Anda di halaman 1dari 6

KOMPRESI DATA LOSSY dan LOSSLESS

Data tidak hanya disajikan dalam bentuk teks, tetapi juga dapat berupa gambar, audio (bunyi, suara, musik) dan video. Keempat macam data tersebut sering disebut dengan multimedia. Pada umumnya representasi data digital membutuhkan memori yang besar, disisi lain kebanyakan data misalnya citra (image) mengandung duplikasi. Duplikasi ini dapat berarti dua hal. Pertama, besar kemungkinan suatu pixel dengan pixel lain tetangganya memiliki intensitas yang sama, sehingga penyimpanan setiap pixel memboroskan tempat. Kedua, citra banyak mengandung bagian (region) yang sama, sehingga bagian yang sama ini tidak perlu dikodekan berulang kali. Saat ini, kebanyakan aplikasi menginginkan representasi dengan memori yang lebih sedikit. Pemampatan data atau kompresi data (data compression) bertujuan meminimalkan kebutuhan memori untuk merepresentasikan data digital. Prinsip umum yang digunakan pada proses kompresi adalah mengurangi duplikasi data sehingga memori untuk merepresentasikan menjadi lebih sedikit daripada representasi data digital semula. Data digital yang telah dikompresi dapat dikembalikan ke bentuk data digital semula (dekompresi) dimana hal ini tergantung pada aplikasi software yang mendukung kompresi tersebut. Ketika suatu aplikasi mampu menghilangkan atau mengkompresi data yang tidak dibutuhkan maka aplikasi tersebut juga mampu mengembalikan data yang dihilangkan tersebut sehingga menjadi data digital semula (dekompresi) namun terdapat juga suatu aplikasi yang dapat mengkompresi namun ketika dekompresi dapat menggunakan aplikasi lain contohnya aplikasi winzip dengan aplikasi winrar. Contoh software sound forge yang digunakan untuk mengkompresi data digital namun hasil yang didapat malah ukuran yang dihasilkan lebih besar`daripada ukuran data digital semula dimana hal ini dapat terjadi karena terdapat informasi-informasi yang tidak dikenali software ini sehingga terjadi penambahan informasi oleh software ini sehingga ukuran menjadi lebih besar. Bila dibandingkan dengan software permainan atau games terdapat informasi yang lebih banyak dikompresi karena terdapat informasi yang bisa dikompresi. Image atau citra yang ditransmisikan sepanjang world wide web merupakan salah satu contoh mengapa kompresi data diperlukan. Ada empat pendekatan yang digunakan pada kompresi suatu data, yaitu: 1. Pendekatan statistik Kompresi didasarkan pada frekuensi kemunculan derajat keabuan pixel didalam seluruh bagian. Contoh metode : Huffman Coding. 2. Pendekatan ruang Kompresi didasarkan pada hubungan spasial antara pixel-pixel di dalam suatu kelompok yang memiliki derajat keabuan yang sama dalam suatu daerah gambar atau data. Contoh metode : Run-Length Encoding. 3. Pendekatan kuantisasi Kompresi dilakukan dengan mengurangi jumlah derajat keabuan yang tersedia. Contoh metode : kompresi kuantisasi (CS&Q). 4. Pendekatan fraktal Kompresi dilakukan pada kenyataan bahwa kemiripan bagian-bagian didalam data atau citra

atau gambar dapat dieksploitasi dengan suatu matriks transformasi. Contoh metode : Fractal Image Compression. Metode pemampatan data atau kompresi data dapat dikelompokan dalam dua kelompok besar, yaitu: I. Metode lossless Lossless data kompresi adalah kelas dari algoritma data kompresi yang memungkinkan data yang asli dapat disusun kembali dari data kompresi. Lossless data kompresi digunakan dalam berbagai aplikasi seperti format ZIP dan GZIP. Lossless juga sering digunakan sebagai komponen dalam teknologi kompresi data lossy. Kompresi Lossless digunakan ketika sesuatu yang penting pada kondisi asli. Beberapa format gambar sperti PNG atau GIF hanya menggunakan kompresi lossless, sedangkan yang lainnya sperti TIFF dan MNG dapat menggunakan metode lossy atau lossless. Metode lossless menghasilkan data yang identik dengan data aslinya, hal ini dibutuhkan untuk banyak tipe data, contohnya: executable code, word processing files, tabulated numbers,dan sebagainya. Misalnya pada citra atau gambar dimana metode ini akan menghasilkan hasil yang tepat sama dengan citra semula, pixel per pixel sehingga tidak ada informasi yang hilang akibat kompresi. Namun ratio kompresi (Rasio kompresi yaitu, ukuran file yang dikompresi dibanding yang tak terkompresi dari file) dengan metode ini sangat rendah. Metode ini cocok untuk kompresi citra yang mengandung informasi penting yang tidak boleh rusak akibat kompresi, misalnya gambar hasil diagnosa medis. Contoh metode lossless adalah metode run-length, Huffman, delta dan LZW. TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS Kebanyakan program kompresi lossless menggunakan dua jenis algoritma yang berbeda: yang satu menghasilkan model statistik untuk input data, dan yang lainnya memetakan data input ke rangkaian bit menggunakan model ini dengan cara bahwa probable data akan menghasilkan output yang lebih pendek dari improbable data. algoritma encoding yang utama yang dipakai untuk menghasilkan rangkaian bit adalah Huffman coding dan Aritmatik Coding. II. Metode lossy Lossy kompresi adalah suatu metode untuk mengkompresi data dan men-dekompresinya, data yang diperoleh mungkin berbeda dari yang aslinya tetapi cukup dekat perbedaaanya. Lossy kompresi ini paling sering digunakan untuk kompres data multimedia (Audio, gambar diam). Sebaliknya, kompresi lossless diperlukan untuk data teks dan file, seperti catatan bank, artikel teks dll. Format kompresi lossy mengalami generation loss yaitu jika melakukan berulang kali kompresi dan dekompresi file akan menyebabkan kehilangan kualitas secara progresif. hal ini berbeda dengan kompresi data lossless. ketika pengguna yang menerima file terkompresi secara lossy (misalnya untuk mengurangi waktu download) file yang diambil dapat sedikit berbeda dari yang asli dilevel bit ketika tidak dapat dibedakan oleh mata dan telinga manusia untuk tujuan paling praktis. Metode ini menghasilkan ratio kompresi yang lebih besar daripada metode lossless. Misal terdapat image asli berukuran 12,249 bytes, kemudian dilakukan kompresi dengan JPEG kualitas 30 dan berukuran 1,869 bytes berarti image tersebut 85% lebih kecil dan ratio kompresi 15%. Contoh metode lossy adalah metode CS&Q (coarser sampling and/or quantization), JPEG, dan MPEG.

Ada dua skema dasar lossy kompresi : Lossy transform codec, sampel suara atau gambar yang diambil, di potong kesegmen kecil, diubah menjadi ruang basis yang baru, dan kuantisasi. hasil nilai kuantisasi menjadi entropy coded Lossy predictive codec, sebelum dan/atau sesudahnya data di-decode digunakan untuk memprediksi sampel suara dan frame picture saat ini. kesalahan antara data prediksi dan data yang nyata, bersama-sama dengan informasi lain digunakan untuk mereproduksi prediksi, dan kemudian dikuantisasi dan kode. Dalam beberapa sistem kedua teknik digabungkan, dengan mengubah codec yang digunakan untuk mengkompresi kesalahan sinyal yang dihasilkan dari tahapan prediksi. LOSSY Vs LOSSLESS Keuntungan dari metode lossy atas lossless adalah dalam bebeapa kasus metode lossy dapat menghasilkan file kompresi yang lebih kecil dibandingkan dengan metode lossless yang ada, ketika masih memenuhi persyaratan aplikasi. Metode lossy sering digunakan untuk mengkompresi suara, gambar dan video. karena data tersebut dimaksudkan kepada human interpretation dimana pikiran dapat dengan mudah mengisi bagian-bagian yang kosong atau melihat kesalahan masa lalu sangat kecil atau inkonsistensi-idealnya lossy adalah kompresi transparan, yg dapat diverifikasi dengan tes ABX. Sedangkan lossless digunakan untuk mengkompresi data untuk diterima ditujuan dalam kondisi asli seperti dokumen teks. Lossy akan mengalami generation loss pada data sedangkan pada lossless tidak terjadi karena data yang hasil dekompresi sama dengan data asli.
http://nurilla7.wordpress.com/2008/11/05/kompresi-data-lossy-dan-lossless/

Senin, Juni 08, 2009


Berbagai Format Audio

Pengguna komputer pasti mengenal format-format seperti mp3, avi, flv, mp4, 3gp, dll. Penggunaannya pun beragam, misalnya mp3 yang untuk audio/musik, avi dan 3gp untuk video/film, dsb. Kali ini saya ingin berbincang mengenai berbagai format audio. Lossy vs. Lossless. Secara garis besar, format audio dapat dibagi menjadi dua: lossless dan lossy. Seperti namanya, lossless berarti format tersebut (hampir) tidak melakukan kompresi dengan membuang bagian dari suatu data suara. Jadi kualitas dari file audio tersebut (diklaim) sama dengan kualitas aslinya. Lossy, sesuai namanya, berarti dalam pengubahan format, dia melakukan pengkompresan dengan menghilangkan beberapa bagian dari data suara. Bagian yang dihilangkan adalah bagian-bagian dari suara yang memiliki frekuensi yang tidak dapat ditangkap oleh telinga. Semakin rendah bitrate yang digunakan, maka semakin banyak bagian suara yang

dihilangkan. Ukuran berkas akan semakin kecil, namun kualitas juga akan semakin menurun. Dari kedua format tersebut, yang paling umum dijumpai dan dikenal adalah format lossy. Hal ini terutama karena ukuran file yang lebih kecil, dan kualitas suara yang oleh kebanyakan orang terdengar sama saja. Padahal, kualitas antara lossy dengan lossless berbeda. Frekuensi tak terdengar yang dihilangkan pada format lossy, sebenarnya masih mempunyai pengaruh ke hasil rendering. Hal ini dikarenakan adanya interaksi antar frekuensi suara. Namun biasanya pendengar biasa atau umum akan sulit mendengar perbedaannya. Perbedaan lossy dengan lossless akan semakin terlihat jika lossy yang dibandingkan memiliki bitrate yang kecil. Juga kualitas dari perangkat yang dipergunakan juga berpengaruh. Semakin revealing perangkat yang dipergunakan, maka semakin nyata perbedaan keluaran lossy dengan lossless. Saya sendiri misalnya, masih susah membedakan kualitas mp3 320 kbps dengan flac. Sangat sedikit perbedaannya, menurut saya. Ada beberapa macam format lossless, diantaranya wav, flac (Free Lossless Audio Codec), WavPack, ALAC (Apple Lossless), APE (Monkey's Audio), wma lossless. Contoh format lossy yang umum di kalangan pengguna komputer diantaranya mp3, aac, ogg vorbis, mpc (musepack), wma. Dari format-format ini, saya hanya akan membahas mp3, ogg vorbits, aac, flac, wav dan wavpack. WAV dan WavPack. Merupakan format data tanpa adanya kompresi sama sekali. Ukuran satu berkas wav sama dengan ukuran track yang bersesuaian di audio cd, dikarenakan baik wav maupun audio cd, data di-encode dengan metode PCM. Jadi seolah-olah data dalam cd yang merupakan analog diterjemahkan ke dalam bentuk digital, tanpa adanya perubahan. WavPack adalah wav dalam bentuk terkompresi berkasnya. Jadi kompresi dilakukan bukan pada data suara, tetapi pada data berkas. Ibaratnya anda melakukan pengkompresian suatu berkas wav dengan menggunakan perangkat lunak kompresi berkas seperti 7Zip, WinRAR, WinZIP, dll. Secara kualitas, WavPack mampu menghasilkan kualitas sama dengan wav. Format lain yang sama dengan wav adalah AIFF. MP3. Merupakan format yang paling dikenal. Bitrate yang umum dikenal masyarakat umum adalah mp3 dengan bitrate 128 kbps, sebab pada bitrate inilah terjadi perubahan kualitas yang paling signifikan per-bitrate. Dengan kata lain, rasio bitrate vs. quality paling besar. Bitrate ini memberikan ukuran yang cukup kecil, dengan kualitas suara yang hampir tidak berubah. Namun untuk pendengar kritis, bitrate ini jelas tidak mencukupi. Bitrate maksimum yang disupport format ini mencapai 320 kbps (8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 80, 96, 112, 128, 160, 192, 224, 256, 320 kbps), dengan ukuran file hanya seperenam hingga seperlima ukuran file dalam format wav. Mp3 sendiri mengikuti standar MPEG-1 baik layer 1, 2, dan yang terbaru, layer 3. Coding terbaru mp3 menggunakan standar MPEG-2 untuk dukungan channel hingga 5.1. AAC. Format aac awalnya dikembangkan sebgai penyempurna mp3, namun pada perkembangannya, format ini malah berdiri sendiri sebagai saingan dari format mp3. Format ini memiliki berbagai kelebihan dibanding mp3, diantaranya memiliki frekuensi sampling (sample frekuencies) yang lebih lebar, akurasi dan efisiensi coding yang lebih tinggi, dll. Perbandingan sederhananya adalah, kualitas aac ber-bitrate 96 kbps adalah sama dengan mp3 ber-bitrate 128 kbps. Secara umum, aac memiliki ukuran berkas yang lebih besar daripada

mp3 dengan bitrate yang sama, walaupun tidak secara mencolok. AAC mengikuti standar MPEG-2 part 7 atau MPEG-4 part 3. Ada beberapa jenis AAC, dengan berbagai karater dan penggunaan yang berbeda. Bitrate aac adalah berkisar dari 8 hingga 529 kbps. OGG Vorbis. Format ini merupakan format opensource. Awalnya dikembangkan sebagai jawaban atas perubahan status mp3 menjadi propiertary. Sebenarnya, ogg hanyalah kontainer untuk berkas suara yang di-encode menggunakan vorbis. Namun orang lebih sering menyebut ogg vorbis sebgai ogg saja. Padahal dalam kenyataannya, dapat dijumpai berkas berekstensi ogg namun memuat berkas video. Bitrate maksimum dari ogg vorbis adalah 500 kbps (dengan menggunakan kualitas mode -10). Dari sisi kualitas, saat ini ogg vorbis mampu menyamai MPC (musepack). MPC sendiri dikenal sebagai format lossy paling baik kualitasnya. Dari ukuran berkas, ogg vorbis ber-bitrate 500 kbps lebih besar dibanding mp3 ber-bitrate 320 kbps. Dari kualitas, masih lebih baik ogg vorbis, terutama jika menggunakan tuned ogg vorbis. FLAC. Merupakan format lossless free dan opensource. Format ini sama seperti wav, dimana hasil encoding memiliki kualitas yang sama dengan kualitas sumber aslinya. Flac berbeda dari wav, dimana wav menulis berkas apa adanya, sedangkan flac menggunakan encoding. Ukuran berkas flac berkisar 40-50% lebih kecil dibanding wav yang sesuai maupun berkas asli. Flac berbeda dengan wavpack, dimana wavpack menggunakan metode kompresi berkas, sedangkan kompresi flac dilakukan pada data suara, dengan tidak menghilangkan data apapun. Inilah keunggulan flac, dibandingkan wav. Karena keunggulan inilah, format flac sering dijadikan pilihan untuk proses backup koleksi audio cd. Flac menggunakan variable bitrate, namun umumnya berkisar di angka 900 kbps keatas. Saran. Nah, dari berbagai format diatas, saya sangat menyarankan format ogg vorbis (lossy) dan flac (lossless). Alasannya dikarenakan kualitas dari kedua format tersebut, ukuran berkas, dan yang paling penting adalah lisensinya, dimana kedua format tersebut memiliki lisensi FREE AND OPENSOURCE. Untuk ogg vorbis, saya sangat menyarankan untuk menggunakan versi tuned ogg vorbis (saya rasa yang paling bagus adalah versi aoyoume) dengan bitrate maksimal (500 kps, Q -10). Ditelinga saya, ogg vorbis 500 kbps masih terdengar sama dengan flac. Bitrate vs. Quality. Sederhana, semakin besar bitrate, semakin bagus kualitas, namun semakin besar pula ukuran berkas. Jika anda tidak percaya, coba anda bandingkan satu berkas suara (misalnya lagu) dengan bitrate yang berbeda-beda. Harus diingat: sumber konversi harus file dengan bitrate yang lebih tinggi, kalau bisa dari cd ORIGINAL, atau dari file lossless. Sebab percuma saja jika anda mengkonversi berkas dengan bitrate kecil ke bitrate yang lebih besar, misalnya mp3 128 kbps ke mp3 320 kbps, sebab kualitas berkas yang dihasilkan adalah SAMA dengan berkas semula. Seperti yang sudah saya jelaskan diawal, format lossy mengurangi besarnya berkas dengan jalan menghilangkan berberapa bagian suara. Jika anda mengkonversi bitrate kecil ke bitrate besar, lalu data yang hilang tadi hendak diambil dari mana? Oleh karena itu, anda harus menyediakan sumber yang masih belum rusak, cd original (sebaiknya jangan bajakan, sebab

banyak cd bajakan yang berasal dari mp3 atau wma 128 kbps kemudian diubah menjadi audio cd. Kualitasnya? Tentu mp3/wma 128 kbps). Jika tidak ada, gunakan berkas lossless. Ubah berkas lossless tadi ke berbagai bitrate yang lebih kecil, kemudian bandingkan. Saya sangat menyarankan software foobar2000, sebab selain dapat melakukan konversi berbagai format (silakan unduh encoder-nya dahulu), software ini merupakan software paling revealing yang pernah saya dengar (saya pernah melakukan perbandingan beberapa software pemutar musik). Ukuranny kecil, sekitar 2 mega, dengan load yang sangat cepat, dan dukungan berbagai plugin tambahan. Atau anda gunakan XRECODE, sebuah software yang sangat powerfull untuk berbagai keperluan konversi. Untuk hasil yang lebih maksimal, gunakan speaker komputer atau audio system yang baik. Jika tidak ada, gunakan headphone, earphone ataupun IEM/canalphone yang berkualitas. Sebab hardware output yang berkualitas juga akan memberikan output suara yang berkualitas juga. Semakin bagus hardware output yang anda gunakan, semakin tajam pula perbedaan yang anda dengarkan. Catatan Kecil: Analog vs Digital. Banyak ahli yang sepakat, sebaik apapun format digital, tetap tidak bisa mengalahkan kualitas yang dihasilkan oleh analog misalkan piringan hitam). Hal ini dikarenakan, saat pemrosesan sinyal suara, pasti akan ada gangguan magnetis di alat, atapun perubahanperubahan saat pentransmisian data lewat kabel, rangkaian, dsb. belum lagi sifat/warna dari rangkaian dan perangkat yang digunakan. Kabel yang terbuat dari tembaga misalnya, memiliki karakter yang warm, sedangkan kabel dari perak memiliki sifat yang lebih bright. Belum lagi adanya inklusi atau pengotor di kabel tersebut, yang akan menurunkan kualitas data yang ditransfer. Berikut ini beberapa tautan mengenai perbandingan berbagai format audio yang dapat anda baca. Semoga dapat menambah wawasan anda. http://en.wikipedia.org/wiki/Comparison_of_audio_codecs http://www.hydrogenaudio.org/forums/index.php?showtopic=36465 http://www.listening-tests.info/mf-128-1/results.htm http://www.rjamorim.com/test/ http://en.wikipedia.org/wiki/Analog_recording_vs._digital_recording ---------------Now playing: Enya - [A Day Without Rain #19] Marble Halls [foobar2000 v0.9.6.5] via FoxyTunes
Posted by Panjoel at Senin, Juni 08, 2009

Anda mungkin juga menyukai