Anda di halaman 1dari 15

Standar Usaha Periklanan Indonesia

Standar Usaha Periklanan Indonesia * Landasan * Visi, Misi dan Sasaran * Prawacana * BAB I. Asas * BAB II. Penerapan * BAB III. Perselisihan * BAB IV. Sanksi * Pengertian LANDASAN Penyusunan dan pemberlakuan Standar Usaha ini adalah berlandaskan: 1. Amanat Kongres XI PPPI di Bali, tanggal 4-6 November 1999, khususnya pada butir "(viii)3." Komisi Posisi tentang perlunya disusun kode etik Anggota PPI yang mengatur hubungan antar Anggota dalam kaitannya dengan klien, media, dan mitra kerja lainnya. 2. Keputusan Rapat Pengurus Pusat PPPI, tanggal 2 Maret 2000, tentang pembentukan Gugus Tugas Etika Bisnis yang berlaku secara intern. 3. Hasil Rapat Gugus Tugas Penyusunan Etika Bisnis PPPI di Jakarta, tanggal 30 Mei 2000 tentang pembentukan Tim Perumus Standar Usaha Intern PPPI. 4. Keputusan Rapat Gugus Tugas tanggal 13 Juli 2000, tentang rekomendasi kepada Pengurus Pusat PPPI untuk menguji dan menghimpun masukan bagi penyempurnaan Rancangan Standar Usaha intern PPPI. 5. Usulan dan pendapat para Anggota sebagaimana terhimpun pada Pertemuan Anggota PPPI DKI Jaya di Jakarta, tanggal 4 Juli 2001. 6. Hasil kesepakatan Tim Perumus tentang sosialisasi rancangan Standar Usaha ini pada Musyawarah Kerja Nasional PPPI tahun 2001 ini, untuk penyempurnaan selanjutnya, sehingga diharapkan memungkinkan bagi pengukuhannya pada Kongres PPPI tahun 2003 yang akan datang. VISI, TUJUAN, DAN SASARAN 1) Visi Terciptanya suatu lingkungan yang sehat, dinamis dan beretik tinggi bagi bisnis perusahaan periklanan, karena setiap Anggota senantiasa bertolak dari itikad yang jujur, berkehendak dari ketaatan pada hukum, serta berkiprah dari upaya yang saling mendukung dengan Anggota lainnya. 2) Tujuan a. Melindungi usaha periklanan pada khususnya, dan industri komunikasi pemasaran pada umumnya, serta pada gilirannya juga kepentingan masyarakat secara keseluruhan. b. Menegakkan kewibawaan dan kemasalahannya usaha periklanan, beserta asosiasi dan segenap Anggotanya. c. Mendorong terwujudnya fokus persaingan di dalam area peningkatan kualitas, sekaligus untuk memantapkan segala jenis layanan Anggota kepada para kliennya. 3) Sasaran 1. Tercapainya penguatan posisi tawar, wibawa, dan citra Anggota di mata para mitra usahanya. 2. Memantapkan tanggung jawab PPPI sebagai pemicu dan pemacu kemajuan bagi seluruh komponen industri periklanan nasional. 3. Melicinkan jalan untuk pemberlakuan akreditasi kepada sebagian atau seluruh Anggota

PPPI. 4. PRAWACANA 5. Kami, Anggota-anggota Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia menyadari, bahwa lingkungan berusaha yang sehat, dinamis dan saling dukung, hanya dapat tercipta jika kamu senantiasa bertolak dari itikad yang jujur, berkiprah dengan ketaatan pada hukum, dan berusaha untuk meraih perolehan yang wajar. 6. Bahwa segala itikad, kiprah, dan usaha tersebut diyakini akan sangat memperkuat posisi, peran, dan wibawa kami dalam berusaha dan bermitra. 7. Bahwa dengan posisi, peran dan wibawa yang kuat, kami akan dapat lebih memenuhi fungsi dan tanggung jawab kami untuk ikut mengembangkan industri periklanan pada khususnya dan seluruh dunia usaha nasional pada umumnya. 8. Bahwa kenyataan sejarah telah pula memberi rujukan akan pentinya kami untuk bersikap proaktif, menjadi pemicu dan pemacu pada setiap gerak langkah industri periklanan di saat ini, maupun dalam ancangannya ke masa depan. 9. Dengan menjadikan semua itu wacana awal, kami rangkum dan lengkapi gerak langkah dan ancangan tersebut menjadi suatu standar usaha yang berpadanan dengan kondisi obyektif yang ada, dengan cakupan, bobot, dan kewenangan menurut jabaran-jabaran berikut. BAB I ASAS Perusahaan periklanan dikelola dan dijiwai oleh asas kepatutan, keadilan, dan kebersamaan. (i) Kepatutan a. Dalam berusaha, segala gerak-langkah Anggota wajib untuk senantiasa sesuai dengan hukum dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. b. Standar Usaha ini bersifat melengkapi dan tidak bertentangan dengan Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia. Jika untuk sesuatu hal ditemui penafsiran ganda, mana makna pada Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia yang dianggap sahih. Begitu pula jika terjadi ketidak-sesuaian, maka ketentuan terkait yang termaktub dalam Standar Usaha ini dianggap batal dengan sendirinya. c. Bahwa meskipun sistem nilai yang sudah ada dapat bergeser akibat dinamika masyarakat, namun penyesuaian kepada sistem nilai baru ini tidak serta-merta menggugurkan sistem nilai yang terkandung dalam Standar Usaha ini. (ii) Keadilan a. Menerapkan Standar Usaha ini secara murni dan konsekuen, tanpa membedakan skala dan format usaha atau organisasi para Anggota terkait. b. Tidak menutup kemungkinan bagi para Anggota untuk tetap dapat memanfaatkan segala peluang, dan menerima resiko, sesuai dengan kompetensi dan upaya mereka masing-masing. c. Mengakui, bahwa memanfaatkan segala sumberdaya perusahaan untuk memperoleh keuntungan secara wajar adalah hak setiap anggota. (iii) Kebersamaan a. Lebih mengutamakan kepentingan industri daripada kepentingan para Anggota, serta lebih mengutamakan kepentingan seluruh Anggota dari pada kepentingan salah satu atau sebagian Anggota, serta lebih mengutamakan kepentingan sesama Anggota daripada kepentingan pihak lain. b. Berpartisipasi secara aktif dalam menciptakan situasi dan kondisi bersaing yang sehat, jujur dan bertanggung jawab.

c. Ikut merasakan sukses maupun kegagalan usaha sesama Anggota. BAB II PENERAPAN Pasal 1 Pitching Klien 1. Kesertaan Anggota wajib menolak undangan pitching oleh calon klien yang mendasari pertimbangannya semata-mata atas kesediaan memberi tingkat imbalan (service fee) yang lebih rendah dari perusahaan Anggota yang pernah atau sedang menangani klien/account tersebut. 2. Jumlah Peserta Anggota wajib menolak kesertaan dalam pitching yang diikuti oleh lebih dari empat perusahaan periklanan. 3. Pesaing Anggota berhak mengetahui para perusahaan periklanan peserta pitching pesaingnya. 4. Santiaji (briefing) Angota wajib memastikan, bahwa santiaji (briefing), dokumentasi, dan rujukan yang diperolehnya serupa dengan yang diperoleh para perusahaan periklanan peserta lainnya. Namun atas prakarsanya sendiri, Anggota berhak menggali dan mengembangkan sendiri pila informasi tambahan ataupun khas yang diperlukannya dari calon klien terkait maupun dari sumber-sumber lain. 5. Tenggang Waktu Anggota dianjurkan untuk memastikan, agar setiap Anggota yang mengikuti pitching memperoleh tenggang atau keleluasaan waktu yang sama untuk mempersiapkan, maupun untuk mempresentasikan rekomendasinya. 6. Pentahapan Anggota dapat, atas persetujuan calon klien, memberlakukan metode pentahapan dalam memilih perusahaan periklanannya, namun pentahapan tersebut hanya dapat dilakukan sebanya-banyaknya sebagai berikut: a. Pengajuan konsep atau arah kampanye. b. Usulan lengkap atau strategi. c. Rincian pelaksanaan atau eksekusi. Pengenaan, jumlah, dan pembayaran pitching fee Anggota wajib mengenakan pitching fee kepada calon-calon klien, namun tidak wajib ditagih oleh Anggota yang memenangi setiap tahap pitching tersebut. Jumlah pitching fee yang wajib dikenakan kepada perusahaan calon klien pada masingmasing tahap, sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut: a. Pengajuan konsep : Rp 1.000.000,b. Usulan lengkap : Rp 2.500.000,c. Rincian pelaksanaan : Rp 5.000.000,Jenis atau banyaknya tahapan maupun mekanisme pembayarannya harus disepakati oleh perusahan calon klien dengan para peserta pitching, sebelum pitching dilaksanakan. Pengumuman dan pelaporan Anggota wajib melaporkan kepada Pengurus Daerah PPPi terkait jika pemenang pitching ternyata bukan salah satu dari perusahaan periklanan peserta pitching tersebut, maupun mengenai setiap penyelenggaraan pitching yang tidak sesuai dengan Standar Usaha ini.

Pengurus daerah yang bersangkutan selanjutnya akan menggunakan informasi tersebut untuk melindungi para Anggota lainnya. Pasal 2 Klien/Account Baru dan Pindahan 1. Pendekatan usaha Anggota dilarang secara terus-menerus melakukan pendekatan usaha kepada calon klien/account yang sudah nyaman ditangani Anggota lainnya dan calon klien/account tersebut sudah pula secara resmi menyampaikan penolakannya. 2. Perjanjian/Kontrak Anggota dianjurkan untuk melindungi kepentingan usahanya melalui perjanjian/kontrak kerja dengan para kliennya. 3. Pemburuan account sejenis Anggota yang sedang menangani suatu jenis account tertentu berhak untuk memburu account lain yang sejenis (competitive account), apabila account yang masih ditanganinya tersebut, ternyata: a. Tidak aktif selama lebih dari 6 (enam) bulan, tanpa alasan yang dapat diterima perusahaan periklanan yang bersangkutan, atau b. Tidak memenuhi sebagian atau seluruh ketentuan perjanjian/kontrak yang sudah desepakati bersama 4. Imbalan dan kualitas layanan Anggota yang memperoleh klien/account baru, wajib mengenakan tingkat imbalan yang setara dengan kualitas layanan yang akan diberikannya. 5. Imbalan, perusahaan Anggota lama, dan penyesuaian Anggota yang akan menerima klien/account pindahan wajib memastikan, bahwa tingkat imbalan yang dikenakan adalah setara dengan yang diterima oleh perusahaan Anggota yang menangani klien/account tersebut sebelumnya. Jika penyesuaian atas tingkat imbalan yang disetujui oleh Anggota penerima klien/account baru tersebut ternyata lebih rendah dari yang berlaku pada perusahaan Anggota lama, maka Angota penerima klien/account baru dimaksud wajib menurunkan pula tingkat dan atau bobot layanan kepada klien/account tersebut. 6. Penyelesaian tunggakan Anggota yang akan menerima klien/account pindahan wajib memastikan, bahwa klien/account tersebut sudah menyelesaikan segala kewajiban keuangannya terhadap perusahaan periklanan Anggota yang lama. 7. Perselisihan tunggakan Dalam hal terdapat perselisihan utang-piutang antara klien/account pindahan dengan perusahaan periklanannya yang lama, maka Anggota yang akan menerima klien/account pindahan tersebut wajib meminta persetujuan dari perusahaan periklanan yang lama, jika perusahaan periklanan yang lama tersebut adalah Anggota PPPI. 8. Merendahkan Anggota yang akan atau sedang menangani klien/account pindahan, wajib mengingatkan klien untuk cara apapun tidak merendahkan perusahaan Anggota yang lama. Pasal 3 Kerahasiaan Data Klien/account Anggota yang pernah menangani klien/account tertentu wajib memastikan, bahwa segala data/informasi primer tentang klien/account tersebut hanya dapat dimanfaatkan oleh pihak-

pihak lain atas persetujuan dari klien dimaksud, namun sepenuhnya berhak atas pengelolaan dan pemanfaatan data/informasi yang ia peroleh atas prakarsa, upaya dan biayanya sendiri. Pasal 4 Hak Ekonomis dan Hak-hak Terkait 1. Hak moral Setiap Anggota dilarang dengan sengaja menghilangkan, mengaburkan, menyembunyikan atau mengganti nomor kunci, kode produksi, tanda/atribut atau identitas lainnya yang melekat pada sesuatu karya iklan yang diciptakan oleh Anggota lainnya. 2. Hak intelektual Hak milik intelektual atas sesuatu materi iklan yang berada pada perusahaan Anggota hanya dapat dialihkan kepada klien atau mantan klien, dengan imbalan tertentu. 3. Hak publikasi dan hak penyiaran Materi iklan lama yang akan dimediakan oleh Anggota yang menerima klien/account pindahan, wajib meminta ijin tertulis dari Anggota lama yang menangani klien/account tersebut, kecuali jika hak publikasi atau hak penyiaran atas materi tersebut oleh perusahaan Anggota lama telah dialihkan kepada pihak klien dimaksud. Anggota yang memberi ijin penggunaan materi iklan ini dapat mengenakan imbalan ataupun syarat-syarat tertentu kepada perusahaan periklanan penerima, maupun kepada klien/account pindahan dimaksud. Pasal 5 Rekrutmen dan Imbalan Karyawan 1. Rekrutmen karyawan Perusahaan Anggota dianjurkan untuk: a. Mengumumkannya secara terbuka b. Dalam hal seorang calon karyawan masih bekerja pada perusahaan Anggota lain, agar memberitahukannya kepada perusahaan Anggota tersebut. 2. Pembajakan karyawan Dilarang membajak tenaga kerja dengan sengaja dan langsung dari perusahaan Anggota lainnya. 3. Tenggang waktu Karyawan baru yang pernah menangani suatu account tertentu pada perusahaan periklanan Anggota, dilarang diperkerjakan untuk menangani account yang sama o;eh perusahaan periklanan lain, sebelum masa tiga bulan sejak terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja dengan perusahaan Anggota terdahulu. 4. Utang-piutang mantan karyawan Karyawan yang masih mempunyai ikatan utang-piutang ataupun persengketaan dengan perusahaan Anggota, hanya dapat dipekerjakan oleh Anggota lainnya atas ijin perusahaan Anggota terdahulu. 5. Skema dan tingkat imbalan Dilarang menetapkan skema dan atau tingkat imbalan yang tidak wajar kepada karyawan, sehingga dapat berimplikasi pada terganggunya tatanan umum remunerasi yang berlaku dalam industri periklanan. Pasal 6 Kredensial, Portfolio, dan Presentasi Perusahaan

1. Kandungan informasi Anggota dilarang memproduksi dan mempresentasikan atau mengedarkan kredensial dan atau portfolio yang mengandung informasi yang tidak sehat, tidak jujur atau tidak sesuai dengan hukum dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. 2. Penyalah-gunaan Anggota dilarang dengan sengaja dan cara apapun, meniru, merendahkan atau menyalahgunakan kredensial dan atau portfolio Anggota lainnya. 3. Pemerendahan Anggota Dalam mempresentasikan perusahaannya, Anggota dilarang merendahkan Anggota-anggota lain. Pasal 7 Informasi, Konsep dan Materi Produk Lain 1. Informasi Anggota dilarang untuk dengan sengaja mencari informasi pada, atau melalui grya produksi, media, dan pemasok, maupun pihak-pihak lain tentnag materi, pesanan, atau kontrak periklanan maupun aktivitas sesuatu produk yang akan berkampanye, sedangkan produk tersebut bukan dari klien/account perusahaannya sendiri. 2. Konsep dan Materi Anggota dilarang menyalin dengan cara apapun atau merekam segala konsep atau materi periklanan sesuatu produk dari mitra usaha ataupun pihak-pihak lain, selama konsep atau nateri periklanan dimaksud belum dipublikasikan atau dimediakan oleh perusahaan Anggota yang menangani produk tersebut. BAB III PERSELISIHAN Pasal 1 Protokol penyelesaian Protokol penyelesaian menurut masing-masing jenis perselisihan, diatur sebagai berikut: 1. Perselisihan internal Perselisihan antar Anggota, pada tahap pertama diselesaikan sendiri oleh para Anggota yang bersangkutan. Jika cara ini tidak dapat menyelesaikannya, salah satu Anggota dapat menyerahkan penyelesaiannya kepada tim arbitrasi, ataupun meminta bantuan Pengurus Daerah PPPI terkait. 2. Perselisihan industrial Perselisihan antara Anggota dengan mitra usaha yang tidak dapat diselesaikan, wajib dilaporkan. Untuk menyelesaikan perselisihan tersebut, Anggota dapat meminta bantuan Pengurus Daerah PPPI terkait, ataupun dengan menempuh jalur hukum formal. Pasal 2 Arbitrasi Para pihak dapat membentuk tim arbitrasi yang para Anggotanya dipilih dan diangkat, dengan jumlah dan kedudukan sebagai berikut: a. Masing-masing satu orang untuk mewakili kepentingan masing-masing pihak, sebagai

Anggota tim arbitrasi. b. Satu orang dipilih dan diangkat bersama oleh para pihak, sebagai Ketua tim arbitrasi.

Jasa/Produk Periklanan
1. Print advertising ( pemasangan iklan di media cetak ) - Koran bisnis indonesia - Koran/majalah tempo - Koran republika - Koran suara pembaharuan - Koran media indonesia - Koran kompas dan lain-lain 2. Mobile advertising ( pemasangan iklan di media bergerak ) - Mobil operasional perusahaan - Bus mayasari - Bus ppd - Bus damri - Taxi - Feeder busway - Busway - Bus antar kota antar provinsi (AKAP) dan lain-lain 3. Indoor advertising ( pemasangan iklan di media dalam ruang 0 - Sign & poster stands - Sales promotion counter - Banner display system - Frame & banner rails - Pop up stands - Flexilight - Flexidisplay brochure dispenser - Banner stands - Modular & exhibition system - Info sign dan lain-lain 4. Outdoor advertising ( pemasangan iklan di media luar ruang ) - Billboard - Giant banner - Huruf timbul/lettering - Neon box/backlitei - Neon sign - Car/bus panel - Sign board - Rambu-rambu - Sticker - Poster & frame - Hanging mobile/flagchan - Wobler - Banner/spanduk/shop blind/umbul-umbul - Tink plate - Shop sign dan lain-lain 5. Event organizer & exhibition ( pengelola kegiatan & pameran - Solo exhibition - Pameran - Road show - Promo tour

- Launching product - Sampling product - Seminar - Festival/pagelaran - Gathering - Wedding dan lain-lain 6. Photography & video shooting - Digital/analog photography - Digital video production - Graphic design - Video editing - Transfer/copy VCD/DVD dan lain-lain

10 langkah menurut Robert Spiegel yang perlu Anda ingat dan lakukan
Tidak mudah untuk memulai sebuah bisnis baru. Alih-alih langsung melakukan transaksi bisnis, seorang pemula biasanya terjebak dengan kesibukan-kesibukan yang justru menjauhkan dirinya untuk memulai kegiatan bisnis yang sebenarnya. Kalau hanya satu-dua-tiga hari sih masih untung. Yang sering terjadi justru sampai mingguan atau bulanan tanpa melakukan riil bisnis. Anda bisa menyebut apa saja. Sibuk membuat kartu nama, sibuk memilih font atau logo perusahaan, atau sibuk memikirkan konsep bisnisnya yang adiluhung. Memang benar untuk memulai sebuah bisnis butuh persiapan yang matang, atau seperti dikatakan Robert Spiegel, penulis buku The Shoestring Entrepreneurs Guide to the Best Home-Based Businesses, bahwa mempersiapkan sebuah bisnis tak ubahnya menyerut ujung pensil. Aktivitas bisnis Anda tentu bukan hanya pada seruncing apa ujung pensil Anda, tapi bagaimana Anda menggunakan pensil yang runcing itu kesuksesan bisnis anda.

1. Buatlah List Kerja Tempelkan di tempat selalu terlihat oleh Anda. Beri tanda dan warna yang menarik perhatian. List itu merupakan kompas pemandu Anda untuk merintis bisnis anda berjalan dan berhasil. 2. Segeralah Melangkah Tirulah bagaimana bayi belajar jalan. Jatuh-bangun, tanpa pernah menyerah, dengan langkah-langkah kecilnya. Seperti itu pula seharusnya Anda ketika memulai sebuah bisnis. Meski sedikit, pendek, dan kecil, segeralah melangkah. Realisasikan list kerja Anda, fokuslah, karena itu akan memperkecil rasa takut dan keasingan yang Anda alami. Keraguan-raguan hanya hilang oleh tindakan. 3. Dapatkan Pelanggan atau Klien Kalau anda belum mempunyai pelanggan atau klien, Anda belum bisa dikatakan punya bisnis, Jadi, dapatkan pelanggan atau klien pertama Anda untuk memulai bisnis baru Anda. Layani, rawat, dan puaskan pelanggan pertama Anda. 4. Lupakan Kesempurnaan Tidak mungkin Anda mengharapkan segala sesuatunya berjalan sempurna ketika awal-awal Anda merintis bisnis baru Anda. Pasti ada saja masalah dan rintangannya. Tapi tidak apa, itu biasa dan sangat wajar. Di sini, sikap realistis dan kesabaran Anda sangat dibutuhkan. 5. Pilihlah Karyawan Pekerja Keras

Sangat penting di awal-awal merintis usaha baru Anda, Anda dikelilingi oleh orang-orang yang semangat dan pekerja keras. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang penuh gairah sehingga semakin menambah amunisi kerja bisnis Anda. 6. Bicaralah Soal Bisnis Kondisikan diri Anda dalam dunia bisnis dan sebagai pebisnis. Ganti pilihan kata dan bahasa Anda dalam kehidupan sehari-hari. Bicarakan perusahaan Anda sebagai bisnis, bukan tentang sebuah bisnis. Yakinkan diri Anda sendiri bahwa Anda sedang menjalankan sebuah bisnis. Sebab, kalau Anda sendiri tidak yakin dengan bisnis Anda, bagaimana Anda bisa mengharapkan orang lain yakin. Jangan katakan kata-kata yang menunjukkan Anda (seperti) tidak serius dalam bisnis. Misalnya saja, Saya sedang berusaha memulai bisnis. Katakan Ini bisnis saya. 7. Hargai Diri Anda Kita semua menyukai penghargaan. Ini saatnya untuk jujur pada diri sendiri, setiap minggu sekali, tanyakan pada diri Anda apakah Anda sudah melakukan sesuatu yang layak untuk dihargai, sesuatu yang nyata berpengaruh terhadap kemajuan bisnis Anda. Jangan sungkansungkan untuk merayakannya. 8. Jadikan Semuanya Accountable Temukan rekan bisnis, organisasi atau pemilik usaha lain yang bisa, langsung ataupun tidak langsung, mengawasi bisnis baru Anda. Langkah ini penting agar Anda selalu terdorong untuk melakukan langkah-langkah serius yang bisa dipertanggungjawabkan. Langkah ini juga membuat Anda selalu berada di jalur tujuan bisnis Anda. 9. Antisipasi Perkembangan Zaman Pastikan kalau bisnis Anda tidak ketinggalan zaman. Itulah mengapa Anda disarankan tidak lama-lama menghabiskan waktu untuk meruncingkan ujung pensil Anda. Sebab yang lebih penting adalah melakukan sesuatu untuk bisnis Anda. Di sini, Anda harus peka terhadap perkembangan zaman. 10. Ingatlah Mimpi Anda Ketika bisnis Anda sudah mulai berjalan, jangan takut untuk keluar dari zona aman Anda. Katakan pada diri Anda, Sekarang saya sudah punya bisnis sendiri. Saatnya membesarkan bisnis saya. Merubah tujuan dan menciptakan mimpi baru juga bisa menyegarkan semangat Anda seperti awal mula merintis bisnis baru Anda.

Pengertian wirausahawan. Wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang diperlukan.. Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan. Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru. Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada dari kewenangan formal.

Perbedaan-perbedaan. Antara wirausahawan dengan profesi lainnya: Kelebihan - kelebihan yang dimiliki, yaitu: 1. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita. 2. Kesempatan untuk menciptakan perubahan. 3. Untuk mencapai potensi penuh Anda. 4. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan. 5. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usaha Anda. 6. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang. Kekurangan yang dimiliki, yakni : 1. Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup.

2. Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi. 3. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, dun & Survei bradsheet melakukan survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih setiap minggunya untuk perusahaan mereka. 4. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan. 5. Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu. 6. Putus asa,sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk mengatasinya. Menggali diri Kunci untuk mengidentifikasi jiwa pengusaha adalah dengan cara melihat karakter seseorang, khususnya pada hal-hal yang menjadi kebiasaan, alami dan dilakukan dengan baik. Setiap dari kita, memiliki susunan karakter tertentu yang menjadikan kita, apa adanya. Kami menggunakan kata Tema Karakter untuk menggambarkan unsur-unsur yang membentuk susunan karakter. Mengetahui Tema Karakter Seseorang adalah permulaan.[5] Tema Karakter adalah inti, seperti pusat bola salju yang mengumpulkan lebih banyak salju ketika menggelinding menuruni bukit. Ia mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dalam prosesnya. Tema Karakter membentuk pengetahuan dan pengalaman dalam satu wilayah yang berhubungan. Bila seseorang dengan kreativitas sebagai tema karakter yang dominan, akan memiliki kemampuan lebih untuk mengatasi situasi yang membutuhkan adaptasi dan perubahan dibandingkan dengan yang memiliki tema karakter dengan kreativitas yang lebih rendah. Pengalaman Hidup dapat mengembangkan dan memperkuat tema karakter, tetapi dapat juga menguranginya. Pendidikan dan latihan juga memberikan bentuk dan ukuran bola salju, pentingnya mengetahui tema karakter kita tidak dapat diremehkan sebaliknya semakin cepat kita mengetahuinya akan lebih baik. Wirausahawan memiliki enam tema karakter utama yang membentuk akronim: F (Focus) untuk fokus, A (Advantage) untuk keuntungan, C (Creativity) untuk kreativitas, E (Ego) untuk ego, T (Team) untuk tim, S (Social) untuk sosial.

Hal yang perlu dilakukan sebelum memulai bisnis


09:14 Diposkan oleh Jiwa Pebisnis Label: pendahuluan tentang usaha, Pengetahuan Dunia usaha Persiapan apakah yang perlu kita lakukan untuk memulai suatu usaha ketika kita telah menemukan konsep tentang bisnis yang kita akan jalani? Berikut ini ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk dapat membuka usaha dengan sistematis dan meminimalisir kesalahan ataupun kerugian akibat kesalahan perencanaan:

Secara umum, ada 5 hal yang harus kita pertimbangkan sebelum membuka usaha, yaitu : 1. Produk. 2. Sistem Manajemen. 3. Analisa Pasar / Konsumen. 4. Strategi Pemasaran. 5. Analisa Keuangan. 1. Produk Pertimbangkan produk yang akan Anda produksi dari segi keunggulan, cara memperoleh bahan baku, teknologi pembuatan produk, tenaga ahli, dsb. Hal ini sebagai langkah awal untuk memulai suatu bisnis dan akan mempermudah langkah berikutnya dalam menjalankan suatu bisnis. 2. Sistem Manajemen Sebaiknya sistem manajemen menggunakan sistem kepemimpinan tunggal agar tidak terjadi tumpang tindih dan mempermudah dalam pembagian tugas. Selain itu system operasional perlu kita perhatikan juga, Apakah perlu waktu untuk menyiapkan produk atau apakah kita perlu waktu dalam pengantaran produk tersebut. Jika dilakukan pengiriman, apakah ada sistem pengepakan/pengemasan yang harus dilakukan agar tidak terjadi kerusakan. 3. Analisa Pasar Kita harus melakukan survei terhadap target yang menjadi sasaran, kita mesti paham akan kebutuhan dan keinginan konsumen. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan contoh produk kepada konsumen sebagai bahan uji coba apakah produk yang kita hasilkan dapat diterima oleh konsumen atau tidak. perhatikan juga kompetitor dalam melakukan strategi pemasarannya. Siapa saja kompetitor kita dalam produk ini, dan bagaimana mereka melakukan pelayanan kepada konsumennya. 4. Strategi Pemasaran Berikutnya yang harus kita lakukan setelah melakukan analisa pasar adalah merencanakan

strategi pemasaran produk yang sesuai dengan kondisi pasar. Hal yang perlu dilakukan dalam merencanakan strategi pemasaran antara lain adalah menentukan merk produk yang familiar, cara melakukan penjualan produk tersebut, publikasi kepada konsumen, cara konsumen membeli produk tersebut, dsb. Hal yang terpenting dalam melakukan publikasi awal kepada konsumen adalah konsumen mesti kenal dan tahu dengan produk yang kita pasarkan, caranya kita dapat memberikan contoh produk kepada konsumen. 5. Analisa Keuangan Langkah selanjutnya yang mesti kita lakukan adalah melakukan analisa keuangan. Berikut ini beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan analisa keuangan: 1. kebutuhan total investasi. 2. Darimana kebutuhan investasi tersebut terpenuhi ( siapa yang mensuplai atau beli darimana ). 3. Asal pendapatan usaha. 4. berapa harga pokok produk tersebut. 5. Menentukan harga produk yang akan dijual. 6. Menentukan target penjualan . 7. Menghitung biaya operasional perbulan. 8. Menghitung biaya penyusutan alat. 9. Menghitung keuntungan perbulannya. 10. Biaya investasi yang mesti dikeluaran

Anda mungkin juga menyukai