Anda di halaman 1dari 47

BAB IV

PERENCANAAN LEMARI PENDINGIN ( COOLER )

UNTUK MINUMAN KALENG BERSODA DENGAN KAPASITAS 97 Kg

4.1 SISTEM PENDINGINAN PRODUK (MINUMAN KALENG BEROSODA)

Salah satu cara untuk menikmati minuman kaleng bersoda adalah dalam keadaan

dingin, namun tidak dalam kondisi beku. Dalam keadaan dingin minuman kaleng

bersoda lebih terasa nikmat terutama untuk kondisi Jakarta yang beriklim tropis yang

cenderung panas dan lembab.

Perencanaan lemari pendingin (Cooler) dengan sistem hembusan merupakan

salah satu solusi untuk mendinginkan minuman kaleng bersoda. Pada lemari pendingin

ini terjadi siklus refrigasi yang dilakuakan dengan media refrigerant Hydrocarbon

pengganti refrigerant R – 134a dengan nama dagang MC – 134. Yang lebih ramah

lingkungan

Cara kerja lemari pendingin ini adalah sebagai berikut : siklus refrigerant

Hydrocarbon, refrigerant berfungsi untuk mengkondisikan udara yang ada didalam

lemari pendingin yang kemudian akan disirkulasikan secara paksa oleh kipas yang

berada di evaporator, sehingga ruangan pendingin dan produk yang didinginkan

mencapai suhu pendinginan.

4.2 DIMENSI KALENG (KEMASAN) MINUMAN BERSODA

Dimensi kaleng untuk minuman kaleng bersoda terdiri dari beragam ukuran,

namun untuk mempermudah perhitungan perencanan ini dipilih 1 ukuran yang seragam
yaitu kaleng minuman bersoda dengan netto 330 ml, berikut adalah spesifikasi ukuran

untuk kaleng minuman bersoda untuk netto 330 ml yang di dapat dengan cara

pengukuran sendiri, dengan menegetahui dimensi kaleng ini maka akan dapat diketahui

ukuran yang diperlukan untuk ruang pendingin, berikut adalah spesifikasi kaleng dan

minuman bersoda (kola) dalam kaleng :

- Tinggi untuk 1 kaleng = 11.5 cm

- Tinggi untuk 2 kaleng disusun = 22.5 cm

- Diameter kaleng = 6.5 cm

- Berat kosong kaleng = 0.016 Kg = 1.6 gram

- Berat kaleng dengan isi (kola) = 0.336 Kg = 33.6 gram

- Berat minunam bersoda (kola)

tanpa kaleng adalah = 33.6 gr – 1.6 gr = 32 gr

diketahui total kaleng minuman bersoda yang digunakan untuk perencanaan

adalah 288 kaleng maka total berat minuman bersoda dengan kalengnya adalah :

33.6 gr × 288 kaleng = 9.676 gr = 96.76 Kg ≈ 97 Kg


C api-Tube

Evaporator
-0.247 Kg/ G .-32

S-PIPE
-0.247 Kg/ G .
-32 30

H otLine
D ryer
8.786 Kg/ G .38 8.786 Kg/ G .
38

C om pressor
C ondenser
-0.247 Kg/ G . 8.786 Kg/ G .
30 80 10 38
Gambar 4.1 skema sistim pendininan
Gambar 4.2a dimensi kaleng ukuran 330 ml
Gambar 4.2b Susunan kaleng per rak
4.3 GAMBAR RANCANGAN LEMARI PENDINGIN

Ruang pendingin yang direncanakan pada tugas akhir ini berfungsi sebagai

lemari pendingin untuk mendinginkan minuman kaleng bersoda (kola) yang mana pada

lemari pendingin ini pintunya terbuat dari kaca dengan tujuan komersil sehingga hal ini

menimbulkan beban yang muncul dari sinar matahari.

Dalam perencanaan ruang pendingin dengan data sebagai berikut :

- Panjang lemari pendingin = 54 cm

- Lebar lemari pendingin = 54 cm

- Tinggi lemari pendingin = 159 cm

- Ukuran kaca pada pintu (+ bingkai) = p × l = 127.5 cm × 45 cm


Gambar 4.2 rancangan lemari pendingin
Gambar 4.3 lemari pendingin 2 dimensi
Evaporator

Aliran udara

Aliran udara

Aliran udara

Aliran udara

Aliran udara

kompresor

kondensor

Kondensor fan

Gambar 4.4 rancangan lemari pendingin Potongan A – A


4.4 PERHITUNGAN BEBAN PANAS

Perhitungan beban panas terdiri dari :

- Beban panas dari produk yang didingnkan

- Beban panas transmisi melalui dinding

- Beban panas dari matahari melalui kaca (Solar Heat Gain)

- Beban panas dari lampu

- Beban panas dari kebocoran udara

4.4.1 Beban Panas Dari Produk Yang Didinginkan

Perhitungan beban kalor dari produk ini didasarkan pada perhitungan

kalor yang sesuai dengan tabel ASHRAE seri Heating, Ventilating, and Air

Conditioning System and Application (Chapter 8.5) yang menggunakan satuan

British. Beban kalor dari produk akan muncul apabila produk yang

disimpan bertemperatur lebih tinggi dari temperatur ruang pendinginnya. Jika

temperatur ruang pendingin dipertahankan diatas temperatur beku produk maka

jumlah panas yang dikeluarkan oleh produk tergantung dari temperatur

ruangannya . hal tersebut juga terhadap berat produk, panas jenis dan temperatur

masuk produk .

Jumlah kalor dari produk dapat dihitung dengan persamaan :

Q = W × Cp × ( T2 – T1 )

Dimana : Q = Jumlah Kalor (BTU)

W = Berat Produk (lb)

Cp = Panas Jenis Produk (BTU/lb °F)


T1 = Temperatur rancangan (°F)

T2 = Temperatur produk saat masuk

ruang pendingin (°F)

Diketahui berat minuman kaleng bersoda / kaleng

0.336 kg = 33.6 gram (isi dan kaleng)

0.016 kg = 1.6 gram (kaleng)

berat dari 360 kaleng minuman bersoda = 288 × 33.6 gram = 9.676 gram

= 96.76 kg ≈ 97 kg

1 kg = 2.2046 lb

97 kg × 2.2046 lb = 213.8 lb

Cp kola = 0.4705 BTU/lb ºF

T1 = 35 ºF = 1.6 ºC

T2 = 29 ºC = 84.2 ºF

Dengan persamaan

Q = W × Cp × ( T2 – T1 )

dapat ditentukan

Panas Sensible kola dalam kaleng

Qs kola = 213.8 lb × 0.4705 BTU/lb ºF × (84.2 ºF – 35 ºF)

= 213.8 lb × 0.4705 BTU/lb ºF × (49.2 ºF)


= 4.949 BTU

Total beban panas kola yang didapat adalah beban panas yang harus

dikeluarkan dari lemari pendingin selama 24 jam. Apabila waktu operasi lemari

pendingin yang direncanakan adalah 24 jam, maka beban panas yang harus

diatasi mesin setiap jamnya adalah sebagai berikut :

4.949 BTU
untuk panas sensible kola , Qs = = 206.2 BTU/jam
24 jam

4.4.2 Beban Panas Melalui Transmisi dinding

Untuk menghitung perpindahan panas secara transmisi pada dinding

dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Q = A × U × ( T2 – T1 )

Q = Jumlah Kalor (BTU)

A = Total luas Dinding (ft2)

U = overall heat transfer coefficient (Btu / jam ft2 °F)

T2 = Temperatur rancangan (°F)

T1 = Temperatur udara luar (°F)

Ukuran lemari pendingin yang direncanakan adalah sebagai berikut :

Panjang = 0.54m = 1.77ft

Lebar = 0.54m = 1.77ft

Tinggi = 1.59m = 5.21ft

diketahui isolasi dinding

1 2 3
keterangan ketebalan :

1. Stainless steel 347 : 0.8 mm = 0.26 ft

2. Polysterene : 47 mm = 1.54 ft

3. Baja : 0.8 mm = 0.26 ft

Dimana konduktivitas termal setiap bahan adalah :

1. Plat stainless steel 347 : 8.00 Btu / jam ft °F

2.Polysterene, expanded : 0.02 Btu / jam ft °F

3.Plat baja : 30.7 Btu / jam ft °F

(appendix Principles of heat transfer)

Dengan mengetahui tebal dan konduktivitas thermal suatu bahan maka

dapat diketahui nilai U (overall heat transfer coefficient), dimana :

1
U= X (Ashrae handbook )
K

dimana

U = Koefisien perpindahaan panas menyeluruh (Btu / jam ft2 °F)

X = ketebalan material (ft)

K = kondukivitas thermal material (Btu / jam ft °F)

1
U = 0.26 1.54 0.26 = 0.012 Btu / jam ft2 °F
+ +
8.00 0.02 30.7
Luas dinding bagian luar adalah

Luas dinding bagian atas dan bawah : 2 × (0.54m × 0.54m) = 0.58 m2

Luas dinding kanan dan kiri : 2 × (0.54m × 1.59m) = 1.71 m2

Luas dinding belakang : 0.54m × 1.34m = 0.72 m2 +

Total luas dinding = 3.01 m2

= 32.39 ft2

Temperatur udara luar TOA = 30.5 °C = 86.9 ºF

Temperatur udara Ruangan TRm = 35 °F

Sehingga beban transmisi melalui dinding adalah :

Q = A × U × ( T2 – T1 )

Q = 32.39 ft2 × 0.012 Btu / jam ft2 °F × (86.9 ºF – 35 ºF)

Q = 20.17 Btu / jam

4.4.3 Perhitungan Beban panas Melaui Kaca

Perhitungan beban kalor melaui kaca terjadi karena lemari pendingin

menggunakan pintu kaca dan perhitungannya terdiri dari perhitungan beban

panas melalui kaca secara konduksi dan beban panas melalui kaca karena beban

panas dari sinar matahari :

- Perhitungan beban kalor secara konduksi

Qkonduksi = A × U × ( T2 – T1 )

Dimana :

A = luas kaca (ft2)

U = koefisien menyeluruh dari transmisi panas (Btu / jam ft2 °F)


T1 = Temperatur rancangan (ºF)

T2 = Temperatur udara luar (ºF)

Diketahui :

Kaca dengan ukuran : lebar × tinggi = 0.46m × 1.195m

= 1.50 ft × 3.92 ft = 5.88 ft2

Bulan perencanaan November dengan suhu = 86.9 °F

Suhu perencanaan lemari pendingin = 35 ºF

(faktor U ) dari tabel 33 buku pegangan Carrier untuk kaca vertikal dobel

dengan sekat udara sebesar ¼ inchi didapat nilai U = 0.61 Btu/jam ft2 °F

Bingkai metal

Kaca biasa Kaca biasa

Sekat udara
Bingkai metal

Gambar 4.5 potongan kaca dan bingkai

Maka

Qkonduksi = A × U × ( T2 – T1 )

Qkonduksi = 5.88 ft2 × 0.61 Btu / jam ft2 °F × 51.9 °F

= 186.1 Btu / jam


- Perhitungan beban kalor dari Solar Heat Gain

SHG = Peak solar exposure × A × Faktor – Faktor

Dimana :

Peak Solar Exposure = beban solar maksimal

A = Luas kaca

Faktor – faktor = diantaranya faktor bingkai

faktor kabut

faktor angin

faktor ketinggian

Arah lemari pendingin menghadap sudah ditentukan yaitu menghadap

kearah timur

Dari buku pegangan Carrier Hal 1 – 45 didapat Solar Exposure untuk 10°

Lintang selatan, menghadap kearah exposure Timur selama 1 tahun adalah

sebagai berikut

Tabel 4.1

Solar Exposure untuk posisi 10º Lintang Selatan dengan exposure ke arah timur

untuk 1 tahun

Untuk Desember 22

6 7 8 9 10 11 N 1 2 3 4 5 6

oon
E 54 134 155 139 98 41 14 14 14 13 11 8 2

ast
Untuk Januari 21 dan Nov 21

6 7 8 9 10 11 N 1 2 3 4 5 6

oon
East 50 135 158 142 98 43 14 14 14 13 11 7 1
Untuk Februari 20 dan Oktober 23

6 7 8 9 10 11 N 1 2 3 4 5 6

oon
E 25 138 163 149 104 46 14 14 14 13 11 7 1

ast
Untuk Maret 22 dan September 22

6 7 8 9 10 11 N 1 2 3 4 5 6

oon
E 1 130 164 151 106 47 14 14 14 13 11 6 1

ast
Untuk April 20 dan Agustus 24

6 7 8 9 10 11 N 1 2 3 4 5 6

oon
E 0 118 155 145 100 40 14 14 14 13 10 5 0

ast
Untuk Mei 21 dan juli 23

6 7 8 9 10 11 N 1 2 3 4 5 6

oon
E 0 99 143 12 132 93 39 14 14 13 12 4 0

ast
Untuk Juni 21

6 7 8 9 10 11 N 1 2 3 4 5 6

oon
E 0 86 137 130 91 42 14 14 13 12 9 4 0

ast

Dari tabel didapat beban terbesar bulan Maret 22 dan September 22, jam 8 pagi

sebesar SHG = 164 Btu/ jam ft2

Diketahui faktor – faktor didapat dari tabel 15 hal 1 – 45 buku pegangan Carrier

- Faktor bingkai baja FS = 1.17

- Faktor kabut FH = 100 – 15% = 85 % = 0.85

- Faktor ketinggian FA = 1 (untuk ketinggian 2.4m DPL)

- Akaca = 1.235m × 0.46m AK = 0.56m2

AK = 6.02ft2

Sehingga

SHG = 164 Btu/ jam ft2 × 6.02ft2 × 1.17 × 0.85 × 1

SHG = 982 Btu/ jam

4.4.4 Perhitungan Beban Panas Dari Lampu

Perhitungan beban kalor dari lampu terjadi dan dianggap perlu

diperhitungkan apabila di dalam lemari pendingin lampu yang dimaksud selalu

dalam kondisi menyala baik apabila saat pintu dibuka maupun pada saat pintu

ditutup. Adapun lampu yang digunakan pada lemari pendingin ini adalah lampu

jenis neon (Fluorescent) dengan daya 14 Watt

- Perhitungan beban kalor dari lampu (Fluorescent)


Q = Total Watt × 1.25 × 3.4 (buku pegangan Carrier)

Dimana : 1.25 = Faktor Ballast

3.4 = Faktor konversi dari Watt menjadi BTU/jam

Maka

Q = 14 Watt × 1.25 × 3.4

Q = 59.5 Btu / Jam

4.4.5 Perhitungan Beban Panas Dari Kebocoran Udara

Perhitungan beban kalor dari Kebocoran udara ini didasarkan pada

volume bagian dalam ruang pendingin, dimana talah ditentukan ukuran ruang

pendingin bagian dalam adalah

Panjang = 0.41m = 1.34 ft

Lebar = 0.41m = 1.34 ft

Tinggi = 0.41m = 3.18 ft

Adapun perhitunganya adalah :

OASH = 1.08 × (cfmoa) × (tOA – tRM) × BF

Dimana :

OASH = Out Door Air Sensible Heat (panas sensible udara luar)

1.08 = konstanta konversi yang didapat dari

60
1.08 = 0.244 ×
13.5

0.244 = panas spesifik uap air pada 70 ºFdb and 50% rh

(BTU/ ºF lb dry air)

60 = menit/jam
13.5 = volume spesifik uap air pada 70 ºFdb and 50% rh

Cfmoa = pertukaran udara/jam

toa = temperatur udara luar (ºF)

trm = temperatur udara rancangan (ºF)

BF = Faktor Bypass

OALH = 0.68 × (cfmoa) × (WOA – WRM) × BF

Dimana :

OALH = Out Door Air Latent Heat (panas latent udara luar)

0.68 = konstanta konversi yang didapat dari

60 1076
0.68 = ×
13.5 7000

60 = menit/jam

13.5 = volume spesifik uap air pada 70 ºFdb and 50% rh

1076 = rata – rata panas yang dipindahkan yang diperlukan

untuk

mengembunkan 1 lb uap air dari udara kamar

7000 = grains / lb

Cfmoa = pertukaran udara/jam

woa = humidity ratio udara luar (Grain of moisture/lb of dry air)

wrm = humidity ratio udara rancangan (Grain of moisture/lb of dry air)

BF = Faktor Bypass

Diketahui :
Temperatur perencanaan ruang pendingin = 35°F. RH = 65%

Temperatur udara masuk = 86.9 °F RH = 70 %

Dari tabel Psychrometric didapat (Humidity Ratio) Grain of moisture/lb of dry

air

Untuk WOA = 138

Untuk WRM = 20

Faktor Bypass = 0.5 (table 62 buku pegangan Carrier hal 1 – 127)

Volume ruangan pendingin = P × L × T

= 1.34ft × 1.34ft × 3.18ft = 5.71 ft3

Dari tabel 6.9A maka jumlah perkiraan pertukaran udara per 24 jam untuk

volume 5.71 ft3 adalah sebesar = 38

Jumlah pertukaran udara setiap jam = 38 × 5.71 ft3 / 24 jam

= 9 ft3/ jam

9 ft 3 / jam × 1jam
= = 0.15 cfm
1 jam × 60menit

Sehingga beban panas udara luar setiap jamnya adalah

OASH = 1.08 × (cfmoa) × (tOA – tRM) × BF

= 1.08 × 0.15 × 51.9 × 0.5

= 4.2 BTU/jam

OALH = 0.68 × (cfmoa) × (WOA – WRM) × BF

= 0.68 × 0.15 × 118 × 0.5

= 6 BTU/jam
4.4.6 Tabel Hasil Perhitungan Beban Kalor

Tabel 4.2 Total beban Kalor

No Perolehan Kalor (Btu / Jam)


Panas Sensibel Panas Laten
Beban Pendinginan
1 Produk yang didinginkan 206.2
2 Transmisi melalui dinding 20.17
3 Beban Kalor Melaui Kaca

Qkonduksi 186.1

QSolar heat 982


4 Beban Kalor Dari Lampu 59.5
5 Beban dari pergantian 4.2 6

Udara
6 GRAND TOTAL HEAT 1459 6

4.4.7 Total Beban panas dan Kapasitas Mesin Pendingin

Total beban kalor yang harus diatasi mesin pendingin adalah

penjumlahan penjumlahan dari GTH dan ditambahkan faktor keamanan sebesar

10 %

Maka :
Jumlah beban kalor = QSensibel + QLaten = 1459 + 6

Total beban kalor = 1465 Btu/jam + faktor keamanan 10%

= 1465 Btu/jam + 146.5 Btu/jam

= 1611.5 Btu/jam

Satuan kapasitas mesin pendingin dalam 1 ton refrigerasi adalah :

- Kalor pencairan = 144 Btu / lb

- 1 Ton = 2000 lb

- 1 Hari = 24 jam

Maka :

144 × 2000
1 Ton Refrigerasi = = 12.000 Btu / jam
24

Sehingga besarnya kalor yang harus diatasi oleh mesin pendingin adalah :

1611.5 Btu / jam


Kapasitas mesin pendingin =
12.000 Btu / jam

= 0.13 Ton Refrigersi

Diketahui :

1 TR = 3.517 kW = 3.517 kJ/s

Dari data spesifikasi compressor hermetic (lihat lampiran)

didapat kapasitas pendenginan terendah = 66 Watt = 0.66kW = 0.20 TR

Sehingga dipilihlah compressor dengan kapasitas pendinginan = 0.20 TR

4.5 PERHITUNGAN PADA KOMPRESOR

Pada lemari pendingin yang direncanakan adalah sebagai berikut :


- Refrigerant yang digunakan adalah jenis Hydrocarbon pengganti

Refrigerant HFC – 134a dengan nama dagang MC – 134

- Kapasitas mesin pendingin = 0.20 Ton Refrigerasi

- Temperatur Ruang yang direncanakan 35 º F dengan RH = 75%

(rekomendasi dari buku principle of refrigeration)

4.5.1 Temperature Apparatus Dew Point (Tadp)

Temperature apparatus dew point adalah temperature yang yang harus

dicapai pada coil evaporator untuk dapat merubah temperatur udara luar out

door air temperature (Toa) yang melewati coil evaporator hingga berubah saat

melewati coil tersebut mencapai kondisi temperatur yang diinginkan entering

wet bulb temperature (Tewb) seperti digambarkan pada gambar 4.6, yang mana

pada perencanaan ini diketahui udara luar dengan temperature = 86.9 ºF dan

temperature rancangan = 35 ºF. adapun cara untuk mencari (Tadp) adalah dengan

cara :

Tadp

Tewb

Toa Tadp

Toa Tewb

Tadp
Gambar 4.6 skema Tadp

Diketahui RSH = Room Sensible Heat =

RSH = 1.08 × (cfmsa) × (trm – tsa)

diketahui

trm = temperatur udara ruangan = 35 ºFdb dan 65 % RH

tsa = temperatur udara supply = 31 ºFdb dan 50 % RH

1.08 = konstanta konversi yang didapat dari

60
1.08 = 0.244 ×
13.5

0.244 = panas spesifik uap air pada 70 ºFdb and 50% rh

(BTU/ ºF lb dry air)

60 = menit/jam

13.5 = volume spesifik uap air pada 70 ºFdb and 50% rh

Cfmsa = kuantitas udara supply =6

Maka RSH = 1.08 × 6 × (35 – 31) = 25.92 BTU / jam

Diketahui RLH = Room Latent Heat =

RLH = 0.68 × (cfmsa) × (Wrm – Wsa)

Diketahui :

Dari diagram physchrometric didapat

Wrm = kandungan uap air udara kamar = 24

Wsa = kandungan uap air udara supply = 19


0.68 = konstanta konversi yang didapat dari

60 1076
0.68 = ×
13.5 7000

60 = menit/jam

13.5 = volume spesifik uap air pada 70 ºFdb and 50% rh

1076 = rata – rata panas yang dipindahkan yang diperlukan

untuk

mengembunkan 1 lb uap air dari udara kamar

7000 = grains / lb

Cfmsa = kuantitas udara supply =6

Maka RLH = (0.68) × 6 × (24 -19) = 20.4

dengan mengetahui RSH dan RLH maka dapat dicari RSHF yang

merupakan Room Sensible Haet Factor dengan perhitungan sebagai berikut :

RSH 25.92 25.92


RSHF = = = = 0.55 BTU/Jam (buku pegangan
RSH + RLH 25.92 + 20.4 46.32

Carrier)

Dengan mengetahui RSHF maka dapat dicari Tadp (temperature

apparatus dew point)

Dan dari diagram psychrometric didapat nilai Tadp = 25 ºF,

Maka :

- Temperatur di evaporator = 25 ºF = - 4 ºC

- Temperatur di kondensor = 102 ºF = 70 ºC


Dari diagram p – h refrigerant MC – 134 didapat :
19.14 Tekanan abs (Bar)

Q Out
70 ºC
3 2

W In
-4 ºC
3.19

4 1
Q In

h3 = h4= 389 h1 = 565 h2 = 649 Entalpi (kJ/kg)

Gambar 4.6 Diagram p – h Refrigerant MC – 134

Dari grafik diatas didapat :

- P di kondensor = 19.14 bar = 1.32 psia

- P di Evaporator = 3.19 bar = 0.21 psia

- h3 = h4 = 389 kJ/kg = 165.3 BTU/lb

- h1 = 565 kJ/kg = 240 BTU/lb

- h2 = 649 kJ/kg = 275.8 BTU/lb

sehingga bisa diketahui :

4.5.2 Efek Refrigerasi

RE = h1 – h4 = 240 – 165.3 = 74.7 BTU/lb


4.5.3 Laju Alir Refrigerant Dalam 1 Ton Mesin

1ton.refrigerasi 200 BTU / menit.ton


m = = = 2.67 lb/menit ton
Efek .refrigerasi 74.7 BTU / lb

4.5.4 Laju Alir Refrigerant Dalam Mesin 0.20 Ton

m = 0.20 TR × 2.67 lb/menit ton

= 0.534 lb/menit

= 0.0089 lb/det

= 32.04 lb/jam

4.5.5 Perubahan Enthalpy Pada Proses Kompresi

∆h = h2 – h1 = 275.8 – 240 = 35.8 BTU/lb

4.5.6 Total Kerja Kompresor

W = ∆h × m

= 35.8 BTU/lb × 0.47 lb/m

= 16.82 BTU/m

4.5.7 Daya Kompresor

W 16.82 BTU / m
P = = = 0.39 hp = 291 Watt
42.42 42.42
4.6 PERHITUNGAN PADA EVAPORATOR

4.6.1 Perbedaan Temperatur Rata – Rata Logaritmik Pada Evaporator

Parameter – parameter yang harus ditentukan adalah sebagai berikut :

a b

Tai = 30.5 ºC
Udara

Tao = 1.6 ºC

refrigerant
Tri = -4 ºC Tro = -4 ºC

Gambar 4.7 grafik perpindahan panas pada evaporator

Keterangan :

Tai = Temperatur udara masuk = 30.5 ºC

Tao = Temperatur udara keluar = 1.6 ºC

Tri = Temperatur refrigerant masuk = -4 ºC

Tro = Temperatur refrigerant keluar = -4 ºC

Perbedaan temperatur rata – rata logaritmik pada evaporator

adalah sebagai berikut :

∆ta − ∆tb
∆Tm =  ∆ta 
ln 
 ∆tb 
Dimana :

∆Tm = perbedaan temperatur rata – rata logaritmik (ºC)

∆ta = Tai – Tri = ( 30.5 ºC – (-4) ºC) = 34.5 ºC

∆tb = Tao – Tro = ( 1.6 ºC – (-4) ºC) = 4.6 ºC

Sehingga

34.5 − 4.6
29.9 29.9
∆Tm =  34.5  = = = 14.95 ºC
ln   ln 7.5 2
 4 .6 

4.6.2 Luas Permukaan Perpindahan Panas Pada Evaporator

Parameter – parameter yang harus ditentukan adalah sebagai

berikut :

- m = laju alir = 32.04 lb/jam

- dari diagram P vs h diketahui h4 = h3 = 165.3 BTU/lb

- dari diagram P vs h diketahui h1 = 240 BTU/lb

- dari diagram P vs h diketahui h2 = 275.8 BTU/lb

- Qe = laju perpindahan panas pada evaporator

= m (h1 – h4) = 32.04 lb/jam × (240 BTU/lb – 165.3 BTU/lb)

= 2393.3 BTU/jam

= 701.2 W

- U = koefisien perpindahan kalor menyeluruh untuk penukar

kalor tabung bersirip, uap didalam tabung, udara melintas tabung


= 28 – 280 W/m2 ºC (tabel 10.1 lihat lampiran) Maka U diambil =

280 W/m2 ºC

Laju perpindahan kalor pada evaporator dapat ditentukan dengan rumus :

Qe = U × A × ∆Tm

Dimana :

Qe = Laju perpindahan panas pada evaporator (W)

U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (W/m2 ºC)

A = Luas permukaan perpindahan panas (m2)

∆Tm = Perbedaan temperatur rata – rata logaritmik (ºC)

Dengan mengetahui persamaan di atas maka luas permukaan perpindahan

panas dapat diketahui dengan rumus :

Qe 701.2W
2
A= = 280 W × 14.95°C = 0.16 m
U × ∆Tm m °C
2

4.6.3 Diameter Pipa Penukar Panas Pada Evaporator

Parameter yang harus ditentukan untuk mencari diameter pipa

penukar panas adalah sebagai berikut :

Diketahui :

- Pipa yang digunakan untuk evaporator sebanyak 20 pipa yang disusun

dalam posisi sejajar

- Luas permukaan perpindahan panas A = 0.16 m2


- Panjang pipa yang direncanakan adalah L = 35 cm = 0.35 m

Sehingga diameter pipa penukar panas pada evaporator ditentukan

oleh rumus :

A
D=
n ×π × L

Dimana :

D = Diameter pipa (m)

A = Luas permukaan perpindahan panas

L = Panjang pipa penukar panas

Sehingga

D= 0.16m 2
20 × 3.14 × 0.35m

D = 0.007m = 0.7 cm = 0.2 in


Dari data pipa tembaga, tabel 3 (physical properties of copper

tubing type M) ukuran yang terkecil yang mendekati hasil perhitungan

adalah ukuran 1/2 in. oleh karena itu maka diambil diameter pipa penukar

panas untuk evaporator adalah 1/2 in dengan data – data diameter luar =

5/8 in dan diameter dalam = 0.569 in

4.6.4 Penurunan Tekanan Dalam Pipa Evaporator

Di dalam pipa evaporator terjadi penurunan tekanan yang

ditentukan oleh :

L V2
∆P = f× × ×ρ
D 2
Dimana :

∆P = Penurunan Tekanan (Pa)

f = Faktor gesekan

L = Panjang pipa penukar panas (m)

D = Diameter Dalam DD pipa (m)

V = kecepatan, m/detik

3
ρ = massa jenis fluida, kg/m

Paramater – parameter yang perlu diketahui adalah sebagai

berikut

- DD pipa 1/2 in. dari tabel 3 didapat = 0.569 in = 1.44 cm = 0.0144 m =

0.047 ft

- ρ R – 134a pada suhu -4 ºC = 24 ºF dan kondisi uap jenuh dari tabel 1

lampiran Du-Pont = 0.4235 lb/ft3 = 6.78 kg/m3

- m laju aliran refrigerant = 0.534 lb/menit = 0.0089 lb/det

0.0089
m= = 0.010 ft3/detik = 0.0013 m3/detik
6.78

- L = pipa di evaporator = 0.35 m

- n = jumlah pipa di evaporator 20

- belokan pipa elbow 180º sebanyak 19 buah


- dari tabel 11 equivalent length / belokan untuk pipa tembaga dengan

diameter 0.569 = 2.5ft = 0.76m

- jadi L total = (20 × 0.35m) + (19 × 0.76m) = 21.44 m

- µ untuk R – 134a pada suhu – 4 ºC dengan vasa uap jenuh didapat dari

dari tabel 9.2 (industrial refrigeration handbook hal 341)

=10.8 Pa.s = 0.0000108 × 10 -6 mPa.s = 0.0000108 µPa.s

- dari tabel 6 – 1 (buku refrigerasi dan pengkondisian udara hal 98) didapat

nilai kekerasan absolute pipa tembaga, Є = 0.0000015 m sehingga Є / D

= 0.0000015 m / 0.0144 m = 0.000104

m
- kecepatan aliran ditentukan oleh persamaan : V = D2 =
π
4

0.0013m 3 / det
(0.0144m) 2 = 0.11 m/detik
π
4

VDρ
- bilangan Reynoldnya adalah : Re = =
µ

(0.11m / det) × (0.0144m) × (6.78kg/m 3 )


= 9944
0.00000108Pa.det

- dari diagram Moody dicari faktor f dengan cara memplot maka didapat

faktor f = 0.032
L V2
- sehingga dapat dicari penurunan tekanannya ∆P = f× × ×ρ
D 2

21.44m (0.11m / s ) 2
∆P = 0.032 × × × 6.78kg / m 3 = 1.9 pa
0.0144m 2

4.7 PERHITUNGAN PADA KONDENSOR

4.7.1 Perbedaan Temperatur Rata – Rata Logaritmik Pada Kondensor

Parameter – parameter yang harus ditentukan adalah sebagai berikut :

Tri Tro

Tuo

Tui

Gambar 4.8 grafik perpindahan panas pada kondensor

Keterangan :

Tui = Temperatur udara masuk = 30.5 ºC

Tuo = Temperatur udara keluar = 35.5 ºC

Tri = Temperatur refrigerant masuk = 70 ºC

Tro = Temperatur refrigerant keluar = 70 ºC


Perbedaan temperatur rata – rata logaritmik pada kondensor

adalah sebagai berikut :

∆ta − ∆tb
∆Tm =  ∆ta 
ln 
 ∆tb 

Dimana :

∆Tm = perbedaan temperatur rata – rata logaritmik (ºC)

∆ta = Tri – Tui = ( 70 ºC – 30.5 ºC) = 39.5 ºC

∆tb = Tro – Tuo = ( 70 ºC – 35.5 ºC) = 34.5 ºC

Sehingga

39.5 − 34.5
5 5
∆Tm =  39.5  = = = 38.46 ºC
ln   ln 1.14 0.13
 34.5 

4.7.2 Luas Permukaan Perpindahan Panas Pada Kondensor

Parameter – parameter yang harus ditentukan adalah sebagai

berikut :

- m = laju alir = 32.04 lb/jam

- dari diagram P vs h diketahui h4 = h3 = 165.3 BTU/lb

- dari diagram P vs h diketahui h1 = 240 BTU/lb

- dari diagram P vs h diketahui h2 = 275.8 BTU/lb

- Qk = laju perpindahan panas pada kondensor

= m (h2 – h3) = 32.04 lb/jam × (275.8 BTU/lb – 165.3 BTU/lb)

= 3540 BTU/jam

= 1037 W
- U = koefisien perpindahan kalor menyeluruh untuk penukar

kalor tabung bersirip, uap didalam tabung, udara melintas tabung

= 28 – 280 W/m2 ºC (tabel 10.1 lihat lampiran) Maka U diambil =

250 W/m2 ºC

Laju perpindahan kalor pada kondensor dapat ditentukan dengan rumus :

Qk = U × A × ∆Tm

Dimana :

Qk = Laju perpindahan panas pada kondensor (W)

U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (W/m2 ºC)

A = Luas permukaan perpindahan panas (m2)

∆Tm = Perbedaan temperatur rata – rata logaritmik (ºC)

Dengan mengetahui persamaan di atas maka luas permukaan perpindahan

panas dapat diketahui dengan rumus :

Qk 1037W
A= = 250 W × 38 .46 °C = 0.10 m2
U × ∆Tm m °C
2

4.7.3 Diameter Pipa Penukar Panas Pada Kondensor

Parameter yang harus ditentukan untuk mencari diameter pipa

penukar panas adalah sebagai berikut :

Diketahui :
- Pipa yang digunakan untuk kondensor sebanyak 25 pipa yang disusun

dalam posisi sejajar

- Luas permukaan perpindahan panas A = 0.10 m2

- Panjang pipa yang direncanakan adalah L = 21 cm = 0.21 m

Sehingga diameter pipa penukar panas pada kondensor ditentukan

oleh rumus :

A
D=
n ×π × L

Dimana :

D = Diameter pipa (m)

A = Luas permukaan perpindahan panas

L = Panjang pipa penukar panas

Sehingga

D= 0.10m 2
25 × 3.14 × 0.21m

D = 0.006 m = 0.6 cm = 0.05 in


Dari data pipa tembaga, tabel 3 (physical properties of copper

tubing type M) ukuran yang terkecil yang mendekati hasil perhitungan

adalah ukuran 3/8 in. oleh karena itu maka diambil diameter pipa penukar

panas untuk kondensor adalah 3/8 in

4.7.4 Penurunan Tekanan Dalam Pipa kondensor

Di dalam pipa kondensor terjadi penurunan tekanan yang

ditentukan oleh :

L V2
∆P = f× × ×ρ
D 2

Dimana :

∆P = Penurunan Tekanan (Pa)

f = Faktor gesekan

L = Panjang pipa penukar panas (m)


D = Diameter Dalam DD pipa (m)

V = kecepatan, m/detik

3
ρ = massa jenis fluida, kg/m

Paramater – parameter yang perlu diketahui adalah sebagai

berikut

- DD pipa 3/8 in. dari tabel 3 didapat = ¼ in = 0.25 in = 0.02 ft

= 0.0060 m

- ρ R – 134a pada suhu 70 ºC = 102 ºF dan kondisi cair dari tabel 1

lampiran Dupont = 71.84 lb/ft3

- m laju aliran refrigerant = 0.534 lb/menit = 0.0089 lb/det

0.0089
m= = 0.00012 ft3/detik = 0.0042 m3/detik
71.84

- L = pipa di kondensor = 0.21 m

- n = jumlah pipa di kondensor 25

- belokan pipa elbow 180º sebanyak 24 buah

- dari tabel 11 equivalent length / belokan untuk pipa tembaga dengan

diameter 3/8 = 2.3in = 0.06m

- jadi L total = (25 × 0.35m) + (24 × 0.06m) = 10.19 m


- µ untuk R – 134a pada suhu 70 ºC dengan vasa cair didapat dari dari

tabel 2.39 handbook of heat transfer hal 2.71 = 48 Pa.s = 0.000048 ×10-6

mPa.s = 0.000048 µPa.s

- dari tabel 6 – 1 (buku refrigerasi dan pengkondisian udara hal 98) didapat

nilai kekerasan absolute pipa tembaga, Є = 0.0000015 m sehingga Є / D

= 0.0000015 m / 0.0060 m = 0.00025

m
- kecepatan aliran ditentukan oleh persamaan : V = D2 =
π
4

0.0042m 3 / det
(0.006m) 2 = 148 m/detik
π
4

VDρ
- bilangan Reynoldnya adalah : Re = =
µ

(148m / det) × (0.0060m) × (71.84kg/m 3 )


= 1,329,040
0.000048 Pa.det

- dari diagram Moody dicari faktor f dengan cara memplot maka didapat

faktor f = 0.016

L V2
- sehingga dapat dicari penurunan tekanannya ∆P = f× × ×ρ
D 2

10.19m (148m / s ) 2
∆P = 0.016 × × × 71.84kg / m 3 = 21.37 pa
0.006m 2
4.7.5 Perhitungan Daya Fan Kondensor

daya fan kondensor dipengaruhi oleh kenaikan tekanan (Δp) dan laju alir

udara (Q). daya fan kondensor ditentukan oleh :

Pf = daya fan (Watt)

Δp = kenikan tekanan (Pa)

Q = laju alran udara (m3/s)

Dan parameter – parameter yang ditentukan untuk menghitung daya fan

kondensor adalah :

- Δp ditentukan 150 pa = 150 N/m2 (data kondensor paling kecil nilai Δp

nya)

- Laju alir udara ditentukan sebesar, Q = 0.1 m3/s

Sehingga daya fan kondensor yang dibituhkan adalah :

Pf = 0.1 m3/s × 150 N/m2 = 15 Waat

4.8 PENURUNAN TEKANAN PADA PIPA REFRIGERANT

Penurunan tekanan (pressure drop) biasanya terjadi pada pipa – pipa

yang menghubungakan komponen kompresor, kondensor, evaporator, dan katup

ekspansi. Oleh karena itu penurunan tekanan tersebut harus diperhitungkan untuk

keperluan perancangan sistim pendinginan yang baik.

Parameter – parameter yang perlu diketahui untuk menghitung penurunan

tekanan ini adalah sebagai berikut :


- Sistem refrigerasi MC – 134

- Kapasitas mesin pendingin = 0.20 TR

- Temperatur penguapan di evaporator = 24 ºF

- Temperatur pengembunan di kondensor = 102 ºF

- Jenis pipa yang digunakan copper tube type M

Dari gambar Potongan AA ditentukan panjang pipa refrigerant yang

menghubungkan komponen – komponen mesin pendingin diantaranya :

- Equivalent length pipa bagian suction = 2.13 m × faktor keamanan

= 2.13m × 1.5 = 3.195 m

- Equivalent length pipa bagian hot gas = 0.32 m × faktor keamanan

= 0.32 m × 1.5 = 0.48 m

- Equivalent length pipa bagian liquid = 1.3 m × faktor kemanan

= 1.3 m × 1.5 = 1.95 m


4.8.1 Penurunan Tekanan Pada Pipa Suction dan pipa liquid

Penurunan tekanan pada pipa suction dan pipa liquid dicari dengan

memplot dari diagram pressure drop for Dupont Suva R-134a, adapun hal – hal

yang perlu diketahui untuk menentukan penurunan tekanan ini adalah :

- Kapasitas pendinginan = 0.20 Ton Refrigerasi

- Suhu pada evaporator = -8 ºC = 24 ºF

- Suhu pada kondensor = 70 ºC = 102 ºF

Maka dari diagram pressure drop for Dupont Suva R-134a didapat :

- Didapat pressure drop untuk suction line = 40 psi / 100ft

- Didapat pressure drop untuk liquid line sebesar = 40 psi / 100ft

- Ukuran pipa untuk suction line = 3/8 in

- Ukuran pipa untuk liquid line = 3/8 in

4.8.2 Kecepatan Aliran Pada Pipa Suction dan Pipa Liquid

Kecepatan aliran pada pipa suction dan pipa liquid dicari dengan

cara memplot dari diagram velocity in lines for Dupont Suva R-134a adapun hal

– hal yang perlu diketahui untuk menentukan penurunan tekanan ini adalah :

- Kapasitas pendinginan = 0.20 Ton Refrigerasi

- Suhu pada evaporator = -8 ºC = 24 ºF

- Suhu pada kondensor = 70 ºC = 102 ºF


Maka dari diagram Velocity in lines for Dupont Suva R-134a didapat :

- Kecepatan aliran untuk suction line = 1900 ft / min

- Kecepatan aliran untuk liquid line = 19 ft / min

4.9 TABEL HASIL PERHITUNGAN PERENCANAAN MESIN PENDINGIN

Berdasarkan perhitungan perencanaan lemari pendingin yang telah dilakukan

maka hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawa ini :

Tabel 4.3 hasil perencanaan lemari pendingin

No Perencanaan lemari Jenis perencanaan Hasil satuan


pendingin perencanaan &
perhitungan
1 Dimensi lemari pendingin 540 × 540 × 1590 mm
P×L×T
2 Kapasitas lemari pendingin 97 Kg/jam
3 Kapasitas pendinginan 0.20 TR
4 Daya komprsor 291 Watt
5 Evaporator Diameter pipa ½ in
Panjang pipa 21.44 m
Penurunan tekanan(Δp) 1.9 Pa
LMTD (ΔTm) 14.95 ºC
6 Kondensor Diameter pipa 3/8 in
Panjang pipa 10.19 m
Penurunan tekanan (Δp) 21.37 Pa
LMTD (ΔTm) 38.46 ºC

7 Fan kondensor Static pressure (Δp) 150 Pa


Laju aliran udara (Q) 0.1 m3/s
Daya (Pf) 15 Watt
8 Penurunan tekanan pipa Pipa suction 40 Psi/100ft
Pipa liquid 40 Psi/100ft
9 Kecepatan aliran pipa Pipa suction 1900 ft/min
Pipa liquid 19 ft/min

Anda mungkin juga menyukai