Anda di halaman 1dari 3

Padamu negeri Aku Berbisnis

Menyusun perencanaan bisnis merupakan pekerjaan yang mengasyikkan. Penuh


tantangan, full stress, tetapi sekaligus juga menggairahkan. Dan yang terpenting
memberi kesempatan untuk 'menerawang' ke depan dan merajut sinergi antar kekuatan
yang sudah dan mampu dimiliki sekaligus untuk meredam dampak kelemahan dan
kekurangan yang dipunyai serta mengantisipasi ancaman yang bisa mengganggu.

Dan kesemuanya dalam rangka menangkap kesempatan bisnis yang sudah ada atau
diperkirakan akan terbuka dalam rangka memberi kesejahteraan bagi stakeholder.

Dalam kerangka 7n1" Competition Objective, stakeholder value ditempatkan sebagai


salah satu ukuran kinerja kompetisi. Banyak pihak yang berkepentingan dan perlu
mendapat manfaat dari keberadaan perusahaan.

Pemegang saham, konsumen, karyawan, lingkungan sekitar, pemerintah, dan semua


pihak di negeri tercinta juga harus mendapat manfaat.

Dalam rangka memberikan nilai bagi pihak terkait tersebut, penyusunan rencana atau
strategi bisnis perusahaan perlu memperhatikan beberaha hal, yaitu:

1. Pemahaman diri
Perumusan strategi bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan diawali dengan
pemahaman yang utuh, jujur dan transparan tentang diri sendiri. Terlepas dari
perdebatan filosofis tentang apakah analisis tersebut bersifat outside-in
atau inside-out, pemahaman pada diri sendiri mutlak harus dilakukan.

Dengan pemahaman diri yang utuh, jujur dan transparan maka perumusan tujuan
di jangka panjang ataupun jangka pendek bisa dilakukan dengan jernih.

2. Perumusan 'mimpi'
'Mimpi' yang hendak dijangkau di masa depan tidak hanya diperlukan untuk
merumuskan visi jangka panjang, tetapi juga untuk penetapan tujuan di jangka
pendek. Kalau 'gampang' dan cuma segitu-gitu aja, tentu tidaklah memberi
tantangan.

3. Competitive advantage
Perusahaan harus punya aspek unggulan yang membuatnya bisa beda dan
memenangkan kompetisi. Bisa berupa biaya proses atau biaya produksi yang
hemat, kualitas produk yang istimewa, ataupun kemampuan untuk memberi
layanan spesial pada konsumennya.

Dan tentunya competitive advantage dirumuskan tidak hanya 'berkaca' pada


diri sendiri, tetapi terutama memanfaatkan kajian terhadap kompetitor.

4. Terintegrasi
Integrasi proses perencanaan bisnis diaplikasikan pada dimensi waktu antara
tujuan jangka panjang dan jangka pendek, pada dimensi fungsional antara
berbagai fungsi yang ada di perusahaan, pada tataran konseptual antara yang
'teoritis' dan praktis, dan pada lingkup wacana antara yang strategis dan
taktis.

5. Keluwesan
Strategi memang bukan 'harga mati'. Strategi bisnis harus cukup luwes untuk
disesuaikan dengan perubahan ekonomi, lingkungan persaingan dan perubahan
internal.

6. Sinergis
Menggapai tujuan tidak harus dikerjaakan sendiri. Bergandengan tangan dengan
kekuatan di luar perusahaan untuk mencapai hasil sinergis perlu terus
dioptimalkan, yang bentuknya bisa berupa kolaborasi dengan mitra kerja atau
aliansi strategis.

Pengobar semangat

Pada perumusan strategi bisnis termasuk penetapan tujuan, terkadang 
dipertentangkan antara kehendak untuk mengumpulkan keuntungan sebesar­besarnya 
dengan semangat berbakti pada masyarakat dan negara.

Tidak heran kemudian muncul istilah corporate social responsibility, yang biasanya 
ditempatkan sebagai biaya cost center yang berarti mengurangi keuntungan. Dan 
kalau prinsipnya sudah seperti itu maka lagu Padamu Negeri yang biasanya 
digelorakan di pertandingan olah raga tidak akan pernah disenandungkan di bisnis. 
Benarkah harus demikian?

Bank Danamon dengan tagsline "We Believe in You" mengungkapkan keyakinan pada 
prospek ekonomi Indonesia dan bisnis para nasabahnya. Dan keyakinan tersebut 
berupaya diwujudkan bagi masyarakat yang ada di perkotaan dan pedesaan, maupun 
nasabah besar dan kecil.

Danamon Simpan Pinjam yang didedikasikan bagi nasabah perbankan mikro dan 
pengembangan ekonomi kerakyatan tampak jelas dimaksudkan sebagai upaya membuktikan 
komitmen tersebut.

Perhatian khusus pada sekitar 20 juta usaha berskala mikro dan kecil yang 
diberikan oleh Danamon Simpan Pinjam tidak hanya punya makna perluasan pasar bagi 
Bank Danamon, tetapi juga membuka akses kredit bagi belasan juta usaha mikro dan 
kecil yang belum menikmati layanan perbankan.

Dan lebih hebat lagi, komitmen pada usaha mikro dan kecil tersebut tidak hanya 
menjadi kepedulian sosial dan sekaligus mencapai tujuan bisnis, tetapi juga 
merupakan 'api pengobar semangat'.

Tidak hanya berupa semangat untuk memperluas pasar dan meningkatkan kinerja 
bisnis, tetapi juga semangat untuk berbuat lebih baik bagi komunitas yang dilayani 
dan berbakti bagi negeri.

Dan tujuan­tujuan idealis untuk kepentingan negeri tersebut terbukti memberi 
dorongan semangat bagi segenap karyawan. Dengan semangat berbakti untuk negeri itu 
pulalah yang memberi motivasi kuat untuk 'mengabdi' bagi usaha kecil dan mikro.

Seperti dikatakan oleh Djemi Suhenda dari Danamon Simpan Pinjam: "Bagi kami, 
bisnis ini merupakan api pengobar semangat." Sehingga, setiap orang akan bekerja 
tidak saja dalam menyumbangkan pikirannya, tapi juga hatinya. Dan kesemuanya 
tersebut akan membuat 'cita­cita' untuk berbakti bagi negeri bisa terlaksana.

Perusahaan memang tidak hanya berkepentingan mensejahterahkan dirinya sendiri. 
Perusahaan harus berbuat sesuatu kepada negeri pertiwi. Perusahaan perlu mengabdi
pada negeri.

Dan tidak hanya di dunia olah raga, di dunia bisnis pun kita bisa melantunkan
lagu"... padamu negeri kami berjanji, padamu negeri kami berbakti, padamu negeri
kami mengabdi, ..bagimu negeri jiwa raga kami..."

Oleh Handito Hadi Joewono, CPM Asia Pacific


Managing Partner Arrbey Indonesia
Email: handito@arrbey.com

Anda mungkin juga menyukai