Anda di halaman 1dari 3

PRINSIP-PRINSIP SISTEM DIGITAL

Ferry Wahyu Wibowo1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Indonesia
1

ferrywahyu@gmail.com

Elekronika digital merupakan cabang elektronika yang didasarkan pada kombinasi dan switching tegangan yang disebut tingkat logika. Suatu kuantitas seperti suhu, tekanan atau tegangan dapat disimbolkan dalam rangkaian digital dengan kelompok tegangan logika yang diwakili bilangan biner. Masing-masing tingkat logika terkait dengan digit dalam sistem bilangan biner (base 2). Digit biner atau bit merupakan bilangan 0 dan 1. Sistem bilangan heksadesimal juga merupakan sistem digital. Setiap kombinasi empat digit biner juga merupakan hal yang penting dalam sistem digital. Setiap kombinasi empat digit biner dapat direpresentasikan secara unik sebagai digit heksadesimal, sistem ini sering digunakan sebagai cara penulisan informasi biner. Masukan dan keluaran rangkaian digital tidak selalu statik dan sering berubah seiring perubahan waktu. Bentuk gelombang digital yang berubah dengan waktu dapat mempunyai tiga bentuk: 1. Bentuk gelombang periodik, yang mengulang pola logika 1 dan 0 2. Bentuk gelombang aperiodik, yang tidak berulang polanya 3. Bentuk gelombang pulsa, yang menghasilkan variasi sesaat dari tingkat logika konstan 1. Perbandingan Elektronika Analog dan Digital Pelajaran elektronika sering dibagi menjadi dua ranah dasar yaitu elektronika analog dan digital. Elektronika analog mempunyai sejarah yang panjang dan dapat dianggap sebagai cabang elektronika klasik. Elektronika digital telah mencapai keunggulan yang lebih tinggi melalui penerapan era komputer. Revolusi modern dalam chip mikrokomputer sebagai bagian dari personal computer (PC) sampai mobil dan mesin pembuat kopi ditemukan hampir di seluruh elektronika digital. Elektronika analog merupakan suatu cara merepresentasikan kuantitas fisik, seperti suhu atau kecepatan dengan tegangan atau arus kontinu yang proporsional, tegangan atau arus analog dapat memiliki nilai pada range tertentu. Elektronika digital merupakan suatu cara merepresentasikan kuantitas fisik dengan deretan bilangan biner, penunjukan digital hanya dapat memiliki nilai diskrit tertentu. Perbedaan pokok antara elektronika analog dan digital dapat dinyatakan secara sederhana. Tegangan atau arus analog merupakan variabel kontinu antara nilai terdefinisi dan tegangan atau arus digital yang hanya dapat berubah secara jelas atau langkah diskret. Kontinu merupakan hubungan yang mulus (smoothly), deretan nilai yang tidak terputus dengan tidak ada perubahan sesaat. Diskrit merupakan pemisahan ke dalam segmen atau bagian yang berbeda. Sebuah deretan nilai yang tidak kontinu. Beberapa perbedaan antara elektronika digital dan analog dituliskan pada tabel 1.

Tabel 1 Analog Variabel kontinu Amplifikasi Tegangan Digital Langkah diskret Pensaklaran Bilangan

Contoh yang sering digunakan untuk mengilustrasikan perbedaan antara perangkat analog dan digital adalah cara kerja dimmer lampu dan saklar lampu. Dimmer lampu merupakan perangkat analog karena kecerahan cahaya dapat dikendalikan dengan jangkah nilai terdefinisi. Cahaya dapat hidup sepenuhnya, mati sepenuhnya atau level diantara keduanya. Saklar lampu merupakan perangkat digital karena hanya dapat menyalakan atau mematikan lampu saja. Analogi saklar lampu dan dimmer lampu walaupun mudah untuk dipahami tetapi tidak menunjukkan kelebihan perangkat digital. Aplikasi modern yang dapat dijadikan analog adalah perangkat audio digital. Pemutar compact disc mencapai popularitas tertinggi karena akurat dan bebas derau yang dapat dihasilkan rekaman musik. Suara berkualitas tinggi dapat dihasilkan karena musik disimpan bukan sebagai salinan magnetik vibrasi suara sebagaimana pada tape analog tetapi sebagai serangkaian bilangan yang merepresentasikan langkah-langkah amplitudo dalam gelombang suara. Hasil pembacaan proses analog dilakukan dengan membandingkan tahap suatu besaran standar (referensi) dan berlangsung secara kontinu (tidak terputus), sedangkan hasil pembacaan proses digital diperoleh dengan cara perhitungan secara diskret dan hanya berlangsung dalam interval-interval tertentu.

Gambar 1. Perbandingan analog dan digital secara grafik Penghitungan sinyal analog dilakukan secara diskret yaitu dengan kriteria selang waktu perhitungan setiap 0,2 detik, dan setiap 0,01 volt dianggap sebagai 1 satuan diskret, maka hasil

perhitungan secara digital akan diperoleh seperti grafik gambar 1. Perhitungan digital yang lebih teliti dilakukan dengan mempersempit selang waktunya. 2. Level logika digital Digital merepresentasikan kuantitas seperti amplitudo dari bentuk gelombang audio biasanya direpresentasikan secara biner, atau bilangan base 2. Pendeskripsian kuantitas digital secara elektronika memerlukan sistem yang menggunakan tegangan atau arus untuk menggambarkan bilangan biner. Sistem bilangan biner hanya mempunyai dua digit, 0 dan 1. Masing-masing digit ini dapat didenotasikan oleh perbedaan tegangan yang disebut level logika. Sebuah sistem yang mempunyai dua level logika, tegangan terendah (biasanya 0 volt) disebut logika LOW atau logika 0 dan merepresentasikan digit 0. Tegangan tertinggi (biasanya 5 V, namun beberapa sistem mempunyai nilai tertentu seperti 1,8V, 2,5V atau 3,3V) disebut logika HIGH atau logika 1 yang digambarkan digit 1. Beberapa toleransi yang diijinkan sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1, jangkah tegangan antara level logika HIGH dam LOW tidak didefinisikan. Sistem yang ditandai digit 1 merupakan logika HIGH dan digit 0 merupakan logika LOW disebut logika positif. Pernyataan ini mengartikan bahwa level logika terdiri dari HIGH/LOW atau 1/0. Sistem yang ditandai digit 1 merupakan logika LOW dan digit 1 merupakan logika HIGH disebut logika negatif. Daftar Pustaka
Tocci R.J., Digital Systems : Principles and Applications, sixth edition, 1995, Prentice Hall, Singapore Daniel D., Gajski, Principles of Digital Design, 1997, Prentice Hall, USA Almaini A.E.A., Electronic Logic Systems, third edition, 1986, Prentice Hall, UK Karalis E., Digital Design Principles and Computer Architecture, 1997, Prentice Hall, USA

Anda mungkin juga menyukai