hal yang belum kita ketahui. Jika kelompok itu memberitahu hal yang belum kita ketahui ke arah yang baik, maka kita pun juga akan mendapatkan manfaat positif dari hubungan pergaulan tersebut dan sebaliknya jika kelompok tersebut mengarahkan kita pada halhal yang buruk, kita tidak akan mendapatkan manfaat apa-apa dari kelompok tersebut bahkan, kita pun dapat terjerumus dalam kelompok tersebut. Persamaan latar belakang dan tujuan baik antara pribadi ataupun antara anggota kelompok dapat menjadikan hubungan pergaulan antar pribadi atau antara anggota kelompok tersebut semakin erat dan harmonis. Dalam hal ini, persatuan dan kesatuan antar pribadi atau anggota kelompok tersebut terlihat sangat melekat dalam pribadi atau kelompok tersebut. Hubungan pergaulan antar pribadi atau anggota kelompok pun juga kelihatan sangat akrab.

Hubungan antar sesama manusia menjadi semakin kuat. Timbulnya rasa persatuan dan kesatuan. Jika hubungan itu baik, maka akan memupuk rasa kesetiakawanan dalam masyarakat, negara, bahkan dunia. Jika hubungan antar pribadi atau kelompok berlangsung ke arah yang baik, maka kita akan mendapatkan hal-hal yang positif dari pribadi atau kelompok tersebut. Memperkuat rasa saling percaya baik antar pribadi maupun kelompok jika kita tetap menjaga kejujuran kita dalam hubungan pergaulan tersebut. Akan menciptakan rasa toleransi dan tenggang rasa antar pribadi ataupun kelompok jika dalam lingkungan tersebut pribadi-pribadi maupun kelompoknya dinilai baik dari segi kehidupan sosial. Kita dapat belajar bekerja sama dengan baik.

Yang seharusnya dilakukan dalam hubungan tersebut adalah saling memahami satu sama lain,dan juga saling menghargai sehingga hubungan di dalam komunitas bike to work tersebut dapat berjalan secara baik dan benar, sesuai keinginan mereka

Dari sisi komunikasi, hubungan pergaulan dalam komunitas tersebut kebanyakan menggunakan hubungan tanpa kata dan lisan. Percakapan-percakapan yang mereka lakukan berupa hubungan lisan, sedangkan kebersamaan mereka merupakan simbol dari hubungan tanpa kata.

Jika komunitas tersebut jika dikaitkan dengan norma agama komunitas tersebut menaati norma agama. Mereka juga mentaati norma hukum, kerena komunitas tersebut adalah komunitas resmi. Menurut norma susila, hubungan di dalam komunitas bike to work adalah pergaulan yang pantas dilakukan, karena tidak ada pelecehan di dalam komunitas tersebut. Norma kebiasaan di dalam komunitas terseut adalah berkumpul setiap 2 minggu sekali, setelah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai