kali ini saya secara serius membaca ruu antipornografi dan pornoaksi.
beberapa telepon dan sms dari teman-teman, membuat saya bertanya-tanya.
"kalau ruu itu diberlakukan, bali bakal kelimpungan. bagaimana turis bisa
bersantai di pantai tanpa pakaian renang? belum lagi lukisan, patung
perempuan telanjang. nanti kena sanksi," begitu bunyi salah satu sms. semua
sms bernada resah.
saya harus membaca berulang-ulang untuk memastikan bahwa saya tak melakukan
kesalahan penafsiran. o la la, ruu itu benar-benar membuat saya
panas-dingin. lagi-lagi, perempuan menjadi korban. dari semua pasal, ada
beberapa pasal yang membuat saya makin bertanya-tanya lagi.
pasal berikutnya yang paling menggelisahkan saya adalah pasal 36. ini ada
kaitannya dengan pasal 25 sampai 32. dalam pasal 25 sampai 32 berisi
larangan mempertontonkan bagian tubuh tertentu yang sensual, dilarang dengan
sengaja telanjang di muka umum, dilarang berciuman bibir di muka umum,
dilarang menari erotis atau bergoyang erotis di muka umum, dilarang
melakukan masturbasi, onani atau gerakan tubuh yang menyerupai kegiatan
masturbasi atau onani di muka umum, dilarang melakukan hubungan seks atau
gerakan tubuh yang menyerupai kegiatan hubungan seks di muka umum (baik
dewasa maupun anak-anak), dilarang menyelenggarakan acara pertunjukan seks
dan pesta seks, menontonnya dan menyuruh orang lain melakukan itu semua.
begitu pula dalam rancangan penjelasan ruu ini, secara umum kegiatan seni
yang dimaksud tidak dijelaskan lagi. hal yang lebih ditekankan adalah karya
seni. selain itu, disebutkan pula, "uu ini mengakui dan menghargai olahraga
dan manfaatnya bagi kesehatan dan tujuan-tujuan lain yang mengarah pada
kehidupan masyarakat yang baik. meskipun demikian, uu ini melarang kegiatan
olahraga yang dilaksanakan di tempat-tempat umum dengan mengenakan pakaian
atau kostum olahraga yang minim yang memperlihatkan bagian-bagian tubuh
tertentu yang sensual karena hal itu merupakan suatu pelanggaran terhadap
norma-norma kesopanan dan kesusilaan masyarakat. namun, sikap ini tidak
dikenakan terhadap cara berpakaian menurut adat istiadat dan budaya
masyarakat lokal maupun nasional, karena uu ini menganggap bahwa hal itu
merupakan bagian dari identitas budaya lokal dan nasional yang harus tetap
dihormati dan dilestarikan".
masalah sensitif
pornografi dan pornoaksi sepertinya adalah masalah yang sensitif. dalam
perkembangannya, sikap dan cara pandang masyarakat terhadap suatu objek -
apakah porno atau tidak - mulai berubah. sebagian masyarakat menghujat
sekaligus menikmati objek yang dinilai bermuatan pornografi. sikap sebagian
masyarakat itu pun ditunjukan dengan adanya gejala permisif terhadap hal-hal