Anda di halaman 1dari 127

SKRIPSI TRANSFORMASI ORIENTASI GENDER DALAM FILM LES CHANSONS DAMOUR

Oleh: CHRISTIARA RATU ATI 07/254994/SA/14144

PROGRAM STUDI SASTRA PERANCIS FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011

SKRIPSI TRANSFORMASI ORIENTASI GENDER DALAM FILM LES CHANSONS DAMOUR

Oleh: CHRISTIARA RATU ATI 07/254994/SA/14144

Skripsi ini diajukan Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra dalam Ilmu Bahasa dan Sastra Prancis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2011

GRADUATING PAPER TRANSFORMATION OF GENDER ORIENTATION IN THE FILM LES CHANSONS DAMOUR

By: CHRISTIARA RATU ATI 07/254994/SA/14144

FRENCH DEPARTMENT FACULTY OF CULTURES SCIENCES UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011

ii

MMOIRE TRANSFORMATION DE LORIENTATION DE GENRE DANS LE FILM LES CHANSONS DAMOUR

Par : CHRISTIARA RATU ATI 07/254994/SA/14144

DPARTEMENT DE FRANAIS FACULT DES SCIENCES CULTURELLES UNIVERSITAS GADJAH MADA

2011
iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku persembahkan tulisan ini untuk mama terhebat di dunia, mama Yuli Hartini, papa Sri Sutopo, Mas Daru, Mbak Putri, Rian dan Yudha, kalian semangat dalam hidupku.

Io non voglio cancellare il mio pasato, perch nel bene o nel male mi ha reso quello che sono oggi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Give thanks with a grateful heart to my savior, Jesus Christ for all love, blessings and wonderful plan in my life. Terimakasih dari hati yang terdalam untuk mama dan papa, Yuli Hartini dan Sri Sutopo, kakak ku tercinta mas Daru dan mbak Putri, serta kedua adik ku Rian dan Yudha yang selalu memberikan cinta, dukungan, dan perhatian penuh. Terimakasih untuk kekasih ku yang berada jauh di Jordan, Asep Supriatna, yang selalu memberikan semangat dan selalu mengatakan sayang pasti bisa!, terimakasih untuk cinta dan kasih sayang tulus, waktu bersama yang menyenangkan, i just wanna say that you are the best guys in the world! Terimakasih kepada Ibu Wening Udasmoro atas bimbingan skripsi yang telah diberikan. Terimakasih kepada Ibu Ani, Ibu Wulan, Bapak Muslikh Madiyat, Ibu Wiwid Nurwidyohening, Pak Ali , Ibu Lina, Pak Jarwo, Pak Laddy Lesmana, Pak Teguh, Pak Suryo, Pak Toro, Ibu Upik, Ibu Mona, Mas Aurelien de Coster, Mbak Sandy, Mbak Ayu Rahayu, dan Mas Johrel. Terimakasih untuk teman-teman angkatan 2007 untuk setiap kebersamaan dan perjuangan bersama yang tak terlupakan; Hana, Adhya, Alfi, Dinda, Ina, Komang, Ido, Kiki, Dimas, Esty, Julien, Kenyo, Shinta, Nadia, Nindya, Tita, Risa, Tini, Susan, Sari, Ukhti, Eggy, Sem, Atina, Anggi, Agni, dan teman-teman lainnya. Terimakasih untuk kakak-kakak angkatan yang selalu memberikan wejangan dan persahabatan selama ini; mbak Dina, mbak Monis, mas Ian, mas Diaz, mbak Desty, mbak Shindy, mbak Ayu, mas Derby. Terimakasih untuk adikadik angkatan yang selalu memberikan support. Terimakasih untuk seluruh teman-teman Polyglot Jogjakarta untuk waktu latihan percakapan dalam berbagai bahasa. Terimakasih kepada teman-teman di Lembaga Indonesia Perancis; Mbak YuLi, Mlle. Marie Le Sourd, Mbak Happy, Mbak Merry, Mbak Yanti, Mbak Dewi, Mbak Susi, Mbak Asih, dan Elise Comte.
vi

Terimakasih untuk teman-teman Radio PPI Dunia yang selalu menghibur; kak Yohanes, kak Anggun, kak Vera, kak Niar, Isma, om Priadamba, kak Aldy, kak Jihan, Rumario, dan teman-teman lainnya, suara anak bangsa, satu cinta, satu Indonesia. Terimakasih untuk teman-teman di Italy untuk persahabatan yang indah; Francesco No, Pia Zacapa, Samuelle, Martina, Titti, Marco Cocca, Marco Mantuori, Francesco dOttavio, Ola Nowicka, Sarai Delgado, Valentino, Ricardo, Sara, Tieka, mbak Ayu Naning, mas Joko, mas Olo, mbak Lidia, mbak Marmi, Arslan, mas Rudi, Eka, Rio, Keyne, Oman, mas Wawan. Terimakasih untuk teman-teman di kampus Universit per stranieri di Siena; Signora Elisabetha, Signora Lucia, Signora Simonetta, Maria, Rami, Yuan, Ioanna, Vasilis, Tugba, Pierre, Costas, Doosub, Chen, Hu, Nermin, Neck, Adham, Katarzyna, Monica, Olga, dan teman-teman lainnya. Terimakasih untuk teman-teman kost legi 1 dan kost putri arum; mbak Dinda, mbak Siti, mbak Anna, Ayu, mbak Narti, mbak Suci, mbak Yora, Nia, Putri. Terimakasih pula untuk teman-teman di Sekretariat Majelis Guru Besar UGM; Ibu Wiwik yang telah mengijinkan saya untuk bekerja, Ibu Hasti, Pak Joko, Pak Endro, mas Andri, Pak Ponijo, Dian, Indira, dan Tyas serta seluruh teman-teman sekerja di gedung pusat UGM. Terimakasih untuk semua guru kehidupan.

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terhingga kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi arti dalam hidup dan kehidupan penulis sehingga terselesaikan sebuah karya dalam awal perjalanan meniti pendidikan pada bidang sastra Prancis. Berkat, kuasa, dan penyertaanNya ya ng sempurna dirasakan penuh oleh penulis dalam perjalanannya menyelesaikan studi di UGM. Pada kesempatan penelitian ini, penulis memilih topik tentang

transformasi orientasi gender dalam film Les Chansons dAmour. Pemilihan topik tersebut dikarenakan orientasi gender merupakan wacana yang sedang berkembang di kalangan penikmat film. Isu-isu yang berhubungan dengan seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Selain itu, penelitian ini juga tidak hanya membahas seputar gender dan seksualitas tetapi juga mengangkat permasalahan identitas diri sebagai bentuk aktualisasi diri. Penelitian ini juga sekaligus untuk membuktikan bahwa transformasi orientasi gender dari heteroseksual menjadi homoseksual merupakan konstruksi sosial. Isu gender dan seksualitas sangatlah banyak, namun penulis berusaha untuk membatasinya. Terselesaikannya skripsi ini tidaklah terlepas dari arahan dosen pembimbing skripsi, masukan terutama berkaitan dengan teori yang berpotensi menjadi pendekatan dalam menganalisis permasalahan, juga sangat mempengaruhi perkembangan kualitas skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu Wening Udasmoro selaku pembimbing

viii

skripsi untuk setiap waktu yang diberikan dan kesabaran dalam membimbing penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Siti Hariti Sastriyani selaku ketua jurusan sastra Roman UGM dan kepada Ibu Wulan Tri Astuti selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama studi di jurusan sastra Roman. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan sesama mahasiswa yang telah bersedia berdiskusi dan memberi sumbangan ide untuk penelitian ini. Tak ada yang sempurna. Oleh karena itu penulis berharap agar penelitian ini mendapat banyak kritik dan saran, sebagai pembelajaran untuk penelitian penulis selanjutnya. Semoga penelitian ini dapat membantu dan berguna bagi semua pembaca dalam memahami transformasi orientasi gender.

Yogyakarta, Juni 2011 Penulis

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul (Indonesia) ... i Halaman Judul (Inggris) ... ii Halaman Judul (Prancis) .. iii Halaman Pengesahan iv Halaman Persembahan . v Ucapan Terimakasih . vi Kata Pengantar viii Daftar Isi .. x Daftar Bagan xii Daftar Gambar . xiv Intisari . xvi Abstract .. xvii Extrait ... xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .... 1 1.2. Rumusan Masalah .. 6
x

1.3. Tujuan Penulisan 7 1.4. Tinjauan Pustaka 8 1.5. Landasan Teori .. 11 1.5.1. Psikologi Sastra 11 1.5.2. Motivasi dan Personalitas 14 1.5.3. Seksualitas dan Gender 18 1.5.4. Identitas Diri dan Cinta 23 1.6. Metode Penelitian . 29 1.7. Sistematika Penyajian ... 32 BAB II TRANSFORMASI ORIENTASI GENDER 2.1. Kehidupan Heteroseksual .. 34 2.1.1. Kecemburuan sebagai bentuk kenyamanan yang terusik 41 2.1.2. Kematian dan kesedihan 46 2.2. Faktor Perubahan Orientasi Gender .. 50 2.3. Kehidupan Homoseksual.. 60 BAB III PENGARUH PERUBAHAN ORIENTASI GENDER 3.1. Identitas Diri dan Gender serta Perubahannya .. 71 3.2. Pengaruh Perubahan Orientasi Gender terhadap Lingkungan .. 76 3.2.1. Sikap anggota keluarga Julie sebelum terjadinya perubahan orientasi gender Ismael .. 76
xi

3.2.2. Sikap anggota keluarga Julie terhadap perubahan orientasi gender Ismael . 79 3.2.3. Sikap Alice sebagai seorang sahabat terhadap perubahan orientasi gender Ismael .. 86 BAB IV KESIMPULAN . 91 Daftar Pustaka .. 95 Rsum . 98 Lampiran 103 Surat Pernyataan Publikasi .... 108

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan Hierarki Kebutuhan Maslow.. 16 Bagan Perencanaan Aplikasi Teori .. 28 Bagan Transformasi Orientasi Gender Tokoh Ismael dalam Film Les Chansons dAmour ... 69

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 .. 35 Gambar 2 .. 35 Gambar 3 .. 39 Gambar 4 .. 39 Gambar 5 .. 41 Gambar 6 .. 41 Gambar 7 ...... 44 Gambar 8 .. 44 Gambar 9 .. 46 Gambar 10 46 Gambar 11 48 Gambar 12 48 Gambar 13 51 Gambar 14 51 Gambar 15 53 Gambar 16 53 Gambar 17 55 Gambar 18 55 Gambar 19 58
xiv

Gambar 20 58 Gambar 21 62 Gambar 22 62 Gambar 23 65 Gambar 24 65 Gambar 25 ........ 77 Gambar 26 77 Gambar 27 ........ 78 Gambar 28 78 Gambar 29 82 Gambar 30 82 Gambar 31 82 Gambar 32 87 Gambar 33 87 Gambar 34 87

xv

SKRISPSI TRANSFORMASI ORIENTASI GENDER DALAM FILM LES CHANSONS DAMOUR

INTISARI

Transformasi orientasi gender merupakan perubahan pola ketertarikan emosional dan sifat terhadap pasangan disamping ketertarikan secara seksual. Les Chansons dAmour adalah film yang mengangkat permasalahan orientasi gender. Tokoh dalam film ini yaitu Ismael mengalami transformasi orientasi gender yang semula merupakan heteroseksual kemudian berubah menjadi homoseksual. Ismal mengalami kesedihan mendalam setelah kehilangan kekasihnya. Faktor dari dalam diri maupun lingkungan sekitar juga mempengaruhi tokoh utama dalam memutuskan orientasi gender. Dia yang semula menyukai lawan jenis (heteroseksual) kemudian beralih menyukai sesama jenis (homoseksual). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap transformasi orientasi gender seorang heteroseksual menjadi homoseksual dan pengaruh perubahan orientasi gender tersebut terhadap lingkungan sekitarnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra dan gender. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa transformasi orientasi gender dalam film ini terjadi karena adanya faktor internal yaitu perasaan kehilangan, kesedihan dan depresi setelah kematian kekasihnya, dan rasa bersalah karena tidak dapat membahagiakan kekasihnya selama masih hidup dengan terlibat dalam percintaan antar tiga orang. Selain itu adanya faktor eks ternal yaitu kehadiran seorang pria yang secara cerdik memanfaatkan rapuhnya jiwa Ismael setelah kematian kekasihnya lewat rayuan yang secara intens dilakukan sebagai salah satu bentuk kekuasaan.

Kata kunci: film, tranformasi, orientasi gender.

xvi

GRADUATING PAPER TRANSFORMATION OF GENDER ORIENTATION IN THE FILM LES CHANSONS DAMOUR

ABSTRACT The orientation of gender transformation is a transition in the pattern of emotional interest and character toward the couple beside of sexual interest. Les Chansons dA mour is a film about gender orientation problem. The character in the film named Ismael, has transformed his gender orientation from heterosexual into homosexual. Ismael was deeply sad after lose his girl friend. The inside factor either environment also influence the main character decided the gender orientation from heterosexual into homosexual. This research aims to reveal the transformation of gender orientation from heterosexual into homosexual and the influence of gender orientation transition for the environment. This analysis used literature psychology and gender approach. The result of the analysis shows that the transformation of gender orientation in this film caused by the internal factor, feeling of losing, sorrow, and depression after his girl friends death, and guilt because he cant satisfied his girl friend. In fact, both of them get involved in a love story between 3 persons. More over, there is an external factor, a presence of a man who cleverly exploits the fragility of Ismaels soul after his girl friends death through an intense seduction as a form of power.

Key word: film, transformation, gender orientation

xvii

MMOIRE TRANSFORMATION DE LORIENTATION DE GENRE DANS LE FILM LES CHANSONS DAMOUR

EXTRAIT La transformation de l'orientation de genre est une transition dans les modles de l'intrt emotionnel et le caractre du couple ct de l'intrt sexuel. Les Chansons d'Amour est un film sur le problme d'orientation de genre. Le personnage principal dans le film, Ismal, a chang son orientation de genre dhtrosexuel homosexuel. Ismal tait profondment triste aprs avait perdu sa petite amie. L'environnement influence le personnage principal dans sa sphre prive en dcidant de changer d'orientation de genre dhtrosexualit lhomosexua lit. Cette recherche rvl la transformation de a un but en l'orientation de genre dun htrosexuel un homosexuel et l'influence de cette transformation de lorientation de genre sur l'environnement. Cette analyse est faite par le biais de la littrature psychologique et l'approche du genre. Le rsultat d'analyse explique que la transformation de l'orientation de genre dans ce film a cause des facteurs privs, ce sont le sentiment de perdre , la tristesse et la dpression aprs la mort de sa petite amie, et la culpabilit parce qu'il ne pouvoir pas satisfaire sa petite amie quand elle avait envie de simpliquer dans une histoire d'amour 3 personnes. A ct de ca , il y a un facteur externe, il est la prsence d'un homme qui exploite habilement la fragilit desprit d Ismal aprs la mort de sa petite amie avec dune sduction intense qui agit comme une forme de pouvoir. Les mots cl : le film, la transformation, lorientation de genre

xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Karya sastra yang dapat dilihat, didengar, dibaca, dan dimengerti bagi

sebagian orang lebih menarik dibandingkan dengan karya sastra yang hanya dapat dibaca atau didengar saja. Alasan tersebut yang mendasari penulis dalam memilih karya sastra berupa film untuk dianalisis. Film Prancis khususnya menjadi objek dalam penelitian yang dilakukan. Perkembangan film di dunia didasari oleh sejarah film sendiri yang akan dijelaskan sebagai latar belakang analisis.

Marie (2009), menyatakan bahwa sejarah film pernah tidak populer pada tahun 1960-1970-an ketika semiotika sedang populer. Sejarah film tidak pernah populer seperti Ecole des annales (salah satu jenis aliran sejarah yang diperke nalkan oleh Fernand Braudel) yang memiliki sejarah panjang hingga dua abad. Selama ini sejarah film terlalu ditekankan pada TV dan film itu sendiri, karena sejarah ini ditulis oleh para kritikus. Film merupakan sesuatu yang sangat kompleks. Selama ini pendekatan sejarah film dilakukan dengan pendekatan yang sulit diadaptasi. Penulisan sejarah tergantung dan hanya menyangkut

kenangannya saja, bukan pendekatan sejarah yang benar. Penulisan sejarah dilakukan dengan menggunakan sumber sutradara atau aktor tanpa sikap kritis. Sementara pendekatan baru dalam sejarah film menggunakan lebih banyak data,

bukan hanya kesaksian aktor maupun sutradara. Pendekatan sejarah film selama ini terlalu kategorik. Pengertian gerakan film dan aliran film tidak membantu banyak dalam penulisan sejarah film. Sejarah tradisional film hanya mencakup sejarah estetika dan sejarah teknik, sedangkan sekarang muncul pendekatan baru (nouvelle histoire) yaitu sejarah ekonomi dan sejarah sosial dalam film, dengan tujuan untuk mengetahui kelas sosial yang direpresentasikan dalam film.

Sebagian dari kita mungkin akan bertanya-tanya jika karya sastra yang berupa film memiliki sejarah dan dapat dikaitkan dengan kehidupan sosial, lalu sebenarnya karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi atau kenyataan? Ratna (2007 : 306-307) menyatakan bahwa hakikat masyarakat dan kebudayaan pada umumnya adalah kenyataan, sedangkan hakikat karya sastra adalah rekaan, dengan sebutan yang lebih populer, yaitu imajinasi. Kenyataan dalam ilmu sosial adalah kenyataan yang sudah ditafsirkan, kenyataan sebagai fakta sosial. Berbeda dengan imajinasi dalam kehidupan sehari-hari, yang dianggap sebagai sematamata khayalan, imajinasi dalam karya sastra adalah imajinasi yang didasarkan atas kenyataan, imajinasi yang juga diimajinasikan oleh orang lain. Masalah ini perlu dijelaskan dengan pertimbangan bahwa sebagai karya seni, karya sastra tidak secara keseluruhan merupakan imajinasi.

Pertama, meskipun hakikat karya seni adalah rekaan, tetapi jelas karya seni didekonstruksi atas dasar kenyataan. Kedua, dalam setiap karya seni, khususnya karya sastra, terkandung unsur-unsur yang merupakan fakta objektif. Pada umumnya, fakta tersebut merupakan nama orang, toponim, peristiwa

bersejarah, monumen, dan sebagainya. Ketiga, karya seni yang secara keseluruha n merupakan imajinasi justru tidak dapat dianalisis, tidak dapat dipahami secara benar sebab tidak memiliki relevansi sosial.

Bertolak pada kenyataan yang telah dijelaskan di atas, penulis menemukan bahwa ada koherensi antara muatan film dan realitas sosial. Muatan film yang akhir -akhir ini mengangkat permasalahan sosial ketimbang hanya sekedar hiburan menjadi menarik untuk dianalisis. Terlebih lagi saat ini tematema berbau seksualitas sepertinya sudah tidak asing lagi muncul dalam dunia perfilman. Jika dahulu seksualitas di dalam film dianggap tabu, tetapi seiring perjalanan waktu dan pengaruh sosial dalam tatanan masyarakat, seksualitas dalam film digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan moral dan memaparkan realita kehidupan masyarakat.

Seksualitas dalam perfilman di Indonesia contohnya , adegan-adegan yang mencerminkan seksualitas pasti akan dihilangkan oleh lembaga sensor Indonesia karena dianggap tidak lazim dan tidak sesuai dengan budaya timur. Hal itu berbeda dengan film Prancis, adegan yang mencerminkan seksualitas seperti berciuman dan adegan lainnya merupakan hal yang biasa. Adegan seks menjadi bumbu dalam sebuah film. Salah satu film Prancis yang mengangkat permasalahan seksualitas adalah film Les Chansons damour. Les Chansons d'amour adalah sebuah film karya Christophe Honor yang dirilis di Perancis tanggal 23 Mei 2007 dan dipilih dalam kompetisi di Cannes Film Festival 2007. Film ini dinominasikan dalam empat kategori untuk Csar

Awards 2008 dan memenangkan Cesar Award kategori musik terbaik untuk film. Sebuah film musikal tentang cinta, hidup dan mati. Film ini juga disajikan pada Official Selection, dan dinominasikan untuk Palme d'Or (Golden Palm). Film Les Chansons dAmour berkisah tentang tiga orang yang tinggal bersama dalam sebuah apartemen. Mereka adalah Isma?l (Louis Garrel), Julie (Ludivine Sagnier) dan Alice (Clotilde Hesme). Mereka tinggal dalam satu apartemen dan terlibat dalam sebuah hubungan asmara yang melibatkan ketiganya. Beberapa adegan menampilkan betapa hangatnya hubungan mereka, meski kadang terkesan lucu dapat membina hubungan seperti itu. Mereka bisa mendiskusikan banyak hal dan juga bisa melakukan aktivitas seksual secara bebas di ranjang dengan ukuran terbatas. Sedikit t ntangan datang dari keluarga Julie ketika melihat kehidupan a asmara yang melibatkan tiga orang, namun Isma?l dapat meyakinkan dan diterima dengan sangat baik ditengah keluarga Julie. Semuanya berubah ketika Julie secara mendadak meninggal dunia. Meski demikian terpukul, semua yang ditinggalkan harus tetap menjalani hidup. Isma?l yang terlihat paling merasa kehilangan dibandingkan yang lainnya. Bayangan Julie selalu hadir di setiap tempat dan waktu, tidak ada yang bisa menghibur Isma?l bahkan Alice sekalipun. Setelah Julie meninggal, Alice dekat dengan pria bernama Gwendal yang memiliki adik laki-laki remaja bernama Erwann (Grgoire Leprince-Ringuet). Erwann inilah yang kemudian menjadi kunci kebahagiaan baru bagi Ismal, melepaskan penyangkalan yang selama ini dilakukannya. Kunci untuk

membangun sebuah hubungan, karena ternyata Erwann menaruh hati kepada Ismal dan secara intens menggodanya. Erwann dengan cerdas sedikit memanfaatkan rapuhnya jiwa Ismal. Tentu saja Isma?l yang masih dalam masa berkabung bingung ditempatkan situasi ini mengingat tidak bisa dipungkiri kehadiran Erwann mampu membawa nuansa tersendiri. Rasa takut Ismal akan kehilangan lagi meskipun dicintai dengan sangat seperti saat dengan Julie terangkum dalam satu kalimat akhir, longtemps . Film ini menggambarkan hubungan cinta yang kestabilannya tergoyahkan, ketika Julie meninggal karena serangan jantung, Ismal ya ng merasa sangat terpukul kemudian gamang mengenai kehidupan cintanya selama ini. Pada akhirnya, ia pun harus menentukan pilihan. Film Les Chansons dAmour hadir dengan pendekatan yang berbeda, bahkan bisa dibilang unik. Film ini memilih bentuk musikal dalam bertutur dimana para tokohnya bersenandung dalam mengungkapkan apa yang mereka rasakan, baik dalam masa kasmaran, patah hati, kehilangan, kangen atau bahkan untuk menggoda orang yang dicintai. Film ini mengangkat permasalahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat, menyajikan permasalahan orientasi gender dan identitas diri. Tokoh utama dalam film ini yaitu Isma?l mengalami transformasi orientasi gender, dimana beberapa faktor baik dari dalam dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar yang mendominasi kehidupannya mempengaruhi dirinya dalam Aimez-moi moins mais aimez-moi

mengambil keputusan untuk melakukan transformasi orientasi gender. Pada adegan di awal film, Ismal masih memiliki orientasi gender yang dianggap
5

normal, namun di pertengahan permunculan masalah Ismal mulai gamang dalam menemuka n identitas pribadinya. Identitas diri dan orientasi gender saling mempengaruhi satu sama lain. Orientasi gender yang lazim ada dalam masyarakat adalah heteroseksual, sedangkan homoseksual oleh masyarakat dianggap sebagai penyimpangan orientasi seksual. Tokoh utama dalam film ini mengalami transformasi orientasi gender, yang awalnya seorang heteroseksual kemudian menjadi homoseksual. Perubahan ini menarik untuk dianalisis. Mengapa ia memilih menjadi homoseksual, padahal sebelumnya ia memiliki orientasi gender yang dianggap wajar.

1.2 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah persoalan transformasi orientasi gender. Tokoh utama Ismael mengalami transformasi orientasi gender yang semula merupakan heteroseksual kemudian berubah menjadi homoseksual. Ismal mengalami kesedihan mendalam setelah kehilangan kekasihnya. Faktor dari dalam diri maupun lingkungan sekitar juga mempengaruhi tokoh utama dalam memutuskan orientasi gender yang semula menyukai lawan jenis (heteroseksual) kemudian beralih menyukai sesama jenis (heteroseksual). Homoseksualitas bukanlah sesuatu yang menular, tetapi di film ini justru menggambarkan sebaliknya. Tokoh utama yang tadinya heteroseksual tiba -tiba menjadi homoseksual dalam kurun waktu relatif singkat.

Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana transformasi orientasi gender seseorang terjadi dari he teroseksual menjadi homoseksual dalam film tersebut? (2) Bagaimana perubahan orientasi gender tersebut mempengaruhi hubungan seseorang dengan lingkungan sekitarnya dalam film tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan Penelitian mengenai orientasi gender merupakan wacana yang sedang berkembang di kalangan penikmat film. Penulis berharap penelitian mengenai transformasi orientasi gender dalam film ini dapat membuka sebuah wacana baru mengenai hal yang belum diketahui oleh masyarakat. Adapun tujuan pe nulisan penelitian ini secara teoritis yaitu: (1) Mengungkapkan transformasi orientasi gender seorang heteroseksual menjadi homoseksual. (2) Mengungkapkan pengaruh perubahan orientasi gender terhadap hubungan seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian adapun tujuan praktis penelitian ini yaitu diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk memahami film Les Chansons dAmour sebagai representasi fenomena perubahan orientasi gender yang terjadi dalam masyarakat.

1.4.

Tinjauan Pustaka Sejauh pengamatan penulis, belum ada skripsi yang membahas tentang

film Les Chansons dAmour. Namun demikian sebagai acuan penelitian, penulis menemukan beberapa tulisan yang membahas tentang gender dan seksualitas. Karya pertama yaitu jurnal yang berjudul Pengambilan Keputusan Menjadi Homoseksual Pada Laki-Laki Usia Dewasa Awal", membahas pengertian dan karakteristik homoseksual, faktor yang melatarbelakangi seorang laki-laki mengambil keputusan untuk menjadi homoseksual, hal-hal yang terjadi dalam proses pengambilan keputusan, dan perasaan atau emosi yang dirasakan oleh seorang laki-laki ketika menyatakan kesediaannya menjadi seorang homoseksual. Jurnal tersebut memaparkan konflik yang individu alami ketika memutuskan menjadi homoseksual, cara seorang homoseksual menghadapi konflik yang mereka alami, harapan seorang homoseksual tentang masa depannya, serta bagaimana usahanya mencapai harapan tersebut. Jurnal ini merupakan studi kasus atau observasi dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap kaum gay berusia 20-30 tahun di Semarang yang merupakan hasil penelitian kualitatif dengan menggunakan teori psikologi serta pendekatan fenomenologi (Nugroho, dkk, 2010). Karya kedua yaitu skripsi yang berjudul Homoseksual (Studi Kasus tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis) memba has tentang homoseksualitas yang dialami oleh 3 orang lelaki. Ketiganya memiliki etiologi yang hampir sama yaitu lemahnya peran ayah dalam keluarga sehingga membuat peran ibu menjadi dominan. Selain itu, ketiganya mempunyai pengalaman yang positif dalam

hubungan dengan sesama jenis, sehingga membuat perilaku ini diulang yang memperkuat kehomoseksualan mereka. Skripsi ini menggunakan pendekatan psikologis dan teori penyebab homoseksual Berber dan Feldmen. Skripsi memiliki tujuan mengetahui bagaimana etiologi homoseksual dan bagaimana kondisi psikologis seorang homoseksual yang hidup di masyarakat Indonesia yang masih menganggap negatif mereka (Asrori, 2006). Penelitian lain yaitu Penerimaan Diri Terhadap Orientasi Seksual Pada Homoseksual. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam melakukan penerimaan diri seorang individu homoseksual terhadap orientasi seksualnya tersebut membutuhkan sebuah proses. Pada individu homoseksual yang memiliki penerimaan diri yang tinggi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya ini yaitu proses pengkondisian, keinginan menjadi otentik, evaluasi diri, menerima kesalahan masa lalu, serta memiliki keberhargaan dan kebanggaan diri yang tinggi. Pada individu yang masih belum mampu menerima dirinya akan muncul berbagai kesulitan emosional yang biasanya meliputi rasa malu terhadap diri sendiri, perasaan marah, dan stres. Masih belum mampunya individu homoseksual dalam menerima dirinya dapat disebabkan karena individu tersebut berada di lingkungan heteroseksual sehingga menyebabkan individu homoseksual tersebut merasa bahwa dirinya menyimpang dari individu lain disekitarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologis, metode kualitatif studi kasus instrinsik, dan teori penerimaan diri Willey (Lubis, 2009) Penulis juga menemukan artikel yang membahas mengenai film Les Chansons dAmour dalam situs internet. Seorang penikmat film menceritakan

secara singkat isi dari film tersebut, dia terkesan dengan penggunaan lagu-lagu dalam bertutur. Dia berpendapat bahwa dalam sebuah kisah cinta, setiap peristiwa mempunyai sebuah lagu pengiring. Selain itu dia menyatakan bahwa film ini mungkin akan terasa sulit diterima oleh penonton konvensional, apalagi dengan akhir cerita yang dipilih, namun bagi mereka yang berjiwa bebas dan easy going sebagaim ana tokoh tokoh yang terlibat dalam kisah cinta di film ini, Les Chansons dAmour mampu membawa kesegaran tersendiri (Soeby, 2008). Pada artikel yang kedua di situs yang berbeda dinyatakan bahwa Les Chansons dAmour adalah film yang menghibur, ceritanya unik karena menggunakan lagu dalam mengungkapkan perasaan. Selain itu dia terkesan dengan tokoh Ismael yang kekanak-kanakan dan agak komikal (Tya, 2009). Dengan demikian, ketiga karya baik berupa jurnal maupun skripsi di atas menggunakan teori dan pendekatan psikologis mengenai homoseksualitas. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dan studi kasus yang ada dalam masyarakat, sedangkan kedua artikel dalam situs website yang berbeda hanya menceritakan sinopsis film, kritik, dan saran yang terangkum dalam resensi film. Tinjauan pustaka tersebut mendorong penulis untuk meneliti mengenai fenomena transformasi orientasi gender dalam Film Les Chansons dAmour karena berbeda dengan penelitian sebelumnya. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan analisis ge nder dengan pendekatan psikologi sastra yang tercermin dalam film Les Chansons dAmour. Teori yang digunakan penulis adalah teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori seksualitas Michael Foucault, dan teori identitas diri Anthony Giddens.

10

1.5.

Landasan Teori

1.5.1. Psikologi Sastra Endraswara (2003: 96), menyatakan bahwa psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi karya juga tak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Bahkan, sebagaimana sosiologi refleksi, psikologi sastra pun mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya. Proyeksi pengalaman sendiri dan pengalaman hidup di sekitar pengarang, akan terproye ksi secara imajiner ke dalam teks sastra. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan teks berupa darama maupun prosa, sedangkan jika berupa puisi, tentu akan tampil melalui larik-larik dan pilihan kata yang khas. Di samping memang ada puisi lirik atau prosais dan atau balada yang memuat tokoh tertentu. Jatman (1985:165) berpendapat bahwa karya sastra dan psikologi memang meiliki pertautan yang erat, secara tak langsung dan fungsional. Pertautan tak langsung, karena baik sastra maupun psikologi memiliki objek yang sama yaitu kehidupan manusia. Psikologi dan sastra memiliki hubungan fungsional karena sama-sama untuk mempelajari keadaan kejiwaan orang lain, bedanya dalam psikologi gejala tersebut riil, sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif.

11

Dasar konsep dari psikologi sastra adalah munculnya jalan buntu dalam memahami sebuah karya sastra, sedangkan pemahaman dari sisi lain dianggap belum bisa mewadahi tuntutan psikis, oleh karena hal itu munculah psikologi sastra, yang berfungsi sebagai jembatan dalam interpretasi. Penelitian psikologi sastra memfokuskan pada aspek-aspek kejiwaan. Artinya, dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh penelitian dapat mengungkap gejala -gejala psikologis tokoh baik yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan pengarang (Ratna, 2004: 350). Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra dihidupkan oleh tokoh-tokoh sebagai pemegang peran atau pelaku alur. Melalui perilaku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan problem-problem atau konflik-konflik yang dihadapinya, baik konflik dengan orang lain, konflik dengan lingkungan, maupun konflik dengan dirinya sendiri.

Karya sastra yang dihasilkan sastrawan selalu menampilkan tokoh yang memiliki karakter sehingga karya sastra juga menggambarkan kejiwaan manusia, walaupun pengarang hanya menampilkan tokoh itu secara fiksi. Dengan adanya kenyataan tersebut, karya sastra selalu terlibat dalam segala aspek hidup dan kehidupan, tidak terkecuali ilmu jiwa atau psikologi. Hal ini tidak terlepas dari pandangan dualisme yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri atas jiwa dan raga.

Psikologi dan sastra adalah dua hal yang berbeda, akan tetapi psikologi dan sastra mempunyai hubungan yang sangat erat. Psikologi mempelajari jiwa

12

manusia dan menekankan pada sisi perilaku manusia. Meskipun jiwa itu sendiri tidak nampak akan tetapi kehidupan kejiwaan tersebut termanifestasikan oleh tingkah laku, sedangkan sastra merupakan produk manusia yang kreatif dan imajinatif sebagai ungkapan jiwa dan rasa dalam bentuk teks, yang bisa berwujud puisi, drama, maupun novel. Meskipun sastra dan psikologi berbeda keduanya memiliki kesamaan, keduanya berangkat dari dua hal yang sama yaitu, kehidupan dan manusia.

Psikologi dan sastra berhubungan erat, sering kali tokoh-tokoh, situasi serta plot yang terbentuk dalam novel atau drama sesuai dengan keberadaan psikologi, karena pengarang kadang-kadang menggunakan teori psikologi dalam melukiskan tokoh serta lingkungan (Wellek, Rene dan Austin Werren, 1990:106). Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Andre Hardjana (1994: 66). Menurutnya orang dapat mengamati tingkah laku tokoh-tokoh dalam sebuah roman atau drama dengan memanfaatkan pertolongan pengetahuan psikologi. Andai kata ternyata tingkah laku tokoh-tokoh tersebut sesuai dengan apa yang diketahuinya tentang jiwa manusia, maka dia telah berhasil mengunakan teoriteori psikologi modern untuk menjelaskan dan menafsirkan karya sastra. Bila tokoh Hamlet menunjukkan tingkah laku yang kemudian oleh Freud dinyatakan sebagai ciri-ciri jenis kepribadian tertentu yang bertingkah laku tertentu di dalam lingkungan tertentu, tidaklah berarti pujangga Shakespeare mengenal teori-teori Freud, melainkan memang berarti Shakespeare mempunyai pengamatan yang tajam dan mendalam tentang hakekat atau kodrat manusia.

13

Psikologi sastra merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kejiwaan dan menya ngkut batiniah manusia. Lewat tinjauan psikologi akan nampak bahwa fungsi dan peran sastra adalah untuk menghidangkan citra manusia yang seadil-adilnya dan sehidup-hidupnya atau paling sedikit untuk memancarkan bahwa karya sastra pada hakikatnya bertujuan untuk melukiskan kehidupan manusia.

Pendekatan psikologis terhadap karya sastra muncul setelah Sigm und Freud memperkenalkan teori psikoanalisa, bagi Freud cipta sastra merupakan ambisi alam tak sadar yang tidak terwujud dalam realita. Kemudian secara fiktif diaktualisasikan dalam sastra. Pendekatan secara psikologis inilah yang sering disebut psikologi sastra.

Andre

Hardjana

(1985:60),

menyatakan

bahwa

penelitian

yang

meggunakan pendekatan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya sastra dari sisi psikologi. Alasan ini didorong karena tokoh-tokoh dalam karya sastra dimanusiakan, mereka semua diberi jiwa, mempunyai raga bahkan untuk manusia yang disebut pengarang mungkin memiliki penjiwaan yang lebih bila dibandingkan dengan manusia lainnya terutama dalam hal penghayatan mengenai hidup dan kehidupan.

1.5.2. Motivasi dan Personalitas Setiap manusia di bumi merupakan makhluk yang memiliki kebutuhan, sebutan manusia sebagai makhluk sosial menunjukan bahwa manusia tidak dapat

14

hidup tanpa bantuan orang lain.

Kebutuhan hidup manusia tidak hanya dalam

aspek sosial melainkan juga dalam aspek fisiologis. Keberadaan manusia yang tidak pernah puas akan pemenuhan kebutuhan hidupnya memotivasi manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan dan aktualisasi personal.

Abraham Maslow (1954) berusaha untuk mensintesis tubuh besar penelitian yang berkaitan dengan motivasi manusia. Sebelum Maslow, peneliti umumnya terfokus secara terpisah pada faktor-faktor seperti biologi, prestasi, atau kekuatan untuk menjelaskan apa yang menyemangati, mengarahkan, dan memelihara perilaku manusia. Maslow mengemukakan hierarki kebutuhan manusia berdasarkan dua pengelompokan: kebutuhan defisiensi dan kebutuhan pertumbuhan. Setiap kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi sebelum pindah ke tingkat berikutnya yang lebih tinggi, setelah masing-masing kebutuhan telah terpenuhi. Apabila beberapa waktu mendatang seseorang terdeteksi kekurangan salah satu kebutuhan, individu akan bertindak untuk melengkapai kekurangannya tersebut.

Piramida hierarki kebutuhan berikut menjelaskan bahwa manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki, dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Hipotesisnya mengatakan bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima

15

kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri). Hierarki kebutuhan menurut tingkatannya itu dapat diperinci dalam piramida seperti di bawah ini:

Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran

16

bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.

Teori hierarki kebutuhan Maslow tersebut didasarkan atas pernyataannya dalam buku berjudul Motivation and Personality (1954) yang menyatakan bahwa:

What a man can be, he must be. This forms the basis of the perceived need for self-actualization. T level of need pertains to what a person's full his potential is and realizing that potential. Maslow describes this desire as the desire to become more and more what one is, to become everything that one is capable of becoming (page 91). This is a broad definition of the need for self-actualization, but when applied to individuals the need is specific. For example one individual may have the strong desire to become an ideal parent, in another it may be expressed athletically, and in another it may be expressed in painting, pictures, or inventions (page 92). As mentioned before, in order to reach a clear understanding of this level of need one must first not only achieve the previous needs, physiological, safety, love, and esteem, but master these needs (page 93). Apa yang seorang inginkan terjadi, ia harus dapat merealisasikannya supaya terjadi. Hal ini membentuk anggapan dasar akan perlunya untuk mengaktualisasikan diri. Tingkat kebutuhan berkaitan dengan keseluruhan potensi seseorang dan dapat merealisasikan potensi tersebut. Maslow menggambarkan keinginan ini sebagai keinginan untuk menjadi lebih, melebihi apa yang kita inginkan, untuk menjadikan segala sesuatunya mampu terjadi. Ini adalah definisi yang luas dari kebutuhan untuk aktualisasi diri, tetapi bila diterapka n pada kebutuhan individu menjadi spesifik. Misalnya satu orang mungkin memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi orangtua ya ng ideal, di sisi lain ingin menjadi pasangan ideal yang diinginkan oleh pasangannya, dan lain sebagainya.

17

Keinginan untuk menjadi pasangan ideal tercermin pula dalam film Les Chansons dAmour, tokoh utama yaitu Ismael berusaha menjadi pasangan ideal seperti yang diinginkan Julie. Seperti disebutkan sebelumnya, dalam rangka mencapai pemahaman yang jelas tentang tingkat kebutuhan, pertama tidak hanya harus mencapai kebutuhan sebelumnya, fisiologis, keselamatan, cinta, dan penghargaan, tetapi menguasai kebutuhan ini.

Seseorang siap untuk bertindak atas pemenuhan kebutuhan jika hanya merasa kebutuhan tersebut be lum terpenuhi. Konseptualisasi awal Maslow termasuk hanya satu kebutuhan pertumbuhan - aktualisasi diri. Aktualisasi diri seseorang dicirikan oleh permasalahan yang berfokus , menggabungkan kesegaran berkelanjutan akan penghargaan hidup, keprihatinan tentang pertumbuhan pribadi, dan kemampuan untuk memiliki pengalaman puncak. Aktualisasi diri untuk menemukan pemenuhan diri dan menyadari potensi seseorang, dan

dapat menghubungkan hal di luar ego atau untuk membantu orang lain menemukan pemenuhan diri dan menyadari potensi mereka.

Tingkat tertinggi dari aktualisasi dir i yang transenden mungkin menjadi salah satu kontribusi yang paling penting untuk mempelajari perilaku manusia dan motivasinya.

1.5.3. Seksualitas dan Gender Kehidupan seks adalah salah satu bagian ya ng penting dalam hidup. Kehidupan seks memberikan berbagai manfaat bagi manusia , yakni reproduksi, kesenangan, cinta dan sebagainya. Sebagian orang ada yang memiliki orientasi

18

seksual yang dianggap normal, dan ada pula orang yang memiliki orientasi yang dianggap tidak normal atau ganjil (Sitoepoe, 2005). Orang yang memiliki orientasi seksual terhadap lawan jenisnya, dimana seorang pria tertarik pada wanita atau sebaliknya, wanita tertarik pada pria dapat dikatakan sebagai kaum heteroseksual. Namun demikian, ada juga orang-orang yang memiliki orientasi seksual kepada sesama jenis. Mereka dapat dikatakan sebagai homoseksual. Homoseksual terbagi atas gay dan lesbian. Gay adalah pria yang menyukai sesama jenisnya, sedangkan lesbian adalah wanita yang menyukai sesama jenisnya sendiri (Setiawan, 2006). Fakih (2004 :7,8), menyatakan bahwa ada perbedaan mengenai seks dan gender. Pengertian seks yaitu jenis kelamin, pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, bahwa laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jakala, dan memproduksi sperma, sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim, memproduksi telur, dan memiliki vagina. Hal itu secara biologis tidak dapat dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan, permanen dan merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat. Konsep gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, dan emosional, sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Ciri da ri sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan.

19

Orientasi seksual dan gender yang dianggap bertentangan dengan norma dalam masyarakat yaitu homoseksual menjadi perdebatan klasik. Permasalahan ini kemudian memunculkan dua teori besar pe nyebab homoseksualitas. Dua teori besar tentang homoseksualitas adalah teori esensialisme (essensialism) yang berpatokan pada kromosom biological dan teori social construction (teori bentukan sosial). Beberapa meyakini identitas seksual yang dimiliki seseorang untuk menjadi homoseksual, heteroseksual atau biseksual tersebut merupakan bawaan dari lahir (given), yang tidak dapat diubah-ubah lagi, sehingga mereka tinggal menjalani saja apa yang menjadi takdirnya. Seksualitas merupakan fenomena biologis, kenyataan alamiah yang melampaui kenyataan sosial.

Foucault (1998:105-6), menentang teori esensialisme. Menurutnya seksualitas merupakan sebuah konstruksi sosial, bukan fakta kromosomikbiologis. Ia menggugat ortodoksi teoritik tentang seksualitas yang seluruh prinsipprinsipnya didasarkan pada esensialisme seksual. Seksualitas bukan sesuatu yang tidak berubah, asosial, dan trans -historis. Seksualitas sangat terikat dengan sejarah dan perubahan sosial. Foucault menantang paham bahwa seksualitas adalah kekayaan pribadi, yang bersifat fisiologis dan psikologis Setiap orang dilahirkan sebagai biseksual, akan menjadi apa dia nanti tergantung pada pendidikan seksual yang dilakukan lingkungannya. Apakah dia akan menjadi homoseksual, biseksual atau heteroseksual sekalipun, dalam hal ini perlu digarisbawahi, bahwa apa yang disebut sebagai heteroseksual bukanlah manipulasi gen, tetapi akibat dari proses sejarah dan kebudayaan

20

Foucault (1976: 21,76), mengkaitkan seksualitas dengan kekuasaan. Penelitian Michel Foucault tentang sejarah seksualitas mau mencari tahu bagaimana kekuasaan bergeser searah dengan strategi yang dikembangkan oleh wacana. Pada perspektif ini, kekuasaan sebagai rezim wacana diangga p mampu menggapai, menembus dan mengontrol individu sampai pada kenikmatankenikmatan yang paling intim. Caranya, menggunakan metode melalui wacanawacana yang dirumuskan dalam bentuk penolakan dan pelarangan, namun juga perangsangan, rayuan dan intensifikasi (teknik-teknik kekuasaan yang memiliki banyak bentuk).

Pernyataan Foucault di atas bukan bermaksud menunjukkan bahwa wacana yang menghasilkan kekuasaan ingin menyingkap atau menyembunyikan kebenaran tentang seks, tetapi ingin melokalisir ingin tahu yang berfungsi sebagai obyek dan instrumen kekuasaan. Ingin tahu yang menjadi ungkapan hasrat akan kekuasaan terumus dalam wacana sebagai praktik-praktik yang terorganisir dan mengorganisir hubungan sosial. Maka demikian wacana semacam ini dianggap sebagai praktis yang mengubah konstelasi sosial dan menghasilkan sesuatu.

Fokus sejarah seksualitas ini diarahkan ke penjelasan bahwa di sekitar seks dibangun perlengkapan atau mesin untuk memproduksi kebenaran, artinya wacana kekuasaan berfungsi untuk menampung dan menyembunyikan kebenaran. Seks bukan hanya masalah sensasi dan kenikmatan, atau hukum dan larangan, tetapi di dalam seks dipertaruhkan masalah benar dan salah. Mengetahui apakah seks itu benar atau berbahaya membuka peluang dominasi dalam interaksi

21

kekuasaan. Sejauh mana seks bisa dianggap b erharga atau menakutkan itu dapat bergeser menjadi pertaruhan kekuasaan. Lalu seks dijadikan ajang pertaruhan kebenaran.

Seksualitas dan kekuasaan yang dijelaskan oleh Foucault menyertai pemikir teori lainnya yaitu Jean Baudrillard. Pemikiran tentang salah satu bentuk teknik kekuasaan yaitu rayuan diperjelas lebih mendalam oleh Baudrillard. Baudrillard (2000:2), menyatakan bahwa kehidupan di dunia mengarahkan manusia pada pemuasan hawa nafsu. Semua upaya dikerahkan untuk memenuhi hasrat akan kekayaan, popularitas, kekuasaan, dan seks. Sementara ruang bagi jiwa dan spiritualitas nyaris kosong. Era borjuis mempersembahkan dirinya pada fitrah alam dan produksi, yaitu hal-hal yang sangat asing dan bahkan secara ekspresif fatal untuk bujuk-rayu berahi.

Sejak seksualitas muncul seperti kata Foucault, dari sebuah proses produksi (dari wacana, pembicaraan atau hasrat), tidaklah begitu mencengangkan bahwa bujuk-rayu berahi telah menjelma menjadi segala hal yang terselubung. Bujuk-rayu berahi terus muncul bagi semua ortodoksi sebagai bentuk marabahaya (maleface) dan kepalsuan, sebuah sihir hitam untuk menyimpangkan semua kebenaran, sebuah persekongkolan tanda-tanda. Setiap wacana diancam dengan penjungkirbalikan tiba-tiba, terserap ke dalam tanda-tandanya sendiri tanpa jejak makna. Inilah sebabnya mengapa semua disiplin, yang mempunyai aksioma, koherensi dan finalitas dalam wacana mereka, harus mencoba untuk membebaskannya. Inilah dimana bujuk-rayu berahi dan feminitas

22

disalahtafsirkan. Maskulinitas selalu dihantui oleh penjungkiran mendadak ini di dalam feminitas. Bujuk-rayu berahi dan feminitas adalah tidak dapat dihindarkan sebagai sisi lain seks, makna, dan kekuasaan. Berahi mewakili penguasaan alam raya simbolis, sedangkan kekuasaan hanya mewakili alam raya nyata.

1.5.4. Identitas Diri dan Cinta

Manusia adalah mahkluk yang bertanya akan dirinya. Mahkluk yang harus mencari identitas dirinya. Mahkluk dengan kesadaran dimanakah seharusnya dia berada. Kesadaran tersebut membutuhkan logika sehingga ketika manusia berpikir, pada saat itu manusia menyadari akan keberadaannya. Berpikir adalah proses lahirnya kesadaran akan sesuatu yang ada selain diri kita yang berada di luar diri kita, adanya subjek dan objek. Kesadaran menimbulkan juga pemilahan, keraguan, dan pencarian makna yang menyebabkan manusia selalu ingin bertanya, selalu mencari, berubah tidak pernah menetap dan tidak puas akan dirinya Kesadaran dalam memahami diri sendiri melalui logika dan perasaan merupaka n proses pembentukan identitas. Pengertian tersebut yang diungkapkan oleh Rene Descart mengenai keberadaan manusia.

Banyak pemikir dan pencetus teori mengenai identitas diri, namun identitas diri yang berkaitan dengan seksualitas, cinta, dan erotisme lebih banya k dijelaskan oleh Anthony Giddens. Giddens adalah seorang sosiolog Inggris yang menganggap bahwa sosiologi sebagai semacam pengena lan terhadap diri modernitas, dan seseorang harus bisa mengetahui potensi serta batas-batasnya. Giddens (1991: 54) menekankan pada diskursus identitas diri dan identitas sosial

23

yang juga akan berubah. Giddens menyatakan pengertian identitas diri sebagai berikut :

"A person's identity is not to be found in behaviour, nor - important though this is - in the reactions of others, but in the capacity to keep a particular narrative going. The individual's biography, if she is to maintain regular interaction with others in the day-to-day world, cannot be wholly fictive. It must continually integrate events which occur in the external world, and sort them into the ongoing 'story' about the self." Identitas seseorang tidak dapat ditemukan dalam perilaku, atau dalam hal yang penting sekalipun, meskipun itu merupakan reaksi orang, tetapi dalam kapasitas untuk menyimpan narasi tertentu yang sedang terjadi. Biografi individu seseorang, jika dia mempertahankan interaksi teratur dengan orang lain di kehidupan sehari- hari, tidak dapat sepenuhnya fiktif. Ia harus terus mengintegrasikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia luar, dan menyortir mereka ke dalam 'cerita' yang sedang berlangsung tentang diri mereka sendiri.

Kutipan di atas menjelaskan bahwa identitas diri tidak diwariskan atau statis, melainkan menjadi suatu proyek refleksif (sebuah upaya bahwa kita terus bekerja dan merenungkan). Ini bukan seperangkat karakteristik yang diamati sesaat, tetapi menjadi sebuah nilai dari kehidupan seseorang. Identitas seseorang tidak dapat ditemukan dalam perilaku, maupun dalam reaksi orang lain, tetapi pada kemampuan untuk menjaga akan narasi tertentu. Kita membuat, memelihara dan merevisi sekumpulan narasi biografi, peran sosial dan gaya hidup serta cerita tentang siapa kita, dan bagaimana datang untuk berada di tempat sekarang. Kita semakin bebas untuk memilih apa yang ingin kita lakukan dan yang kita inginkan, tetapi peningkatan pilihan dapat membebaskan sekaligus mengganggu.

24

Konsep membebaskan dalam arti meningkatkan kecenderungan seseorang dalam pemenuhan diri sehingga sangat individualis, sementara konsep menyusahkan dalam arti terjadi peningkatan emosional untuk menganalisis pilihan-pilihan yang tersedia. Pilihan-pilihan tersebut menentukan, mengendalikan perubahan, dan memperkuat keinginan untuk mengontrol masa depan seseorang. Usaha yang dapat dilakukan pertama kali adalah melenyapkan dahulu pemikiran tentang arah kesadaran dan menguasai nasib kita sebagaimana yang dipikirkan oleh para sosiolog klasik: yaitu dengan menemukan kekuatan dan motor perubahan sosial, dengan itulah kita bisa menentukan nasib kita. Namun demikian model perubahan itu memiliki berbagai keterbatasan.

Giddens (2004: 191), menyatakan bahwa pada awalnya kita hidup dalam masyarakat yang kompleks dimana rantai keputusan, interaksi, penyebab yang member pengaruh ternyata begitu banyak jumlahnya sehingga akan selalu ada konsekuensi-konsekuensi tak terduga atas tindakan kita. Identitas diri menjadi proyek reflektivitas. Pengertian reflektivitas menunjukan bahwa kita ini hidup dalam sebuah masyarakat yang tidak diatur oleh paksaan alam atau rutinitas tradisi. Setiap keputusan yang diambil merupakan tidakan yang dapat dilakukan secara otomatis. Keputusan ini menjadi bagian dari sebuah proses konstruksi diri yang dinamis. Keputusan menyiratkan bagimana cara kita memandang sekeliling diri kita. Semua ini menjadi bagian dari sifat refleksi diri dalam masyarakat kontemporer. Pengenalan kita terhadap masyarakat dengan demikian menjadi sebuah faktor yang berlaku terhadap masyarakat itu sendiri.

25

Giddens (2004 : 194, 196) menjelaskan bahwa pengetahuan-pengetahuan yang tersebar dalam masyarakat tentang perilaku seksual ikut memberi kontribusi dalam modifikasi ulang penyaluran seksual. Salah satu masalah yang menarik perhatian adalah tentang ketakutan-ketakutan menghadapi resiko. Kita hidup dalam sebuah dunia dimana risiko-risiko baru bisa muncul dan belum ada pengalaman historis untuk itu. Apapun yang kita putuskan selalu mengandung konsekuensi menyangkut risiko itu sendiri, membuat masyarakat takut juga sangat problematik; namun dalam situasi tertentu menakuti mereka juga diperlukan. Jika sangat waspada terhadap setiap ancaman maka masyarakat akan sedikit kehilangan kapasitas responsifnya. Risiko-risiko pengambilan keputusan dalam konteks seksualitas, cinta, dan erotisme yang kemudian mengguncang

masyarakat.

Seksualitas merupakan konstruksi sosial yang terjadi dalam bidang kekuasaan, dan bukan hanya merupakan rangsangan biologis yang terlampiaskan. Bagi Giddens studi tentang transformasi-transformasi cinta di Barat

menyingkapkan bagian sosial dalam evolusi hubungan intim. Setapak demi setapak sejarah barat telah menentukan beberapa bentuk cinta, yakni cinta berahi yang diagung-agungkan oleh para penyair pada akhir zaman pertengahan, dan Giddens menggarisbawahi efek cinta semacam ini yang mengguncang tatanan sosial, sedangkan cinta romantik sebaliknya akan ikut memberi kontribusi dalam menstabilisasikan keluarga sebagai hasil perkawinan.

26

Anthony Gidden menekankan pada mobilisasi gerakan-gerakan sosial dan karakter refleksi tindakannya. Emansipasi wanita dan kemudian disusul perjuangan kaum homoseksual ikut berpartisipasi dalam terjadinya revolusi seksual mulai tahun-tahun 1960-an. Ia menekankan dimensi refleksi dalam evolusi adat kebiasaan seksual, yaitu bahwa penyebaran pengetahuan tentang praktik-praktik seksual pada masa kontemporer misalnya hasil karya yang mengupas tentang seksualitas apalagi publikasi yang dilakukan dalam penelitian besar-besaran mengenai perilaku seksual menjadi faktor yang mempercepat perubahan tersebut. Kontribusi besar diberikan Giddens terhadap evolusi adat kebiasaan dan demokratisasi kehidupan intim karena menganggap bahwa sikap dan praktik-praktik yang hingga saat itu mengguncangkan, menyimpang, atau marginal sebagai hal yang biasa.

Analisis dalam skripsi ini menggunakan beberapa teori yaitu teori hierarki kebutuhan, teori seksualitas dan teori ident itas diri. Teori hierarki kebutuhan mendukung teori seksualitas bahwa seksualitas adalah suatu bentuk dari aktualisasi diri yang terbentuk berdasarkan hierarki kebutuhan dasar manusia. Teori seksualitas digunakan untuk membongkar kehidupan seksualitas tokoh Ismal. Permasalahan utama dalam skripsi ini adalah perubahan orientasi gender tokoh utama dalam film Les Chansons dAmour yang semula heteroseksual kemudian menjadi homoseksual karena beberapa faktor. Oleh karena itu dibutuhkan teori seksualitas untuk menyelesaikan permasalahan ini. Teori seksualitas ini kemudian dikaitkan dengan teori identitas diri, dimana seksualitas merupakan salah satu faktor pembentukan identitas diri. Teori identitas digunakan

27

untuk mengkaji permasalahan identitas Ismal yang gamang dalam menemukan jati diri dan untuk mengungkap pengaruh identitas diri Ismael terhadap lingkungan sekitarnya. Teori-teori tersebut diatas dapat diperinci lewat bagan perencanaan aplikasi teori seperti di bawah ini :

Maslow: dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari 5 kebutuhan yaitu fisiologis, rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, persahabatan), penghargaan, dan aktualisasi diri. Foucault: seksualitas merupakan konstruksi sosial, di sekitar seks dibangun perlengkapan untuk memproduksi kebenaran dengan cara menggunakan kekuasaan yang diterapkan pada metode yang dirumuskan dalam bentuk penolakan dan pelarangan namun juga perangsangan, rayuan, dan intensifikasi. Baudrillard: simulasi representasi realitas yang membedakan antara yang nyata dengan yang palsu. Kehidupan di dunia mengarahkan manusia pada pemuasan hawa nafsu, semua upaya dikerahkan untuk memenuhi hasrat akan kekayaan, popularitas, kekuasaan, dan seks. Bujuk rayu berahi muncul bagi semua ortodoksi sebagai bentuk marabahaya dan kepalsuan. Giddens: identitas diri tidak diwariskan atau statis melainkan suatu proyek refleksi, pada kemampuan untuk menjaga narasi tertentu. Proyek refleksi artinya kita hidup dalam masyarakat yang tidak diatur oleh paksaan alam atau rutinitas tradisi, keputusan menjadi bagian dari proses konstruksi diri. Resiko pengambilan keputusan dalam konteks seksualitas, cinta (cinta romantik dan berahi), dan erotisme yang kemudian mengguncang masyarakat. Seksualitas merupakan konstruksi sosial, evolusi adat kebiasaan dan demokratisasi kehidupan intim karena menganggap bahwa sikap dan praktik-praktik yang mengguncangkan, menyimpang, atau marginal sebagai hal yang biasa.

Teori sebagai pisau analisis

Aplikasi Teori dalam Analisis Film Les Chansons dAmour

Bagan di atas menunjukkan bahwa ada beberapa pemikiran yang sama pada teori yang berbeda yaitu bahwa seksualitas merupakan konstruksi sosial. Pada proses pembentukan identitas diri terdapat proyek refleksi dan kemampuan

28

menjaga narasi tertentu. Proyek refleksi hingga pada pengambilan keputusan serta resiko yang akan terjadi dari cinta berahi dalam proses menemukan identitas diri. Hal itu dilengkapi dengan dasar pemenuhan kebutuhan hidup manusia, tidak hanya kebutuhan seksual yang termasuk dalam kebutuhan fisiologis, tetapi lebih dari itu ada kebutuhan yang lebih kompleks yang dijabarkan lewat hierarki kebutuhan manusia. Teori-teori tersebut saling menguatkan dan melengkapi

sebagai pisau analisis yang kemudian akan diaplikasikan dalam menganalisa transformasi orientasi gender dalam film Les Chansons dAmour.

1.6

Metode Penelitian

Sejalan dengan landasan teori tersebut di atas, metode penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah metode kualitatif, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

Tahap pertama adalah tahap observasi terhadap film-film Prancis yang dianggap menarik. Beberapa film yang dianggap menarik adalah La Mme, Les Chansons dAmour, La Nouvelle France, dan Une Vielle Maitresse. Setelah dilakukan observasi dari keempat film tersebut ternyata film Les Chansons dAmour mengangkat permasalahan sederhana yang menarik namun kompleks yaitu permasalahan identitas dibandingkan dengan film yang lain. Akan tetapi, hasil pembacaan ulang pada film Les Chansons dAmour, diketahui bahwa film ini tidak sekedar mengangkat permasalahan identitas namun juga mengangkat

29

permasalahan perubahan orientasi gender hingga pada pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar tokoh utama dalam film tersebut.

Tahap kedua adalah pengumpulan data dan pembacaan berulang-ulang. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan materi yang lebih lengkap berupa film Les Chansons dAmour itu sendiri sebagai data primer. Berbagai artikel, resensi film di media cetak maupun internet, jurnal dan skripsi yang membahas permasalahan identitas dan seksualitas, buku-buku yang memuat teori maupun pembahasan yang berkaitan dengan identitas, gender, dan seksualitas serta data-data lain yang membantu dalam menganalisis transformasi orientasi gender dalam film Les Chansons dAmour sebagai data sekunder.

Tahap ketiga adalah prosedur pengambilan dan pengolahan dalam penelitian. Pada tahap ini terdapat langkah-langkah dalam pengolahan data, pertama, adalah mengategorisasikan (seting dan karakter) cerita. Kedua, dilakukan reka skenario pada film. Metode reka skenario adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara menonton filmnya berulang-ulang, dengan maksud melakukan pencatatan data-data verbal (dialog, narasi) dan data-data visual (pendataan waktu, gambar latar belakang dan ekspresi tokoh). Langkah ketiga, adalah mengategorisasikan hasil reka skenario tersebut ke catatan hal penting dan menarik sebagai acuan dalam perumusan masalah. Catatan ini berupa ringkasan cerita yang hanya menyajikan poin-poin penting dari adegan dalam film Les Chansons dAmour. Langkah keempat, adalah mengidentifikasi cerita pada adegan-adegan tertentu supaya lebih sederhana dan efisien.

30

Tahap keempat adalah analisis. Analisis pertama adalah analisis film Les Chansons dAmour ditinjau dari aspek transformasi orientasi gender dengan pisau analisis yaitu teori seksualitas Foucault, teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, dan konsep rayuan Baudrillard. Analisis pertama ingin mengungkap transformasi orientasi gender berdasarkan kehidupan heteroseksual, proses perubahan yang didasari berbagai faktor, hingga pada kehidupan homoseksual da n aktualisasi diri. Analisis kedua adalah analisis film ditinjau dari aspek pengaruh perubahan orientasi gender terhadap lingkungan disekitar tokoh utama. Pengaruh perubahan orientasi gender ini dianalisis dengan menggunakan teori milik Anthony Giddens mengenai identitas diri, modernitas, resiko dan konsekuensinya di dalam masyarakat, selain itu juga akan diperkuat oleh teori Foucault tentang kekuasaan dan hegemoni masyarakat. Analisis pertama dan kedua diidentifikasi keterkaitannya berdasarkan pertanyaan-pertanyaan logis terhadap sebuah

peristiwa yang dianggap dapat mewakili pertanyaan penikmat, antara lain: siapa? (mengenai tokoh-tokoh), apa? (peristiwa yang sedang terjadi), kenapa atau bagaimana? (alasan yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa), di mana? (latar tempat terjadinya peristiwa), kapan? (latar waktu terjadinya peristiwa). Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan (celah-celah) tersebut akan didapatkan dari beberapa peristiwa atau adegan dalam film Les Chansons dAmour. Ketiga dilakukan analisis kesatuan adegan dalam film Les Chansons dAmour yang akan diperinci lewat bagan, tabel, dan penjelasan penyelesaian permasalahan. Tahap terakhir

adalah penyimpulan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, dan

31

komprehensi hasil analisis tersebut dalam memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan.

1.7

Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian ini berisi garis besar mengenai kerangka penelitian pada masing-masing bab. Skripsi ini secara keseluruhan akan disajikan dalam empat bab. Setiap bab terdiri dari sub bab sesuai dengan keperluan penelitian. Penyajian disesuaikan denga n sistematika yang telah disusun menurut dasar kajian ilmiah. Penyajiannya adalah sebagai berikut: Bab 1 yang mencakup pertama, sub bab latar belakang penelitian, yang berisi pemaparan mengenai alasan pemilihan objek penelitian, penjelasan singkat mengenai objek penelitian dan permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini. Kedua, rumusan masalah, yang berisi permasalahan yang telah dirumuskan dan akan berusaha dipecahkan dalam penelitian ini. Ketiga, tujuan penelitian, yang memaparkan tujuan dilakukannya penelitian ini, baik secara teoritis maupun praktis sehingga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca. Keempat, tinjauan pustaka, yang berisi penjelasan mengenai penelitian-penelitian berupa jurnal, skripsi, artikel, dan data pustaka lain yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti, data tersebut merupakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain, dan sumber referensi yang menjadi tinjauan dalam penelitian ini. Kelima landasan teori, yang berisi teori-teori yang akan digunakan dalam menganalisis data, sebagai pisau
32

analisis

dalam

memecahkan

permasalahan. Keenam, metode penelitian, yang berisi bagaimana cara-cara dan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian. Ketujuh, sistematika penyajian, yang berisi penjelasan mengenai bagaimana penelitian ini disajikan. Bab II mencakup analisis transformasi orientasi gender dalam film Les Chansons dAmour, sub bab pertama berupa pemaparan kehidupan heteroseksual yang meliputi kehidupan seksual tokoh utama (Ismael) yaitu heteroseksual,

kecemburuan sebagai bentuk kenyamanan yang terusik, serta kematian dan kesedihan. Sub bab kedua berupa pemaparan proses transformasi orientasi gender beserta faktor perubahan orientasi gender baik faktor internal maupun eksternal. Sub bab ketiga berupa pemaparan kehidupan homoseksualitas serta aktualisasi diri tokoh utama. Bab III mencakup analisis pengaruh perubahan orientasi gender dalam film Les Chansons dAmour, sub bab pertama berupa pemaparan identitas diri dan gender serta perubahannya. Sub bab kedua berupa pemaparan pengaruh perubahan orientasi gender terhadap lingkungan yang meliputi sikap anggota keluarga Julie sebelum terjadinya perubahan orientasi gender Ismael, sikap anggota keluarga Julie terhadap perubahan orientasi gender Ismael, dan sikap Alice sebagai sahabat terhadap perubahan orientasi gender Ismael. Bab IV mencakup kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan. Halaman

berikutnya berisi daftar pustaka, resum, dan lampiran mengenai film Les Chansons dAmour.

33

BAB II TRANSFORMASI ORIENTASI GENDER

2.1. Kehidupan Heteroseksual Kehidupan seks merupakan salah satu ba gian yang penting dalam hidup, dengan kehidupan seks manusia mendapatkan berbagai manfaat, yakni reproduksi, kesenangan, cinta dan sebagainya. Sebagian orang ada yang memiliki orientasi seksual yang dianggap normal, dan ada pula orang yang memiliki orientasi yang dianggap tidak normal atau ganjil (Sitoepoe, 2005). Kehidupan seks tidak serta merta langsung tercipta dalam diri manusia. Semua diawali dengan pengenalan akan pribadi. Pengenalan akan pribadi sebagai bentuk dari proses identitas diri.

Manusia adalah mahkluk yang bertanya akan dirinya (Aristoteles). Mahkluk yang harus mencari identitas dirinya. Mahkluk dengan kesadaran dimanakah seharusnya dia berada. Kesadaran tersebut membutuhkan logika sehingga ketika manusia berpikir, pada saat itu manusia menyadari akan keberadaannya (Rene Descartes). Berpikir adalah proses lahirnya kesadaran akan sesuatu yang ada selain diri kita yang berada di luar diri kita, adanya subjek dan objek. Kesadaran menimbulkan juga pemilahan, keraguan, dan pencarian makna yang menyebabkan manusia selalu ingin bertanya, selalu mencari, berubah tidak pernah menetap dan tidak puas akan dirinya (Edmund Hussel).

34

Rasa ingin tahu manusia menunjukan bahwa identitas pribadi mulai mengalami proses pembentukan. Hal itu terjadi pada semua aspek dalam hidup manusia termasuk dalam kehidupan asmara. Pada awal film ditunjukan bahwa tokoh utama yaitu Ismael memiliki orientasi gender yang dianggap normal yaitu heteroseksual. Kehidupan heteroseksual dalam film ini ditunjukan lewat aktifitas seksual seperti berciuman, berpelukan, da n lewat percakapan yang terlontar antara Ismael dan Julie. Kehidupan heteroseksual diwarnai juga oleh pertanyaanpertanyaan untuk meyakinkan satu sama lain lewat adegan-adegan mesra yang terkadang konyol.

Gambar 1. 00:05 :14,200 00:06:56,915 (Dans la rue)

Gambar 2.

Ismal : Ton feu nourri de questions sur le pourquoi du comment, de mon cur et ses raisons, ne trouve pas de rpondant. Je ne manque pas de bonnes raisons pour t'aimer. Je ne vois pas pour quelles raisons te les donner. Mes bonnes raisons pour t'aime. Pourquoi te les donner? Est-ce ta jolie paire de fesses, la peur de la solitude, le hasard et la paresse. Ou une mauvaise habitude? Je ne manque pas. Julie : Pourquoi les taire? Ismal : De bonnes raisons pour t'aimer. Je ne vois pas pour quelles raisons te les donner de bonnes raisons pour m'aimer. Pourquoi me les donner? Mon petit ange, voudrait que je chante ses louanges Julie : Gloria.....
35

Ismal : Ma sainte relique, demande son cantique des cantiques. Allluia..... Peut-tre est-ce pour ton odeur ta faon de t'endormir, peut-tre aussi pour ta sur, ton argent ou encore pire. Je ne manque pas. Julie : Pourquoi les taire? Ismal : De bonnes raisons pour t'aimer. Je ne vois pas pour quelles raisons te les donner. Mes bonnes raisons pour t'aimer pourquoi te les donner?

(Di jalan) Ismael : Ada rentetan pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana alasan hatiku tidak menemukan jawaban. Aku tidak menyangkal, aku mempunyai alasan untuk mencintaimu. Aku tidak melihat mengapa aku harus memberitahu kamu alasan ku mencintaimu. Mengapa kamu menanyakannya? Apakah gelandangan itu cantik, mungkinkah takut kesepian, kesempatan dan kemalasan atau suatu kebiasaan buruk ? Aku tidak dapat menyangkal Julie : Mengapa diam ? Ismael : Alasan ku mencintaimu ?! aku tidak melihat untuk alasan apa kamu memberitahu, alasan mengapa kamu mencintaiku. Jadi mengapa aku harus memberitahukanmu ? Malaikat kecilku, ingin aku menyanyikan pujian di kakinya Julie : Gloria Ismal : Santa suci ku meminta kidung agung. Puji Tuhan Mungkin, untuk aromamu. Cara mu tidur , mungkin juga untuk saudaramu, uangmu atau lebih buruk aku tidak dapat menyangkal. Julie : Mengapa diam ? Ismal : Alasan baik untuk mencintaimu. Aku tidak melihat untuk alasan apa kamu menanyakan alasan ku mencintaimu. Mengapa kamu menanyakannya?

Terlihat jelas dalam dialog dan gambar diatas bagaimana kehidupan heteroseksualitas Ismael dimana dia melakukan aktifitas seksual seperti berpelukan dan berciuman. Sifat Ismael juga terlihat maskulin saat dia sebagai seorang pria memuji Julie, wanita yang dicintainya. Fakih (2004 :7,8),
36

menyatakan bahwa ada perbedaan mengenai seks dan gender. Pengertian seks yaitu jenis kelamin, pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, bahwa laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jakala, dan memproduksi sperma, sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim, memproduksi telur, dan memiliki vagina. Hal itu secara biologis tidak dapat dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan, permanen dan merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat. Konsep gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, dan emosional, sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Seksualitas Ismael sebagai seorang pria didukung oleh sifat maskulin yang tercermin pada dialog diatas ketika menganggap Julie sebagai malaikat kecilnya dan santa sucinya yang diagungkan. Sifat rasional juga ditunjukan oleh Ismael ketika menanggapi Julie yang bertanya dengan emosional tentang alasan mengapa Ismael mencintai Julie. Ismael menunjukan rasionalitasnya dengan menjawab De bonnes raisons pour t'aimer. Je ne vois pas pour quelles raisons te les donner de bonnes raisons pour m'aimer. Pourquoi me les donner? Jawaban Ismael tersebut mencerminkan bahwa tidak perlu ada alasan untuk seorang pria mencintai wanita karena itu merupakan kebutuhan.

37

Proses bertanya untuk memastikan kebenaran cinta antara Ismael dan Julie serta sebaliknya, menunjukan bahwa manusia tidak pernah puas dan kurang yakin untuk menjawab dan menyelesaikan masalah. Pada adegan di atas ada satu kata tanya yang diulang-ulang yaitu pourquoi ; pourquoi tes le donner ? kalimat tanya ini diulang dua kali dalam satu scene, begitupula dengan kalimat Pourquoi les taire ? , dan pourquoi me les donner ? . Kalimat pertanyaan tersebut hanya membutuhkan pernyataan sebagai jawabannya. Hal ini menarik karena pertanyaan yang diulang-ulang mengindikasikan bahwa dalam suatu komunikasi verbal dibutuhkan korelasi antara dua orang. Ada suatu proses komunikasi untuk memastikan pemenuhan kebutuhan sosial yaitu rasa kasih sayang dan penerimaan dalam diri Ismael maupun Julie. Rasa kasih sayang atau cinta itu dapat dirasa cukup ketika kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi. Pada saat Julie mempertanyakan alasan mengapa dan bagaimana cinta Ismael kepadanya menunjukan bahwa kebutuhan akan cinta belum sepenuhnya terpenuhi karena masih ada keraguan dalam proses menjalin hubungan percintaan sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan sosial yaitu cinta dan penerimaan, meskipun kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi. Adegan dalam proses meyakinkan diri akan kebutuhan sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, dan penerimaan) kembali terjadi sesampainya mereka di apartemen. Julie dan Ismael berinteraksi lewat aktifitas seksual di atas ranjang dalam ukuran terbatas. Mereka tidak merasa malu sekalipun ada Alice di depan mereka. Julie dan Ismael merasa bebas dalam mengekspresikan rasa kasih sayang satu sama lain. Hal itu tergambar dalam adegan di bawah ini:
38

Gambar 3. 00 :12 :22,960 00 :12 :39,636 (Dans un appartement)

Gambar 4

Julie: Comment dire un peu que tu maimes . Ismael : Maimes-tu? Amoureuse moi? Julie : Non, Je ne taime pas. Ismael : Non, naime pas ? Julie : (rire) Si, je taime (Julie et Ismael sembrassent) Alice : Cest path thique! Cest pitoyable. (Di apartemen) Julie : Katakan padaku sedikit saja bahwa kamu mencintaiku. Ismael : Apakah kamu mencintai ku ? Jatuh cinta padaku ? Julie : Tidak, aku tidak mencintaimu Ismael : Tidak cinta ? Julie : (tertawa) Tentu, aku mencintaimu. (Julie dan Ismael saling berciuman) Alice : Itu menyedihkan! Itu membuat iba. Kedua adegan di atas menceritakan tentang bagaimana Julie meragukan cinta Ismael sehingga ia bertanya apakah Ismael mencintainya. Keingintahuan Julie akan rasa cinta Ismael terhadap dirinya menunjukan bahwa Julie memiliki kebutuhan untuk dicintai dan disayangi begitupula dengan Ismael. Hal itu tercermin ketika Ismael balik bertanya kepada Julie Maimes-tu? Amoureuse

39

moi dan Julie sedikit menggoda Ismael dengan menjawab Non, Je ne taime pas. Terlihat jelas bahwa keduanya membutuhkan pengakuan akan cinta. Abraham Maslow dalam bukunya Motivation and Personality menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan dicintai dan disayangi untuk

mengaktualisasikan dirinya. As mentioned before, in order to reach a clear understanding of this level of need one must first not only achieve the previous needs, physiological, safety, love, and esteem, but master these needs. Below are Maslows descriptions of a self-actualized persons different needs and personality traits (Maslow, 1954:93). Pada kedua adegan diatas tercermin bahwa baik Ismael maupun Julie sama-sama merasa nyaman satu sama lain sehingga kehidupan heteroseksual mereka diwarnai kehangatan cinta yang diaktualisasikan lewat pujian, ciuman, sentuhan, dan pelukan. Lewat pertanyaan-pertanyaan dan dialog menjelaskan bahwa satu sama lain ingin dihargai dan dicintai karena masing-masing merasa nyaman. Itulah yang Maslow kategorisaikan sebagai hierarki kebutuhan manusia, kebutuhan akan rasa aman (safety), cinta (love), dan penghargaan (esteem) disamping kebutuhan fisiologis (physiological). Kehadiran Alice dalam adegan yang kedua tidak mempengaruhi percintaan antara Julie dan Ismael. Alice hanya mengungkapkan kesan haru dan mengasihani diri sendiri dengan mengatakan cest pathetique, cest pitoyable!. Alice menyadari bahwa kehadirannya dalam kehidupan cinta Julie dan Ismael membuatnya merasa iri bahkan terkesan cemburu. Namun demikian semua harus berjalan dengan baik sehingga pada adegan-adegan berikutnya akan terlihat

40

bahwa Alice menjadi penengah saat kehidupan cinta Ismael dan Julie dibumbui percekcokan kecil. 2.1.1. Kecemburuan Sebagai Bentuk Kenyamanan yang Terusik Kehidupan percintaan Ismael dan Julie tidak selalu harmonis, terkadang timbul percekcokan kecil karena kecemburuan seperti pada saat Ismael dekat dengan Alice. Begitu pula saat Alice dekat dengan Julie, Ismael sebagai seorang lelaki pun memiliki kecemburuan saat melihat kejadian yang dianggap tidak wajar dan mengusik kenyamanan hidup percintaannya. Kejadian-kejadian yang menunjukan kecemburuan yang dirasakan satu sama lain baik kecemburuan Ismael maupun Julie tercermin dalam adegan-adegan di bawah ini:

Gambar 5. 00: 24:18,000 00:24:58,392

Gambar 6.

(Dans un bar) Ismal [A Julie] : Tu t'es achet une nouvelle bague ? Alice : C'est moi qui lui ait offerte. Ismal : Ah non, a, c'est un grave manquement notre contrat. Alice : Quel contrat ? Julie : Contrat gentlemen. Ismal : Voil, alors t'offres pas de bagues ma femme. Julie : Je ne suis pas ta femme, ducon. Ismal : Oh oh oh, j e vous vois venir, toutes les deux. Nan, mais vous pensez srieusement que j'ai pas compris votre plan de bataille? La stratgie, c'est de m'liminer et la tactique, c'est de m'endormir avec vos p etits
41

bisous. Julie : Mais de quoi tu parles ? Ismal : Je vous prviens, la guerre trois n'aura pas lieu. Alice : C'est moi le cheval ? Ismal : Attrape-nigaud. Et puis dedans ton coeur, tes dents. Alice : T'es sr de a ? Ismal : Oui, quand tu la touches, c'est moi qu'on baise ! Julie : a va pas la tte !

(Di sebuah bar) Ismael: Apakah kamu membeli sebuah cicncin baru? Alice: Itu aku yang memberikannya. Ismael: Oh tidak, itu adalah pelanggaran serius terhadap kontrak kami. Alice: Kontrak apa? Julie: Kontrak kejantanan. Ismael: Nah, jadi kamu menawarkan cincin kepada istriku. Julie: Aku bukan istrimu, brengsek. Ismael: Oh oh oh, aku melihat kalian datang, semua selalu berdua. Nah, tetapi kamu berpikir serius bahwa aku memahami rencana pertempuranmu? Startegi untuk menghilangkan aku dan taktiknya adalah tidur bersama ku dengan ciuman kecilmu. Julie: Apa yang kamu bicarakan? Ismael: Aku memperingatkanmu, perang bertiga tidak akan terjadi. Alice: Itu aku kudanya? Ismael: Tipuan. Dan kemudian di dalam hatimu, gigimu. Alice: Kamu yakin dengan itu ? Ismael : ya, saat kamu menyentuhnya berarti kamu melecehkan ku! (red. fucking me) Julie: Kamu sakit!

Adegan di atas menceritakan bagaimana ketidaksukaan Ismael terhadap sikap Alice. Permasalahan sebenarnya sepele yaitu Ismael tidak suka Alice memberikan cincin kepada Julie, itu dianggap melanggar kontrak gentlemen. Ismael merasa tidak dihargai dan kenyamanan hubungan dirinya dengan Julie terusik. Julie adalah pasangan Ismael, tetapi Alice seolah-olah ingin merebut Julie dengan memberikan cincin. Cincin merupakan lambang pengikat hubungan, itulah

42

mengapa Ismael mengatakan Voil, alors t'offres pas de bagues ma femme . Perkataan Ismael seolah-olah ingin menyiratkan bahwa Julie adalah pasangan ku semestinya aku yang memberikannya cincin bukan kamu. Namun demikian Julie menyanggah perkataan Ismael dengan menyatakan Je ne suis pas ta femme, ducon. Pernyataan Julie inilah yang memicu percekcokan kecil diantara mereka bertiga. Ismael merasa dijebak dalam sebuah taktik permainan yang melibatkan tiga orang yaitu dirinya, Alice, dan Julie. Perasaan Ismael tersebut diungkapkan lewat ujaran nya Oh oh oh, je vous vois venir, toutes les deux. Nan, mais vous pensez srieusement que j'ai pas compris votre plan de bataille? La stratgie, c'est de m'liminer et la tactique, c'est de m'endormir avec vos petits bisous. Akan tetapi Alice malah menggoda Ismael dan Julie hanya menganggap Ismael sedang sakit kepala, sekalipun Ismael dengan sedikit emosional mempertahankan opininya bahkan secara langsung mengungkapkan rasa perhatiannya lewat perkataan : Oui, quand tu la touches, c'est moi qu'on baise! . Keinginan untuk melindungi wanita yang dicintainya mencerminkan bahwa Ismael adalah laki-laki yang bertanggungjawab. Sifat maskulin inilah yang ingin ditonjolkan Ismael sebagai seorang lelaki sejati. Kejadian di bar memancing ego Ismael untuk membalas Julie dan Alice. Ismael menggoda Julie dengan cara sengaja memegang pantat Alice di perjalanan menuju konser musik. Namun demikian sikap Ismael tersebut terekam oleh pandangan Julie yang mengakibatkan Julie kesal karena dipermainkan oleh Ismael. Percekcokan kembali terjadi, tetapi Alice dengan pintar memanfaatkan
43

situasi dan kembali menyatukan Julie dan Ismael. Kejadian tersebut digambarkan dalam adegan di bawah ini:

Gambar 7. 00:26:53,720 00:27:25,990 (Dans la rue)

Gambar 8.

Julie : Petit salaud, qui tu prefere ? Qui tu veux ? Fais ton choix! Le bon vieux temps, la nouvelle re. Cest elle ou moi. Isma?l : Petite garce, que je prfre. Tu le sais mieux que moi. Je prfre que tu sois lgre a la guerre trois. Alice : Je suis le pont sur la rivire. Vos guerres me laissent de bois. Pitinez-moi, que puis-je y faire ? Je ne bouge pas de l.

(Di jalan) Julie : Bajingan kecil, mana yang kamu pilih? Siapa yang kamu inginkan? Buat pilihanmu! Waktu baik buruk, era baru. Itu dia atau aku. Isma?l : Jalang kecil, yang aku suka. Kamu tahu lebih baik dari aku. Aku lebih suka kamu lebih santai dalam perang bertiga. Alice : Aku jembatan diatas sungai. Pertengkaran kalian meninggalkan ku kayu. Injak-injak aku, apa yang dapat aku lakukan? Aku tidak akan menjauh.

Pertengkaran itu terjadi di depan Alice, tetapi dengan santai Alice menjadi penengah diantara mereka berdua. Julie bahkan meminta Ismael untuk memilih

44

dirinya atau Alice. Keputusannya adalah Isma?l memilih Julie, dan pertengkaran ini berakhir dengan adegan Isma?l mencium Julie. Kecemburuan merupakan hal yang wajar dalam sebuah hubungan, apalagi kecemburuan itu didasari oleh rasa cinta. Kecemburuan merupakan bentuk perhatian, merupakan salah satu bagian dari kehidupan cinta. Kebutuhan cinta Ismael terhadap Julie sudah terpenuhi sehingga wajar jika didalam perjalanan cinta mereka timbul kecemburuan. Kecemburuan Julie merupakan bentuk ketidaknyamanan akan kebersamaannya dengan Ismael. Julie merasa kenyamanannya terusik oleh kehadiran Alice. Julie merasa cemas Alice akan merebut Ismael darinya. Kebutuhan cinta dan kebersamaan, serta kenyamanan dibutuhkan setiap manusia. Maslow menyatakan bahwa : They need to love and be loved (sexually and non-sexually) by others. In the absence of these elements, many people become susceptible to loneliness, social anxiety, and clinical depression. This need for belonging can often overcome the physiological and security needs, depending on the strength of the peer pressure. (p. 93) Mereka perlu untuk mencintai dan dicintai (seksual dan non-seksual) oleh orang lain. Dengan tidak adanya unsur -unsur ini, banyak orang menjadi rentan terhadap kesepian, kecemasan sosial, dan depresi klinis. Sering bersama dapat mengatasi kebutuhan fisiologis dan keamanan, tergantung pada kekuatan tekanan. (hal. 92)

Pernyataan Maslow di atas menunjukkan bahwa setiap manusia perlu untuk mencintai dan dicintai oleh orang lain, jika tidak banyak orang akan rentan terhadap kesepian, kecemasan sosial, dan depresi klinis. Ismael dan Julie juga butuh mencintai dan dicintai, namun munculnya kecemburuan disinyalir sebagai bentuk kecemasan akan kenyamanan yang terusik. Meskipun demikian mereka

45

sering

bersama

dan

kebutuhan

fisiologis

sudah

terpenuhi,

tetapi

ada

ketidaknyamanan yang muncul ketika kehadiran orang lain memicu kecemburuan.

2.1.2. Kematian dan Kesedihan Kronologis kejadian setelah muncul percekcokan kecil karena

kecemburuan dalam kehidupan percintaan, berlanjut dengan perdamaian yang secara simbolis terekam dalam adegan Ismael mencium Julie di depan Alice. Setelah semuanya berdamai, mereka bertiga pergi ke sebuah pertunjukan musik. Selama konser berlangsung Isma?l memeluk Julie, sementara Alice berkenalan dengan seorang pria yang bernama Gwendal. Tak beberapa lama ditengah konser berlangsung, Julie merasa tidak enak badan dan pergi ke toilet. Isma?l yang khawatir dengan keadaan Julie kemudian menyusul dan mengajak Julie pulang. Baru sebentar Isma?l meninggalkan Julie untuk mengambil barang yang tertinggal, tiba-tiba di depan pintu keluar sudah berkerumun banyak orang dan didapati Julie tergeletak, tak sadarkan diri.

Gambar 9. 00:31:51,960 00 :32 :19 23, 871

Gambar 10.

(Dans la cour du caf o le concert a eu lieu)


46

Police : Vous-etez ici quon il y a en faire ? Isma?l : Oui, durant le concert, elle se sentait dfailir, elle est alle toilete. Je lai rejoint. Je suis all chercher nos affaires. Quand jai rejoint son extrieur, elle tait couche sur le terrain. Docteur [A police]: Une jeune femme, 28 ans, cardiaque et larrt respiratoire.

(di halaman cafe tempat konser berlangsung) Polisi : Apakah kamu disini saat itu terjadi ? Isma?l : Ya, sebelum konser dia sudah mau pingsan, dia pergi ke toilet. Aku ikut dengannya. Aku pergi untuk mengambil barang. Saat aku menyusulnya keluar, dia sudah tergeletak di tanah. Dokter (kepada polisi) : Seorang wanita muda, 28 tahun, serangan jantung dan berhenti bernafas.

Kematian Julie selaku orang yang dicintai dengan sangat oleh Ismael mengakibatkan perubahan sikap dan emosi dalam diri Ismael. Situasi yang menyenangkan tiba-tiba hilang karena kematian Julie, perasaan ditinggalkan oleh orang terdekat (kekasih atau belahan hati) menyergap aspek psikologis dan emosional Ismael. Depresi terjadi karena hilangnya objek eksternal yang bernilai tinggi bagi individu tersebut. Kehilangan didefinisikan sebagai kehilangan objek cinta utama, yaitu Julie. Kematian menurut eksistensialisme Camus dan Sartre merupakan puncak absurditas eksistensi manusia. Kematian manusia yang berasal dari ketiadaan mengakhiri eksistensinya dan kembali kepada ketiadaan mutlak, dengan kata lain kematian merampas semua makna dari kehidupan. Kematian selalu menjadi absurd dan tidak dapat dimengerti karena dianggap sebagai keruntuhan mendadak,

47

kehidupan yang telah diperjuangkan dan dibina dengan hati-hati dan indah selama hidup hanya diakhiri dengan pengalaman tak terpahamkan sama sekali. Kematian, yang merupakan akhir hidup manusia, menunjukan akhir kehidupan yang sia -sia dan tanpa makna. Hidup menjadi sia-sia belaka di dalam kematian, itulah yang dialami oleh Ismael setelah kematian Julie. Kematian Julie membuat keluarga Julie, Alice dan Isma?l merasa sedih dan terpukul. Namun demikian diantara semuanya itu Isma?l adalah orang yang merasa sangat kehilangan, di setiap tempat dan waktu bayangan Julie selalu hadir. Kepergiaan Julie ini juga yang menjadi salah satu faktor perubahan orientasi gender Isma?l. Kehilangan, itu yang dirasakan Isma?l sejak kepergian Julie. Semuanya terangkum dalam senandung yang merupakan isi hati Isma?l berikut.

Gambar 11. 01 :00 :11,520 01 :02 :48,716

Gambar 12.

(Sur la route, en passant l'endroit o Julie meurt) Ismal : Je jette au ciel, ces galets polis que tu peignais en vert. Mais nulle reponse du ciel, nul ricochet sur cette mer n l'envers. Le soleil inonde le ciel. Mes jours en enfer passs a t'enterrer. O chaque seconde est une poigne de terre, o chaque minute est un caveau. Vois comme je lutte. Vois ce que je perds en sang et en eau.

48

J'spre qu'au ciel des diables malins coupent aux anges leurs ailes, pour que tu retombes du ciel dans mes bras ouverts cadeau providenciel, mais chaque seconde est une poigne de terre, mais chaque minute est un tombeau. Vois comme je lutte, vois ce que je perds en sang et en eau

(di jalan, saat melewati tempat dimana Julie meninggal) Ismael: Aku melemparkan ke langit kerikil yang dicat hijau. Tetapi tidak ada jawaban dari langit, tidak ada riak di laut terbalik. Matahari membanjiri langit. Hari-hari ku di neraka terlewati untuk menguburmu. Dimana setiap detik adalah segenggam tanah, dimana setiap menit adalah kuburan. Lihat bagaimana aku berjuang. Lihat bahwa aku kehilangan darah dan air. Aku berharap di langit setan ganas memotong sayap-sayap malaikat mereka supaya kamu terjatuh dari langit dengan tangan terbuka menjadi hadiah dari Sang Pencipta. Tetapi setiap detik adalah segenggam tanah, tetapi setiap menit adalah sebuah kuburan. Lihat bagaimana aku berjuang, Lihat bahwa aku kehilangan darah dan air.

Isma?l menghabiskan hari-harinya untuk melupakan Julie, dan hal itu sebuah perjuangan yang tidak gampang sehingga diibaratkan Isma?l telah kehilangan darah dan air mata. Isma?l bahkan berharap Julie kembali dengan cara meminta Tuhan menjatuhkan Julie dari langit. Keadaan ini menunjukan bahwa Isma?l putus asa dan depresi, tetapi dengan begitu ia menyadari kenyataan tentang kematian. Isma?l merasa tidak mampu melakukan tugas yang di masa lalu dilakukan dengan sedikit kesulitan. Oleh karena itu, ia berharap supaya Julie kembali dan dapat memperbaiki kesalahannya. Rasa bersalah karena

keyakinannya bahwa dirinya telah gagal merespon secara tepat dan sesuai terhadap objek cintanya yang hilang, yaitu Julie yang telah meninggal.

49

Pada fase ini terlihat bahwa Ismael mengalami depresi klinis dan rentan terhadap kesepian karena kebutuhan rasa dicintai dan mencintai tidak terpenuhi. Kepergian Julie meninggalkan kesedihan mendalam bagi Ismael. Maslow (1954:92) mengatakan bahwa: They need to love and be loved (sexually and non-sexually) by others. In the absence of these elements, many people become susceptible to loneliness, social anxiety, and clinical depression. Manusia membutuhkan rasa mencintai dan dicintai, jika kebutuhan itu tidak tepenuhi maka manusia akan mengalami kesepian, kecemasan sosial, dan depresi klinis. Kecemasan, merasa kesepian, dan depresi ini yang melanda Ismael setelah kepergian Julie. Ismael ingin menunjukan bahwa untuk meraih keberhasilan dalam menyenangkan orang yang dicintai, pengorbanan apapun akan dilakukan sekalipun orang dicintai telah meninggal dan itu hanya sebatas anganangan karena orang yang telah meninggal tidak mungkin akan hidup kembali. Harapan-harapan tersebut seringkali melebihi kemampuan individu sehingga terjadi kegagalan, individu akan mencela dan menyalahkan diri sendiri. Keadaan itulah yang dicerminkan Ismael lewat senandung kesedihan dalam adegan di atas.

2.2. Faktor Perubahan Orientasi Gender Kepergiaan Julie menorehkan kesedihan yang dalam pada diri Ismael. Kerapuhan jiwa Isma?l akan kepergian Julie inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Erwann. Erwann adalah adik dari Gwendal, kekasih Alice. Perkenalan mereka berawal dari kedatangan Isma?l untuk menginap di apartemen Gwendal.

50

Isma?l mengungsi karena Jeanne, kakak Julie hendak membereskan barangbarang Julie yang masih tersisa di apartemen milik Isma?l dan Julie. Isma?l kemudian diijinkan untuk memakai kamar milik Erwann. Kehadiran Erwann inilah yang kemudian meruntuhkan teori absurditas eksistensi manusia Camus dan Sartre.

Gambar 13. 00:45:33,760 00:45:58,748 (Dans la chambre dErwann)

Gambar 14.

Erwann : Je m'appelle Erwann. Ismal : Oh la vache, les salauds, c'est tous des bretons ! Erwann : C'est a, oui. Des "Anatole Le Braz" dans la bibliothque, soire crpes le mardi soir, et une vision de l'existence qui peut se rsumer : "Faites plaisir au marin, il vous chiera dans la main". Ismal : C'est joli. Erwann : N'est-ce pas ?

(Di kamar Erwann) Erwann : Namaku Erwann. Ismael: Oh sapi, bajingan, kalian semua orang Inggris! Erwann: Begitulah, ya benar. Mulai dari Anatole Le Bras di perpustakaan, malam pancake pada hari selasa malam, dan sebuah visi keberadaan yang dapat disimpulkan menjadi: manjakan diri di laut, anda di genggaman tangan Ismael : Itu cantik. Erwann : Bukan begitu ?

51

Semenjak perkenalan tersebut, Erwann mulai melancarkan serangan rayuannya. Erwann merasa memiliki kekuasaan karena Ismael hanya menumpang di kamarnya, sedangkan pemilik kamar tersebut adalah dirinya. Ismael sebenarnya tidak terkesan dengan Erwann karena dia seorang Inggris, itu terlihat dari umpatan di atas saat mereka berkenalan. Lewat perkenalan itulah rasa ingin tahu Erwann terhadap Ismael semakin menjadi menjadi-jadi. Foucault (1976:21) mengatakan bahwa ingin tahu yang menjadi ungkapan hasrat akan kekuasaan terumus dalam wacana sebagai praktik-praktik yang terorganisir dan mengorganisir hubungan sosial. Sementara Baudrillard (2000:3) menyatakan bahwa bujuk-rayu berahi terus muncul bagi semua ortodoksi sebagai bentuk marabahaya (maleface) dan kepalsuan, sebuah sihir hitam untuk menyimpangkan semua kebenaran, sebuah persekongkolan tanda -tanda. Setiap wacana diancam dengan penjungkirbalikan tiba-tiba, terserap ke dalam tanda-tandanya sendiri tanpa jejak makna. Bujuk-rayu berahi dan feminitas adalah tidak dapat dihindarkan sebagai sisi lain seks, makna, dan kekuasaan. Berahi mewakili penguasaan alam raya simbolis, sedangkan kekuasaan hanya mewakili alam raya nyata. Kekuasaan ini yang terlihat secara nyata lewat adegan dimana Erwann mulai menggoda Ismael. Pada kondisi seperti di bawah ini kekuasaan Erwann sebagai pemilik kamar tercermin secara nyata lewat kuasa godaan atau bujuk rayu berahi yang diterapkan pada Ismael. Erwann secara nyata berkuasa atas hak miliknya yaitu kamar yang sedang dipinjam oleh Ismael dan memiliki hasrat berahi untuk lebih mendekatkan diri

52

dengan Ismael yang secara simbolis tercermin dalam adegan berikutnya. Pada adegan di bawah ini terlihat ortodoksi kekuasaan Erwann terhadap hak milik kamarnya. Ismael yang menggunakan fasilitas pribadi milik Erwann dituntut untuk mentaati peraturan yang berlaku. Bentuk kuasa rayuan Erwann juga akan terlihat dari percakapan singkat di antara keduanya.

Gambar 15 00:48:02,480 00:48:23, 556

Gambar 16

(Dans la chambre de Erwann, tt le matin, quand Erwann rentre de campus et Ismal sont encore endormis) Erwann prendre des photos quand Isma l dormait. Isma?l : Paparazzi! Erwann: Cest parce-que tu es le premier garon coucher dans mon lit. Isma?l : ah oui? Erwann: Je tai pris des euhh des euhh... la boulangerie. Ismael: Des croissants ? Erwann: Non pas des croissants des pains aux raisins.

(Di kamar Erwann, pagi hari, saat Erwann kembali dari kampus) Erwann mengambil gambar saat Ismael tidur. Isma?l : Paparasi! Erwann: Itu karena kamu adalah laki-laki pertama yang tidur di ranjang ku. Isma?l : iya ? Erwann : Aku membawakanmu sesuatu dari toko roti.

53

Ketertarikan Erwann kepada Isma?l tampak pada adegan diatas, ketika Erwann mengambil foto dengan kamera handphone saat Isma?l tidur, sehingga bunyi kamera handphone membangunkan Isma?l. Erwann tidak hanya sekedar menggoda Isma?l tetapi juga memberikan perhatian yang lebih kepada Isma?l seperti membawakannya sarapan di pagi hari. Rayuan atau godaan yang diberikan kepada Isma?l merupakan salah satu bentuk relasi kekuasaan, kekuasaan dalam bentuk rayuan yang Erwann lakukan dalam usaha mencoba mempengaruhi sampai pada mengontrol Ismael.

Foucault (1976:21) membuktikan bagaimana kekuasaan bergeser searah dengan strategi yang dikembangkan oleh wacana. Pada perspektif ini, kekuasaan sebagai rezim wacana dianggap mampu menggapai, menembus dan mengontrol individu sampai pada kenikmatan-kenikmatan yang paling intim. Caranya, menggunakan metode melalui wacana-wacana yang dirumuskan dalam bentuk penolakan dan pelarangan, namun juga perangsangan, rayuan dan intensifikasi (teknik-teknik kekuasaan yang memiliki banyak bentuk).

Rayuan sudah ada sejak zaman dahulu. Baudrillard (2000 :2) menyatakan bahwa rayuan sudah muncul sejak era borjuis. Era borjuis mempersembahkan dirinya pada fitrah alam dan produksi, yaitu hal-hal yang sangat asing dan bahkan secara ekspresif fatal untuk bujuk-rayu berahi dan sejak seksualitas muncul seperti kata Foucault, dari sebuah proses produksi (dari wacana, pembicaraan atau

54

hasrat), tidaklah begitu mencengangkan bahwa bujuk-rayu berahi telah menjelma menjadi segala hal yang terselubung.

Bujuk rayu Erwann terhadap Ismael dapat terlihat dalam adegan di bawah ini, dimana tersimpan maksud terselubung untuk mencoba menguasai Ismael lewat perhatian dan pengorbanannya seperti selalu menunggu Ismael sepulang kerja. Erwann dengan setia menunggu Ismael namun ketika ditanya apa keperluannya menemui Ismael, dia selalu berkelit dan mencari-cari alasan yang terkadang konyol dan tidak rasional. Kekonyolan Erwann dalam menggoda Ismael terlihat pada adegan berikut dimana pukul 03.00 dini hari Erwann menunggu Ismael yang akan pulang kerja setelah lembur di persimpangan jalan dekat kantor Ismael. Muncul dihadapan Ismael dengan tiba-tiba dan secara spontan merayunya. Adegan tersebut merepresentasikan pernyataan Baudrillard (200:15), yaitu berahi bersifat cerdas dan tampak spontan, karenanya jelaslah bahwa berahi tidak perlu didemonstrasikan atau dicarikan pembenarannya.

Gambar 17. 00 :50 :38,360 00 :51 :19,597

Gambar 18.

( la bifircation de la route prs du bureau dIsmal)

55

Isma?l : Tu veux quoi ? Erwann : Pas rien, je viens pour dire salut Isma?l : A trois heures du matin? Erwann: Si je suis une douleur, je men irai. Isma?l : Tu nes pas la douleur, mais comment as-tu me trouver ? Erwann: Je ne sais pas vraiment. Isma?l : Je vais. Erwann: Tu veux aller chez toi? Puis-je venir ? Isma?l : Non Erwann : Dois-je insister? Je tattends ans ton bureau demain? Isma?l : Dsol, Erwann. Non. Erwann: Tu nas pas besoin de quelquun ? Isma?l : Est-ce que je peux demander quelque chose ? Erwann: Excuse ma geste, sil te plait.

(di pertigaan jalan dekan kantor Ismael) Ismael : Kamu mau apa ? Erwann: tidak apa -apa, aku datang hanya untuk menyapa. Ismael : jam 3 pagi? Erwann: jika aku sakit, aku akan pergi. Ismael : Kamu tidak sedang sakit, tetapi bagimana kamu menemukanku? Erwann: Aku benar-benar tidak tahu. Ismael : Aku pergi Erwann: Kamu akan pulang ke rumah? Bolehkah aku datang? Ismael : Tidak. Erwann: Haruskah aku memaksa? Aku menunggumu di kantormu besok. Ismael : Maafkan aku, Erwann. Tidak. Erwann: Kamu tidak membutuhkan seseorang? Ismael : Apakah aku meminta sesuatu? Erwann: Maafkan aku atas sikapku.

Erwann ternyata bukanlah orang yang pantang menyerah. Meskipun Isma?l tidak mengijinkan untuk menunggunya di kantor pada esok hari tetapi tetap saja Erwann dengan semangat menuju ke kantor Isma?l, menunggu Isma?l sampai ia datang. Bagi Erwann menunggu Isma?l adalah aktifitas yang menyenangkan. Hal itu aneh karena bagi kebanyakan orang, menunggu adalah kegiatan yang paling membosankan. Rayuan Erwann untuk tetap menemui Isma?l

56

terkesan memaksa. Kesan yang ditimbulkan oleh rayuan Erwann seolah-olah ingin menguasai dan menaklukan Isma?l. Erwann berharap Isma?l percaya dan kemudian terpikat kepadanya.

Baudrillard (2000: 85), menyatakan bahwa komunikasi interpersonal intim mengena i konsep rayuan yang secara spesifik konsep tersebut memegang peranan penting dalam menjalin hubungan asmara, utamanya dalam pengekspresian perasaan cinta dan kasih sayang. Secara luas, dalam konteks kehidupan bermasyarakat, rayuan dapat menjadi bentuk halus dari dominasi, menjadi pengaruh memaksa yang tersamar dan tanpa disadari menjelma menjadi sesuatu yang tak tertolak. Keberlangsungan rayuan menunjukkan pemetaan atas relasi kuasa yang berlaku dalam masyarakat. Interaksi dan intensitas rayuan mengingatkan kita pada keterbatasan manusia bahwa realitas tak ubahnya manipulasi yang tak sepenuhnya -seutuhnya terpa hamkan.

Terlihat dalam adegan di atas dimana Erwann sedikit memaksa supaya dapat menemani Ismael. Erwann mencari-cari alasan supaya dapat bertemu dengan Ismael. Sikap Erwann ini menunjukan bahwa bujuk rayu berahi mempengaruhi sampai pada tahap memaksa yang tanpa disadari menjelma menjadi sesuatu yang tak tertolak. Jean Baudrillard menyatakan bahwa rayuan ada dalam seluruh aspek kehidupan. Mulai dari rayuan seks, sampai rayuan untuk mempertahankan order-order (tatanan) dalam masyarakat. Segala sesuatu adalah simbol atau tanda. Rayuan dimaknai sebagai tanda yang diberi nilai rasa yang nikmat dan menyenangkan. Oleh karena itu, aspek kehidupan sesungguhnya

57

tak bisa terlepas dari rayuan. Rayuan menjadi senjata penakluk yang lebih ampuh daripada pedang, sebab secara mendasar ia memformulasikan hubungan antarmanusia dan juga tatanan-tatanan dalam masyarakat. Adegan di bawah ini merupakan salah satu bentuk praktik rayuan yang dilakukan oleh Erwann kepada Isma?l.

Gambar 19. 01: 05: 46,360 01: 06:10,235

Gambar 20.

(Dans la rue en face de bureau dIsmael) Erwann: Allo Ismael : Quest-ce que tu fais l? Erwann: Je veux te voir, mais tes o? Isma?l : Derrire-toi. Tu na pas leon, un rvision ou faire un essai? Erwann: La meilleure chose que je peux faire est de tattendre. Ismael : Cest tres gentil. Tu es superieur. Mais je ressemble comme un grand mystre pour toi Erwann : Alors, quest-ce que cela signifie? Ismael : Cela signifie que tu ne me connaisses pas et tu ne dois pas mattendre.

(Di jalan depan kantor Ismael) Erwann : Hallo Ismael : Apa yang kamu lakukan di sana? Erwann: Aku ingin melihat mu, tetapi di mana kamu? Ismael: Di belakang mu. Kamu tidak kuliah, mengulang atau membuat esai? Erwann: Hal yang paling baik yang bisa aku lakukan adalah menunggu mu.

58

Ismael: Itu sangat manis. Kamu sangat baik. Tetapi aku seperti sebuah misteri besar untukmu Erwann : lalu, apa artinya ? Ismael : Artinya bahwa kamu tidak mengenalku dan tidak perlu menungguku.

Rayuan merupakan salah satu strategi kekuasaan, yang pada intinya bermaksud mempengaruhi individu lain supaya menimbulkan dampak yang diinginkan oleh sang perayu. Penaklukan oleh Erwann lewat rayuan yang dilakukan terus menerus melahirkan pengetahuan atas diri Isma?l. Semakin individu diketahui, semakin ditaklukkan. Semakin individu ditaklukkan semakin ia diketahui, akan tetapi rayuan dan perhatian yang telah diberikan Erwann kepada Isma?l ditanggapi dengan datar bahkan terkesan menolak. Pada saat inilah disadari bahwa manusia dimungkinkan untuk memilih untuk terhanyut dan terperangkap dalam rayuan atau memilih lepas dari jerat kekuasaan. Isma?l memilih untuk terlepas dari jerat rayuan Erwann, bahkan secara tegas Isma?l meminta Erwann untuk tidak menunggunya. Baudrillard (2000:16), menyatakan bahwa satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah penguasaan atas strategi penampakan, melawan kekuatan keberadaan dan realitas. Ada makna dibalik rayuan Erwann yang dalam bentuk perhatian dan pengorbanannya tersebut, mencoba menyatukan Ismael pada titik pesona sehingga Erwann berharap Ismael akan tergoda. Akan tetapi Ismael moncoba bersikap netral saat Erwann melancarkan godaannya. Baudrillard (2000:166-167) menyatakan bahwa netralisasi tidaklah menggairahkan. Godaan mendorong makna-makna untuk saling bertemu, dan menyatukan mereka pada titik energi dan pesona maksimum; ia tidak memburamkan mereka bersama dalam sebuah
59

keadaan intensitas minimum. Sekarang anggaplah bahwa dimanapun hubungan oposisi hadir, hubungan godaan ikut bermain. Sikap yang tunjukan Ismael dalam menanggapi godaan Erwan merupakan bentuk oposisi. Ismael dapat menguasai dirinya sehingga tidak terjebak dalam bujuk rayu berahi karena pada situasi ini Erwann dianggap tidak menarik.

2.3. Kehidupan Homoseksual Orang yang memiliki orientasi seksual terhadap lawan jenisnya, dimana seorang pria tertarik pada wanita, atau sebaliknya, wanita tertarik pada pria dapat dikatakan sebagai kaum heteroseksual. Namun, ada juga orang-orang yang memiliki orientasi seksual kepa da sesama jenis. Mereka dapat dikatakan sebagai homoseksual. Homoseksual terbagi atas gay dan lesbian. Gay adalah pria yang menyukai sesama jenisnya, sedangkan lesbian adalah wanita yang menyukai sesama jenisnya sendiri (Setiawan, 2006). Namun demikian ketika homoseksual dikaitkan dengan gender, homoseksual tidak hanya sekedar ketertarikan seksual tetapi juga kontak seksual dengan sesama jenis dengan melibatkan aspek psikologis, emosional dan sosial. Tingkah laku homoseks menjadi usaha untuk memenuhi kebutuhan normal dalam mendapatkan kasih sayang, penerimaan dan identitas, melalui keintiman seksual dengan orang yang berjenis kelamin sama. Pada film ini memang terlihat jelas aktifitas seksual yang mencerminkan homoseksualitas, seperti pada saat Isma?l dan Erwann berciuman, berpelukan dan saling meraba. Akan tetapi secara emosional, Isma?l masih merasa terikat dengan

60

Julie. Hal ini terlihat pada saat Isma?l dan Erwann melakukan aktifitas seksual, Isma?l bercerita dan mengadu pada Erwann bahwa sosok Julie masih saja menghantui dirinya. Keputusan Isma?l untuk menjadi seorang homoseksual seperti yang tercermin dalam adegan mesra dengan Erwann di bawah ini bukanlah suatu keputusan yang mudah. Isma?l memerlukan keberanian untuk menentang norma yang ada di dalam masyarakat dimana menjadi homoseksual dianggap sebagai kesalahan dan heteroseksuallah yang dianggap benar. Keputusan menjadi seorang homoseksual juga menyangkut permasalahan identitas. Setiap individu memiliki sejumlah identitas peran, salah satunya adalah identitas peran seksual. Pelaksanaan peran dan tingkat dukungan sosial akan membantu menentukan pentingnya suatu identitas peran tertentu dalam konsep diri seseorang secara keseluruhan. Salah satu masalah paling penting yang dihadapi oleh manusia adalah kebutuhan untuk mendefinisikan diri sendiri, khususnya dalam

hubungannya dengan orang lain ketika mereka terlibat didalam proses mendefinisikan diri. Definisi individu mengenai diri ini akan melahirkan identitas diri. Kerapuhan diri baik secara psikologis maupun emosional dimanfaatkan oleh Erwann. Lewat rayuan yang diberikan, Erwann menawarkan rasa aman dan nyaman yang dibutuhkan oleh Ismael yang selalu dihantui rasa bersalah dan kesedihan akan Julie. Ismael menjadi homoseks karena Erwann secara intens menggodanya, seperti dikatakan Baudrillard (2000:74) bahwa berahi lebih kuat

61

dari kekuasaan karena ia dapat dibalik dan mematikan, sedangkan kekuasaan, seperti juga nilai, berusaha untuk tidak dapat diubah, kumulatif dan abadi.

Gambar 21. 01 :14 :20,040 01 :14 :21,439 (Dans lappartement dErwann)

Gambar 22.

Isma?l: Lave ma mmoire sale dans son fleuve de boue du bout de ta langue. Nettoie-moi partout et ne laisse pas la moindre trace de tout ce qui me lie et qui me lasse. Hlas ! Chasse, traque-la en moi, ce n'est qu'en moi qu'elle vit. Et lorsque tu la tiendras au bout de ton fusil. N'coute pas si elle t'implore. Tu sais qu'elle doit mourir d'une deuxime mort. Alors... tue-la encore. Pleure Je l'ai fait avant toi et a ne sert rien. A quoi bon les sanglots, inonder les coussins. J'ai essay, mais j'ai le cur sec et les yeux gonfls. Alors, brle quand tu t'enlises dans mon grand lit de glace. Mon lit comme une banquise qui fond quand tu m'enlaces. Plus rien n'est triste, plus rien n'est grave. Si j'ai ton corps comme un torrent de lave. Ma mmo ire sale dans son fleuve de boue. (Di apartemen milik Erwann) Isma?l : Cuci ingatan kotorku di sungai berlumpur dengan ujung lidahmu. Bersihkan aku dimanapun dan jangan tinggalkan bekas sekecil apapun dari semua yang mengikat aku dan yang menjemukan ku. Sayang sekali! Perburuan, kepung dia dalam diriku, jangan sampai dia melihatku dan ketika kamu menemukannya di ujung senapan. Jangan dengarkan jika dia memohon padamu. Kamu tahu bahwa dia harus mati dalam kematian kedua. Jadi bunuh dia lagi.

62

Menangis Aku melakukannya sebelum kamu dan itu tidak ada gunanya. Apa baiknya menangis membanjiri bantal. Aku mencoba, tetapi hatiku kering dan mataku bengkak. Jadi, bakar ketika kamu membenamkannya dalam tempat tidur es besar. Tempat tidurku seperti gundukan yang dalam ketika kamu memeluk ku. Tidak ada yang lebih menyedihkan, tidak ada yang serius. Jika aku memiliki tubuhmu seperti lahar yang mengalir deras. Ingatan kotorku di sungai berlumpur.

Masa lalu dan kenangan akan Julie terus menghantui Ism?l, hal itu terlihat dari pernyataan Isma?l di atas. Isma?l merasa seolah-olah Julie masih hidup dan meminta Erwann membunuhnya untuk kedua kali. Isma?l meminta Erwann untuk mencuci otaknya yang kotor yang penuh dengan kenangan-kenangan bersama Julie. Apa yang dilakukan oleh Isma?l merupakan suatu bentuk pelarian untuk melupakan Julie. Isma?l yang rapuh membutuhkan seseorang yang mengerti dirinya dan membantunya untuk melupakan Julie. Godaan Erwann tampaknya membuahkan hasil, hal ini terlihat ketika Ismael membutuhkan perlindungan dari rasa depresi dan kesedihan yang dibuatnya sendiri. Baudrillard (2000:131), menjelaskan pengertian menggoda. Menggoda artinya tampak lemah dan membuat lemah. Kita menggoda dengan kelemahan kita, tidak pernah dengan tanda -tanda atau kekuatan yang besar. Dalam godaan, kita menciptakan kelemahan ini, dan inilah apa yang memberikan kekuatan pada godaan. Kelemahan yang dibuat sendiri oleh Ismael secara tidak langsung memberikan peluang kepada Erwann untuk dapat menaklukannya dan itu terbukti ketika mereka melakukan aktifitas seksual sembari Ismael menceritakan kegundahaannya seperti pada adegan di atas.

63

Baudrillard (2000:193-194), menyatakan bahwa ketidakpuasan, obsesi, kesedihan mendalam, dan frustasi yang dilawan oleh psikoanalisis datang tanpa ragu-ragu dari ketidakmampuan untuk mencintai atau dicintai, dari

ketidakmampuan untuk memberi atau mendapatkan kepuasan, tetapi kekecewaan radikal datang dari godaan dan kegagalannya. Hanyalah mereka yang dengan sempurna terletak di luar godaan mengalami kesakitan, bahkan jika mereka masih benar-benar mampu mencintai dan bercinta. Keadaan Ismael y ang tidak puas dengan kehidupan percintaan masa lalu nya bersama Julie, kesedihan mendalam dan frustasi setelah Julie meninggal dunia, serta ketidakmampuan mencintai Julie secara penuh di kehidupan percintaan yang lampau menjadi celah bagi berahi dan kuasa rayuan untuk bekerja lewat sosok Erwann. Kelemahan Ismael itulah yang justru menjadi kekuatan Erwann untuk mengubah keadaan dan mencoba menolong Ismael keluar dari keadaan terpuruk yang diselimuti kesedihan dan frustasi. Penyelesaian dalam adegan di bawah ini yang kemudian menunjukan eksistensi Ismael sebagai lelaki yang tangguh. Adegan terakhir di bawah ini juga akan menunjukan aktualisasi diri Ismael sebagai seorang homoseksual. Aktualisasi diri yang dipaparkan oleh Abraham Maslow sebagai kebutuhan dasar paling tinggi tingkatannya adalah aktualisasi diri, dimana seorang individu mampu mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki. Untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri, seorang individu dihadapkan kepada hambatan internal dari diri sendiri dan hamba tan eksternal berasal dari

64

lingkungan sekitar yang tidak mendukung dan budaya masyarakat yang tidak demokratis.

Gambar 23. 01 :26 :56,720 01 :29 :25,152.

Gambar 24.

(Dans la salle et le balcon au-dessus de lappartement du Erwann) Ismal : Mon petit depuis ce matin. J'ai tran, comme un crtin. Au niveau du caniveau de Montparnasse Chteau d'Eau. J'ai bu des verres, des verres et puis des verres Zubrowska, Riesling, Piper. A court de tout, bout d e moi. Je suis revenu chez toi. Moi je voulais juste un corps. Je cherchais seulement des bras. Un lit de rconfort des dlices sous les draps, mais hlas au lieu de a. J'ai cru entendre "je taime". J'ai pens "c'est son problme" Peu importe que tu y crois, peu importe que je sois. A bout de moi, court de tout, mais pas de a entre nous Erwann : Etre un corps je suis d'accord. T'offrir mes bras pourquoi pas. Mon lit OK encore pour rire ou salir les draps. Mais je cra ins que pour tout a. Tu doives entendre "je taime" Ismal : Je suis vieux, veuf et sectaire. Un pauvre imbcile secrtaire Erwann : Je suis beau, jeune et breton. Je sens la pluie, l'ocan et les crpes au citron. Ismal : Tais-toi un peu petit trsor Erwann : Tu as tout faux une fois encore suis trs prcieux, pargne-moi. Ismal : D'accord mais entre nous pas de a. Erwann : Etre un corps je suis d'accord.

65

Ismal : Je cherche seulement des bras Erwann : Mon lit OK encore Ismal : Des dlices sous les draps Erwann : Mais je crains que pour tout a. Tu doives entendre... Ismal : Aimez-moi moins mais aimez-moi longtemps.

(di kamar dan balkon atas apartemen milik Erwann)

Isma?l : mahkluk kecil ku sejak tadi pagi, aku berantakan seperti orang tolol. Setinggi parit dari Montparnasse sampai Chteau d'Eau. Aku minum segelas, segelas, dan segelas Zubrowska, Riesling, Pipe. Akhirnya aku kehabisan semua. Aku kembali datang ke rumahmu. Diriku, Aku hanya membutuhkan tubuh. Aku yang dulu hanya mencari uluran tangan. Sebuah kenyamanan dukungan moril dibalik sprei, tapi sayangnya bukan itu. Aku pikir aku mendengar, aku mencintaimu. Menurutku, itu masalahnya. Terlepas dari apakah kamu percaya, biarkan saja aku. Tetapi bukanlah seperti itu di antara kita. Erwann : menjadi tubuh, aku setuju. Menawarkan mu lenganku mengapa tidak. Tempat tidurku masih OK untuk tertawa atau kenikmatan dibawah selimut. Tetapi aku takut untuk semua itu. Kamu butuh untuk mendengar aku mencintaimu. Isma?l : aku tua, duda dan seorang sekretaris, seorang sekretaris yang bodoh dan miskin. Erwann: aku tampan, muda, dan Bretagne (orang Inggris). Aku merasakan hujan, laut, dan pancake lemon. Isma?l: Diam kamu harta kecil. Erwann: Kamu salah semua, sekali lagi aku sangat berharga, Isma?l: Baiklah, tetapi diantara kita bukanlah seperti itu. Erwann: menjadi tubuh aku setuju Isma?l: aku hanya mencari lengan tangan Erwann: tempat tidurku masih OK

66

Isma?l: dari kenikmatan di bawah selimut Erwann: Tetapi aku takut untuk semua itu. Kamu butuh untuk mendengar Isma?l: Cintai aku lebih sedikit tetapi cintai aku dalam waktu yang lama. Keberadaan Erwann sangat penting bagi Isma?l, hal itu tampak pada pernyataan di atas dimana saat Isma?l sudah tidak berdaya, dia akan kembali ke rumah Erwann untuk mendapatkan kenyamanan. Kenyamanan itu didapat dari tubuh Erwann, secara sukarela Erwann bahkan menawarkan lengan dan tempat tidurnya yang masih baik untuk berbagi kenikmatan dan tawa. Pada percakapan mereka di atas tampak pula keterbukaan mengenai identitas diri mereka masingmasing, bahwa Isma?l seorang yang sudah tua, duda, sekretaris yang bodoh dan miskin, sedangkan Erwann seorang yang tampan, muda dan seorang Inggris. Isma?l mengatakan bahwa dia tua dan duda karena sesuai dengan pengalamannya dengan Julie, dia merasa seperti duda karena ditinggal mati oleh Julie.

Pemaparan di atas membuktikan bahwa homoseksualitas merupakan konstruksi sosial. Penulis setuju dengan pemikiran Foucault (1998:105-6) yang menentang teori esensialisme, menurutnya seksualitas merupakan sebuah konstruksi sosial, bukan fakta kromosomik-biologis. Ia menggugat ortodoksi teoritik tentang seksualitas yang seluruh prinsip-prinsipnya didasarkan pada esensialisme seksual. Baginya, seksualitas bukan sesuatu yang tidak berubah, asosial, dan trans -historis. Seksualitas sangat terikat dengan sejarah dan perubahan sosial. Foucault menantang paham bahwa seksualitas adalah kekayaan pribadi, yang bersifat fisiologis dan psikologis Setiap orang dilahirkan sebagai biseksual, akan menjadi apa dia nanti tergantung pada pendidikan seksual yang
67

dilakukan lingkungannya. Apakah dia akan menjadi homoseksual, biseksual atau heteroseksual sekalipun, dalam hal ini perlu digarisbawahi, bahwa apa yang disebut sebagai heteroseksual bukanlah manipulasi gen, tetapi akibat dari proses sejarah dan kebudayaan. Jika merujuk dari pembahasan di atas Ismael memilih menjadi homoseksual karena adanya godaan dari Erwann yang didekonstruksi sebagai bentuk kekuasaan lewat rayuan.

Sejalan dengan pemikiran Foucault, Giddens juga menyatakan bahwa seksualitas merupakan konstruksi sosial. Namun demikian Giddens memberikan pandangan mengenai cinta berahi yang merupakan faktor penyebab Ismael mengubah orientasi seksualnya. Keputusan Ismael dalam mentransformasi orientasi seksual akibat bentuk kekuasaan rayuan yang dilakukan oleh Erwann, ditanggapi sebagi resiko pengambilan keputusan dalam konteks seksualitas dan cinta berahi yang kemudian mengguncang masyarakat.

Keputusan Ismael menjadi seorang homoseksual mengindikasikan suatu aktualisasi diri. Ismael telah keluar dari kesedihan, frustasi hingga depresi yang menyebabkan kehampaan dan kesepian akibat kematian Julie. Maka dengan demikian, kegagalan eksistensi manusia sebagai pribadi utuh, akhirnya merupakan konsekuensi dari apa yang menjadi pilihan hidup individu sendiri bagi keberadaan nya. Ismael telah menghadapi hambatan dan memilih mengaktualisasikan diri sebagai homoseksual.

68

Resiko dan tanggapan orang-orang terdekat Ismael akan dipaparkan dalam analisis bab III. Namun demikian, penulis akan memperinci proses transformasi orientasi seksual Ismael lewat bagan di bawah ini :

BAGAN TRANSFORMASI ORIENTASI GENDER TOKOH ISMAL dalam FILM LES CHANSONS dAMOUR

Seksualitas

Seksual Normatif (Heteroseksual)

Proses Transformasi Orientasi Gender

HOMOSEKSUALITAS

Faktor internal dan eksternal

Internal: Perasaan kehilangan, kesedihan dan depresi setelah kematian Julie. Rasa bersalah karena tidak dapat membahagiakan Julie selama masih hidup dengan terlibat dalam permainan bertiga dengan Alice

Eksternal: Kehadiran Erwann yang secara cerdik memanfaatkan rapuhnya jiwa Ismael setelah kematian Julie lewat rayuan yang secara intens dilakukan sebagai salah satu bentuk kekuasaan.

Aktualisasi diri Ismael sebagai hasil dari proses pencarian identitas diri

69

Keterangan: Pada bagan di atas terlihat bahwa pada awalnya tokoh Ismael merupakan lelaki normal, menyukai perempuan atau lawan jenisnya, melakukan kegiatan seperti berpelukan, berciuman, bermesaraan dan berbagi cerita dengan lawan jenis. Akan tetapi kondisi seksual normatif seperti itu tidak berjalan selamanya, setelah meninggalnya Julie (kekasih Ismael), Ismael merasa kehilangan orang yang dapat memberikannya cinta, ia terjerumus dalam kehampaan cinta dan kehidupan seks yang datar. Hingga pada suatu saat Ismael bertemu dengan Erwann yang secara cerdik memanfaatkan rapuhnya jiwa Ismael setelah kematian Julie lewat rayuan yang secara intens dilakukan sebagai salah satu bentuk kekuasaan. Transformasi identitas seksual Ismael berjalan perlahan-lahan mengikuti faktor dari dalam diri Ismael dan pengaruh bentuk kekuasaan Erwann berupa rayuan sebagai faktor eksternal. Proses transformasi orientasi gender tersebut yang kemudian menghasilkan aktualisasi diri Ismael sebagai hasil dari proses pencarian identitas diri dan pemenuhan kebutuhan hidup.

70

BAB III PENGARUH PERUBAHAN ORIENTASI GENDER

3.1. Identitas Diri dan Gender serta Perubahannya Identitas diri bukan hanya sekedar daftar keterangan yang terpampang dalam kartu tanda penduduk atau tanda pengenal lainnya, akan tetapi identitas diri lebih menekankan pada kenyataan akan kesadaran manusia pada pertanyaan siapakah aku? (who am i?). Pertanyaan ini bermakna dalam karena selama proses menemukan jawaban tersebut manusia tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan sesama, berkonflik, berjuang menyelesaikan konflik, serta mencoba memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses tersebut menjawab pertanyaan fundamental mengenai karakteristik yang unik dari manusia dan esensi yang menandakan bahwa manusia adalah manusia.

Proses pencarian identitas diri ini juga yang dialami oleh tokoh Ismael. Selama proses pencarian identitas diri tokoh utama menghadapi konflik ya ng terjadi selama berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, berusaha

menyelesaikan konflik tersebut dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Konflik saat bertengkar dengan Julie karena kehadiran Alice dan diikuti konflik lainnya menjadikan Ismael semakin dewasa dan membawanya pada tahapan mengenali dirinya sendiri.

71

Giddens (1991:54) menyatakan bahwa identitas seseorang tidak dapat ditemukan dalam perilaku, atau dalam hal yang penting sekalipun, meskipun itu merupakan reaksi orang, tetapi dalam kapasitas untuk menyimpan narasi tertentu yang sedang terjadi. Biografi individu seseorang, jika dia mempertahankan interaksi teratur dengan orang lain di kehidupan sehari-hari, tidak dapat sepenuhnya fiktif. Ia harus terus mengintegrasikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia luar, dan menyortir mereka ke dalam cerita yang sedang berlangsung tentang diri mereka sendiri. Kita membuat, memelihara dan merevisi sekumpulan narasi biografi, peran sosial dan gaya hidup serta cerita tentang siapa kita, dan bagaimana datang untuk berada di tempat sekarang. Kita semakin bebas untuk memilih apa yang ingin kita lakukan dan yang kita inginkan, tetapi peningkatan pilihan dapat membebaskan sekaligus mengganggu.

Konsep membebaskan dalam arti meningkatkan kecenderungan seseorang dalam pemenuhan diri sehingga sangat individualis, sementara konsep menyusahkan dalam arti terjadi peningkatan emosional untuk menganalisis pilihan-pilihan yang tersedia. Pilihan-pilihan tersebut menentukan, mengendalikan perubahan, dan memperkuat keinginan untuk mengontrol masa depan seseorang. Usaha yang dapat dilakukan pertama kali adalah melenyapkan dahulu pemikiran tentang arah kesadaran dan menguasai nasib kita sebagaimana yang dipikirkan oleh para sosiolog klasik: yaitu dengan menemukan kekuatan dan motor perubahan sosial, dengan itulah kita bisa menentukan nasib kita. Namun demikian model perubahan itu memiliki berbagai keterbatasan.

72

Identitas diri yang coba dijelaskan oleh Giddens di atas tercermin dalam proses penemuan identitas diri Ismael. Pada proses pencarian identitas diri, Ismael dihadapkan pada permasalahan cinta dan kecemburuan, kehilangan akibat kematian Julie, hingga jalinan hubungan dengan Erwann sebagai seseorang yang dapat menggantikan Julie. Ismael mempertahankan interaksi teratur dengan orang lain di kehidupan sehari-hari, orang-orang tersebut adalah keluarga Julie dan teman terdekatnya Alice, hingga kehadiran Erwann di akhir cerita yang merupakan penyelesaian dari permasalahan yang dihadapi Ismael. Kebebasan untuk menjadi homoseksual dan mengubah orientasi gendernya merupakan bentuk aktualisasi diri Ismael, sekalipun pemilihan orientasi gender tersebut ada yang tidak menyukainya. Namun demikian hidup adalah pilihan dan Ismael memilih bahagia dengan menjadi homoseksual.

Kebebasan untuk memilih apa yang ingin Ismael lakukan dan yang dia inginkan seperti memilih Erwann sebagai pengganti Julie membuat orang disekitarnya yaitu Jeanne kakak Julie kurang menyukainya. Konsep kebebasan yang mengganggu seperti yang dikatakan Giddens di atas tercermin dalam kebebasan Ismael untuk menjadi homoseksual. Perubahan ini mengganggu Jeanne, gangguan secara psikis karena Jeanne menganggap bahwa selama ini Julie hanya dipermainkan oleh Ismael, dan karena itu juga Ismael tidak menginginkan anak dan memilih permainan bertiga bersama dengan Alice seperti pernyataan Jeanne berikut; Comprendre pourquoi tu ne veux pas denfant. Pourquoi vous jouez tous les trois. La vie de ma soeur avant de mourir. Namun demikian,

73

ketidaksukaan Jeanne terhadap keputusan Ismael adalah resiko yang harus dihadapi dan ditanggung oleh Ismael.

Giddens (2004: 191), menyatakan bahwa pada awalnya kita hidup dalam masyarakat yang kompleks dimana rantai keputusan, interaksi, penyebab yang memberi pengaruh ternyata begitu banyak jumlahnya sehingga akan selalu ada konsekuensi-konsekuensi tak terduga atas tindakan kita. Identitas diri menjadi proyek reflektivitas. Pengertian reflektivitas menunjukan bahwa kita ini hidup dalam sebuah masyarakat yang tidak diatur oleh paksaan alam atau rutinitas tradisi. Setiap keputusan yang diambil merupakan tidakan yang dapat dilakukan secara otomatis. Keputusan ini menjadi bagian dari sebuah proses konstruksi diri yang dinamis. Keputusan menyiratkan bagimana cara kita memandang sekeliling diri kita. Semua ini menjadi bagian dari sifat refleksi diri dalam masyarakat kontemporer. Pengenalan kita terhadap masyarakat dengan demikian menjadi sebuah faktor yang berlaku terhadap masyarakat itu sendiri.

Perubahan orientasi gender yang terjadi pada Ismael menimbulkan konsekuensi seperti yang telah dikatakan Giddens bahwa setiap keputusan yang diambil merupakan tidakan yang dapat dilakukan secara otomatis. Keputusan ini menjadi bagian dari sebuah proses konstruksi diri yang dinamis. Keputusan untuk menjadi homoseksual merupakan bagian dari proses konstruksi diri yang dinamis, konstruksi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Keputusan menjadi seorang homoseksual menyiratkan cara pandang Ismael terhadap sekitarnya. Ismael sudah siap menerima konsekuensi atas keputusannya tersebut meskipun resiko itu akan

74

membuat orang disekitarnya tidak menyukai keputusan Ismael seperti reaksi yang terjadi pada Jeanne, kakak Julie.

Giddens (2004 : 194, 196) menjelaskan bahwa pengetahuan-pengetahuan yang tersebar dalam masyarakat tentang perilaku seksual ikut memberi kontribusi dalam modifikasi ulang penyaluran seksual. Salah satu masalah yang menarik perhatian adalah tentang ketakutan-ketakutan menghadapi resiko. Kita hidup dalam sebuah dunia dimana risiko-risiko baru bisa muncul dan belum ada pengalaman historis untuk itu. Apapun yang kita putuskan selalu mengandung konsekuensi menyangkut risiko itu sendiri, membuat masyarakat takut juga sangat problematik; namun dalam situasi tertentu menakuti mereka juga diperlukan. Jika sangat waspada terhadap setiap ancaman maka masyarakat akan sedikit kehilangan kapasitas responsifnya. Risiko-risiko pengambilan keputusan dalam konteks seksualitas, cinta, dan erotisme yang kemudian mengguncang

masyarakat.

Seksualitas merupakan konstruksi sosial yang terjadi dalam bidang kekuasaan, dan bukan hanya merupakan rangsangan biologis yang terlampiaskan. Bagi Giddens studi tentang transformasi-transformasi cinta di Barat

menyingkapkan bagian sosial dalam evolusi hubungan intim. Setapak demi setapak sejarah Barat telah menentukan beberapa bentuk cinta: yakni cinta berahi yang diagung-agungkan oleh para penyair pada akhir Zaman Pertengahan, dan Giddens menggarisbawahi efek cinta semacam ini yang mengguncang tatanan

75

sosial, sedangkan cinta romantik sebaliknya akan ikut memberi kontribusi dalam menstabilisasikan keluarga sebagai hasil perkawinan.

Anthony Gidden menekankan pada mobilisasi gerakan-gerakan sosial dan karakter refleksi tindakannya. Emansipasi wanita dan kemudian disusul perjuangan kaum homoseksual ikut berpartisipasi dalam terjadinya revolusi seksual mulai tahun-tahun 1960-an. Ia menekankan dimensi refleksi dalam evolusi adat kebiasaan seksual, yaitu bahwa penyeba ran pengetahuan tentang praktik-praktik seksual pada masa kontemporer misalnya hasil karya yang mengupas tentang seksualitas apalagi publikasi yang dilakukan dalam penelitian besar-besaran mengenai perilaku seksual menjadi faktor yang mempercepat perubahan tersebut. Kontribusi besar diberikan Giddens terhadap evolusi adat kebiasaan dan demokratisasi kehidupan intim karena menganggap bahwa sikap dan praktik-praktik yang hingga saat itu mengguncangkan, menyimpang, atau marginal sebagai hal yang biasa.

3.2. Pengaruh Perubahan Orientasi Gender terhadap Lingkungan 3.2.1 Sikap Anggota Keluarga Julie Sebelum Terjadinya Perubahan Orientasi Gender Ismael. Hubungan Ismael dengan keluarga Julie sangat baik sebelum terjadi perubahan orientasi gender. Pada saat ini Julie masih hidup dan Ismael belum mengenal Erwann. Sikap keluarga Julie juga tidak berubah meskipun Julie telah

76

meninggal. Kepergian Julie membuat Ismael sangat tepukul dan keluarga Julie yang kemudian menguatkan Ismael untuk tegar menghadapi hidup. Sebelum terjadi perubahan orientasi gender, Ismael sering menghabiskan waktu bersama keluarga Julie seperti makan malam bersama, membuat lelucon, dan berbagi keceriaan bersama. Pada kondisi seperti yang telah disebutkan di atas, Ismael memasuki fase dimana ke butuhan individualnya sebagai makhluk sosial terpenuhi. Kebutuhan sosial yaitu rasa kasih sayang dan penerimaan dari keluarga Julie. Kehidupan Ismael yang berada jauh dari keluarga membuatnya merasa bahwa keluarga Julie adalah keluarganya juga. Kebersamaan sebagai sebuah keluarga pada saat Julie masih hidup tergambar dalam adegan seperti di bawah ini.

Gambar 25. 00:20:05,960 - 00:20:41,554

Gambar 26.

Adegan di atas menggambarkan hangatnya sikap keluarga Julie terhadap Ismael ketika Julie masih hidup. Terlihat Ismael keluarga Julie sedang berkumpul bersama, salah satu anggota keluarga yaitu Jeanne melayani mereka dengan mengambilkan sepotong kue sambil bercakap-cakap. Kedekatan Ismael dengan

77

seluruh anggota keluarga Julie mencerminkan bahwa Ismael sangat diterima keberadaannya di tengah keluarga Julie. Gambaran tentang keluarga bahagia tercermin dalam adegan di atas. Kondisi dimana orang tua menempatkan diri sebagai teman, bercengkrama, bercanda, saling mendengarkan cerita, perasaan, pendapat, apapun isinya. Sikap keluarga Julie juga tidak berubah meskipun Julie telah meninggal. Ismael tetap diterima dengan baik seperti terlihat pada adegan di bawah ini.

Gambar 27. 00:57:54,280 - 00:59:41,749

Gambar 28.

Adegan tersebut adalah saat Ismael bersama dengan keluarga Julie setelah Julie meninggal. Tampak terlihat keluarga Julie sedang makan bersama dengan Ismael. Ayah Julie ingin agar Ismael memiliki seluruh uang Julie, karena selama ini mereka hidup bersama. Namun demikian Ismael menolaknya, Ismael masih merasa sedih meskipun perasaan itu tidak dia perlihatkan. Dukungan dari keluarga Julie untuk tegar menghadapi kehidupan setelah kepergian Julie membuat Ismael merasakan arti sebuah keluarga, perhatian yang diberikan kepadanya cukup membuat Ismael tenang, meskipun Ismael bukan anak kandung keluarga tersebut,

78

tetapi ayah, ibu dan seluruh keluarga Julie sudah menganggap Ismael seperti bagian dari keluarga tersebut. Keberadaan keluarga Julie bagi Ismael setelah kematian Julie menjadi sebuah motivasi untuk tetap menjalani hidup. Sebagai manusia tentunya kita tidak dapat hidup sendiri karena tanpa kita sadari untuk hidup di dunia ini kita pastinya membutuhkan orang lain demikianlah keberadaan keluarga di dunia. Pentingnya kehadiran keluarga Julie sangat dibutuhkan oleh Ismael. Keluarga Julie memberikan kekuatan dan memotivasi Ismael untuk dapat melanjutkan hidup meskipun tanpa Julie, meskipun tidak gampang untuk menjalani hidup tanpa orang yang dicintai dengan sangat, namun berkat motivasi yang diberikan keluarga Julie, Ismael tetap dapat menjalani kembali hidupnya.

3.2.2. Sikap Anggota Keluarga Julie terhadap Perubahan Orientasi Gender Ismael. Salah satu realita yang pasti terjadi di dalam dunia ini adalah perubahan. Apapun di dunia ini pasti berubah, baik perubahan yang positif maupun negatif. Perubahan itu juga yang terjadi dalam diri manusia. Ada berba gai macam cara manusia dalam menanggapi perubahan, beberapa mungkin akan menerima perubahan tersebut dengan segala konsekuensi yang ada, namun beberapa mungkin akan menolak karena dirasa tidak sesuai dengan prinsip hidupnya. Pembahasan tentang perubahan mungkin tidak akan pernah habis, karena setiap waktu bahkan dalam hitungan detik selalu saja ada hal yang berubah. Akan tetapi

79

apa yang terjadi jika manusia yang merupakan bagian dari masyarakat dihadapkan pada kenyataan tentang adanya perubahan orientasi ge nder. Sebagian besar masyarakat mungkin akan mengganggap perubahan orientasi gender adalah suatu kebodohan. Mereka mungkin akan mengernyitkan dahi dan menganggap hal itu aneh ketika bertemu dengan seseorang yang sebelumnya adalah seorang heteroseksual ke mudian menjadi homoseksual. Mereka mungkin akan berpendapat mengapa orang tersebut menjadi homoseksual padahal menjadi heteroseksual adalah sesuatu yang sudah benar dan secara normatif dilegalkan, untuk apa dia melawan kaidah yang berlaku dalam masyarakat dengan menjadi homoseksual. Orang itu kemudian menjadi sasaran lelucon dan gunjingan masyarakat. Hal ini yang pada akhirnya membentuk stereotipe bahwa homoseksual adalah penyakit masyarakat dan aib yang memalukan. Stigma masyarakat menganggap perilaku ini sebagai

ketidaknormalan. Pandangan masyarakat yang menghakimi bahkan mungkin menolak mentah-mentah membuat orang-orang tersebut merasa terpinggirkan. Itulah pada umumnya yang terjadi secara nyata dalam masyarakat, meskipun tidak semua orang akan bereaksi seperti itu.

Semua itu terjadi karena di sekitar seks dibangun perlengkapan atau mesin untuk memproduksi kebenaran, artinya wacana kekuasaan berfungsi untuk menampung atau menyembunyikan kebenaran. Seks bukan hanya masalah sensasi dan kenikmatan, atau hukum dan larangan, tetapi di dalam seks dipertaruhkan masalah benar dan salah. Mengetahui apakah seks itu benar atau berbahaya

80

membuka peluang dominasi dalam interaksi kekuasaan. Sejauh mana seks bisa dianggap berharga atau menakutkan itu bisa bergeser menjadi pertaruhan kekuasaan. Lalu seks dijadikan ajang pertaruhan kebenaran (Foucault, 1976: 76).

Tanggapan masyarakat dalam kehidupan nyata mungkin akan berbeda dengan tanggapan masyarakat dalam karya sastra. Karya sastra yang kali ini merupakan film Les Chansons dAmour juga memaparkan reaksi lingkungan sekitar tokoh utama dalam menanggapi transformasi orientasi gender. Isma?l mengalami transformasi orientasi gender yang semula menyukai lawan jenis yaitu Julie kemudian dalam waktu relatif singkat berubah menyukai sesama jenis yaitu Erwann. Keadaan ini kemudian memunculkan reaksi dari orang-orang terdekat yang mengenal Isma?l. Orang pertama yang mengetahui perubahan orientasi gender Isma?l adalah Jeanne, kakak Julie. Pada suatu pagi Jeanne berkunjung ke apartemen Isma?l untuk mengantarkan croissant kesukaan Isma?l. Ketika memasuki kamar, Jeanne mendapati Isma?l dan Erwann tidur dalam keadaan telanjang. Isma?l langsung terbangun mendengar suara pintu terbuka dan menutupi Erwann dengan selimut sementara Jeanne yang kaget melihat keadaan itu langsung bergegas pergi meninggalkan apartemen. Isma?l pun dengan terburu-buru memakai pakaian dan menyusul Jeanne untuk menjelaskan apa yang terjadi.

81

Gambar 29. 01: 18: 36,320 - 01:20:10,632

Gambar 30.

Gambar 31.

Gb. 25 : Dans la chambre dIsmael Gb. 26 dan 27 : Sur le trottoir Isma?l : Jeanne. Jeanne. On peut parler l? Jeanne : Ce nest pas important, il ny a pas grande chose a parler. Isma?l : Nous sommes alls. Nous sommes dans la rue. Personne ne nous critique. Jeanne : Je ne te critique pas. Isma?l : Ce nest pas ce que je veux dire. Jeanne : Chaque quun avec la plainte dans sa maniere. Je ne te juge pas, mais le chemin est un peu violent. Isma?l : Tu me juges. Jeanne : Non, Jessaie de comprendre. Isma?l : De comprendre quoi ? Jeanne : Comprendres quest ce qui se passe entre Julie et toi. Isma?l : Ca cest chalenge. Jeanne : Comprendre pourquoi tu ne veux pas denfant. Pourquoi vous jouez tous les trois. La vie de ma soeur avant de mourir. Ismal: Et un garon dans mon lit explique tout, cest a? Tu as de la chance. Jeanne: Elle a d avoir de raison dtre malheureux. Ismal: Je ne dirai rien. Je pense cest mieux ont a daccord. Jeanne: Non, ce nest pas mieux. Personne ne tempche de parler. Contrer avant. Les gens ont besoin de tentendre. Mes parents en particulier. Parlez-leur. Isma?l: La parle coulant de quoi ? Jeanne : Je ne sais pas. Quest ce que tu pense. Isma?l : Je suis a va. Jai dj mes parents nest pas toi lot. Jeanne : Tu es tellement goste. Tu es vraiment un ingrat, goste Isma?l : Voila, sois consequence et puis vaicu pd. Jeanne : Ce nest pas ce que jai dit.

82

Isma?l : Jeanne Jeanne Dapatkah kita bicara ? Jeanne : Aku tidak yakin ada hal besar yang ingin dibicarakan. Isma?l : Mari kita jalan. Tidak ada orang yang akan mengkritik kita. Jeanne : Aku tidak mengkritikmu. Isma?l : Bukan itu maksudku. Jeanne: Tiap orang menghadapi dukacita denga n cara nya sendiri. Aku tidak menghakim mu tetapi caramu sedikit kasar. Isma?l: Kamu menghakimi ku. Jeanne: Tidak, aku mencoba mengerti. Isma?l: Mengerti apa? Jeanne: Mengerti apa yang telah terjadi antara Julie dan kamu. Isma?l : Itu tantangan Jeanne : Mengerti mengapa kamu tidak ingin punya anak. Mengapa kamu bermain bertiga. Kehidupan saudara ku sebelum meninggal. Isma?l: Dan pemuda di tempat tidurku menjelaskan semua kan? Kamu beruntung. Jeanne: Dia pasti punya alasan untuk tidak bahagia. Isma?l: Aku tidak mau bilang. Aku pikir itu yang terbaik bukan? Jeanne: Bukan, itu bukan yang terbaik. Tidak ada orang yang akan menghentikanmu berbicara. Lebih dari itu. Orang perlu mendengarkanmu. Khususnya orangtuaku. Bicaralah pada mereka. Isma?l: Bicara tentang apa? Jeanne: Aku tidak tahu. Apa yang kamu pikirkan. Isma?l : Aku baik-baik saja. Aku masih mempunyai orangtua, bukan urusan mu. Jeanne : Kamu begitu egois, Kamu benar-benar tidak bersyukur, egois. Isma?l : Itulah konsekuensi ku dan aku pecundang homo. Jeanne : Bukan itu yang aku katakan.

Percakapan antara Isma?l dan Jeanne di atas merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang menjadi bagian dalam tahap pembentukan identitas diri. Jeanne menganggap apa yang dilakukan Isma?l adalah cara Isma?l untuk menghadapi kesedihan karena kepergian Julie, namun cara tersebut sedikit kasar. Selain itu Jeanne juga mengira bahwa perilaku homoseksual Isma?l merupakan hal yang melatarbelakangi mengapa Isma?l tidak ingin mempunyai anak, memilih bermain bertiga (threesome), dan permasalahan lain yang terjadi sebelum Julie

83

meninggal. Penilaian Jeanne terhadap Isma?l adalah cara Jeanne untuk memahami identitas diri Isma?l. Giddens (1991: 54) menyatakan bahwa : "A person's identity is not to be found in behaviour, nor - important though this is - in the reactions of others, but in the capacity to keep a particular narrative going. The individual's biography, if she is to maintain regular interaction with others in the day-to-day world, cannot be wholly fictive. It must continually integrate events which occur in the external world, and sort them into the ongoing 'story' about the self." Kutipan di atas menyatakan bahwa identitas diri tidak diwariskan atau statis, melainkan menjadi suatu proyek refleksif (sebuah upaya bahwa kita terus bekerja dan merenungkan). Ini bukan seperangkat karakteristik yang diamati sesaat, tetapi menjadi sebuah nilai dari kehidupan seseorang. Identitas seseorang tidak dapat ditemukan dalam perilaku, maupun dalam reaksi orang lain, tetapi pada kemampuan untuk menjaga akan narasi tertentu. Kita membuat, memelihara dan merevisi sekumpulan narasi biografi, peran sosial dan gaya hidup serta cerita tentang siapa kita, dan bagaimana datang untuk berada di tempat sekarang. Kita semakin bebas untuk memilih apa yang ingin kita lakukan dan yang kita inginkan, tetapi peningkatan pilihan dapat membebaskan sekaligus mengganggu.

Membebaskan dalam arti meningkatkan kecenderungan seseorang dalam pemenuhan diri sehingga sangat individualis. Menyusahkan dalam arti terjadi peningkatan emosional untuk menganalisis pilihan-pilihan yang tersedia. Padahal sebelumnya, masyarakat tradisional kita disediakan dengan narasi dan peran sosial, sementara pada masyarakat pasca-tradisional kita biasanya dipaksa untuk menciptakan diri kita sendiri.

84

Pernyataan Giddens dikaitakan dengan percakapan antara Jeanne dan Isma?l menimbulkan suatu asumsi bahwa Isma?l sedang menjaga narasi dirinya dengan cara membuat dan memelihara peran sosial dan gaya hidup. Peran sosial Isma?l disini adalah menjadi bagian dari keluarga Jeanne karena Isma?l merupakan kekasih Julie dan dapat diterima dengan baik di keluarga mereka. Sebagai seorang yang sudah dianggap menjadi bagian dari keluarga, hal yang wajar jika Jeanne ingin supaya Isma?l memberitahu orangtua mereka tentang gaya hidup Isma?l sekarang yaitu homoseksual, tentang apa yang dia pikirkan dan yang dia inginkan. Saran Jeanne untuk berbicara dengan orangtua Jeanne dan Julie ditanggapi Isma?l dengan sedikit emosi lewat pernyataan bahwa ia masih memiliki orangtua dan itu buka n urusan Jeanne untuk mengatur dirinya. Kebebasan Isma?l dalam menentukan pilihan merupakan kebebasan dalam arti meningkatkan kecenderungan dalam pemenuhan diri sehingga sangat individualis, hal itu terlihat dari reaksi Jeanne yang mengatakan bahwa Isma?l adalah orang yang egois dan tidak bersyukur, bahkan pernyataan Jeanne tersebut ditegaskan oleh Isma?l bahwa sikap egois tersebut adalah konsekuensi yang harus ditanggung oleh dirinya. Hal yang berat ketika seseorang memutuskan dan mengakui bahwa dirinya adalah gay, dibutuhkan keberanian yang luar biasa untuk melakukan hal itu. Individu harus benar-benar mempersiapkan diri secara ps ikologis sebelum melakukannya, bahkan setelah individu mampu menguasai dirinya sendiri, individu harus siap menerima respon dari keluarga dan kemungkinan konsekuensi
85

yang akan terjadi atas pengakuannya. Keluarga dan lingkungan sekitar akan memberikan berbagai macam reaksi, baik yang mendukung maupun menolak. Dilema dan konflik pasti akan dihadapi ketika seseorang memutuskan untuk menjadi homoseksual. Hal itu juga yang dialami oleh Isma?l ketika dia mengakui bahwa dirinya gay dan dia harus menerima konsekuensi akan tindakan dan kritikan dari Jeanne. Voila, sois consequence et puis vaicu pd itulah pengakuan yang berani dari seorang Isma?l, dia berani menanggung konsekuensi dengan menjadi seorang homoseks. Perubahan orientasi gender Isma?l ini memang lebih baik diketahui oleh lingkungannya karena dengan begitu Ismael tidak akan dihantui konflik batin seumur hidupnya.

3.2.3. Sikap Alice Sebagai Sahabat terhadap perubahan Orientasi Gender Ismael. Pihak lain yang mengetahui perubahan orientasi gender Isma?l selain Jeanne adalah Alice. Sepulang bekerja Alice mendapati Isma?l dalam keadaan mabuk. Alice kemudian mengantar Isma?l ke apartemen milik Erwann lalu meninggalkan mereka. Setelah mengantar Isma?l, Alice mampir ke sebuah toko kecil di seberang apartemen Erwann. Di pelataran toko inilah Alice melihat Isma?l dan Erwann bermesraan hingga berciuman di atas balkon apartemen. Alice dari bawah melihat adegan tersebut dengan tercengang bahkan sampai membelalakan mata. Namun demikian sikap Alice sebagai salah seorang sahabat Ismael adalah wajar karena sebelumnya Alice mengetahui bahwa sebelumnya Ismael adalah lelaki yang menyukai lawan jenis seperti saat berpacaran dengan

86

Julie, tetapi sekarang ketika mendapati Ismael bersama dengan Erwann, Alice hanya tercengang sebagai bentuk ekspresi kekagetannya.

Gambar 32. 01: 29: 07,280 - 01: 29: 16,876

Gambar 33.

Gambar 34.

Gambar 28 dan 30 : Alice jet un il sur la page du magasin avant appartement Erwann. Alice mengintip dari halaman toko di depan apartemen Erwann. Gambar 29 : le balcon au-dessus de lappartement du Erwann. Balkon atas apartemen milik Erwann.

Adegan di atas merupakan bagian dari akhir film. Alice tidak mengucapkan sepatah katapun saat melihat kemesraan Isma?l dan Erwann. Reaksi Alice tersebut sebagai bentuk ketidakpercayaan dan kekagetannya atas perbuatan Isma?l yang mencerminkan homoseksualitas. Sikap Alice yang tidak menentang perubahan orientasi gender Isma?l mencerminkan penerimaan diri Alice akan eksistensi Isma?l sebagai orang yang menyukai sesama jenis. Sikap Jeanne dan Alice tidaklah ekstrim dalam menyingkapi perubahan orientasi gender Isma?l, mereka tidak menentang ataupun melarang perubahan itu. Perubahan orientasi gender Isma?l hanya ditanggapi dengan kritikan.

87

Perubahan orientasi gender khususnya perubahan dari heteroseksual menjadi homoseksual pada abad 19 dianggap sebagai penyimpangan. Foucault dalam bukunya La Volont de Savoir: Histoire de la Sexualit mengungkapkan bahwa seksualitas tak terpisahkan dari sosok homoseksual dan lebih merupakan kodrat khasnya daripada kebiasaan yang mengandung dosa. Homoseksual muncul sebagai salah satu bentuk seksualitas ketika dialihkan dari praktik sodomi menjadi semacam androgini batin, hermaphrodisme jiwa. Dahulu, pelaku sodomi adalah orang yang berulang kali kambuh, sekarang homoseksualitas adalah satu spesies tersendiri. Spesies-spesies ini pada abad 19 wajib menerima hukuman. Seiring berjalannya waktu perbincangan mengenai seks dan seksualitas masih saja dianggap tabu oleh sebagian masyarakat, apalagi perbincangan mengenai homoseksualitas. Letak masalahnya adalah heteronormativitas, yaitu ideologi tentang keharusan untuk menjadi heteroseksual, yang didasarkan pada penindasan orientasi seksual lain yang tidak berorentasi reproduksi keturunan seperti homoseksualitas juga keharusan akan kesesuaian antara identitas gender dan identitas seksual. Kalau beranatomi laki-laki, maka harus maskulin, dan sebaliknya bila beranatomi perempuan maka harus feminin. Permasalahan inilah yang memicu reaksi orang-orang terdekat Isma?l setelah mengetahui perubahan orientasi gendernya. Kritikan dari Jeanne maupun sikap kekagetan Alice terhadap perubahan orientasi gender Isma?l mungkin saja menjadi masukan bagi Isma?l, tetapi hal itu tidak mengurungkan niat Isma?l untuk menjadi diri sendiri dengan menjadi homoseksual.

88

Keputusan Isma?l dengan menjadi homoseksual adalah hal yang benar. Sebagai manusia yang memiliki kehendak bebas, Isma?l boleh menjadi apa saja yang dia inginkan demi menunjukkan eksistensi dirinya. Homoseksual adalah penyelesaian dari konflik batin yang selama ini menghant ui Isma?l sejak kepergian Julie, memilih Erwann sebagai pasangan homo merupakan usaha yang dilakukan Isma?l untuk mengurangi tekanan batin yang sedang dialami. Jalan menjadi homoseksual menjauhkan Isma?l dari kepahitan dan trauma mendalam dalam hidupnya. Kepergian Julie membuat Isma?l berada pada tahap depresi yang memungkinkannya melakukan tindakan bodoh seperti misalnya bunuh diri karena kejiwaannya tertekan. Akan tetapi hal itu tidak dilakukan Isma?l karena ia memiliki kontrol diri yang baik. Kontrol diri adalah kemampuan individu untuk membuat keputusan dan mengambil langkah efektif untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan mencegah sesuatu yang tidak diharapkan. Berlarut-larut dalam kesedihan bukanlah hal yang baik justru malah akan membawanya ke dalam jurang kehancuran, tetapi dengan menjadi homoseksual melepaskan penyangkalan akan sisi lain dalam diri Isma?l untuk tetap bertahan dalam menjalani hidup. Homoseksual merupakan eksistensi Isma?l dalam mengambil keputusan akan perubahan orientasi gender. Orientasi seksual adalah hak yang asasi bagi seorang manusia sebagaimana hak asasi lainnya termasuk memiliki agama, penghidupan yang layak, dan hak lainnya. Orientasi seksual tidak semata berhenti pada kata seks dan tidak melulu tentang kegiatan seks, malah ada beberapa hubungan sejenis tanpa kegiatan seksual. Heteroseksualitas bukan kemutlakan atau yang satu-satunya

89

yang normal, homoseksualitas juga normal, hanya saja heteroseksualitas lebih umum dibandingkan homoseksualitas. Banyak ragam dengan ba nyak alasan, tidak setiap kali masyarakat mampu memahaminya, tetapi adalah hak setiap orang untuk menjadi dirinya sendiri dan menjaga hak orang lain (tidak merugikan orang lain). Siapapun sebenarnya tidak perlu menjelaskan apakah dia seorang homoseks atau bukan, karena yang penting adalah menjadi diri sendiri, apa adanya. Bagaimana seseorang menjadi homoseks adalah kehidupan yang sama dengan bagaimana seseorang menjadi bukan homoseks. Bukanlah hal yang penting kehidupan Isma?l semasa menjadi heteroseksual karena itu merupakan masa lalunya, yang perlu menjadi sorotan adalah kehidupan homoseksualitasnya dan itu merupakan hal yang wajar dalam memilih orientasi gender karena setiap manusia memiliki kebebasan dalam memilih. Masa lalu adalah bagian dari sebuah kehidupan seseorang, ada yang indah dan adapula yang kelam, sehingga tidak boleh dilupakan namun tidak boleh juga terlalu mengenangnya, mengambil hikmah dari masa lalu dan memberikan kesempatan untuk menata masa kini merupakan hal yang bijak.

90

BAB IV KESIMPULAN

Les Chansons dAmour adalah film yang mengangkat pe rmasalahan transformasi orientasi gender. Tokoh utama yaitu Ismael awalnya memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis namun setelah berjalannya waktu terjadi transformasi yang membuat Ismael memilih untuk menyukai sesama jenis. Perubahan orientasi gender ini juga berpengaruh terhadap hubungan Ismael dengan lingkungan sekitarnya. Hasil analisis menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan tokoh utama yaitu Ismael mengalami transformasi orientasi gender. Faktor yang pertama adalah faktor internal yaitu perasaan kehilangan, kesedihan, dan depresi setelah kematian Julie kekasihnya. Selain itu rasa bersalah karena selama Julie hidup, Ismael tidak dapat membahagiakan Julie de ngan terlibat da lam percintaaan antar tiga orang antara dirinya, Julie dan Alice. Pada awal cerita Ismael masih memiliki orientasi gender yang dianggap normal, ia memiliki kehidupan heteroseksual ketika Julie masih hidup. Kehidupan heteroseksual Ismael juga diwarnai dengan kecemburuan terhadap Alice, teman sekerja Ismael yang juga tinggal bersama dengan Julie dan Ismael dalam sebuah apartemen. Meskipun demikian Julie dan Ismael tetap saling mencintai. Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai seperti yang dikatakan oleh Maslow sudah terpenuhi oleh Ismael. Keadaan berubah ketika secara mendadak Julie meninggal dunia. Ismael sangat sedih dan mengalami depresi. Pada saat itu hadir

91

Erwann, seorang pr ia yang dikenalkan oleh Alice yang kemudian menghibur Ismael. Kehadiran Erwann ya ng secara cerdik memanfaatkan rapuhnya jiwa Ismael setelah kematian Julie menjadi faktor eksternal perubahan orientasi gender Ismael. Erwann secara intens merayu Ismael, memberikan perhatian lebih hingga akhirnya Ismael menyadari bahwa Erwann yang selalu ada saat dirinya butuh. Rayuan yang secara intens dilakukan oleh Erwann merupakan salah satu bentuk kekuasaan. Rayuan merupakan salah satu strategi kekuasaan, yang pada intinya bermaksud mempengaruhi individu lain supaya menimbulkan dampak yang diinginkan oleh sang perayu. Erwann yang secara intens merayu Ismael akhirnya menyadari bahwa dirinya benar-benar menyukai Ismael. Hingga pada akhirnya Ismael pun kemudian menjadi pasangannya. Keputusan Ismael menjadi seorang homoseksual merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri. Aktualisasi diri dimana seorang individu mampu mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki. Untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri, seorang individu dihadapkan kepada hambatan internal dari diri sendiri dan hambatan eksternal yang berasal dari lingkungan sekitar yang tidak mendukung. Ismael telah keluar dari kesedihan, frustasi hingga depresi yang menyebabkan kehampaan dan kesepian akibat kematian Julie. Maka dengan demikian, Ismael telah menghadapi hambatan dan memilih mengaktualisasikan diri sebagai homoseksual, keputusannya menjadi seorang homoseksual

merupakan akhir dari pencarian identitas dirinya. Di samping aktualisasi diri, pemaparan mengenai keputusan Ismael menjadi seorang homoseksual

92

membuktikan bahwa homoseksual merupakan konstruksi sosial, bukan faktor genetik maupun fakta kromosom-biologis. Perubahan orientasi gender Ismael ternyata kurang disukai oleh orang disekitarnya yaitu Jeanne, kakak Julie. Jeanne menganggap bahwa selama ini Julie hanya dipermainkan oleh Ismael, dan karena itu juga Ismael tidak menginginkan anak dan memilih terlibat dalam percintaan antar 3 orang yaitu dengan melibatkan Alice dalam hubungan Ismael dan Julie. Namun demikian, ketidaksukaan Jeanne terhadap keputusan Ismael adalah resiko yang harus dihadapi dan ditanggung oleh Ismael. Hal yang berbeda terjadi dengan reaksi Alice, sahabat Ismael yang mendapati Ismael berciuman dengan Erwann di balkon atas apartemen. Alice hanya terdiam, membelalakan mata dan seolah tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Ekspresi Alice tersebut tidak menghakimi ataupun menentang perubahan orientasi gender Ismael. Sikap Alice yang tidak menentang perubahan orientasi gender Ismael mencerminkan penerimaan diri Alice akan eksistens i Ismael sebagai orang yang menyukai sesama jenis. Sikap Jeanne dan Alice tidaklah ekstrim dalam menyikapi perubahan orientasi gender Ismael, mereka tidak menentang ataupun melarang perubahan itu. Perubahan orientasi gender hanya ditanggapi dengan kritikan. Keputusan Ismael dengan menjadi homoseksual adalah keputusan yang tepat. Sebagai manusia yang memiliki kehendak bebas, Ismael boleh menjadi apa saja yang dia inginkan demi menunjukkan eksistensi dirinya. Homoseksual menjadi penyelesaian dari konflik batin yang selama ini menghantui Ismael sejak

93

kepergian Julie, memilih Erwann sebagai pasangan homo merupakan usaha yang dilakukan Ismael untuk mengurangi tekanan batin yang sedang dialami. Jalan menjadi homoseksual menjauhkan Ismael dari kepahitan dan trauma mendalam dalam hidupnya. Penulis berharap penelitian sederhana ini setidaknya mampu memberikan tambahan wawasan mengenai transformasi orientasi gender.

94

DAFTAR PUSTAKA

Agger, Ben. 2009. Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan, dan Implikasinya. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Arifin, Winarsih dan Farida Soemargono. 2007. Kamus Perancis-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Baudrillard, Jean. 2000. Berahi. Yogyakarta: Bentang.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: MedPress.

Fakih, Mansour. 2004. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Foucault, Michel. 2008. Ingin Tahu Sejarah Seksualitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Giddens, Anthony. 1991. Modernity and Self-Identity: Self and Society in the Late Modern Age. Cambridge: Polity Press.

Giddens, Anthony. 2004. Konsekuensi-kinsekuensi Modernitas. Yogyakarta : Kreasi Wacana. Hardjana, Andre. 1994. Kritik Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia. Labrousse, Pierre. 2000. Kamus Indonesia-Perancis. Jakarta : PT. Gramedia.

95

Lathief, Supaat I. 2008. Psikologi Fenomenologi Eksistensialisme. Lamongan: Pustaka Pujangga.

Maslow, Abraham. 1954. Motivation and Personality. New York: Harper.

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan Nyata. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan (edisi terjemahan oleh Melani Budianta). Jakarta: Gramedia.

Sumber dari Internet Adib Asrori, Homoseksual (Studi Kasus tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis). Dapat diunduh pada http://eprints.umm.ac.id/4270/1/HOMOSEKSUAL.pdf.

Diakses pada tanggal 14 April 2010.

Adrian Razy Lubis, Penerimaan Diri Terhadap Orientasi Seksual Pada Homoseksual. Dapat diunduh pada http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/719828488_abs.pdf. Diakses pada tanggal 20 April 2010.

Prof. Dr. Michel Marie, Proceeding Dari Workshop Sejarah Film Dunia, Beberapa Pendekatan Pen ting, Metodologi Dan Aplikasinya. Dapat diunduh pada http://pravdakino.multiply.com/journal/item/22/Proceeding_Dari_Workshop_Seja rah_Film_Dunia?&item_id=22&view:replies=reverse. Diakses pada tanggal 12 Januari 2011.

Sigit Cahyo Nugroho, Dra. Siswati, M.Si, dan Dra. Hastaning Sakti, M.Kes, Pengambilan Keputusan Menjadi Homoseksual Pada Laki-Laki Usia Dewasa

96

Awal. Dapat diunduh pada http://eprints.undip.ac.id/11145/1/Jurnal_ _Sigit_Cahyo_N_-_M2A005074.pdf. Diaks es pada tanggal 25 April 2010.

http://gilasinema.blogspot.com/2008/12/les-chansons -damour-love-songs.html. Diakses pada tanggal 28 Maret 2010.

http://cesttoutcequejaime.multiply.com/%20reviews/item/13. Diakses pada tanggal 28 Maret 2010.

http://fr.wikipedia.org/wiki/Les_Chansons_d%27amour. Diakses pada tanggal 30 Maret 2010.

http://en.wikipedia.org/wiki/Maslow%27s_hierarchy_of_needs. Diakses pada tanggal 14 Juli 2010.

http://library.gunadarma.ac.id/index.php?appid=penulisan&sub=detail&npm=105 01041&jenis=s1fpsi. Diakses pada tanggal 15 Mei 2010.

97

RSUM

La transformation de l'orientation de genre est une transition dans les modles de l'intrt emotionnel et le caractre du couple ct de l'intrt sexuel. Les Chansons d'Amour est un film sur le problme d'orientation de genre. Les Chansons dAmour par le de trois personnes qui vivent ensemble dans un appartement. Ils y a Isma?l (Garrel Louis), Julie (Ludivine Sagnier) et Alice (Clotilde Hesme). Ils vivent dans un appartement et sont impliqu dans un mnage trois . Certaines scnes prsentent comment se droule harmonie de l leur relation, bien que parfois cela semble drle que quelquun puisse avoir ce genre de relation. Ils peuvent discuter de beaucoup de sujets et peuvent aussi s'adonner des activits sexuelles librement tout en fixant des limites. Un regard mfiant mane de la famille de Julie, quand ils raliseur la vie amoureuse qui implique trois personnes, mais Isma?l parvient les convaincre et tre bien accept par la famille de Julie. Tout change quand Julie meurt subitement. Bien que ils soient tristes, la vie doit continuer. Ismal se sent plus perdu que les autres. Limagination de Julie vient toujours en tout lieu et l'heure, il ny a personne qui puisse rconforter Isma?l y compris Alice. Aprs la mort de Julie, Alice est proche dun homme qui sappele et Gwendal qui a un frre qui sappelle Erwann (Grgoire Leprince-Ringuet).

Erwann devient la cl du bonheur retrouv dIsmal, il abondonne ses vieilles habitudes. La cl pour construire une relation, parce que Erwann tombe amoureux

98

dIsmael et lui osent se sduire. Erwann profite intelligemment de lme fragile dIsmal. Bien sr, Isma?l est encore dans une situation de tristesse, et il est confus parce que lapparition dErwann provoque de sentiments nouveaux. Les Chansons d'Amour est un film qui soul ve la question de la transformation de l'orientation de genre. Le personnage principal, Ismal, avait de lintrt pour le sexe oppos, mais aprs quelques du temps il y a une transformation dIsmal qui a choisi daimer les personnes du mme sexe. Cette transformation de lorientation de genre influence aussi la relation dIsamel avec ' son environnement. Les rsultats montrent qu'il ya plusieurs facteurs qui influencent le personnage principal, Ismal a subit une transformation de l'orientation de genre. Le premier facteur est le facteur priv, cest le sentiment de perte, la tristesse et la dpression aprs la mort de sa petite amie, Julie. De plus , il a la culpabilite parce que quand Julie est encore en vie, Ismal ne peut pas rendre Julie heureuse en simpliquant dans un amour trois personnes entre Julie, Alice, et lui. Au dbut d l'histoire, Ismal a encore une orientation de genre qui est e considr normale, il avait une vie htrosexuelle quand Julie tait encore en vie. La vie htrosexuelle dIsmal sajoute la jalousie dAlice, la collgue dIsmael qui vit aussi avec Julie et Ismal dans le mme appartement. Julie et Ismal saiment encore. Maslow a dit que le besoin daimer et dtre aim est rempli par Ismael. La situation change quand Julie meurt subitement. Ismal est trs triste et

99

dprim. ce moment, lapparition dErwann, un homme qui lui est prsent par Alice, rconforte Ismael. Lapparition dErwann qui profite intelligemment de la fragilit dme dIsmael aprs la mort de Julie, devient un facteur externe de la transformation de l'orientation de genre d'Ismal. Erwann sduit intense meut Ismal, lui donne de l'attention, et finale ment Ismael se rend compte dErwann est toujours l quand Ismael en a besoin. La sduction intense dErwann est une forme de pouvoir. La sduction est l'une des stratgies du pouvoir, qui est au fond une influence sur lautre personne pour donner l'effet que le seducteur souhaite. Erwann sduit intensment Ismal. Finalement , il se rend compte que son amour pour Ismal est sincre. Jusqu' la fin Ismal devient son petit ami. La dcision d' Ismael dtre homosexuel est une forme d actualisation de soi-mme. Lactualisation de soi-mme est quand un individu peut actualiser tout son potentiel pour atteindre le niveau d'actualisation mme, un individu fait face des obstacles internes et des obstacles externes venait de l'environnement imprvisible. Ismal est sorti de sa tristesse, la frustration jusqu la dpression qui est cause par la vacuit et la solitude cause de la mort de Julie. Et donc, Ismael a fait face des obstacles et il a choisi de devenir homosexuels, sa dcision de devenir homosexuel est la fin de recherche identitaire. En plus de l'actualisation de soi mme, lexplication sur la decision d Ismal de devenir un homosexuel prouve que l'homosexualit est une construction sociale, plutt quun facteur gntique.

100

La transformation de l'orientation de genre dIsmal le rend moins apprci par les gens autour de lui comme Jeanne, la sur de Julie. Jeanne considre que tout ce temps, Julie est manipule par Ismal, et donc quIsmal ne veut pas avoir d'enfant et quil prefere simpliquer dans un romance 3 personnes, qui impliquent Alice dans la relation entre Ismal et Julie. Toutefois, le dsaccord de Jeanne sur la dcision d Ismael est un risque qui doit tre prit en compte par Ismael. Plusieurs choses se produisent avec la raction d'Alice, une amie dIsmael qui a trouv Ismal en train dembrasser Erwann au balcon de l'appartement. Alice est seule en silence, elle roule des yeux et ne peut pas croire ce quelle a vu. Cette expression d'Alice ne juge pas, ni ne critique la transformation de l'orientation de genre dIsmal. Lattitude dAlice qui ne critique pas la transformation de lorientation de gendre dIsmal, ma reflette de l'acceptation dAlice sur l'existence d'Ismal en tant que personne qui aime les personnes du mme sexe. Lattitude de Jeanne et Alice ne sont pas extrmes face la transformation de l'orientation de genre d'Ismal, ils ne rfuteut, ni ninterdisent cette transformation. La transformation de l'orientation de genre est seulement critique. La dcision dIsmael de devenir homosexuel est la bonne dcision. En tant qu'tre humain qui a une volont libre, Ismal peut devenir tout ce qu'il souhaite. Son homosexualit devient la rsolution du conflit intrieur qui a hant Ismal depuis le mort de Julie, la dcision dErwann que le couple homosexuel est un effort dIsmael pour rduire sa pression intrieure. Le choix dIsmael de
101

devenir tre homosexuel le spare de l'amertume et du traumatisme profond quil a subit.

102

LAMPIRAN

Sinopsis Film Les Chansons dAmour Film ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu: le depart, l'absence, dan le retour. Julie Pommeraye berjalan melalui jalan-jalan di Paris, ia pergi ke bioskop dan antri untuk membeli tiket untuk film Pardonnez-Moi. Sementara melakukan ini dia menelpon pacarnya Ismael Benolil yang bekerja dengan Alice, dan Julie mengatakan kepadanya bahwa dia lelah menonton film sendirian dan bertanya apakah ia dengan Alice. Ismael berbohong dan mengatakan bahwa ia sendirian. Malam itu juga Ismael mengejar Julie dalam perjalanan pulang, mereka mendiskusikan rasa frustasi Julie tentang hubungan mereka, dan ketika tiba di apartemen, Julie mengunci Ismael di luar. Ismael mengetuk pintu dan Julie mengijinkannya masuk, mereka melanjutkan berdiskusi dan akhirnya berdamai. Tak lama kemudian Alice mengetuk pintu, dan Julie membiarkan dia masuk. Mereka semua mengganti pakaian dan bersama-sama naik ke atas ranjang, mulai membaca buku yang berbeda, mematikan lampu untuk tidur, dan mencari posisi tidur yang tepat. Keesokan harinya, Julie dan Ismael sarapan bersama keluarga Julie, Ismael bermain game dan Julie yang frustasi meninggalkan ruang makan menuju dapur. Kakak nya, Jeanne mengikutinya. Julie menceritakan tentang Alice dan kehidupan bertiga nya, sementara mama nya mendengarkan pembicaraan mereka di kamar lain. I masuk ke dapur dan meminta Jeanne untuk meninggalkan a

ruangan, setelah Jeanne meninggalkan dia bertanya kepada Julie tentang Alice dan peran dia bermain dalam hubungannya dengan Ismael. Sementara malam harinya, Ismael, Julie dan Alice sedang makan di sebuah bar, ketika mereka meninggalkannya Julie mulai mengeluh tentang hubungan Ismail dengan Alice; Ismail menanggapi dengan mengatakan bahwa dia tidak memiliki hubungan apa -apa dengan Alice, dan menyatakan bahwa Julie

103

adalah satu-satunya wanita yang ia cintai. Alice hanya mengatakan kepada mereka bahwa dia hanya ada untuk membawa mereka bersama-sama. Mereka bertiga pergi ke sebuah konser Alex Beaupain; Ismael memeluk Julie sedangkan Alice bertemu dengan seorang pria bernama Gwendal; Julie mulai merasa kurang enak badan dan pergi ke kamar kecil, karena tidak segera kembali Ismael pergi untuk melihat bagaimana keadaan Julie, dan mendapati dia pucat dan tidak dalam kondisi sehat, sehingga mereka memutuskan untuk pergi. Mereka berpisah ketika Julie keluar gedung, sementara Ismael mengambil beberapa barang yang tertinggal di dalam. Ketika Ismael keluar, dia melihat Julie tergeletak di lantai ketika seorang wanita berusaha memberikan nafas buatan kepada Julie. Sebuah mobil polisi dan mobil ambulance datang, seorang petugas polisi menanyai Ismael kemudian menyuruhnya menunggu di mobil ketika beberapa paramedis memeriksa Julie. Salah satu paramedis memberitahu kepada seorang petugas polisi bahwa Julie meninggal. Kesokan harinya Ismael meninggalkan apartemen untuk pergi bekerja, dalam perjalanan dia bertemu dengan Jeanne, yang pergi ke apartemen untuk mengambil beberapa pakaian Julie, mereka memiliki argumen tentang mengapa ia tidak memberitahu dia terlebih dahulu, Ismael memberikan kuncinya dan meneruskan perjalanannya. Di tempat kerja Ismael mengatakan kepada Alice bahwa Jeanne akan mengambil pakaian Julie dan Alice bingung mengenai pakaian Julie. Alice tidak suka hingga kemudian mereka beradu argumen. Hingga akhirnya Ismael mengatakan bahwa ia memerlukan Alice untuk saling menguatkan. Sejak Jeanne tinggal di apartemen Ismail, dia tidak ingin bermalam di sana, sehingga Alice membawanya ke apartemen Gwendal, ia menghabiskan sepanjang malam terjaga. Di pagi hari ia bertemu Erwann, adik Gwendal, mereka berbicara dan b ercanda tentang sekolah Erwann; sebelum berangkat ke sekolah, Erwann menawarkan kamarnya untuk Ismael sehingga dia bisa tidur di tempat tidurnya. Ketika Erwann kembali ia sadar bahwa Ismael masih tidur, ia bangun

104

dan menyadari bahwa itu adalah jam 5 sore, ia terlambat kerja, jadi dia meminjam baju bersih dari Erwann lalu pergi. Sembari menyelesaikan pekerjaan, Ismael memberitahu Alice tentang hasil otopsi Julie, dia meninggal karena serangan jantung. Sepulang kerja, Alice memberhentikan taksi sementara Ismael berjalan yang tanpa disadari ia diamdiam diikuti oleh Erwann. Ismael takut ketika dia menyadari seseorang mengikuti dia dan kesal ketika melihat itu Erwann. Erwann bertanya kepada Ismael apakah dia bisa pulang dengannya dan Ismael menolak dia, sehingga dia pergi. Ismael tiba di apartemen untuk melihat bahwa Jeanne masih ada di sana, dia benar-benar kesal dengan itu, mereka beradu pendapat dan dia pergi lagi. Ismael pergi ke apartemen Erwann dan bermalam di sana lagi. Pada hari itu, Ismael makan siang dengan keluarga Julie. Ayah Julie menawarkan uang asuransi jiwa, tapi ia menolak. Malam itu Ismael makan malam di bar yang sama saat pergi dengan Julie dan Alice, ia mengajak Maude, seorang pelayan di bar itu ke apartemennya untuk menemaninya semalam bersamanya. Mereka bangun pada siang hari ketika menyadari bahwa Jeanne berada di apartemen, Ismael pergi dan Jeanne bertanya kepada Maude apakah dia Alice, dan Jeanne kecewa ketika gadis itu menjawab bahwa ia bukanlah Alice. Ismael pergi bekerja, ketika ia sampai di sana ia menyadari bahwa Erwann sedang menunggunya, mereka berdiskusi dan Ismael berkata kepada Erwann bahwa ia merasa tersanjung dengan perhatian yang diberikan, tetapi ia tidak tertarik dan tidak butuh Erwann. Alice berpikir bahwa Erwan telah dikirim oleh Gwendal untuk mengambil kunci apartemen mereka, karena mereka berdua telah putus, Alice kemudian memberikan kunci apartemen kepada Ismael untuk diberikan kepada Erwann. Malamnya setelah Ismael dan Alice selesai bekerja, Alice naik taksi sementara Ismael menemui Erwann yang masih menunggunya. Ia memberikan Erwann kunci dan membawanya kembali, lalu mereka berdua pergi ke apartemen Ismael.

105

Sementara Alice masih di taksi, dia menerima telepon dari ibu Julie, mereka berdua bertemu di restoran dan ibu Julie memintanya untuk merawat Ismael karena dia tidak ingin Ismael sendirian. Jasmine (adik Julie) menyusulnya dan memberitahu ibunya bahwa aya hnya telah terbangun dan kesal melihat bahwa ia tidak pulang karena sudah larut malam. Akhirnya Ibu Julie pergi meninggalkan Alice dan Jasmine. Kedua gadis itu berbicara selama beberapa saat dan Alice berjalan bersama Jasmine menuju rumah. Di apartemen Ismael, Erwann dan Ismael bercinta. Hal itu sangat berarti bagi Ismael. Ismael bernyanyi sembari meminta kepada Erwann untuk menolongnya menghilangkan Julie dari pikirannya. Di pagi hari Jeanne memasuki apartemen, menemukan mereka di tempat tidur bersama lalu pergi; Ismael mengikutinya, Jeanne mengatakan bahwa sekarang ia mengerti mengapa Ismael dan Julie berada pada hubungan bertiga dengan Alice dan mengapa dia tidak ingin punya anak, ia berpendapat bahwa Ismael egois, Ismael pun pergi dan meninggalkannya sendirian. Erwan pergi ke kantor Ismael dan Alice untuk mencari Ismael, namun ia tidak ada. Akhirnya Alice berbicara dengan Erwann dan mengatakan pada Erwann supaya Gwendal tidak mencarinya, Erwann kemudian mengatakan bahwa ia ke sana bukan disuruh oleh Gwendal untuk mencari Alice, tetapi ia ke sana untuk mencari Ismael. Alice bertanya kepada Erwann apakah Ismael dan dirinya tinggal bersama dan Erwann menjawab bahwa dia sangat menginginkan seperti itu. Jasmine pergi ke kuburan untuk mengunjungi makam Julie, Ismael ada di sana. Ini adalah pertama kalinya Ismael mengunjungi kuburan Julie. Hantu Julie mulai bernyanyi tentang mengapa Ismael telah begitu lama tidak

mengunjunginya, bahwa ia telah menunggu begitu lama dan akhirnya , menyerah. Setelah meninggalkan pemakaman Ismail berjalan tanpa harapan melalui kota, ia pergi ke bar dan mabuk. Alice menemukan Ismael seperti itu dan membawanya ke apartemen Erwann. Ismael mengatakan kepada Erwann bahwa ia menyukai kenyamanan yang telah ditemukan dalam pelukan Erwann, tapi dia tidak ingin

106

Erwann untuk mencintainya, Erwann mengatakan kepada Ismael bahwa ia setuju untuk mencari kenyamanan tetapi dia perlu dicintai. Film berakhir dengan Ismael mencium Erwann dan meminta dia untuk mencintainya lebih sedikit tetapi untuk waktu yang lama.

107

108

Anda mungkin juga menyukai