Anda di halaman 1dari 6

BUNGA KENANGA (Cananga odorata)

Bunga Kenanga (Cananga odorata) merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini satu suku dengan sirsak dan srikaya, suku Annonaceae. Kenanga merupakan tanaman yang berpotensi cukup tinggi. Secara tradisional bunganya berfungsi sebagi bunga tabur di pemakaman, sebagai campuran bunga rampai atau sebagai hiasan sanggul wanita. Selain itu, bunganya yang wangi mengandung minyak atsiri dan kayunya yang berukuran besar dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai perkakas rumah tangga, peti dan sebagainya. Tanaman yang termasuk famili Annonaceae ini, mempunyai dua jenis utama yaitu Cananga odorata forma macrophylla, yang dikenal sebagai Kenanga asli Indonesia dan Cananga odorata forma genuina atau Kenanga asli Filipina. Sedangkan nama local di tiap daerah berbeda, Kenanga, Wangsa (Jawa); Kananga (Sunda), Sandat kananga, Sadat wangsa (Bali); Selanga (Aceh), Sandat (Sasak), Ngana-ngana (Nias); Lalangiran, Amok, Wungurer, Pum-pum, Luit (Minahasa); Kananga (Bugis); Sapalin, Kupa apale, Sukalone, Kupa aitetui, Kupa aiouno, Sipaniune (Maluku), Kupaleuo (Seram), Sapalen, Walotol (Ulias), Kumbang (Buru) dan Kananga wangi (Ambon). Ciri khas dari bunga ini adalah termasuk jenis bunga yang menggantung dengan aromanya yang harum dan segar. Untuk jenis Kenanga local, pohon dapat tumbuh hingga tinggi lebih dari lima meter, tetapi untuk jenis Ylang-ylang, ukuran tanaman dewasa tidak setinggi jenis local. Walaupun bentuknya termasuk jenis pohon berukuran kecil hingga sedang, jika tanaman ini ditanam di dalam pot, juga dapat menjadi hiasan di pinggir sudut teras yang semi teduh.

http://www.dephut.go.id/informasi/propinsi/sumut/id_flofausumut.html

ANGGREK NIAS

Sebagai tempat kunjungan wisata dengan keelokan pantai dan eksotis budayanya, Pulau Nias juga memiliki pesona lain, yakni anggrek Nias (Noviga orchidae niasnensis). Kecintaan warga akan anggrek memang sudah mulai tumbuh di kalangan orang Nias. Namun, keberadaan anggrek Nias ini tergolong langka. Jika anggrek spesies dilestarikan, dibangun taman konservasi anggrek dan tanaman langka, maka diharapkan jangan hanya turis yang datang tetapi juga para ilmuwan. Untuk kelanjutan flora dan fauna di Pulau Nias, mau tak mau harus dari sekarang dilakukan konservasi. Dengan adanya taman konservasi juga bisa menjadi menambah pengetahuan bagi anak cucu kita serta pengenalan sejak dini bagi mereka (anak cucu) untuk peduli terhadap lingkungan.

http://www.nias-bangkit.com/2011/03/anggreknias-tak-kalah-cantik/

Beo Nias
Beo nias merupakan salah satu subspesies (anak jenis) burung beo yang hanya terdapat di pulau Nias, Sumatera Utara. Beo nias ini memiliki ukuran paling besar dibandingkan subspesies beo lainnya dan dapat menirukan berbagai macam suara termasuk ucapan manusia. Subspesies beo yang mempunyai nama latin Gracula religiosa robusta ini sering disebut juga sebagai Ciong atau Tiong. Dalam bahasa Inggris, burung endemik ini biasa disebut Common Hill Myna. Burung beo nias (Gracula religiosa robusta) merupakan satwa endemik Sumatera Utara yang hanya bisa dijumpai di Pulau Nias dan sekitarnya seperti Pulau Babi, Pulau Tuangku, Pulau Simo dan Pulau Bangkaru.

Bagian kepala burung beo nias berbulu pendek. Sepanjang cuping telinga beo nias menyatu di belakang kepala yang bentuknya menggelambir ke arah leher. Gelambir cuping telinga ini berwarna kuning mencolok. Di bagian kepala beo nias juga terdapat sepasang pial yang berwarna kuning dan terdapat di sisi kepala. Iris mata burung endemik ini berwarna coklat gelap. Paruhnya runcing berwarna kuning agak oranye. Beo nias (Gracula religiosa robusta) hidup secara berpasangan atau berkelompok. Burung pengicau endemik pulau Nias ini biasa bersarang dengan membuat lubang pada batang pohon yang tinggi dan tegak. Burung beo nias adalah pemakan buah-buahan dan sesekali memakan serangga.

Semakin hari burung pengicau ini semakin sulit ditemukan di alam liar. Bahkan IPB bersama Kementerian Kehutanan yang pernah melakukan penelitian dari 1996-1997 hanya bisa menemukan 7 ekor burung beo nias saja. Di Indonesia, beo nias menjadi salah satu satwa yang dilindungi bahkan oleh pemerintah kolonial Belanda sekalipun. http://alamendah.wordpress.com/2010/05/24/beo-nias-burung-endemik-peniru-ulung/

HASIL PERTANIAN Dalam bahasa daerah Nias, Pulau Nias disebut dengan istilah Tano Niha. Penghasilan utama penduduknya sebagian besar masih mengandalkan dari hasil pertanian. Luas lahan potensial mencapai 81.389 hektar yang terdiri dari sawah 22.486 hektar dan lahan kering 58.903 hektar. Keadaan alam Nias yang subur sangat cocok untuk budi daya tanaman karet, kelapa, kopi, cengkeh dan nilam. Karet dan kopra menjadi andalan utama hasil perkebunan. Produksi karet pada 1999 mencapai 13.624 ton, dan kopra 42.230 ton. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Nias Sumber daya alam pesisir dan laut Kabupaten Nias terdiri atas sumber daya dapat terbarukan (renewable resources), sumber daya tidak dapat terbarukan (non-renewable resources) dan jasa-jasa lingkungan (environmental services). Sumber daya dapat pulih terdiri dari berbagai jenis ikan, udang, rumput laut, termasuk kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut (mariculture). Sumber daya tidak dapat pulih meliputi mineral, bahan tambang atau galian, minyak bumi dan gas. Sedangkan yang termasuk jasa-jasa lingkungan adalah pariwisata dan perhubungan laut, termasuk benda-benda berharga di dalamnya. Jenis-jenis ikan laut di sana meliputi ikan pelagis kecil seperti kembung (Rastrelliger sp) japuh (Dussumeria acuta), tembang (Sadinellla fibriata), tenggiri (Scomberomorus commersonili), teri (Stolephorous sp) dan alu-alu (sphyraena sp). Selain ikan pelagis juga terdapat ikan demersal seperti kakap (lates calcarifer), ekor kuning (Caesino erythrogsater) serta ikan kerapu (Epinephalus tauvina). Selain ikan, terdapat ekosistem terumbu karang yang dikategorikan terumbu karang tepi (friging reef). Terumbu karang ini tersebar mulai tepi bibir pulau hingga kedalaman 15-20 meter. Di bagian utara Kabupaten Nias penyebaran terumbu karang terdapat di daerah Tanjung SigineGini, Gosong Uma, Tanjung Lingga, Tanjung Toyolawa, dan Tajung Sosilutte. Sedangkan vegetasi pantai ditumbuhi dengan mangrove, padang lamun dan kelapa. Selain itu juga terdapat terumbu karang yang tersebar di sebagian besar pulau di Kabupaten Nias. Menurut coral reef investigation, training and information center (CRITIC 2004), Kabupaten Nias memiliki terumbu karang dengan luas 3.961 hektar yang sebagian besar berada di kecamatan Lahewa dengan luas 1.250 hektar.

http://www.wetlands.or.id/PDF/aceh_Final_Dokumen%20Nias%20_Bahasa_Version.pdf

Anda mungkin juga menyukai