Anda di halaman 1dari 9

PENUGASAN

MATA KULIAH SISTEM OPERASI

Disusun oleh:
Muhammad imran Hidajat Hamzah (220209501071)

Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Makassar


Makassar, 2022
Tugas 1

Jenis Jenis Kernel


Kernel dibagi menjadi 4 kategori yaitu monolithic, microkernel, hybrid kernel, dan
exokernel. Setiap kategori tersebut memiliki perbedaan disain, sehingga masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pengimplementasiannya.

1. Kernel Monolitik

Kernel Monolitik itu adalah antarmuka virtual yang adanya di tingkat tertinggi diatas
perangkat keras, dengan sekumpulan primitif atau system-calls untuk mengimplementasikan
layanan yang ada di sistem operasi, seperti Concurrency, Menejemen proses, Menejemen
memori pada modul-modul kernel dengan mode supervisor.
Integrasi kode yang terjadi dalam kernel ini sangat kuat meskipun setiap mode yang beroprasi
seperti layanan-lanyanan tersebut diatas terpisah dengan modul utamanya. ada sedikit
masalah dalam kernel ini yaitu semua modul tersebut bekerja pada Address Space yang sama
hal ini memungkinkan adanya bugs yang dapat merusak seluruh sistem. akan tetapi jika
kekuatan integrasi komponen internalnya diterapkan dengan benar, fitur-fitur yang dimiliki
oleh sistem dibawahnya dapat dieksploitasi dengan maksimal dan lebih efisien namun
pembuatannya sangatlah rumit.
Sistem operasi modern seperti GNU/Linux, Linux, UNIX
tradisional(freeBSD,NetBSD,BSD/I), Solaris dan Microsoft Windows (versi 1-4 kecuali
keluarga NT) menggunaklan kernel monolitik ini, mereka dapat memuat modul-modul yang
dapat dieksekusi saat kernel berjalan.
2. Mikrokernel

Pendekatan Microkernel berisi sebuah abstraksi yang sederhana terhadap


hardware, dengan sekumpulan primitif atau system call yang dapat digunakan untuk
membuat sebuah sistem operasi agar dapat berjalan, dengan layanan-layanan seperti
manajemen thread, komunikasi antar address space, dan komunikasi antar proses. Layanan-
layanan lainnya, yang biasanya disediakan oleh kernel, seperti halnya dukungan jaringan,
pada pendekatan microkernel justru diimplementasikan di dalam ruangan pengguna (user-
space), dan disebut dengan server.
Server adalah sebuah program, seperti halnya program lainnya. Server dapat mengizinkan
sistem operasi agar dapat dimodifikasi hanya dengan menjalankan program atau
menghentikannya. Sebagai contoh, untuk sebuah mesin yang kecil tanpa dukungan jaringan,
server jaringan (istilah server di sini tidak dimaksudkan sebagai komputer pusat pengatur
jaringan) tidak perlu dijalankan.
Dalam teorinya, sistem operasi yang menggunakan microkernel disebut jauh lebih stabil
dibandingkan dengan monolithic kernel, karena sebuah server yang gagal bekerja, tidak akan
menyebabkan kernel menjadi tidak dapat berjalan, dan server tersebut akan dihentikan oleh
kernel utama. Akan tetapi, dalam prakteknya, bagian dari system state dapat hilang oleh
server yang gagal bekerja tersebut, dan biasanya untuk melakukan proses eksekusi aplikasi
pun menjadi sulit, atau bahkan untuk menjalankan server-server lainnya.
Sistem operasi yang menggunakan microkernel umumnya secara dramatis memiliki kinerja di
bawah kinerja sistem operasi yang menggunakan monolithic kernel. Hal ini disebabkan oleh
adanya overhead yang terjadi akibat proses input atau output dalam kernel yang ditujukan
untuk mengganti konteks untuk memindahkan data antara aplikasi dan server.
Beberapa sistem operasi yang menggunakan microkernel:
- IBM AIX, sebuah versi UNIX dari IBM.
- Amoeba, sebuah kernel yang dikembangkan untuk tujuan edukasi.
- Kernel Mach, yang digunakan di dalam sistem operasi GNU/Hurd, NexTSTEP,
OPENSTE Mac OS/X
- Minix, kernel yang dikembangkan oleh Andrew Tanenbaum untuk tujuan edukasi
- Symbian OS, sebuah sistem operasi yang populer digunakan pada hand phone,
handheld device embedded device, dan PDA Phone.
3. Hybrid Kernel

Hybrid kernel aslinya adalah microkernel yang memiliki kode yang tidak menunjukkan
bahwa kernel tersebut adalah microkernel di dalam ruangan kernel-nya. Kode-kode tersebut
ditaruh di dalam ruangan kernel agar dapat dieksekusi lebih cepat dibandingkan jika ditaruh
di dalam ruangan user. Hal ini dilakukan oleh para arsitek sistem operasi sebagai solusi awal
terhadap masalah yang terjadi di dalam microkernel: kinerja.
Beberapa orang banyak yang bingung dalam membedakan antara Hybrid kernel dan
monolithic kernel yang dapat memuat modul kernel setelah proses booting, dan cenderung
menyamakannya. Hybrid kernel berarti bahwa konsep yang digunakannya diturunkan dari
konsep desain monolithic kernel dan microkernel. Hybrid kernel juga memiliki secara
spesifik memiliki teknologi pertukaran pesan yang digunakan dalam microkernel, dan juga
dapat memindahkan beberapa kode yang seharusnya bukan kode kernel ke dalam ruangan
kode kernel karena alasan kinerja. Contoh system operasi yg menggunakan kernel ini yaitu
-BeOS memiliki kinerja tinggi untuk aplikasi multimedia.
-Novell NetWare OS yang terkenal sebagai sistem operasi jaringan bebas IBM PC dan
kompatible-nya.
-Microsoft Windows NT dengan semua turunannya.
4. Exokernel

Exokernel merupakan sebuah struktur sistem operasi yang disusun secara vertikal, dan bukan
sebuah pendekatan kernel secara umum seperi mirkokernel maupun monolitik kernel. alasan
munculnya exokernel ini adalah untuk memaksa abstraksi yang dilakukan pengembang
sedikit mungkin, sehingga mereka dapat mengambil banyak keputusan tentang abstraksi
hardware. Eksokernel biasanya berukuran kecil karena fungsinya sebagai proteksi dan
penggandaan sumber daya. 
Kernel kernel klasik yang terkenal seperti halnya monolitik kernel dan mikro kernel
melakukan abstraksi hardware dengan menyembunyikan semua sumber daya yang ada di
bawah hardware abstraction layer atau dibalik driver hardware, contohnya jika sistem operasi
berbasis kedua kernel klasik telah mengalokasikan sebuah memori untuk sebuah hardware
tertentu, maka hardware lainnya tidak akan menggunkan lokasi yang sama.
Di exokernel mengizinkan akses terhadap hardware secara langsung pada tingkat yang
rendah, aplikasi dan abstraksi dapat melakukan request sebuah alamat memori spesifik baik
physical memory dan dalam hard disk. Di sini tugas kernel hanya memastikan bahwa sumber
daya yang diminta itu sedang berada dalam keadaan kosong dan mengizinkan akses
sumberdaya tersebut. Akses inilah yang mengizinkan para programer untuk
mengimplementasikan sebuah abstraksi yang dikhususkan untuk sebuah aplikasi tertentu dan
mengeluarkan sesuatu yang tidak perlu di dalam kernel agar kernel terlihat lebih kecil dan
dapat meningkatkan performa.
libOS adalah library yang dgunakan exokernel untuk melakukan abstraksi yang
memungkinkan penulisan abstraksi pada level yang lebih tinggi seperti halnya abstraksi yang
dilakukan pada sistem operasi tradisional dengan cara yang lebih flexibel, dan secara teori
sebuah OS berbasis exokernel dapat membuat sistem operasi yang berbeda seperti halnya
Linux, UNIX dan Windows dan dapat berjalan diatasnya.
Tugas 2

Fortran Monitor System

Fortran Monitor System (atau disingkat FMS) adalah system operasi berbasis batch untuk
menggunakanya,kita harus menulis diatas kertas sebuah program (atau pekerjaan) dalam
fortran atau asembler yang sering disebut punch card. jadi harus ada seseorang yang
memberikanya punch card ini ke mesin dan hasilnya keluar dari printer.

FMS adalah sebuah sistem operasi batch processing yang dibuat oleh IBM pada tahun 1961
untuk digunakan pada mainframe IBM System/360. FMS memungkinkan pengguna untuk
menjalankan program-program Fortran dalam mode batch, di mana program-program
tersebut dijalankan secara otomatis tanpa intervensi pengguna.

FMS terdiri dari beberapa modul, termasuk modul peladen (server) dan modul pengendali
(controller). Modul peladen bertanggung jawab untuk mengeksekusi program-program yang
diberikan oleh pengguna, sementara modul pengendali mengatur aliran pekerjaan dan
menjaga agar sistem berjalan dengan efisien.
FMS memiliki beberapa fungsi, di antaranya:

 Menjalankan program-program yang ditulis dalam bahasa pemrograman Fortran


secara otomatis dan tanpa intervensi pengguna.
 Mengatur aliran pekerjaan dengan cara yang efisien sehingga meminimalkan waktu
pemrosesan dan biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut.
 Menyediakan antarmuka untuk pengguna agar dapat mengirimkan dan menerima
pekerjaan dari sistem dengan mudah.
 Memungkinkan pengguna untuk mengatur prioritas pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan mereka.
 Memberikan informasi status tentang pekerjaan yang sedang diproses.

Dengan adanya FMS, pekerjaan-pekerjaan dalam jumlah besar dapat diproses secara otomatis
dengan lebih efisien dan cepat, sehingga membantu organisasi dalam meningkatkan
produktivitas dan menghemat biaya.

FMS sangat penting pada masanya, karena pada saat itu, komputer masih sangat mahal dan
digunakan untuk mengolah data dalam skala besar. Dengan adanya FMS, pengguna dapat
memproses pekerjaan-pekerjaan dalam jumlah besar secara otomatis, sehingga menghemat
waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut secara manual.

Namun, seiring dengan kemajuan teknologi komputer, FMS mulai ditinggalkan karena
kurangnya kemampuan untuk bersaing dengan sistem operasi modern yang lebih canggih dan
lebih efisien. Saat ini, FMS telah digantikan oleh sistem operasi modern seperti Linux,
Windows, dan macOS.
Tugas 3

Perkembangan IC
Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari bahan
semi conductor, dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti Resistor,
Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk
chip kecil.

Berikut penjelasan tentang perkembangan IC dari generasi ke generasi.

Generasi Pertama (1958-1964), IC pertama kali ditemukan pada tahun 1958 oleh Jack Kilby
dari Texas Instruments dan Robert Noyce dari Fairchild Semiconductor. IC pada masa ini
hanya memiliki beberapa transistor dan resistor di dalamnya dan dirakit secara manual. IC
generasi pertama memiliki kelemahan yaitu ukurannya yang besar, daya listrik yang tinggi
dan kualitas produksi yang belum stabil.

Generasi Kedua (1964-1971), Pada masa ini, IC mulai dibuat menggunakan teknologi planar.
IC planar menggunakan substrat silikon sebagai bahan dasar dan komponen-komponennya
dibuat pada lapisan tipis silikon di atasnya. Teknologi ini memungkinkan pembuatan IC
dengan ukuran yang lebih kecil, daya listrik yang lebih rendah, dan lebih stabil. IC generasi
kedua juga menggunakan teknologi pemasangan permukaan (surface mount technology)
untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan produksi.

Generasi Ketiga (1971-1981), Pada masa ini, IC mulai menggunakan teknologi MOS (Metal-
Oxide-Semiconductor) untuk membuat transistor. Teknologi MOS memungkinkan
pembuatan transistor dengan ukuran yang lebih kecil dan konsumsi daya yang lebih rendah
dibandingkan teknologi sebelumnya. IC generasi ketiga juga mulai mengintegrasikan lebih
banyak komponen seperti memori dan prosesor.

Generasi Keempat (1981-1995), Pada masa ini, IC semakin kecil dan semakin kompleks. IC
generasi keempat mulai menggunakan teknologi Very Large Scale Integration (VLSI) yang
memungkinkan lebih banyak komponen diintegrasikan dalam sebuah chip. Teknologi ini
memungkinkan pembuatan prosesor dengan kecepatan yang lebih tinggi dan kapasitas
memori yang lebih besar.

Generasi Kelima (1995-2010), Pada masa ini, IC semakin kecil dan semakin kompleks. IC
generasi kelima mulai menggunakan teknologi Ultra Large Scale Integration (ULSI) yang
memungkinkan lebih banyak komponen diintegrasikan dalam sebuah chip. Teknologi ini
memungkinkan pembuatan prosesor dengan kecepatan yang lebih tinggi, kapasitas memori
yang lebih besar, dan konsumsi daya yang lebih rendah.

Generasi Keenam (2010-sekarang), Pada masa ini, IC semakin kecil dan semakin kompleks.
IC generasi keenam mulai menggunakan teknologi 3D-IC (Three-Dimensional Integrated
Circuit) yang memungkinkan beberapa lapisan komponen diintegrasikan dalam sebuah chip.
Teknologi ini memungkinkan pembuatan prosesor dengan kecepatan yang lebih tinggi,
kapasitas memori yang lebih besar, dan konsumsi daya yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai