pada jaman orde baru bahkan hingga kini, kita dapat merasakan dan melihat betapa
banyak sekali para pejabat pemerintah apakah, menteri-dirjen-direktur-pimpro-
kepala dinas-kepala biro-staf biasa-gubernur-bupati-sekwilda hingga camat/lurah,
hidup mewah diatas dari peghasilan resmi mereka. keadaan ini juga bukan monopoli
pejabat pemerintah/bumn, banyak para pejabat swasta pun ikut main. mulai dari ceo,
direktur, manajer pengadaan, manajer keuangan, konsultan bekerjasama menggrogoti
uang perusahaan dengan berbagai cara dari yang halus hingga yang kasar. gurita kkn
ada dimana mana, disemua sektor, disemua tingkatan, disemua golongan, disegala
profesi, siap memangsa apa saja yang dapat dijarah.
bila kita simak dengan teliti, sebagian besar peluang terjadinya kkn diatas timbul
karena adanya proyek proyek. dikalanagan pemerintahan hampir semua proyek
dikknkan. proyek bantuan bank dunia untuk kesehatan, proyek pengadaan buku, proyek
rehabilitasi jalan, proyek bantuan bencana alam, bahkan proyek keagamaan pun
dikorup. di swasta mulai dari proyek mendirikan pabrik, properti, perkebunan,
kehutanan, pariwisata, perluasan pabrik, cetak mencetak, pembelian besar tidak
terlewatkan dari kkn. boleh dikatakan semua pihak yang terlibat ikut gabung
memudahkan terjadinya korupsi dan kolusi. persekongkolan ini begitu kompaknya
sehigga secara administratip dikemas sesuai dengan peraturan dan ketentuan. tapi
kalu kita mau jeli melihat 'deliverable'nya, jelas terjadi pembengkakan harga atau
mutu yang dicatut. malahan dari hulu kkn terjadi antara ofiser pemilik proyek
dengan pejabat bank, konsultan.
semua "bad practices" ini dapat terjadi karena tidak diaplikasikannya metode dan
teknik manajemen proyek yang baku yang diumumkan secara terbuka dan fair,
disamping lemahnya atau lumpuhnya kontrol manajemen. ambil contoh soal owner
estimate. estimasi biaya proyek atau anggaran proyek yang dijadikan dasar
penentuan kelayakan usaha belum teruji atau tidak divalidasi baik secara internal
maupun ekternal yang lebih indenpenden. akibatnya peluang pembengkakan harga
proyek untuk maksud "penjarahan" sangat mungkin terjadi.
begitu pula mengenai aspek pemilihan rekanan. pada banyak proyek, rekanan dipilih
berdasarkan kemauan pengelola proyek yang berbau kkn. sehingga tender diatur
sedemikian dan pasti jauh dari transparan dan fair. unsur kknnya menyebabkan ada
harga yang dinaikkan untuk mengkompensasi jatah untuk oknum pengelola proyek.
banyak pula kasus yang mengorbankan scope dan quality yang dikurangi. saya yakin
anda pembaca punya banyak cerita tentang bad practice yang masih merajalela hingga
kini. tulisan ini tidak membantah bahwa semua kkn tersebut merajalela juga karena
rendahnya moral profesionalisme dan etika dikalangan para pejabat, manajer dan
masyarakat.
nah itu pencanangan perang melawan kkn dari segi moral. namun yang lebih penting
lagi bagaimana manajemen proyek profesional dengan konsep dan cara yang sistematik
dapat membantu perang melawan kkn. menurut pendapat pribadi saya ada beberapa
pendekatan yang boleh diambil. pertama, adalah pendekatan jangka pendek 2-4 tahun,
yaitu sederhana saja dengan menerapkan manajemen proyek yang profesional.
dilingkungan usaha dan industri masing masing segera pmpkan beberapa manajer
kunci(pmp adalah singkatan dari project management professional-suatu pengakuan
atas profesi project manager dengan sertifikat internasional). aplikasikan best
practices dari beberapa metode, alat bantu dan teknik manajemen proyek baik secara
praktis menggunakan chcek list maupun dengan lebih terstrukur menggunakan project
mangament system. berlakukan pengukuran kinerja proyek dan kinerja manajer proyek
dan berikan ganjaran bagi proyek yang berhasil dan berikan hukuman bagi proyek
yang gagal. manajemen puncak harus memberikan komitmen dan dukungan penuh atas
program ini.
tentunya secara rinci semua aspek diatas perlu dibahas oleh kita masyarakat
manajemen proyek dalam suatu forum yang berkelanjutan. hasil yang disepakati harus
dilaksanakan dengan konsisten dan sangant disiplin. saya yakin sekali bila kita
sebagai bagian dari masyarakat yang elit dan eksklusif ini dapat memciptakan suatu
"operational excellence dibidang pengelolaan proyek, secara gradual akan terbentuk
suatu kelompok elit yang dapat menularkan kemajuan ini pada masyarakat
disekitarnya. subkontrakor akan terimbas positip. begitu pula vendor utama,
pemilik proyek, konsultan, pengguna jasa akhir. makin lama dari waktu kewaktu
kelompok elit ini akan makin membesar. karena penularan best practice, kalau semua
komit, akan sampai merambah kedaerah, ke anggota gapensi, dprd.
camkanlah, dalam satu dekade kedepan dimelinium baru, hampir semua operasi bisnis
akan mengambil bentuk proyek proyek. saya membayangkan masyarakat profesional
manajemen proyek akan menjadi benchmark bagi professi lainnya dalam meraih
operational excellence. mari kita mulai walaupun kecil kecilan, sedikit, dengan
analisa resiko, tender terbuka dan fair, progress review meeting yang efektip,
dilingkungan kita. dan tolong lihat hasilnya. pasti, insya allah anda memperoleh
efisiensi operasi. wassalam. selamat berjuang perang melawan kkn !