Anda di halaman 1dari 14

MIKROKERNEL

Dalam pengetahuan Ilmu Komputer, mikrokernel merupakan seperangkat perangkat lunak dalam jumlah minimum yang meyediakan beragam mekanisme dasar yang dibutuhkan untuk bekerja sebagai sebuah sistem operasi, seperti halnya manajemen pengalamatan ruang tingkat rendah, manajemen thread, dan komunikasi antar proses. Dalam implementasinya mikrokernel merupakan satu-satunya perangkat lunak yang berjalan dengan tingkat kewenangan tertinggi (umumnya disebut sebagai modus supervisor atau modus kernel) dari serangkaian level kewenangan yang tersedia pada perangkat kerasnya. Layanan yang disediakan oleh sebuah sistem operasi beberapa diantaranya adalah device driver, protokol jaringan, sistem berkas, dan kode antarmuka pengguna yang berada dalam ruang pengguna. Mikrokernel sangat erat terkait dengan exokernel[1] , serta memiliki banyak kesamaan dengan hypervisor.[2] namun implementasinya lebih bersifat minimalis, dan secara spesifik untuk mendukung pengimplementasian mesin virtual. Mikrokernel L4 sering juga disebut sebagai hypervisor, yang mengindikasikan kemungkinan pengimplementasian sebuah mikrokernel sebagai hypervisor. Istilah nanokernel dalam sejarahnya digunakan untuk membedakan
mikrokernel saat ini dengan istilah mikrokernel sebelumnya yang menyediakan layanan sistem aktual, namun secara prinsip minimalitas menurut Jochen Liedtke dalam disain mikrokernel L4 menyebutkan bahwa istilah-istilah tersebut memiliki arti yang kurang lebih sama.

[sunting] Pendahuluan
Pada mulanya, kernel sistem operasi umumnya berukuran kecil, penyebabnya adalah besarnya ingatan komputer yang terbatas. Dengan semakin berkembangnya kapabilitas komputer, jumlah perangkat yang harus dikendalikan oleh suatu kernel menjadi meningkat pula. Namun pada masamasa awal sejarah sistem operasi unix, kernel pada umumnya berukuran kecil, meskipun kernelkernel tersebut menyediakan device driver dan pengatur sistem berkas. Saat pengalamatan ruang meningkat dari 16 menjadi 32 bit, disain kernel diubahsuai menjadi tidak lagi bergantung pada arsitektur perangkat keras yang ada, dan ukuran kernel pun mulai tumbuh membesar. Berkeley UNIX (BSD) tercatat sebagai yang memulai era kernel berukuran besar. Sebagai tambahan dari pengoperasian sistem yang paling mendasar seperti CPU, media penyimpanan, dan pencetak, BSD mulai menambahkan sistem berkas, sistem jaringan TCP/IP yang lengkap, dan sejumlah perangkat "virtual" yang mengijinkan program yang ada untuk bekerja secara tersembunyi pada jaringan. Pertumbuhan ini berlanjut selama beberapa dekade dan menyebabkan kernel yang ada saat ini terdiri hingga jutaan baris kode. Sebagai akibat dari pertumbuhan ini pun, kernel yang ada saat ini lebih rentan terhadap bug dan menjadi lebih sulit untuk dikelola. Mikrokernel dirancang untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan karena pertumbuhan kernel yang membesar dan kesulitan mengelolanya. Secara teori, desain mikrokernel mengijinkan

pengelolaan kode yang lebih mudah karena arsitekturnya yang mendistribusikan layanan pada area ruang pengguna. Pengimplementasian seperti ini berdampak positif pula pada peningkatan keamanan dan stabilitas sistem disebabkan karena menurunnya jumlah kode yang berjalan pada modus kernel. Sebagai contoh, jika layanan jaringan tidak bekerja karena serangan buffer overflow, sistem lainnya masih dapat berfungsi secara normal.

[sunting] Komunikasi antarproses


Komunikasi antarproses (IPC) merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan beberapa proses yang terpisah untuk saling berkomunikasi satu dengan lainnya, umumnya hal ini dilakukan dengan memanfaatkan mekanisme pengiriman pesan. Selain itu ingatan berbagi (shared memory) secara spesifik juga sering pula digunakan sebagai salah satu mekanisme komunikasi antarproses, namun demikian, umumnya makna IPC lebih mengarah pada komunikasi memanfaatkan mekanisme pengiriman pesan, dan lebih lanjut menjadi relevan terhadap mekanisme yang digunakan pada mikrokernel. IPC mengijinkan sistem operasi dibuat dari sejumlah program kecil yang disebut pelayan, yang digunakan oleh program lainnya dalam sistem, melalui IPC sebagai mediator. Hampir dari semua dukungan atas periferal perangkat keras ditangani melalui cara ini, dengan peladen atas device driver, protokol jaringan, sistem berkas, grafis, dan lain-lain. IPC dapat pula berjalan secara sinkronis, dan asinkronis. Analogi IPC asinkronis pada komunikasi jaringan contohnya: pesan dikirim oleh program pengirim dan melanjutkan proses tanpa menunggu pesan baliknya. Program penerima menampung/mengecek keberadaan pesan yang harus diproses baik secara inisialisasi mandiri, atau diingatkan oleh suatu mekanisme notifikasi. IPC asinkronis mensyaratkan kernel mengelola penampung dan mengimplementasikan antrian atas pesan-pesan tersebut, dan berkompromi terhadap kemungkinan terjadinya buffer overflow; Kernel juga harus melakukan duplikasi pesan (pengirim-ke-kernel dan kernel-ke-penerima). Sementara pada IPC sinkronis, pihak pertama (baik pengirim atau penerima) yang melakukan blokade hingga pihak yang dituju siap untuk melakukan proses IPC. Modus IPC sinkronis tidak membutuhkan pengelolaan penampung di sisi kernel, ataupun duplikasi pesan, namun komunikasi yang bersifat sinkronis seperti ini akan menyebabkan pemrograman menjadi lebih sulit. Kebanyakan programer lebih memilih menggunakan modus asinkronis untuk pengiriman dan modus sinkronis untuk penerimaan.

[sunting] Peladen
Peladen mikrokernel pada dasarnya merupakan program jurik biasa seperti umumnya, dengan pengecualian kernel memberikan sejumlah kewenangan untuk berinteraksi dengan sebagian dari ingatan fisik yang biasanya dibatasi untuk program pada umumnya. Dengan cara demikian, hal ini memungkinkan para peladen, khususnya device driver, bisa berinteraksi secara langsung dengan perangkat keras. Seperangkat peladen pada mikrokernel untuk kebutuhan umum melingkupi peladen sistem berkas, peladen device driver, peladen jaringan, pelanden tampilan, dan peladen antar muka pengguna. Seperangkat peladen tersebut secara kasar adalah menyediakan sejumlah layanan yang sama yang diberikan pada kernel monolitik UNIX. Peladen yang dibutuhkan akan dijalankan pada saat sistem

mulai berjalan dan secara aktif menyediakan layanan, seperti berkas, jaringan, dan akses terhadap perangkat, pada program-program aplikasi. Dengan sejumlah peladen yang berjalan pada lingkungan aplikasi pengguna seperti ini, pengembangan sebuah peladen sama seperti halnya halnya pengembangan aplikasi umum biasa.

[sunting] Device driver


Device driver secara frekuentif melakukan akses pengingat langsung (DMA), dengan demikian device driver bisa melakukan pennulisan dan relokasi atas ingatan fisik, termasuk pula struktur data kernel, oleh karena itu terhadap driver tersebut perlu diberikan kewenangan khusus (trusted). Kekeliruan konsepsi yang terjadi menganggap bahwa untuk device driver seperti itu haruslah merupakan bagian dari kernel. Padahal faktanya, driver tidak selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kernel.

[sunting] Komponen-komponen mendasar dan minimalitas


Karena sebuah mikrokernal harus dapat meletakkan layanan-layanan sistem operasi pada level teratas, fungsionalitas yang harus dimiliki oleh mikrokernel setidaknya melingkupi:

Mekanisme pengaturan pengalamatan ruang, dibutuhkan untuk mengatur proteksi ingatan. Mekanisme eksekusi secara abstrak untuk mengatur alokasi CPU biasanya adalah thread atau pengaktifan penjadual; dan Komunikasi antarproses dibutuhkan untuk menyediakan mekanisme pemanggilan peladen yang berjalan pada alamat ruang spesifik.

Hal terpenting yang harus dimiliki oleh sebuah mikrokernel adalah keberadaan mekanisme Komunikasi antarproses yang handal, dan disain pengatur ingatan virtual yang memungkinkan manajemen ingatan dan melakukan pertukaran alamat (swapping) secara dengan aman. Selanjutnya, karena pada akhirnya semua layanan sistem operasi dipanggil oleh program yang berjalan pada modus user membuat tingkat efisiensi mekanisme komunikasi antar program yang terdapat pada sebuah mikrokernel menjadi sangat penting.

[sunting] Unjuk kerja


Pada sistem berbasis mikrokernel, permintaan atas suatu layanan melalaui IPC sebenarnya membutuhkan sumber daya yang lebih besar dibandingkan pada sistem dengan kernel berbasis monolitik yang hanya menggunakan pemanggilan tunggal secara internal sistem. Dengan demikian unjuk kerja sistem berbasis mikrokernel mungkin menimbulkan potensi masalah, sebagai contoh, unjuk kerja mikrokernel generasi pertama, Mach dan Chorus, menunjukkan hasil yang mengecewakan.[3] Namun, Jochen Liedtke menunjukkan bahwa masalah unjuk kerja Mach lebih terkait pada kesalahan disain dan implementasi. Melalui demonstrasi yang ditunjukkannya pada mikrokernel L4, ia berhasil menujukkan bahwa dengan menggunakan disain dan implementasi yang dirancang dengan baik serta konsisten dalam menerapkan prinsip-prinsip minimalitas, permasalahan yang terkait dengan IPC bisa diminimalisir.[4][5][6]

[sunting] Keamanan
Manfaat tingkat keamanan yang lebih baik atas pengimplementasian mikrokernel seringkali didiskusikan.[7][8] Dalam konteks keamanan, prinsip minimalitas mikrokernel merupakan suatu konsekuensi manfaat langsung atas prinsip kewenangan minimal (least privilege), terkait dengan implementasi seluruh kode hanya membutuhkan kewenangan minimal yang dibutuhkan sebatas untuk menjalankan fungsionalitasnya. Sejauh kernel (kode yang berjalan dengan kewenangan penuh atas perangkat keras) senantiasa menjadi bagian dari basis komputasi tepercaya (trusted computing base - TCB), meminimalisirnya menjadi hal yang sewajarnya dalam disain keamanan terkendali.

[sunting] Nanokernel
Dalam ilmu komputer, istilah nanokernel atau picokernel lebih mengarah pada:
1. Sebuah kernel dengan total jumlah kode, yang berjalan dalam modus kewenangan penuh

atas perangkat keras, sangat kecil. Istilah picokernel kadang-kadang digunakan untuk lebih menekankan pada kecilnya ukuran. Sementara istilah nanokernel pertama kali dikemukakan oleh Jonathan S. Shapiro dalam makalah The KeyKOS NanoKernel Architecture yang merupakan respon tajam atas mikrokernel Mach, yang mengklaim mikrokernal meski kode yang ada bersifat monolitik, tidak terstruktur, dan lebih lamban dari sistem yang ada sebelumnya. 2. Sebuah virtualisasi lapisan yang terdapat pada sistem operasi; lebih tepatnya mengacu pada sebuah hypervisor 3. Sebuah abstraksi lapisan perangkat keras yang bekerja pada bagian tingkat-terbawah dari kernel.

Kernel (ilmu komputer)


Dalam ilmu komputer, kernel adalah suatu perangkat lunak yang menjadi bagian utama dari sebuah sistem operasi. Tugasnya melayani bermacam program aplikasi untuk mengakses perangkat keras komputer secara aman. Karena akses terhadap perangkat keras terbatas, sedangkan ada lebih dari satu program yang harus dilayani dalam waktu yang bersamaan, maka kernel juga bertugas untuk mengatur kapan dan berapa lama suatu program dapat menggunakan satu bagian perangkat keras tersebut. Hal tersebut dinamakan sebagai multiplexing. Akses kepada perangkat keras secara langsung merupakan masalah yang kompleks, oleh karena itu kernel biasanya mengimplementasikan sekumpulan abstraksi hardware. Abstraksi-abstraksi tersebut merupakan sebuah cara untuk menyembunyikan kompleksitas, dan memungkinkan akses kepada perangkat keras menjadi mudah dan seragam. Sehingga abstraksi pada akhirnya memudahkan pekerjaan programer. Untuk menjalankan sebuah komputer kita tidak harus menggunakan kernel sistem operasi. Sebuah program dapat saja langsung diload dan dijalankan di atas mesin 'telanjang' komputer, yaitu bilamana pembuat program ingin melakukan pekerjaannya tanpa bantuan abstraksi perangkat keras atau bantuan sistem operasi. Teknik ini digunakan oleh komputer generasi awal, sehingga bila kita ingin berpindah dari satu program ke program lain, kita harus mereset dan meload kembali program-program tersebut.
o

[sunting] Beberapa desain Kernel

Beberapa desain kernel sistem operasi

Sebuah kernel sistem operasi tidak harus ada dan dibutuhkan untuk menjalankan sebuah komputer. Program dapat langsung dijalankan secara langsung di dalam sebuah mesin (contohnya adalah CMOS Setup) sehingga para pembuat program tersebut membuat program tanpa adanya dukungan dari sistem operasi atau hardware abstraction. Cara kerja seperti ini, adalah cara kerja yang digunakan pada zaman awal-awal dikembangkannya komputer (pada sekitar tahun 1950).

Kerugian dari diterapkannya metode ini adalah pengguna harus melakukan reset ulang komputer tersebut dan memuatkan program lainnya untuk berpindah program, dari satu program ke program lainnya. Selanjutnya, para pembuat program tersebut membuat beberapa komponen program yang sengaja ditinggalkan di dalam komputer, seperti halnya loader atau debugger, atau dimuat dari dalam ROM (Read-Only Memory). Seiring dengan perkembangan zaman komputer yang mengalami akselerasi yang signifikan, metode ini selanjutnya membentuk apa yang disebut dengan kernel sistem operasi. Selanjutnya, para arsitek sistem operasi mengembangkan kernel sistem operasi yang pada akhirnya terbagi menjadi empat bagian yang secara desain berbeda, sebagai berikut:

Kernel monolitik. Kernel monolitik mengintegrasikan banyak fungsi di dalam kernel dan menyediakan lapisan abstraksi perangkat keras secara penuh terhadap perangkat keras yang berada di bawah sistem operasi. Mikrokernel. Mikrokernel menyediakan sedikit saja dari abstraksi perangkat keras dan menggunakan aplikasi yang berjalan di atasnyayang disebut dengan serveruntuk melakukan beberapa fungsionalitas lainnya. Kernel hibrida. Kernel hibrida adalah pendekatan desain microkernel yang dimodifikasi. Pada hybrid kernel, terdapat beberapa tambahan kode di dalam ruangan kernel untuk meningkatkan performanya. Exokernel. Exokernel menyediakan hardware abstraction secara minimal, sehingga program dapat mengakses hardware secara langsung. Dalam pendekatan desain exokernel, library yang dimiliki oleh sistem operasi dapat melakukan abstraksi yang mirip dengan abstraksi yang dilakukan dalam desain monolithic kernel.

[sunting] Kernel monolitik

Pendekatan kernel monolitik didefinisikan sebagai sebuah antarmuka virtual yang berada pada tingkat tinggi di atas perangkat keras, dengan sekumpulan primitif atau system call untuk mengimplementasikan layanan-layanan sistem operasi, seperti halnya manajemen proses, konkurensi (concurrency), dan manajemen memori pada modul-modul kernel yang berjalan di dalam mode supervisor. Meskipun jika setiap modul memiliki layanan operasi-operasi tersebut terpisah dari modul utama, integrasi kode yang terjadi di dalam monolithic kernel sangatlah kuat, dan karena semua modul berjalan di dalam address space yang sama, sebuah bug dalam salah satu modul dapat merusak keseluruhan sistem. Akan tetapi, ketika implementasi dilakukan dengan benar, integrasi komponen internal yang sangat kuat tersebut justru akan mengizinkan fitur-fitur yang dimiliki oleh sistem yang berada di bawahnya dieksploitasi secara efektif, sehingga membuat sistem operasi dengan monolithic kernel sangatlah efisienmeskipun sangat sulit dalam pembuatannya. Pada sistem operasi modern yang menggunakan monolithic kernel, seperti halnya Linux, FreeBSD, Solaris, dan Microsoft Windows, dapat memuat modul-modul yang dapat dieksekusi pada saat kernel tersebut dijalankan sehingga mengizinkan ekstensi terhadap kemampuan kernel sesuai kebutuhan, dan tentu saja dapat membantu menjaga agar kode yang berjalan di dalam ruangan kernel (kernel-space) seminim mungkin.

Di bawah ini ada beberapa sistem operasi yang menggunakan Monolithic kernel:

Kernel sistem operasi UNIX tradisional, seperti halnya kernel dari sistem operasi UNIX keluarga BSD (NetBSD, BSD/I, FreeBSD, dan lainnya). Kernel sistem operasi GNU/Linux, Linux. Kernel sistem operasi Windows (versi 1.x hingga 4.x; kecuali Windows NT).

[sunting] Mikrokernel

Pendekatan mikrokernel berisi sebuah abstraksi yang sederhana terhadap hardware, dengan sekumpulan primitif atau system call yang dapat digunakan untuk membuat sebuah sistem operasi agar dapat berjalan, dengan layanan-layanan seperti manajemen thread, komunikasi antar address space, dan komunikasi antar proses. Layanan-layanan lainnya, yang biasanya disediakan oleh kernel, seperti halnya dukungan jaringan, pada pendekatan microkernel justru diimplementasikan di dalam ruangan pengguna (user-space), dan disebut dengan server. Server atau disebut sebagai peladen adalah sebuah program, seperti halnya program lainnya. Server dapat mengizinkan sistem operasi agar dapat dimodifikasi hanya dengan menjalankan program atau menghentikannya. Sebagai contoh, untuk sebuah mesin yang kecil tanpa dukungan jaringan, server jaringan (istilah server di sini tidak dimaksudkan sebagai komputer pusat pengatur jaringan) tidak perlu dijalankan. Pada sistem operasi tradisional yang menggunakan monolithic kernel, hal ini dapat mengakibatkan pengguna harus melakukan rekompilasi terhadap kernel, yang tentu saja sulit untuk dilakukan oleh pengguna biasa yang awam. Dalam teorinya, sistem operasi yang menggunakan microkernel disebut jauh lebih stabil dibandingkan dengan monolithic kernel, karena sebuah server yang gagal bekerja, tidak akan menyebabkan kernel menjadi tidak dapat berjalan, dan server tersebut akan dihentikan oleh kernel utama. Akan tetapi, dalam prakteknya, bagian dari system state dapat hilang oleh server yang gagal bekerja tersebut, dan biasanya untuk melakukan proses eksekusi aplikasi pun menjadi sulit, atau bahkan untuk menjalankan server-server lainnya. Sistem operasi yang menggunakan microkernel umumnya secara dramatis memiliki kinerja di bawah kinerja sistem operasi yang menggunakan monolithic kernel. Hal ini disebabkan oleh adanya overhead yang terjadi akibat proses input/output dalam kernel yang ditujukan untuk mengganti konteks (context switch) untuk memindahkan data antara aplikasi dan server. Beberapa sistem operasi yang menggunakan microkernel:

IBM AIX, sebuah versi UNIX dari IBM Amoeba, sebuah kernel yang dikembangkan untuk tujuan edukasi Kernel Mach, yang digunakan di dalam sistem operasi GNU/Hurd, NexTSTEP, OPENSTEP, dan Mac OS/X Minix, kernel yang dikembangkan oleh Andrew Tanenbaum untuk tujuan edukasi Symbian OS, sebuah sistem operasi yang populer digunakan pada hand phone, handheld device, embedded device, dan PDA Phone.

[sunting] Kernel hibrida

Kernel hibrida aslinya adalah mikrokernel yang memiliki kode yang tidak menunjukkan bahwa kernel tersebut adalah mikrokernel di dalam ruangan kernel-nya. Kode-kode tersebut ditaruh di dalam ruangan kernel agar dapat dieksekusi lebih cepat dibandingkan jika ditaruh di dalam ruangan user. Hal ini dilakukan oleh para arsitek sistem operasi sebagai solusi awal terhadap masalah yang terjadi di dalam mikrokernel: kinerja. Beberapa orang banyak yang bingung dalam membedakan antara kernel hibrida dan kernel monolitik yang dapat memuat modul kernel setelah proses booting, dan cenderung menyamakannya. Antara kernel hibrida dan kernel monolitik jelas berbeda. Kernel hibrida berarti bahwa konsep yang digunakannya diturunkan dari konsep desain kernel monolitik dan mikrokernel. Kernel hibrida juga memiliki secara spesifik memiliki teknologi pertukaran pesan (message passing) yang digunakan dalam mikrokernel, dan juga dapat memindahkan beberapa kode yang seharusnya bukan kode kernel ke dalam ruangan kode kernel karena alasan kinerja. Di bawah ini adalah beberapa sistem operasi yang menggunakan kernel hibrida:

BeOS, sebuah sistem operasi yang memiliki kinerja tinggi untuk aplikasi multimedia. Novell NetWare, sebuah sistem operasi yang pernah populer sebagai sistem operasi jaringan berbasis IBM PC dan kompatibelnya. Microsoft Windows NT (dan semua keturunannya).

[sunting] Exokernel

Sebenarnya, Exokernel bukanlah pendekatan kernel sistem operasi yang umumseperti halnya microkernel atau monolithic kernel yang populer, melainkan sebuah struktur sistem operasi yang disusun secara vertikal. Ide di balik exokernel adalah untuk memaksa abstraksi yang dilakukan oleh developer sesedikit mungkin, sehingga membuat mereka dapat memiliki banyak keputusan tentang abstraksi hardware. Exokernel biasanya berbentuk sangat kecil, karena fungsionalitas yang dimilikinya hanya terbatas pada proteksi dan penggandaan sumber daya. Kernel-kernel klasik yang populer seperti halnya monolithic dan microkernel melakukan abstraksi terhadap hardware dengan menyembunyikan semua sumber daya yang berada di bawah hardware abstraction layer atau di balik driver untuk hardware. Sebagai contoh, jika sistem operasi klasik yang berbasis kedua kernel telah mengalokasikan sebuah lokasi memori untuk sebuah hardware tertentu, maka hardware lainnya tidak akan dapat menggunakan lokasi memori tersebut kembali. Exokernel mengizinkan akses terhadap hardware secara langsung pada tingkat yang rendah: aplikasi dan abstraksi dapat melakukan request sebuah alamat memori spesifik baik itu berupa lokasi alamat physical memory dan blok di dalam hard disk. Tugas kernel hanya memastikan bahwa sumber daya yang diminta itu sedang berada dalam keadaan kosongbelum digunakan oleh yang lainnyadan tentu saja mengizinkan aplikasi untuk mengakses sumber daya tersebut. Akses hardware pada tingkat rendah ini mengizinkan para programmer untuk

mengimplementasikan sebuah abstraksi yang dikhususkan untuk sebuah aplikasi tertentu, dan tentu saja mengeluarkan sesuatu yang tidak perlu dari kernel agar membuat kernel lebih kecil, dan tentu saja meningkatkan performa. Exokernel biasanya menggunakan library yang disebut dengan libOS untuk melakukan abstraksi. libOS memungkinkan para pembuat aplikasi untuk menulis abstraksi yang berada pada level yang lebih tinggi, seperti halnya abstraksi yang dilakukan pada sistem operasi tradisional, dengan menggunakan cara-cara yang lebih fleksibel, karena aplikasi mungkin memiliki abstraksinya masing-masing. Secara teori, sebuah sistem operasi berbasis Exokernel dapat membuat sistem operasi yang berbeda seperti halnya Linux, UNIX, dan Windows dapat berjalan di atas sistem operasi tersebut.

[sunting] Contoh implementasi kernel


[sunting] Windows

Pada sistem operasi Windows, kernel ditangani oleh file kernel32.dll. Kernel ini menangani manajemen memori, operasi masukan / keluaran dan interrupt. Ketika boot Windows, kernel32.dll di-load ke dalam spasi protected memory sehingga spasi memorinya tidak digunakan oleh aplikasi lain. Apabila ada aplikasi yang mencoba mengambil spasi memori kernel32.dll, akan muncul pesan kesalahan "invalid page fault".

Mikro Kernel

Pada pembahasan "Struktur Sederhana", sempat disinggung istilah "kernel". Apakah kernel itu? Kernel adalah komponen sentral dari sistem operasi. Ia mengatur hal-hal seperti interrupt handler(untuk menyediakan layanan interupsi), process scheduler(membagi-bagi proses dalam prosesor), memory management, I/O, dan sebagainya. Atau dengan kata lain, ia adalah jembatan antara hardware dengan software. Cara tradisional untuk membangun sistem operasi adalah dengan membuat kernel monolitis, yaitu semua fungsi disediakan oleh kernel, dan ini menjadikan kernel suatu program yang besar dan kompleks. Cara yang lebih modern, adalah dengan menggunakan kernel mikro. Pada awalnya, konsep mikro kernel dikembangkan pada sistem operasi Mach. Ide dasar dari pengembangan kernel mikro adalah bahwa hanya fitur-fitur yang perlu saja yang diimplementasikan dalam kernel (mengenai fitur-fitur apa saja yang perlu diimplementasikan, ini bisa berbeda tergantung desain sistem operasi). Walaupun garis pembatas mengenai apa saja yang berada di dalam dan luar kernel mikro bisa berbeda antara desain yang satu dengan yang lain, namun ada karakteristik yang umum, yaitu servis-servis yang umumnya menjadi bagian sistem operasi menjadi subsistem eksternal yang bisa berinteraksi satu sama lain dan dengan kernel tentunya. Ini mencakup device driver, file system, virtual memory manager, windowing system, dan security devices. Pendekatan kernel mikro menggantikan pendekatan berlapis yang vertikal tradisional. Komponen-komponen sistem operasi yang berada di luar kernel mikro diimplementasikan sebagai server process dan berkomunikasi dengan message passing via kernel mikro. Misalnya jika user ingin membuat berkas baru, dia mengirim pesan ke file system server, atau jika ingin membuat proses baru, dia mengirimkan pesan ke process server. Gambar 7.2. Struktur kernel mikro

Beberapa kelebihan kernel mikro:


a. Interface yang seragam. Proses tidak lagi dibedakan, baik antara kernel-level maupun

user-level, karena semuanya berkomunikasi via message passing. b. Extensibility . Bisa menambahkan fitur-fitur baru tanpa perlu melakukan kompilasi ulang. c. Flexibility . Fitur-fitur yang sudah ada bisa dikurangi, atau dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan sehingga menjadi lebih efisien. Misalnya tidak semua pengguna membutuhkan security yang sangat ketat, atau kemampuan untuk melakukan distributed computing.

d. Portability . Pada kernel mikro, semua atau sebagian besar kode yang prosesor-spesifik

berada di dalamnya. Jadi, proses porting ke prosesor lain bisa dilakukan dengan relatif sedikit usaha. Pada kelompok desktop misalnya, tampaknya dominasi Intel makin kuat. Tapi, sampai seberapa lama itu bisa bertahan? Karena itulah, portability adalah salah satu isu yang sangat penting. e. Reliability . Semakin besar suatu software, maka tentulah semakin sulit untuk menjamin reliability-nya. Desain dengan pendekatan berlapis sangatlah membantu, dan dengan pendekatan kernel mikro bisa lebih lagi. Kernel mikro dapat dites secara ekstensif .Karena dia menggunakan API yang sedikit, maka bisa meningkatkan kualitas code di luar kernel. f. Support for object-oriendted OS . Model kernel mikro sangat sesuai untuk mengembangkan sistem operasi yang berbasis object-oriented. Contoh sistem operasi yang menggunakan kernel mikro adalah MacOS X dan QNX.

Mikrokernel
By fazza

Metode ini menyusun sistem operasi dengan menghapus semua komponen yang tidak esensial dari kernel, dan mengimplementasikannya sebagai program sistem dan level pengguna. Hasilnya kernel yang lebih kecil. Pada umumnya mikrokernel mendukung proses dan menagemen memori yang minimal, sebagai tambahan utnuk fasilitas komunikasi.Fungsi utama mikrokernel adalah mendukung fasilitas komunikasi antara program klien dan bermacam-macam layanan yang juga berjalan di user space. Komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung, didukung oleh sistem message passing, dengan bertukar pesan melalui mikrokernel.Salah satu keuntungan mikrokernel adalah ketika layanan baru akan ditambahkan ke user space, kernel tidak perlu dimodifikasi. Kalau pun harus, perubahan akan lebih sedikit. Hasil sistem operasinya lebih mudah untuk ditempatkan pada suatu desain perangkat keras ke desain lainnya. Mikrokernel juga mendukung keamanan reliabilitas lebih, karena kebanyakan layanan berjalan sebagai pengguna proses. Jika layanan gagal, sistem operasi lainnya tetap terjaga. Beberapa sistem operasi yang menggunakan metode ini adalah TRU64 UNIX, MacOSX, dan QNX. Beberapa kelebihan mikro kernel: a. Interface yang seragam. Proses tidak lagi dibedakan, baik antara kernel-level maupun userlevel,karena semuanya berkomunikasi via message passing. b. Extensibility. Bisa menambahkan fitur-fitur baru tanpa perlu melakukan kompilasi ulang. c. Flexibility. Fitur-fitur yang sudah ada bisa dikurangi, atau dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan sehingga menjadi lebih efisien. Misalnya tidak semua pengguna membutuhkan security yang sangat ketat, atau kemampuan untuk melakukan distributed computing.

d. Portability. Pada mikro kernel, semua atau sebagian besar kode yang prosesor-spesifik berada di dalamnya. Jadi, proses porting ke prosesor lain bisa dilakukan dengan relatif sedikit usaha. Pada kelompok desktop misalnya, tampaknya dominasi Intel makin kuat. Tapi, sampai seberapa lama itu bisa bertahan? Karena itulah, portability adalah salah satu isu yang sangat penting. e. Reliability. Semakin besar suatu software, maka tentulah semakin sulit untuk menjamin reliabilitynya. Desain dengan pendekatan berlapis sangatlah membantu, dan dengan pendekatan mikro kernel bisa lebih lagi. Mikro kernel dapat diuji secara ekstensif karena dia menggunakan API yang sedikit,sehingga bisa meningkatkan kualitas code di luar kernel. f. Support for object-oriendted OS. Model mikro kernel sangat sesuai untuk mengembangkan sistem operasi yang berbasis object-oriented. Contoh sistem operasi yang menggunakan mikro kernel adalah Mac OS X dan QNX. Microkernel hanya memiliki fungsi manajemen sederhana untuk mendeliver services : 1. low-level address space management : sistem pengalamatan physical atau virtual untuk memory, network host, peripheral, dan lain-lain. 2. thread management : pengaturan proses (=molekul) yang terpecah menjadi thread (=atom) dan dijalankan secara paralel. 3. inter-process communication (IPC) : pengaturan komunikasi antar thread pada satu atau beberapa proses. IPC bisa punya ruang lingkup di dalam atau antar computer. Untuk mengatur kegiatan proses mereka perlu saling berkomunikasi. Linux mendukung berbagai mekanisme komunikasi antar proses (KAP). Sinyal dan pemipaan merupakan dua di antaranya, tapi linux juga mendukung system sistem ke lima mekanisme KAP. Manajemen I/O berguna Untuk mengelola perangkat masukan/keluaran, dimana perangkat tersebut digunakan proses tertenty, sehingga perlu dijaga agar proses lain tidak memakainya. Sistem operasi perlu mengetahui status operasi masukan/keluaran dan lokasi memori utama yang digunakan untuk transfer data. Manajemen Memory Manajemen memory level bawah (low- level): Memetakan setiap page virtual ke frame fisik - Sebagian besar tugas manajemen memory terjadi dalam user space

Komunikasi Antar Proses (IPC)


Komunikasi antar proses (Interprocess Communication) atau thread dalam suatu SO mikrokernel adalah melalui message. Suatu message menyertakan:

- Header yang mengidetifikasi proses pengiriman dan penerimaan, dan - Body yang mengandung data langsung, pointer ke suatu block data, atau beberapa informasi kontrol mengenai proses. Manajemen I/O & interrupt - Di dalam mikrokernel, adalah mungkin menangani interupsi hardware sebagai message dan menyertakan port I/O dalam ruang alamat. - Proses user-level tertentu dilewatkan ke interrupt & kernel memelihara pemetaan tersebut

Anda mungkin juga menyukai