Anda di halaman 1dari 2

Alkisah Cerita yang Ketiga Puluh Empat

Sahibul Hikayat berkata Tersebutlah perkataan Alfonso dAlbuquerque setelah ia turun dari jabatan menterinya.Maka Alfonso dAlbuquerque pergi ke Portugal dan menghadap Raja Portugal untuk meminta rodi.Lalu Raja Portugal memberikan 4 buah kapal yang besar ,5 buah kapal perang yang panjang .Maka Alfonso dalbuquerque pun pergi ke Goa,Di goa itu terdapat 3 buah kapal ,8 buah Kapal Perang ,4 Buah Kapal Perang Panjag ,16 buah perahu .Totalnya berjumlah 43 buah .Kemudian Ia pergi ke Malaka dan ramai lah penduduk Malaka .Penduduk Malaka mempersembahkan seseorang kepada Sultan Ahmad Jakarta akan menyerang kita dengan7 buah kapal,8 buah kapal perang dan 9 buah kapal perang yang panjang dan 16 buah perahu. Maka Sultan Ahmad pun mengarahkan semua rakyat untuk menyiapkan perlengkapan perang. Maka terjadilah Perang antara Jakarta dan Orang Malaka ,Lalu ditembaklah dengan senjata api dari kapal yang bunyi ya seperti suara halilintar di langit ,Kilat apinya seperti Kilat di udara .Bunyi senapan sundut nya seperti kacang yang sedang di rendang.Maka semua orang Malaka tidak boleh berada di pantai karena Senjata Api Orang Jakarta yang melampaui batas itu . Kapal perang dan Perahu itu pun ditubrukan ke pantai dan Orang Jakarta itu pun naik .Sultan Ahmad keluar dan menaiki seekor Gajah yang bernama Jinakji dengan ikat kepala dari tumbuhan yang merambat di kepala Gajah tersebut. Tun Ali Hati berada di belakang gajah itu . Sultan Ahmad pergi ke sebuah jembatan dan bertemu dengan Orang Jakarta .Terdapat banyak pengawal yang mengiring Raja itu .Sultan Ahmad menempuh Baginda itu dengan Gajah dan semua pengawal Jakarta pun berhampuran lalu jatuh ke air .Lalu kapal-kapal tersebut di tembak dengan senjata api dengan meriam besar yang berbunyi seperti halilintar yang besar .Lalu Raja itu berdiri di atas gajah itu di ujung jembatan .Maka Ahli Agama itu berpegangan pada kiri dan kanan gajah itu .Lalu Ahli Agama itu berkata Hei Sultan ,disini bukan tempat tauhid. Sultan Ahmad pun tersenyum dan Raja itu segera kembali ke istananya .Orang Jakarta itu berseru dari kapal ,katanya Hei orang-orang Malaka ,ingatlah demi Dios besok kita akan kembali. Lalu orang Malaka itu menjawa Baiklah! Lalu Sultan Ahmad pun menghimpun orang-orang dan memerintahkan untuk membawa senjata .Hari pun telah malam ,segala pengawal dan anak Raja-Raja itu menunggu di sebuah Balai .Lalu mereka berkata Apakah kita akan menunggu di Balai ini diam-diam saja? Lebih baik kita membaca cerita sebuah perang supaya bermanfaat .Sebaiknya Tuan Indera Sagara pergi untuk meminta Hikayat Muhhamad Hanafiah untuk mendapatkan tahanan-tahanan itu dan mengambil manfaatnya karena Feringgi akan menyerang esok hari .Maka Tun Indera Sagara pun masuk dan menghadap Sultan Ahmad .Segala sembah orang itu dipersembahkan ke Raja Sultan Ahmad .Maka Sultan Ahmad memberi perintah kepada Tun Indera Sagara ,Katakan kepada anak-anak Raja itu untuk Memberikan Hikayat Muhammad Hanafiah Tun Indera Sagara pun keluar dan membawa Hikayat Jamzah ,Lalu perintah Rajah Sultan itu semuanya di beritahukan kepada anak Raja itu .Lalu semuanya diam dan tiada yang berkata .Kemudian Tun Isap berkata kepada Tun Indera Sagara Persembahkan kepada Raja yang dihormati ,Seharusnya yang

dihormati seperti Muhamaad Hanafiah ,budak-budak itu seperti pengawal Baniar .Maka Tun Indera Sagara mempersembahkan semuanya kepada Sultan Ahmad dan Raja pun tersenyum .Lalu Sultan Ahmad Memberikan juga Hikayat Muhammad Hanafiah . Setelah hari telah siang ,Orang Jakarta pun datang kembali .Sultan Ahmad menaiki Gajah yang bernama Juru Demang .Tun Ali Hati di belakang .Lalu raja pun keluar bersama dengan pengawalpengawalnya .Kemudian Orang Jakarta pun menghindar dari orang Malaka .Tampilah Alfonso dAlbuquerque dengan para serdadu bersenjata menghampiri orang-orang Malaka ,Buni peluru senapan itu seperti kacang yang jatuh ke bilah bambu .Kemudian terpecah belah lah orang Malaka dan mundur .Hanya Sultan Ahmad yang berdiri disitu .Maka Orang Jakarta mengepung Sultan Ahmad .Sultan Ahmad terkena tombak di tapak tanganya dan terluka sedikit .Melihat itu para pengawal Melayu itu pun tampak marah dengan para orang Jakarta . Adapapun ketika itu Orang Jakarta menyerang ,Lalu Tun Salehu d-Din meminta ikat pinggang pada cucu nya dan meminta diikatkan oleh cucunya .Lalu cucunya berkata Nenek,Pakailah ikat pinggang Datuk Paduka Raja ini baik-baik ,Jangan nenek bawa pergi. Maka Tun Salehu d-Din berkata Insya Allah. Lalu Ia pun pergi keluar dan mengiring Sultan Ahmad .Ia melihat tangan Sultan Ahmad Luka kemudian Ia menghadap gajah Sultan yang mempunyai tombak dengan Orang Jakarta .Maka Orang Jakarta menikam dada Tun Salehu d-Din dan rebah lalu mati .30 pengawal mati dan Seri Udani Luka ,Ari-arinya di tusuk Orang Jakarta dengan tombak panjang dan Gajah pun diderumkan .Seri Undani pun di bawa kembali kerumah nya .Tabib berkata Tidak mengapa ..Insya Allah Taala dapat diobati. Jikalau irisan beras juga masuk pasti Seri Undani telah mati.Maka Malaka pun mati dan dinaiki oleh Orang Jakarta .Tiba-tiba semua orang Malaka pun lahir dan Sultan Mahmud pun berlepas diri ,Bendahara itu ditandu dan dibawa lari oelh orang yang bernama Silamat Gagah .Lalu orang Jakarta itu pun datang dan Bendahara itu berkata pada Silamat Gagah Kembali,Kembali ,tubrukan aku pada Orang Jakarta. Namun tidak diberi oleh segala anak cucu nya .Lalu kata Bendahara itu Cih ,sepertinya orang muda-muda ini! Apa daya ku telah dibohongi? Jika aku sedang baik ,matilah aku dengan orang Malaka ini.

Anda mungkin juga menyukai